Anda di halaman 1dari 3

1.

       Menetapkan Pertimbangan Awal Materialitas


SAS 107 (AU 312) mengharuskan auditor memutuskan jumlah salah saji gabungan dalam
laporan keuangan, yang akan mereka anggap material pada awal audit ketika sedang mengembangkan
strategi audit secara keseluruhan. Keputusan tersebut disebut sebagai pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas. Karena, meskipun merupakan pendapat professional , hal itu mungkin saja berubah selama
penugasan. Pertimbangan ini harus didokumentasikan dalam file audit.
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang membuat auditor
yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi keputusan para pemakai yang
bijaksana. Auditor menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas untuk membantu
merencanakan pengumpulan bukti yang tepat.
Beberapa faktor akan mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas
untuk seperangkat laporan keuangan tertentu,
1)      Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif bukan absolut.
Salah saji material bagi suatu perusahaan belum tentu material juga bagi perusahaan lain.
2)      Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas.
Karena materialitas bersifat relative, diperlukan dasar untuk menentukan apakah salah saji itu
material. Laba bersih sebelum pajak sering kali menjadi dasar utama untuk menentukan berapa
jumlah material bagi perusahaan yang berorientasi laba, karena jumlah ini dianggap sebagai item
informasi yang penting bagi para pemakai.
3)      Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas, contoh :
a.       Jumlah karena ketidakberesan lebih penting daripada kekeliruan yang tidak disengaja
karenaketidakberesan mencerminkan kejujuran dan keandalan dari pihak manajemen atau pihak
yang terlibat.
b.      Kekeliruan yang kecil dianggap material jika berhubungan dengan kewajiban kontrak.
c.       Kekeliruan yang tidak material dapat menjadi material kalau mempengaruhi kecenderungan
laba.

Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat berikut ini :
a.       Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan keuangan
sebagai keseluruhan.
b.      Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan
menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal tentang materialitas pada setiap
tingkat dijelaskan berikut ini :
1)      Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas. Pertama auditor menggunakan
materialitas dalam perencanaan audit, kedua pada saat mengevaluasi bukti-bukti audit dalam pelaksanaan
audit. Pada saat merencanakan audit, auditor perlu membuat estimasi materialitas karena terdapat
hubungan yang terbalik antara jumlah dalam laporan keuangan yang dipandang material oleh auditor
dengan jumlah pekerjaan audit yang diperlukan untuk menyatakan kewajaran laporan keuangan.
Laporan mengandung salah saji material jika laporan tersebut berisi kekeliruan atau kecurangan yang
dampaknya, secara indifidual atau secara gabungan. Dalam perencanaan audit, auditor harus menyadari
bahwa terdapat lebih dari satu tingkat materialitas yang berkaitan dengan laporan keuangan tersebut.
Kenyataannya setiap laporan keuangan dapat memiliki lebih dari satu materialitas.
2)      Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun
yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidakboleh
dicampur adukan dengan saldo akun material. Karena saldo akun material adalah besarnya saldo akun
yang tercatat, sedangkan konsep materialitas berkaitan dengan jumlah salah saji yang dapat
mempengaruhi keputusan pemakai informasi keungangan. Saldo suatu akun yang tercatat umumnya
mencerminkan batas atas lebih saji dalam akun tersebut.
Dalam mempertimbangakan materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus mempertimbangkan
hubungan antara materialitas tersebut dengan materialitas laporan keuangan. Pertimbangan ini
mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang kemungkinan tidak
material secara individual namun, jika digabungkan dengan salah saji dalam saldo akun yang lain, dapat
material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
3)      Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
Bila pertimbangan awal auditor tentang materialitas laporan keuangan di klasifikasikan, penaksiran awal
tentang materialitas untuk setiap akun dapat diperoleh dengan mengalokasikan materialitas laporan
keuangan ke akun secara individual. Pengalokasian ini dapat dilakukan baik untuk akun neraca maupun
akun laba-rugi. Namun, karena hampir semua salah saji laporan laba rugi mempengeruhi neraca dan
karena akun neraca lebih sedikit banyak auditor melakuan alokasi atas dasar akun neraca.
Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam
akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut.
2.      Alokasi Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas Ke Segmen-Segmen
Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen perlu dilakukan karena
auditor mengumpulkan bukti per segmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Berguna
untuk membantu auditor dalam memutuskan jumlah bahan bukti yang cukup untuk dikumpulkan dalam
segmen tersebut, sehingga akan meminimalisasi biaya audit. Sebagian besar alokasi materialitas pada
pos-pos neraca karena neraca memiliki lebih sedikit komponen. Kesulitan materialitas pada akun neraca :
·        Anggapan bahwa akun tertentu lebih banyak kekeliruan daripada yang lain.
·        Perlunya mempertimbangkan apakah kekeliruan tsb. lebih saji atau kurang saji.
·        Biaya audit relatif dari prosedur audit yang mempengaruhi alokasi untuk tiap akun sulit diramalkan.
Estimasi Salah Saji Dengan Pertimbangan Awal
Ketika melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas kerja untuk
mencatat semua salah saji yang ditemukan. Salah saji yang ditemukan dalam suatu akun dapat dibedakan
menjadi 2 jenis,
1.      Salah Saji yang Diketahui adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh
auditor.
2.      Salah Saji yang Mungkin.

Anda mungkin juga menyukai