KONSEP
MATERIALITAS
PERTIMBANGAN
AWAL
MATERIALITAS
Auditor menggunakan 2 cara dalam menerapkan materialitas :
Laporan keuangan mengandung salah saji meterial jika laporan tersebut berisi
kekeliruan atau kekurangan yang dampaknya, secara individu atau secara
gabungan, sedemikian signifikan sehingga mencegah penyajian secara wajar
laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal
tentang materialitas pada setiap tingkat dijelaskan laporan keuangan.
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin
terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep
materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan
istilah saldo akun material. Saldo akun material adalah besarya saldo akun
yang dicatat, sedangkan konsep materialitas berkaitan dengan jumlah salah
saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi keuangan. Saldo
suatu akun yang dicatat umumnya mencerminkan batas atas lebih saji dalam
akun tersebut. Oleh karena itu, akun dengan saldo yang lebih kecil
dibandingkan dengan materialitas seringkali disebut sebagai tidak material
mengenai risiko lebih saji.
HUBUNGAN ANTARA
MATERIALITAS
DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi
hubungan antara materialisasi dengan bukti audit, perbedaan
istilah materialitas dansaldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin
rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti untuk memperoleh
keyakinan memadai bahwa saldo sediaan yang tercatat tidak disajikan salah lebih
dari Rp200.000. semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, semakin
banyak jumlah bukti yang diperlukan.