Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yola Aulia Fikri

NPM : 022117020 Evaluasi Pembelajaran Pertemuan 10

Kelas : 7A

Soal
1. Apa yang dimaksud dengan integritas, independensi dan obyektivitas dalam profesi
akuntan dan berikan contoh implementasi ketiganya di dunia profesi akuntan!
2. Apa yg dimaksud dengan independensi in affact dan in appearance serta berikan
contoh keduanya agar perbedaannya jelas!
3. Seorang akuntan yang menjadi anggota IAI, bekerja sebagai akuntan pendidik/dosen
pada perguruan tinggi. Ia diminta oleh rekannya untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan rekannya tersebut.
Dapatkah akuntan tersebut memenuhi permintaan rekannya tersebut dipandang dari
Kode Etik Akuntan Indonesia? Jelaskan jawaban Sdr.!
4. Dalam aturan etika kompartemen akuntan publik IAI khususnya yang mengatur
tanggung jawab anggota kepada klien terutama tentang fee profesional. Bagaimana
caranya seorang anggota menentukan besarnya fee dan apa larangan bagi anggota
dalam menetapkan besaran fee kepada kliennya? Jelaskan!
5. Salah satu prinsip etika profesi IAI adalah tentang kerahasiaan yang melarang anggota
IAI untuk mengungkapkan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesionalnya kepada pihak ketiga. Apa prasyarat seorang anggota IAI dapat
mengungkapkan informasi-informasi tersebut kepada pihak ketiga? Jelaskan!
6. Setiap anggota IAI harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan. Apa yang dimaksud dengan makna kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan anggota IAI tersebut? Jelaskan!

Jawaban

1. Integritas, adalah karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk


mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke dalam
kenyataan. Contoh : Hubungan keuangan dengan klien
Independensi, adalah lebih banyak ditentukan dari faktor diluar diri auditor. Contoh :
.Kedudukan dalam perusahaan
Obyektivitas, adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk
menyatakan kenyataan sebagaimana adanya, terlepas dari kepentingan pribadi
maupun kepentingan pihak lain (berarti ada unsur kejujuran). Contoh : Keterlibatan
dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten.
2. Independensi in affact, merupakan independensi dalam diri auditor yang berupa
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan berbagai fakta yg ditemukan
dalam auditnya. Contoh : Pelaksanaan jasa lain utk klien
In appearance, merupakan independensi ditinjau dari sudut pandangan pihak lain
yang mengetahui informasi yang bersangkutan dengan diri auditor/ independesi dalam
penampilan. Contoh : Pemberian barang/jasa kepada klien.
3. Perbedaan profesi yang terjadi antara pendidik dosen di perguruan tinggi yang
diminta untuk berpendapat atas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen
perusahaan rekannya. Jika dilihat disini, adanya tanggungjawab etika yaitu “Menjaga
mutu pekerjaan profesionalnya” (dalam rangka pengendalian mutu KAP, IAI
menyusun sistem pengendalian mutu KAP berupa pernyataan standar pengendalian
mutu). Jika dilihat dari basic akuntan, ia dapat menanggapi permintaan rekannya
tersebut, karena akuntan basic nya sangat luas meskipun sekarang ia sebagai pendidik
dosen di perguruan tinggi. Tetapi sebuah kerahasiaan atas lapaoran keuangan
perusahaan harus tetap terjaga.
4. Caranya seorang anggota menentukan besarnya fee dan larangan bagi anggota dalam
menetapkan besaran fee kepada kliennya
Akuntan publik dilarang memberikan fee dalam bentuk apapun kepada pihak yang
secara langsung atau tidak langsung turut menentukan penugasan, dalam usaha
memperoleh penugasan tersebut dan Auditor dilarang menerima fee selain fee dalam
penugasan audit atas laporan keuangan. Auditor dilarang memberi saran/pandangan
mengenai masalah akuntansi/masalah audit kepada orang/badan yg sedang diaudit
oleh auditor lain tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan auditor yang
bersangkutan. Akuntan publik dilarang mengiklankan/mengizinkan orang lain untuk
mengiklankan
nama/jasa yang diberikan, kecuali iklan yang sifatnya pemberitahuan.
5. Prinsip kerahasiaan merupakan bentuk perlindungan kepentingan publik karena
memfasilitasi aliran informasi yang bebas dari klien atau organisasi tempatnya bekerja
kepada Akuntan dengan pemahaman bahwa informasi tersebut tidak akan
diungkapkan kepada pihak ketiga. Namun demikian, berikut ini adalah keadaan ketika
Akuntan harus mengungkapkan atau mungkin disyaratkan untuk mengungkapkan
informasi rahasia atau ketika pengungkapan tersebut mungkin layak diungkap:
Pengungkapan disyaratkan oleh hukum, misalnya:
a. (i) Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti dalam proses hukum;
atau
(ii) Pengungkapan kepada otoritas publik yang berwenang atas terjadinya indikasi
pelanggaran hukum;
b. Pengungkapan diizinkan oleh hukum dan diperkenankan oleh klien atau
organisasi tempatnya bekerja;
c. Terdapat kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan, jika tidak
dilarang oleh hukum:
(i) Untuk mematuhi penelaahan mutu oleh asosiasi profesi;
(ii) Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh asosiasi profesi atau badan
regulator;
(iii) Untuk melindungi kepentingan profesional Akuntan dalam proses hukum;
atau
(iv) Untuk mematuhi standar profesional dan standar teknis, termasuk persyaratan
etika.

Dalam memutuskan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan informasi rahasia,


Akuntan mempertimbangkan keadaan yang relevan termasuk:

 Apakah kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk pihak ketiga yang


kepentingannya terpengaruh, jika klien atau organisasi tempatnya bekerja menyetujui
pengungkapan informasi tersebut.
 Apakah semua informasi yang relevan diketahui dan didukung bukti yang kuat,
sepanjang praktis. Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan untuk mengungkapkan
meliputi:
 Fakta tidak didukung bukti yang kuat.
 Informasi yang tidak lengkap.
 Kesimpulan yang tidak didukung bukti yang kuat
 Komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
 Apakah pihak-pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut merupakan penerima
yang tepat.
6. Makna kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan anggota IAI
Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesional pada level
yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja
memperoleh jasa profesional yang kompeten berdasarkan standar profesional dan
standar teknis terkini dan sesuai dengan perundangundangan yang berlaku dan
bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis
yang berlaku.
Dan dengan menjaga kompetensi profesional mensyaratkan suatu kesadaran yang
berkelanjutan dan pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, serta bisnis
yang relevan. Pengembangan profesional berkelanjutan memungkinkan Akuntan
untuk mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bekerja secara kompeten
dalam lingkungan profesional.
Kesungguhan mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan persyaratan
penugasan, secara hati-hati, cermat, dan tepat waktu. Dalam mematuhi prinsip
kompetensi dan kehati-hatian profesional, Akuntan harus mengambil langkah-langkah
yang memadai untuk memastikan bahwa mereka yang bekerja profesional di bawah
pengawasannya telah memperoleh pelatihan dan supervisi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai