Denganmendiskontokan
Model penilaian berdasarkan PendekatLainnya
dividen atau mendiskontokan arus
kas bebas secara teoritis sama dengan model Residual Income. Tidak seperti model
Model
Residual Income, modelpenilaian
DDM dan modelberdasarkan mendiskontokan
FCF meramalkan arus kas masadividen
depan danatau
menemukan nilai saham
mendiskontokan dengan
arus kas mendiskontokan return saat
bebas secara teoritis samaini dengan
dengan menggunakan
model Residual
required return.
Income. Dimulai
Tidak dengan
seperti modelnilai berdasarkan
Residual neraca,
Income, modelnilaiDDM
buku dan
ekuitas,
modeldanFCF
menyesuaikan nilai ini dengan menambahkan Present Value dari Residual Income yang
meramalkan arus kas masa depan dan menemukan nilai saham dengan
diharapkan masa depan.
mendiskontokan return saat ini dengan menggunakan required return. Dimulai
dengan nilai berdasarkan neraca, nilai buku ekuitas, dan menyesuaikan nilai ini
dengan menambahkan Present Value dari Residual Income yang diharapkan masa
depan.
2
Contoh 5-11
1. Perusahaan akan memperoleh dividen $ 1,00 per saham seterusnya.
2. Perusahaan membayarkan semua dividen.
3. Nilai buku per saham adalah $ 6,00.
4. Tingkat yang diperlukan kembali pada ekuitas (atau biaya persentase ekuitas)
adalah 10 %.
Hitung :
1.Hitung nilai saham dengan menggunakan DDM.
2.Hitung jumlah residual income per saham yang akan diperoleh setiap tahun.
3.Hitung nilai saham dengan menggunakan model RI.
4.Buatlah tabel penilaian dari tahun ke tahun dengan menggunakan ddm.
3
Solution 1 :
Solution 2 :
Solution 3 :
4
Solution 4 :
5
Kelebihandan
Kelebihan danKelemahan
KelemahanModel
ModelResidual
ResidualIncome
Income
6
Kelebihan dan Kelemahan Model Residual Income
7
Pedoman Luas Untuk Menggunakan Model Pendapatan
Residual
Mengingat kelebihan dan kelemahannya, berikut ini pedoman luas untuk menggunakan model residual
income dalam penilaian saham biasa.
Model residual income paling tepat ketika :
1. Perusahaan tidak membayar dividen, atau dividennya tidak dapat diprediksi;
2. Arus kas bebas yang diharapkan perusahaan negatif dalam perkiraan analis atau
3. Ada ketidakpastian besar dalam meramalkan terminal value menggunakan pendekatan alternatif
nilai sekarang.
Model residual income paling tidak tepat ketika :
1. Ada penyimpangan yang signifikan dari surplus bersih akuntansi; atau
2. Faktor penentu residual income yang signifikan, seperti nilai buku dan ROE, tidak dapat diprediksi.
8
AKUNTANSI DAN PERTIMBANGAN INTERNASIONAL
AKUNTANSI DAN PERTIMBANGAN INTERNASIONAL
Untuk mendapatkan hasil paling akurat dalam menerapkan model residual income, dalam
praktiknya analis mungkin perlu menyesuaikan nilai buku ekuitas umum untuk item di luar neraca dan
menyesuaikan laba bersih yang dilaporkan pendapatan untuk memperoleh pendapatan komprehensif
(semua perubahan ekuitas selain kontribusi oleh pemilik dan distribusi ke pemilik).
Dua komponen utama residual income adalah ROE dan nilai buku. Analis harus memahami
bagaimana menggunakan data akuntansi historis yang dilaporkan untuk item ini sejauh mereka
menggunakan data historis dalam meramalkan ROE dan nilai buku masa depan.
9
Dengan aplikasi spesifik untuk penilaian residual income, terutama dalam
menghadapi pertimbangan akuntansi berikut ini:
1. Pelanggaran hubungan surplus bersih.
2. Penyesuaian neraca untuk nilai wajar.
3. Aset tidak berwujud
4. Barang tidak berulang (item nonrecurring)
5. Praktik akuntansi agresif lainnya
6. Pertimbangan internasional.
10
Pelanggaran hubungan surplus bersih
Salah satu isu akuntansi potensial dalam penerapan model residual income adalah
pelanggaran akuntansi surplus bersih. Pelanggaran dapat terjadi ketika standar akuntansi mengizinkan
biaya langsung ke ekuitas, melewati laporan laba rugi.
Pendapatan komprehensif mencakup laba bersih yang dilaporkan pada laporan laba rugi dan
pendapatan komprehensif lainnya, yang merupakan hasil dari kejadian dan transaksi lain yang
menghasilkan perubahan pada ekuitas namun tidak dilaporkan. Item yang biasanya melewati laporan
laba rugi mencakup (See Frankel dan Lee 1999):
1. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan.
2. Penyesuaian pensiun tertentu.
3. Perubahan nilai wajar beberapa instrumen keuangan.
11
Penyesuaian Neraca untuk Nilai Wajar
Untuk memiliki ukuran nilai ekuitas yang dapat diandalkan, seorang analis harus
mengidentifikasi dan meneliti asset dan kewajiban dalam neraca yang signifikan. Selain itu, aset dan
kewajiban dilaporkan harus disesuaikan dengan nilai wajar bila memungkinkan.
