Anda di halaman 1dari 15

1. Pihak yang terlibat dalam teknisi akuntansi. Jelaskan peran dan tanggung jawabnya!

Jawab :
Peran dan tanggung jawab Profesi Teknisi Akuntansi
Sebelum mempelajari peran dan tanggung jawab profesi teknisi akuntansi, terlebih
dahulu perlu diketahui pihak-pihak yang menggunakan laporan akuntansi.
Pihak Yang Menggunakan dan Membutuhkan Informasi / Laporan Akuntansi adalah:
1. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah
pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk
mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat
posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk
kantor cabang baru atau tidak.
2. Pihak Eksteral / External
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah
akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan
memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke
perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan
informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan
atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan
keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada
pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan
perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segera perusahaan
mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank,
berhutang barang pada supplier / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika
perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi
yang besar untuk merugi.
e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan yang mungkin saja akan
menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan,
serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan
banyak lagi lainnya
2. Peraturan dan kode etik didalam lingkungan kerja berdasarkan hukum yang berlaku
Jawab :
Peraturan dan Kode Etik Akuntansi
1. Tanggung jawab profesi
Bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab
kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu
bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif
semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi
adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran
yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari
klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini
menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan
publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku
akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi
masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat
pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi
tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat
prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati
kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota
harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi.
3. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan
menjaga integritasnya setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter
yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas
yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi
anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.Integritas mengharuskan seorang
anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.
4. Obyektifitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI
harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek
publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota
yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa
audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang
ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus
melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-
hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat
dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi,
dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten
dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya
memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi
menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman
dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa
dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi
kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau
menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai
apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk
bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa
standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat
panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai
keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat
atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa
profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah
hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir
7. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja
dan masyarakat umum.

8. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektifitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan
yang relevan.
3. Tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan kondisi yang relevan
Jawab :
Perencanaan
Perencanaan adalah berfikir ke depan mengenai jalannya kegiatan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan segala faktor yang terkait dan ditunjukkan kepada sasaran
tertunda dan terukur yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam melakukan perencanaan terdapat beberapa syarat yang harus diketahui
sebelumnya, yaitu :
 Menentukan tujuan, yaitu sasaran spesifik dan terukur yang akan dicapai pada
waktu yang akan datang
 Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu dengan menganalisa faktor
terkait
 Waktu yang diperlukan untuk mewujudkan, apakah dalam jangka panjang atau
pendek
 Pengatur pelaksanaan, yaitu bagaimana cara melaksanakan perencanaan tersebut
4. Kebutuhan kompetensi otorisasi dan lisensi
Jawab :
Sertifikasi Profesional Akuntansi
Sertifikasi profesional akuntansi adalah suatu pengakuan resmi atas keprofesionalan
seseorang pada suatu bidang yang ia jalani. Pada pasar tenaga kerja, sertifikasi
profesional memberikan nilai tambah bagi pemegangnya. Sertifikasi profesional tersebut
juga dapat membedakan tingkat kualitas dan kemampuan pemegang sertifikat dengan
yang tidak memiliki sertifikat.
Ada beberapa jenis sertifikasi profesional akuntan di Indonesia, yaitu
1. Chartered Accountant ( CA )
2. Certified Public Accountant ( CPA )
3. Certified Internal Auditor ( CIA )
4. Certified Management Accountant ( CMA )
5. Chartered Management Accountant ( CMA )
6. Certified Proffesional Management Accountant ( CPMA )
7. Certified Information System Auditor ( CISA )
8. Chartered Financial Analyst ( CFA )
9. Certified Financial Planner ( CFP )
10. Financial Risk Manager ( FRM )
11. Certified Fraud Examiners ( CFE )
12. Certified Wealth Managers ( CWM )
13. Diploma in International Financial Reporting ( DipIFR )
14. Besertifikat Konsultan Pajak ( BAP )
15. Certified PSAK ( CPSAK )
16. Sertifikat Akuntansi Syariah ( SAS )
17. Ahli Akuntan Pemerintahan ( AAP )
5. Prosedur tempat kerja dan intruksi kerja untuk mengendalikan resiko
Jawab :
Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko K3 merupakan sebuah
prosedur yang wajib disusun untuk memenuhi kriteria OHSAS 180001:2007 klausul
4.3.1 Hazard Indentification, Risk Assesment and Determining Control.
Prosedur ini merupakan langkah awal dari perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja. Dari hasil identifikasi bahaya, penilaian
resiko K3 dapat ditentukan langkah – langkah lanjutan yang diperlukan untuk
membangun SMK3 di tempat kerja.
Secara umum prosedur indentifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko
K3 meliputi hal sebagai berikut :
1. Pengumpulan data :
 Denah/Peta Lokasi Perusahaan.
 Kebijkan K3.
 Struktur Organisasi Perusahaan.
 Diagram Alir Proses.
 Prosedur, Instruksi Kerja serta peralatan yang digunakan.
 Komposisi Tenaga Kerja.
 Daftar Fasilitas Umum dan Fasilitas Penunjang Operasional Perusahaan.
 Daftar mesin tenaga dan produksi.
 Daftar pesawat uap dan bejana tekan yang digunakan
 Daftar alat berat dan kendaraan operasional yang digunakan.
 Daftar bahan baku.
 Daftar produk.
 Daftar sampah, limbah dan emisi yang dihasilkan.
 Laporan Insiden sebelumnya.
 Masukan/informasi dari tenaga kerja ataupun pihak ke-3 di luar Perusahaan.
 Aktivitas keamanan, lalu-lintas, lingkungan dan situasi darurat.
 Perizinan, Perundang-undangan dan kontrak dengan pihak ke tiga.
 Daftar pihak lain yang beraktivitas di wilayah Perusahaan.
 Perubahan Manajemen, dsb.
2. Melaksanakan observasi lapangan.
3. Melaksanakan identifikasi bahaya berdasarkan 5 faktor bahaya di tempat kerja.
4. Melaksanakan penilaian resiko berdasarkan matriks resiko.
5. Menentukan pengendalian resiko berdasarkan 5 hierarki pengendalian resiko/bahaya
K3.
6. Melaporkan hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko
kepada pimpinan perusahaan.
6. Dokumen kesehatan dan keselamatan kerja yang relevan secara periodik diperiksa dan
direkomendasikan dan ditindak lanjut.
Jawab :
Pendokumentasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf f paling sedikit
dilakukan terhadap :
a. peraturan perundang-undangan di bidang K3 dan standar di bidang K3;
b. indikator kinerja K3;
c. izin kerja;
d. hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko;
e. kegiatan pelatihan K3;
f. kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan;
g. catatan pemantauan data;
h. hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut;
i. identifikasi produk termasuk komposisinya;
j. informasi mengenai pemasok dan kontraktor; dan
k. audit dan peninjauan ulang SMK3.
7. Mekanisme debet kredit dalam menjurnal
Jawab :
Mekanisme debet dan kredit berupa aturan yang harus ditaati dalam pencatatan.
Misalnya, debet harus selalu berada disisi kiri dan kredit harus selalu berada disisi kanan.
Karena debet dan kredit berguna sebagai pencatatan baik penambahan maupun
pengurangan, Berikut beberapa aturan untuk pencatatan transaksi.
1) Pedoman mencatat untuk perubahan pada asset adalah:
a. Asset bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”.
b. Asset berkurang (-) dicatat sebelah “Kredit”
2) Pedoman mencatat untuk perubahan liability dan owner equity adalah:
a. Liability dan ownere quity bertambah (+) dicatat sebelah “Kredit”.
b. Liability dan owner equity berkurang (-) dicatat sebelah “Debet”
3) Pedoman pencatatannya untuk akun pendapatan adalah :
a. Pendapatan bertambah (+) dicatat sebelah “Kredit”.
b. Pendapatan berkurang (-) dicatatat sebelah “Debet”.
4) Pedoman pencatatan terhadap akun modal adalah:
a. Beban bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”.
b. Beban berkurang (-) dicatat sebelah “Kredit”
5) Pedoman pencatatan terhadap pengambilan prive adalah:
a. Pengambilan prive bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”
b. Pengambilan prive bertambah (-) dicatat sebelah “Kredit”

Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal


Harta Debit Kredit Debet
Utang Kredit Debit Kredit
Ekuitas Kredit Debit Kredit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Beban Debit Kredit Debet
8. Proses posting jurnal ke buku besar ke buku pembantu
Jawab :
Langkah – langkah pencatatan ke buku besar atau yang biasa disebut posting, yaitu :
1. Catat saldo awal buku besar dari neraca awal (jika perusahaan sudah berdiri
sebelumnya periode bersangkutan dan mempunyai laporan keuangan pada periode
sebelumnya). Akun yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo awal debit
akun buku besar dan akun yang ada di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo awal
kredit akun buku besar.
2. Untuk mencatat tanggal pada buku besar diambil dari kolom tanggal transaksi pada
jurnal kemudian pindahkanlah ke kolom tanggal akun buku besar yang bersangkutan.
Secara berurutan mulai dari tanggal termuda
3. Catat keterangan buku besar yang diambil dari keterangan/uraian jurnal ke dalam
kolom keterangan pada akun buku besar yang bersangkutan
4. Catatlah jumlah debit akun pada jurnal ke kolom debet akun buku besar yang
bersangkutan dan mencatat jumlah kredit akun pada jurnal ke kolom kredit akun
buku besar yang bersangkutan.
5. Catatlah nomor halaman jurnal yang diposting ke kolom referensi (Ref) pada akun
buku besar yang bersangkutan.
6. Jika akun dalam jurnal sudah dipindahkan atau diposting ke dalam akun buku besar
maka di kolom referensi jurnal dicatat dengan nomor kode akun yang bersangkutan
agar menandakan bahwa akun tersebut sudah diposting.
7. Jika menggunakan akun buku besar yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom,
maka carilah saldonya dengan cara membandingkan antara keseluruhan saldo debit
dengan kredit transaksi sebelum dimasuki oleh transaksi periode baru.
Untuk mendapatkan saldo akhir dari setiap akun. Pencatatan yang akun saldo awalnya
debit akan menambah saldo debit dan mengurangi saldo kredit, sedangkan sebaliknya
pencatatan yang akun saldo awalnya kredit akan menambah saldo kredit dan mengurangi
saldo debit. Dalam memposting perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh memposting
mulai dari satu akun keseluruhan saja tetapi harus berdasarkan tanggal yang termuda.
9. Tata cara penyusunan laporan keuangan :
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan modal
- Laporan neraca
- Laporan arus kas
Jawab :
1. Langkah – langkah penyusunan Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berikut langkah penyusunan laporan laba rugi perusahaan:
a. Tentunya buat terlebih dahulu jurnal transaksi. Jika berkaitan dengan laba rugi,
berarti menggunakan akun-akun pendapatan, beban, dan turunannya.
b. Posting transaksi ke buku besar.
c. Laporan laba-rugi dalam rangkaian siklus akuntansi disusun setelah neraca saldo
dan jurnal penyesuaian disusun atau setelah penyusunan kertas kerja atau neraca
lajur. Hal ini karena sumber dalam penyusunan laporan laba-rugi berasal dari
kolom laba-rugi yang terdapat pada kertas kerja. Untuk dapat menyusun laporan
laba-rugi perusahaan kita hanya perlu mengutip semua saldo-saldo akun
pendapatan dan beban dalam kolom laba-rugi yang terdapat pada kertas kerja.
d. Sebelum memulai menyusun laporan laba rugi perusahaan, perlu diketahui format
laporan laba-rugi, secara sederhana formatnya adalah pada atas laporan harus
dituliskan identitas perusahaan, jenis laporan yang disajikan (yaitu laporan laba-
rugi) dan periode, setelah itu di bawahnya memuat 3 komponen pokok yaitu
pendapatan total, beban total dan laba atau rugi. Jadi ketiga komponen tersebutlah
yang menjadi inti laporan yang akan ditampilkan dalam laporan laba-rugi
perusahaan.
e. Komponen pendapatan dan beban dapat dikutip dari kertas kerja dalam kolom
laba-rugi sedangkan komponen laba atau rugi merupakan selisih dari total
pendapatan dan total beban (selisih komponen 1 dan 2), apabila total pendapatan
lebih besar daripada total beban maka akan terjadi laba sebaliknya apabila total
pendapatan lebih kecil dari total beban maka akan terjadi rugi.
f. Jika laporan laba rugi ini sudah jadi, barulah pihak yang berkepentingan dapat
menilai kinerja perusahaannya.
2. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Perubahan Modal :
a. Menuliskan nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di tengah atas
halaman
b. Menuliskan besar modal awal
c. Menambahkan dengan saldo laba dan tambahan investasi jika ada
d. Mengurangi dengan saldo rugi dan pengambilan prive jika ada

