Anda di halaman 1dari 23

ETIKA PROFESI AKUNTAN

Pengertian Etika Profesi Akuntan

 Pengertian Etika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika adalah nilai
mengenai benar dan salah yang di anut suatu golongan
atau masyarakat.
Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah
seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
 Pengertian Akuntan
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada
seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi
jurusan akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan
telah lulus Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk).
Ketentuan mengenai praktik Akuntan di Indonesia diatur dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar
Akuntan (Accountant) yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya
dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya
dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen Keuangan
Republik Indonesia.
 Pengertian Etika Profesi Akuntan
Etika Profesi Akuntan yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.
Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan
bagi akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan
memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan
publik
Macam-macam Profesi Akuntan
 Akuntan Publik
Akuntan publik adalah sebuah profesi yang membuka
praktik untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-
pihak yang membutuhkan keahliannya dengan menerima
honor.
 Akuntan Swasta
Akuntan swasta adalah akuntan yang bekerja di
perusahaan-perusahaan swasta sebagai penasihat atau
pembantu tugas-tugas pemilik atau pemimpin perusahaan
yang bersangkutan.
 Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada
badan-badan pemerintah terutama bertugas mengawasi
keuangan milik negara.
 Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang menjadi tenaga
pengajar di perguruan tinggi dan bertugas
mengembangkan pendidikan akuntansi.
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan

1. Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara
keseluruhan.
3. Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji
keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa.
4. Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional
pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik
yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali
bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Perilaku Profesional merupakan kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota
sebagai perwujudan tanggungjawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Standar Teknis merupakan Standar teknis dan standar profesional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan
Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badan
pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
Contoh Kasus
Gayus Tambunan merupakan seorang pegawai Ditjen Pajak
dengan golongan III A ditemukan memiliki kekayaan di rekeningnya
sebesar Rp 25 milyar, rumah mewah di Kelapa Gading bernilai sekitar Rp
1 milyar serta mobil mewah Mercedez Bens dan Fond Everest. Bagi
pegawai pajak dengan golongan III A tak wajar jika memiliki kekayaan
sebanyak itu apalagi Gayus berasal dari keluarga sederhana yang tinggal
di sebuah gang padat penduduk di daerah Warakas, Jakarta Utara dan baru
10 tahun dia mengabdi di Ditjen Pajak.
Gayus ”si Makelar Pajak” yang diduga menerima
suap atau success fee dari kasus-kasus sengketa pajak
yang ditanganinya. Posisi Gayus saat itu adalah sebagai
staf penelaah keberatan dan banding di Ditjen Pajak.
Posisi ini sangat strategis karena Gayus-lah yang bertugas
menguraikan banding ketika terjadi sengketa pajak di
hadapan hakim di persidangan Pengadilan Pajak.
Jika dikaitkan dengan Etika Profesi Akuntan yang
saat ini sudah disepakati oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) dan telah menyatakan pengakuan profesi akan
tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan,
dan rekan, sehingga prinsip ini memandu anggota dalam
memenuhi tanggungjawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya.
Maka sudah bisa ditebak bahwa Gayus telah melanggar
prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi tersebut,
diantaranya :
Prinsip Pertama
– Tanggung
Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional
setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Seorang ”Gayus” sebagai pejabat perpajakan seharusnya
mempunyai tanggungjawab kepada semua pemakai jasa profesional
mereka. Pejabat Perpajakan harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja
sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesinya,
memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggungjawab
profesi dalam mengatur dirinya sendiri secara profesional dalam
membangun bangsa.
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
Seorang ”Gayus” sebagai pejabat perpajakan

Profesi
Tanggung Jawab
Prinsip Pertama –
seharusnya mempunyai tanggungjawab kepada semua
pemakai jasa profesional mereka. Pejabat Perpajakan harus
selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesinya, memelihara
kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggungjawab
profesi dalam mengatur dirinya sendiri secara profesional
dalam membangun bangsa.
Dalam kasus ini, Gayus jelas tidak menghormati
kepercayaan masyarakat luas (kepercayaan publik).
Sedangkan ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan
tanggungjawab kepada publik. Profesi pejabat ini
memegang peranan yang penting di masyarakat, dimana
publik yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,

an Publik
Kepenting
Kedua –
Prinsip
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada
obyektivitas dan integritas pejabat ini dalam memelihara
berjalannya fungsi secara tertib. Ketergantungan ini
menimbulkan tanggungjawab pejabat terhadap kepentingan
publik.
Gayus sama sekali tidak memiki integritas
yang tinggi dalam hal kejujuran karena pejabat tersebut
telah membohongi publik, dalam hal perilaku pejabat
tersebut telah menggunakan kepercayaan pubik untuk
memenuhi keinginan pribadi. Integritas mengharuskan
seorang pejabat untuk antara lain, bersikap jujur dan
as
Integrit
Ketiga –
Prinsip
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Prinsip obyektivitas mengharuskan bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
berada di bawah pengaruh pihak lain.

Obyektivitas
Prinsip Keempat –
Gayus telah memilah dan memiih WP yang akan
memberikan keuntungan pribadi baginya yaitu dengan
menerima suap atau success fee dari mereka. Gayus tidak
kuat menerima tekanan dan godaan dari WP yang
ditanganinya sehingga mengganggu obyektivitasnya, dan
Gayus tidak bisa mengukur tingkat kewajaran yang dapat
digunakan untuk menentukan standar dalam
mengidentifikasi hubungan yang mungkin akan merusak
obyektivitasnya, sehingga dia tidak mampu untuk menolak
ataupun menghindarinya.
Gayus telah menyalahgunakan kompetensi dan
kehati-hatian profesional untuk tujuan pribadi yaitu meraup
keuntungan yang sebanyak-banyaknya hanya untuk
kesenangan pribadi. Kompetensi dan kehati-hatian
profesional itu seharusnya digunakan dan diaplikasikan
untuk kepentingan pembangunan bangsa lewat perpajakan.
Kehati-hatian profesional mengharuskan pejabat untuk
memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan

Profesional
Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-h
kompetensi dan ketekunan.
nsip Keenam – Kerahasiaan
Melihat kasus terhadap penyimpangan pajak yang
dilakukan pejabat perpajakan Gayus, seharusnya kerahasiaan
itu benar-benar dilakukan untuk dan demi kepentingan
pembangunan negara dan bangsa dan bukan untuk melindungi
kepentingan golongan tertentu.
Karena Gayus tidak menjaga kerahasiaan informasi
dan tidak menghormati kerahasiaan informasi tersebut. Pejabat
mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan
bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.
Profesional
Prinsip Ketujuh – Perilaku
Gayus sama sekali tidak menujukkan prilaku
yang profesional di mata publik, dimana prilaku
profesinya jelas merugikan masyarakat bangsa dan
negara. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggungjawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
pemberi kerja dan masyarakat umum.
Dalam kasus penggelapan pajak oleh pejabat
perpajakan Gayus tidak ditemukan standar teknis dan

Standar Teknis
Prinsip Kedelapan –
standar profesional dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yang mana harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan tentunya bermuara pada
penerimaan pendapatan negara guna pembangunan
bangsa sesuai dengan standar dan ketentuan yang
berlaku. Dengan standar profesi keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.

Anda mungkin juga menyukai