Berikut adalah beberapa item yang umum untuk meninjau penyesuaian neraca. Namun, perlu dicatat
bahwa daftar ini tidak inklusif:
1. Persediaan.
2. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan.
3. Sewa operasi.
4. Tujuan khusus entitas
5. Cadangan dan tunjangan (misalnya, kredit macet).
6. Aset tidak berwujud .
Selain itu, analis harus memeriksa laporan keuangan dan catatan kaki untuk item khusus untuk subjek
perusahaan.
12
Aset tidak berwujud
13
Barang tidak berulang (Item Non Recurring)
Dalam menerapkan model residual income, sangat penting untuk mengembangkan perkiraan residual
income masa depan berdasarkan recurring item. Perusahaan sering melaporkan tagihan tidak berulang
sebagai bagian dari penghasilan atau mengklasifikasikan pendapatan nonoperating (misalnya,
penjualan aset) sebagai bagian dari pendapatan operasional. Hal ini dapat menyebabkan perkiraan
terlalu tinggi dan mengabaikan nilai residual income masa depan jika tidak ada penyesuaian. Tidak ada
penyesuaian terhadap nilai buku yang diperlukan untuk hal ini. Namun, karena keuntungan dan
kerugian yang tidak berulang diproyeksikan dalam menilai aset di tempat.
14
Praktik Akuntansi Agresif Lainnya
Perusahaan mungkin terlibat dalam praktik akuntansi yang menghasilkan terlalu banyak aset.
Kegiatan lain yang mungkin melibatkan perusahaan termasuk mempercepat pendapatan ke periode saat
ini atau menunda pengeluaran ke periode berikutnya. Kedua aktivitas sekaligus meningkatkan
pendapatan dan nilai buku. Sebaliknya, perusahaan juga telah dikritik karena penggunaan cadangan
yang disimpan untuk penggunaan masa depan, di mana kelebihan kerugian atau biaya dicatat pada
periode sebelumnya (misalnya, bersamaan dengan akuisisi atau restrukturisasi) dan kemudian
digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan di masa depan. Analis harus berhati-
hati memeriksa penggunaan cadangan ketika menilai residual income. Secara keseluruhan, analis harus
mengevaluasi kebijakan akuntansi perusahaan secara hati - hati dan mempertimbangkan integritas
manajemen ketika menilai masukan dalam model residual income.
15
Pertimbangan international
16
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RESIDUAL INCOME,
EARNING DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN YANG
DITERIMA PEMEGANG SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45 2008 –
2009
PENDAHULUAN
Seiring pertumbuhan dunia bisnis kebutuhan dana akan meningkat. Salah satu sumber
dana diperoleh dari pasar modal. Laporan Keuangan merupakan salah satu informasi
yang dapat dianalisis untuk menilai kinerja perusahaan sebelum pengambilan keputusan
investsi guna memperolah keuntungan (return).
SAK No. 1 per 1 Juli 2009 menerangkan “Tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahaan posisi keuangan
suatu yang bermermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi”.
OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Dependen :
1. Economis value added (EVA), menurut Tandelilin (2001:46) EVA adalah ukuran keberhasilan perusahan dalam meningkatkan
nilai tambah bagi perusahaan . EVA dapat diukur dengan :
EVA= NOPAT – Capital Charges
2. Residual income adalah laba usaha yang dihasilkan sebuah pusat investasi diatas penghasilan minimum aset-asetnya. Residual
income dapat diukur dengan :
RI = laba usaha bersih – (tigkat penghasilan minimum dari investasi x asset
operasional total)
3. Earning (EPS) adalah bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham yang beredar. Earning dapat diukur
menggunakan EPS:
EPS= pendapatan bersih – dividen saham prioritas
rata-rata tertimbang dari saham beredar
OPERASIONAL VARIABEL
4. Arus kas operasi, terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan.
Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atu rugi bersih. Arus kas operasi dapat diukur dengan :
Arus kas operasi = NOPAT + penyusutan dan amortisasi
Variabel Independen :
1. Return adalah penghasilan (gain) atau kerugian (loss) karena turunnya nilai investasi pada
suatu periode tertentu. Return dapat diukur dengan :
Pt – Pt-1
Rt =
Pt-1
Keterangan:
Rt : Return saham
Pt : Harga saham pada periode t
Pt – 1 : Harga saham pada periode t-1
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa annual report (laporan tahunan)
perusahaan LQ 45 untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 hingga 31
Desember 2009. Populasi penelitian adalah Perusahaan LQ 45 pada BEI tahun 2008 –
2009. Dari populasi diperoleh 18 sample yang ditarik berdasarkan perusahaan yang
selalu muncul dalam LQ 45 selama periode tahun yang diteliti. Penelitian
mengunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis)
Persamaan regresi berganda (Sudjana, 1997) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
Y =β0 +β1X1 +β2 X2 +β3 X3 +β4 X4 +ε
METODOLOGI PENELITIAN
Hipotesis yang akan diuji berkaitan dengan mampu atau tidaknya variabel–variabel
bebas berupa EVA, RI, laba, dan arus kas operasi dalam mempengaruhi variabel terikat
yaitu return yang diterima oleh pemegang saham sebagai berikut :
1. secara simultan :