e. Menghitung dan menuliskan besar modal akhir


3. Cara membuat Laporan Neraca

Pada langkah cara membuat laporan neraca ini akan menemukan angka-angka yang
akan dimasukkan ke dalam pos-pos pada neraca nantinya. Angka tersebut adalah
nilai transaksi atau nilai dari aktivitas ekonomi perusahaan untuk prosesnya harus
melewati beberapa tahap, seperti:

a. Membuat jurnal neraca

b. Memposting jurnal ke buku besar

c. Menyusun laporan laba rugi

d. Menyusun laporan perubahan modal

Setelah menyelesaikan 4 tahap tersebut, barulah bias memulai membuat neraca.


Dalam menentukan angka, Anda akan mengambil angka dari buku besar, lalu susun
laba rugi dan perubahan modal terlebih dahulu. Hal ini karena untuk mengetahui
laba yang didapat dan nantinya laba tersebut akan masuk ekuitas pemilik didalam
neraca.
1. Untuk akun aktiva, maka pisahkan akun yang termasuk pada aktiva lancar dan
aktiva tetap agar lebih mudah dalam mengetahui jumlah masing-masing aktiva.
Lalu, jumlahkan kedua aktiva untuk mendapatkan totalnya.
2. Lalu untuk pos kewajiban dan modal, masukkan semua akun yang ada
hubungannya dengan dua hal ini dan jumlah nominal modal serta kewajiban
untuk mendapatkan total pasiva.
3. Perhatikan jumlah total aktiva dan pasivanya. Jika keduanya seimbang atau
balance, berarti kemungkinan tidak ada masalah dan neraca keuangan yang
dibuat seimbang. Namun, jika total aktiva dan pasiva tidaklah sama, maka Anda
harus meneliti ulang bagian mana yang salah. Periksa semua jurnal, buku besar
hingga neraca lajur untuk mengidentifikasi kesalahan.
4. Ada 2 sumber data yang digunakan untuk membuat Laporan Arus Kas, yaitu:
 Laporan Laba Rugi periode Berjalan.
 Neraca periode Berjalan dengan Neraca periode sebelumnya
Perhatikan langkah-langkah membuat Laporan Arus Kas berikut ini:
1. Mengumpulkan data Laporan Laba Rugi Tahun berjalan
2. Mengumpulkan data Neraca periode berjalan dan periode sebelumnya
3. Membandingkan Neraca periode sebelumnya dengan Neraca periode
Berjalan.
4. Melakukan penyusunan Laporan Arus Kas
Yang terdiri dari :
a. Arus Kas dari Kegiatan Operasi (Operating Activities)
Diperoleh dari neraca periode berjalan
b. Arus Kas dari Kegiatan Investasi (Investing Activities)
Arus Kas dari Kegiatan Investasi diperoleh dari kolom net change pada
perbandingan neraca periode berjalan dengan neraca periode sebelumnya.
Angka yang bertanda positif diganti menjadi negatif, begitu juga
sebaliknya angka yang bertanda negatif diganti dengan tanda negatif. Bila
jumlah item-nya banyak maka jumlahkan semua angka sehingga akan
diperoleh Arus Kas dari Aktifitas Investasi.
c. Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan (Financing Activities)
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan diperoleh dengan memindahkan angka
dari kolom net change pada perbandingan neraca periode berjalan dan
neraca tahun sebelumnya dari kelompok KEWAJIBAN dan EKUITAS.
Angka bertanda positif dibiarkan tetap positif, dan yang bertanda negatif
dibiarkan tetap negatif. Kemudian tinggal menjumlahkan sehingga akan
diperoleh Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan.
5. Total Kegiatan Kas (Total Cash Activities)
Total Kegiatan Kas diperoleh dengan menjumlahkan angka total dari masing-
masing kelompok A, B & C di atas.
6. Saldo Awal Kas (Cash Beginning Balance)
Saldo Awal Kas (Cash Beginning Balance) diambil dari data Neraca pada
periode sebelumnya.
7. Saldo Kas yang Seharusnya (Expected Cash Ending Balance)
Diperoleh dengan menjumlahkan Total Aktivitas Kas dengan Saldo Awal Kas
pada neraca periode sebelumnya.
8. Saldo Akhir Kenyataannya (Actual Cash Ending Balance)
Diambil dari data Kas pada Neraca periode berjalan
9. Selisih (Variance)
Selanjutnya adalah memeriksa apakah laporan arus kas sudah selesai atau
belum. Apabila perhitungan antara saldo awal kas seharusnya dikurangi
dengan saldo akhir hasilnya adalah 0, maka laporan arus kas sudah rampung
10. Rumus fungsi penyusutan dalam spreadsheet
Jawab :

