AUDITING 1
Kertas kerja merupakan suatu dasar dalam penerapan standar auditing terutama dalam
hal pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Konsep-konsep dasar dalam auditing digunakan
sebagai dasar perencanaan audit. Diantara konsep-konsep yang ada, konsep materialitas dan
risiko termasuk konsep fundamental yang harus dipahami auditor dalam merencanakan dan
melakukan kegiatan audit. Konsep materialitas merupakandasar penerapan standar auditing
terutama standar pekerjaan lapangan dan standarpelaporan. Dengan konsep ini, auditor
menentukan standar hal-hal yang tergolongmaterial atau tidak material. Hal ini menjadi
sangat penting karena pendapat yangdiberikan auditor merupakan pendapat terhadap hal-hal
yang bersifat materialsaja. Maka ruang lingkup pemeriksaan dan penentuan pendapat yang
akan diberikan, bergantung pada interprestasi dan pemahaman auditor terhadap nilai-nilai
yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak material.Sedangkan konsep risiko
merupakan risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya,atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.
A. PENGERTIAN MATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan dasar auditing, terutama standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai pengaruh yang
mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan.
Menurut FASB ( Finally Accounting Standart Board atau Badan standar tentang
prinsip-prinsip akuntansi di Amerika) materialitas yaitu besarnya nilai yang dihilangkan atau
salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat
mengakibatkan perubahan atas pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.
Oleh karena auditor bertanggung jawab menentukan apakah terdapat salah saji informasi
akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat mengakibatkan perubahan atas
atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap
informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Jika klien menolak
untuk mengoreksi salah saji tersebut, maka auditor harus menerbitkan opini wajar dengan
pengecualian atau tidak wajar, bergantung pada seberapa signifikan salah saji tersebut. Untuk
menentukan hal tersebut, auditor sangat bergantung pada pengetahuan yang mendalam atas
penerapan materialitas.
1. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
struktur pengendalian intern yang terkait.
Penilaian risiko bawaan merupakan pertimbangan mengenai hal-hal yang mungkin
memiliki dampak yang mendalam terhadap asersi-asersi untuk semua atau banyak akun
dan hal-hal ang hanya berkaitan dengan asersi spesitifk untk suatu akun spesifik.
Risiko bawaan dapat lebih besar untuk beberapa asersi daripada untuk asersi-asersi
lainnya. Risiko bawaan muncul secara independent dari audit laporan keuangan. Oleh
karena itu, auditor tidak dapat mengubah tingkat actual dari risiko bawaan. Akan tetapi,
auditor dapat mengubah tingkat risiko bawaan yang dinilai.
2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian
intern entitas.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mandeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.
Risiko deteksi dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi dari risiko prosedur analitis dan
risiko pengujian terinci. Dalam menentukan risiko deteksi auditor juga harus
mempertimbangkan kemungkinan akan membuat suatu kekeliruan.
Dalam perencanaan audit, suatu tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat diterima
untuk prosedur analitis dan pengujian terinci ditentukan untuk setiap asersi yang
signifikan dengan menggunakan model risiko audit.
Materialitas adalah besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang,
dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang
yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut. Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor
yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit.
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya,
semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya. Berbagai
kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit, yakni :
1) Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas
dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2) Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi
jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3) Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, Auditing, Jakarta, Salemba Empat, 2016.