Anda di halaman 1dari 6

DESKRIPSI MATERI

MATERIALITAS

Dosen Pengampu: Sofyan Helmi Purba,SE,M.Ak

PENGANTAR

Materialitas merupakan suatu pertimbangan dari seorang auditor dalam menentukan salah
saji dalam penyampaian laporan keuangan yang diberikan oleh kliennya
.

TUJUAN PERKULIAHAN

Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:


 Menjelaskan mengenai Materialitas
 Menjelaskan bagaimana dalam menentukan materialitas

DESKRIPSI MATERI :

1. Pendahuluan

Materialitas adalah Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi

akuntansi yang, dipandang dari keadaan-keadaan yang melingkupinya, memungkinkan

pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi

berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut. . Definisi

mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan: · Keadaan-keadaan yang berhubungan

dengan satuan usaha (perusahaan klien). · Infromasi yang diperlukan oleh mereka yang

akan mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit


2. Pertimbangan Materialitas Awal

Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus mempertimbangkan materialist

pada dua tingkatan yaitu; ·

a) Tingkat Laporan Keuangan karena pendapatan auditor mengenai kewajaran

mencakup laporan keuangan sebagai keseluruhan.·

b) Tingkat saldo rekening karena auditor melakukan verifikasi ats saldo-saldo

rekening untuk dapat memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai

kewajaran laporan keuangan.

3. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan

a) Meliputi besarnya salah saji minimum dalam suatu laporan keuangan yang

cukup penting sehingga membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Dalam membuat pertimbangan awal tentang materialitas, auditor

menentukan tingkat materialitas awal keseluruhan untuk setiap jenis laporan

keuangan, sebagai contoh, auditor menaksir bahwa kekeliruan sebesar

Rp.1.000.000 untuk laporan rugi laba dan Rp.2.000.000 untuk neraca

dipandang material. Dalam hal ini tidaklah tepat apabila auditor

menggunakan materialitas neraca dalam perencanaan audit karena apabila

salah saji neraca Rp. 2.000.000 mempengaruhi rugi-laba, maka laporan rugi-

laba akan salah saji material .


Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan perimbangan

awal mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang diharapkan, dalam

keterbatasan yang melekat pada proses audit, dapat memberikan bukti audit

yang cukup untuk mencapai keyakinan yang memadai bahwa laporan

keuangan bebas dari salah saji material. Auditor biasanya menggunakan salah

saji terkecil yang dapat dianggap material untuk salah satu laporan keuangan .

Aturan pengambilan keputusan ini dilakukan karena :

1. Laporan keuangan saling berhubungan.

2. Sebagaian besar prosedur audit berhubungan dengan lebih dari

satu jenis laporan keuangan.

b) Pedoman Kuantitatif yaitu pada saat ini ada standar akuntansi ataupun standar

auditing yang berisi pedoman tentang pengukuran materialitas secara

kuantitatif.

Contoh: berikut ini adalah pedoman yang sering digunakan oleh kantor-

kantor akuntan dalam praktik:

 5% sampai 10% dari laba bersih (10% untuk laba bersih kecil, dan
5% untuk yang lebih besar).
 · ½% sampai 1% dari total aktiva. ·
 1% dari modal.
 ½% sampai 1% dari pendapatan kotor

Persentase yang berbeda-beda berdasarkan total aktiva atau


pendapatan mana yang lebih besar.
c) Pertimbangan Kualitatif yaitu berhubungan dengan penyebab salah saji. Suatu

salah saji yang secara kuantitatif tidak material, bisa menjadi material secara

kualitatif.misalnya: apabila suatu salah saji berhubungan dengan

ketidakberesan atau tindakan melawan hukum oleh klien. Ditemukannya hal

demikian dalam audit, akan berakibat auditor menarik kesimpulan bahwa

terdapat risiko signifikan sebagai tambahan atas risiko untuk salah saji yang

sama tetapi tidak berhubungan dengan ketidakberesan atau tindakan melawan

hukum.

4. Materialitas pada Tingkat Saldo Rekening

Materialitas saldo rekening adalah minimum salah saji yang bisa ada pada suatu

saldo rekening yang dipandang sebagai salah saji material. Salah saji sampai tingkat

tersebut salah saji bisa diterima. Konsep materialitas pada tingkat saldo rekening

hendaknya tidak dicampuradukkan dengan istilah saldo rekening yang material. Perlu

dipahami bahwa saldo rekening yang material menunjukkan besarnya saldo sebuah

rekening yang tercatat dalam pembukuan, sedangkan konsep materialitas dengan jumlah

salah saji yang bisa berpengaruh terhadap pengambilan keputusan oleh pemakai laporan

keuangan

5. Pengalokasian Materialitas pada Laporan Keuangan ke Rekening Rekening

Apabila pertimbangan awal auditor tentang materialitas laporan keuangan

dikuantifikasi maka taksiran awal materialitas untuk setiap rekening bisa diperoleh

dengan cara mengalokasikan materialitas laporan keuangan ke masing-masing rekening


rugi-laba juga berpengaruh terhadap neraca, dank arena rekening neraca biasanya lebih

sedikit, maka auditor umumnya melakukan alokasi berdasarkan rekening-rekening

neraca.

Contoh: Bagaimana auditor melakukan pengalokasian, Aktiva PT.ABC terdiri

dari:
6. Hubungan Materialitas dengan Bukti Audit

Materialitas adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertimbangan

auditor tentang kecukupan (jumlah yang dibutuhkan) bukti audit.Dalam melakukan

generailitas tentang hubungan ini, perbedaan antara pengertian materialitas dengan saldo

rekening material.

Anda mungkin juga menyukai