Dalam Program Microsoft Excel terdapat formula yang berfungsi untuk menghitung
penyusutan aktiva. tedapat 4 formula yang diberikan excel untuk menghitung penyusutan
aktiva yaitu:
1. SLN
Fungsi ini digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva dengan metode Garis Lurus
Formula : SLN(cost,salvage,life)
Cost : Nilai Aktiva
Salvage : Nilai sisa
Life : Masa manfaat aktiva.
2. SYD
Fungsi ini digunakan untuk menghitung penyusutan dengan menggunakan metode
Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year)
Formula : SYD(cost,salvage,life,per)
Cost : Nilai Aktiva
Salvage : Nilai sisa
Life : Masa manfaat aktiva
Periode : Periode penyusutan yang dicari
3. DB
Fungsi ini digunakan untuk menghitung penyusutan dengan menggunakan metode Saldo
Menurun
Formula : DB(cost,salvage,life,period,month)
Cost : Nilai Aktiva
Salvage : Nilai sisa
Life : Masa manfaat aktiva.
Periode : Periode penyustan yang dicari
Month : Jumlah bulan pada penyusutan tahun pertama jika tidak di isi dinggap tahun
pertama 12 bulan
4. DDB
Fungsi ini digunakan untuk menghitung penyusutan dengan menggunakan metode Saldo
Menurun Ganda
Formula : DDB(cost,salvage,life,period,factor)
Cost : Nilai Aktiva
Salvage : Nilai sisa
Life : Masa manfaat aktiva.
Periode : Periode penyustan yang dicari
Factor : adalah tingkat di mana saldo menurun. Jika faktor ini dihilangkan,
diasumsikan menjadi 2 (metode saldo menurun ganda)
11. Jelaskan langkah mengentry nama akun dan nomor akun pada aplikasi komputer MYOB
Jawab :
Cara mengentry nama akun dan nomor akun :
1. Untuk membuat akun baru, klik tombol NEW pada bagian bawah.
2. Setelah klik NEW, ketikkan nomor akunnya, lalu ENTER
3. Pilihan: HEADER atau DETAIL disesuaikan dengan level akun pada soal
4. klik Accounts Type kemudian pilih sesuai tipe akun pada soal
5. Klik Account Name kemudian isi dengan cara mengetik nama akun
6. Pada menu Opening Balance sebaiknya jangan diisi dahulu, karena ada tahap
berikutnya khusus untuk mengisi saldo akun agar sesuai dengan kaidah SALDO
NORMAL AKUN
7. Inactive Account = JANGAN DICEKLIS, karena jika diceklis, akun ini tidak dapat
digunakan untuk setting ataupun transaksi
8. Jika mengisi data akun sudah benar, klik OK untuk selesai atau NEW untuk lanjut ke
pembuatan akun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai