Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Kelas: K
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2021
1. Pertanyaan dari HERDIANSYAH APANDI : Terdapat dua tipe perikatan assurans,
Reasonable Assurance Engagement dan Limited Assurance Engagement, kedua tipe
tersebut terdapat perbedaan dalam memberikan pernyataan pada kesimpulan. yaitu
pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berikan contoh pernyataan positif dan
pernyataan negatif? Selain perbedaan pernyataan pada kesimpulan, apakah terdapat
perbedaan dalam proses pelaksanaan audit pada tipe assurans reasonable dan limited?
Terima kasih.
Jawab oleh BARJAH ALAMSYAH : Dari sisi positif tidak ada masalah dalam hal
keandalan,kredibilitas,relevansi dan ketepatan waktu
Dari Sisi Negatif Sebaliknya
Perbedaan dalam proses Audit pada tipe Assuran Reasonable dan Limited di anataranya :
Assurans Reasonable : Untuk menurunkan resiko perikatan sampai dengan tingkat yang
rendah yang dapat diterima sesuai dengan kondisi sebagai basis untuk suatu bentuk
pernyataan positif dari kesimpulan praktisi.
Limited : untuk menurunkan resiko perikatan ketingkat yang dapat diterima sesuai dengan
kondisi perikatan. Akan tetapi karena sisa resiko perikatan yang ada masih jauh lebih besar
bila dibandingkan dengan resiko Perikatan Keyakinan yang Memadai, maka bentuk
pernyataan yang dapat disusun adalah pernyataan negative dari kesimpulan praktisi.
2. Pertanyaan dari DJATU RETNO MARUTI : Pengetahuan apa yang dibutuhkan auditor
tentang bisnis klien dalam audit atas laporan keuangan historis? Jelaskan bagaimana
pengetahuan ini dapat berguna dalam melaksanakan jasa assurance lain atau konsultasi untuk
klien tersebut.
Jawab oleh FEITRI RISKY UTAMI : Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan,
auditor harus memperolehpengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk memungkinkan
auditor mengidentifikasi danmemahami peristiwa, transaksi, dan praktik, yang menurut
pertimbangan auditor,kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas
laporan pemeriksaanatau laporan audit. Sebagai contoh, pengetahuan tersebut digunakan oleh
auditor dalammenaksir risiko bawaan dan risiko pengendalian dan dalam menentukan sifat,
saat, danluasnya prosedur audit. Tingkat pengetahuan auditor untuk suatu perikatan
mencakup pengetahuan umumtentang ekonomi dan industri yang menjadi tempat
beroperasinya entitas, dan pengetahuanyang lebih khusus tentang bagaimana entitas
beroperasi. Namun, tingkat pengetahuan yangdituntut dari auditor biasanya lebih rendah bila
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh manejemen.
3. Pertanyaan dari LIANDRA ANDIKA : Apakah akuntan publik yang menyediakan jasa
akuntansi, perpajakan dan jasa lainnya kepada suatu perusahaan memiliki tanggung jawab
untuk bertindak sesuai "hati nurani" kepada kliennya?
Jawab oleh FEITRI RIZKY UTAMI : Dalam menyediakan jasa akuntansi, perpajakan dan
jasa lainnya kepada suatu perusahaan akuntan publik memiliki tanggung jawab untuk
bertindak sesuai hati nurani kepada kliennya. Hal ini berhubungan erat dengan kode etik
profesi, di mana auditor semestinya independen dan memiliki integritas dalam melaksanakan
tugasnya
Jawaban tambahan oleh LISA : Dalam hal ini kode etik profesi akuntan public yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Berdasarkan SA 200 Para.A15 yang
menetapkan prinsip dasar etika profesi yang relevan bagi seorang auditor ketika
melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan dan menyediakan suatu kerangka konseptual
untuk menerapkan prinsip dasar tersebut. Prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh auditor
menurut kode etik antara lain: a) Prinisp objektivitas, memiliki arti auditor tidak boleh
membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak
lain memengaruhi pertimbangan profesional dan pertimbangan bisnis auditor. b) Prinsip
kerahasiaan, setiap auditor wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil
dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. c) Prinsip interigtas, artinya auditor harus
tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis, d) Prinisp
kompetensi dan kecermatan profesional, artinya auditor wajib memelihara pengetahuan dan
keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan
sehingga klien dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan. e) Prinsip perilaku profesional, setiap auditor wajib mematuhi hukum dan
peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
4. Pertanyaan dari NASRUDIN SE AK : terkait etika profesi.. Bagaimana sikap kita sebagai
Internal Audtor,.jika mengetahui bahwa auditor dari Kantor akuntan publik.. tidak
independen.. yaitu justru melakukan kolusi dengan pihak Manajemen.. untuk
menyembunyikan/ tidak mengungkap kasus fraud?
Jawab oleh BARJAH ALAMSYAH : Balik lagi ke individu kita sebagai Auditor Internal
yang berada di dalam perusahaan untuk melaporkan kepada manajemen,karena manajemen
yang punya wewenang atas sikap tidak independennya Auditor Ekternal. Apakah dilanjutkan
atau berhentikan.
Jawaban tambahan oleh HERDIANSYAH APANDI : Prinsip etika profesi yang dilanggar
adalah :
1. Tanggung jawab profesi, dimana seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai
profesional yang senantiatasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam setiap
kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik, yaitu dengan cara menghormati kepercayaan publik. Kemudian tetap
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik sesuai dengan prinsip integritas.
3. Obyektivitas, yaitu dimana setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya,
4. Standar teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Jawaban tambahan dari EMILIA TRI TANI : setuju ini terkait etika profesi. Apabila internal
auditor mengetahui adanya identifikasi/dugaan kecurangan/fraud di dalam proses perikatan
asurans antara Akuntan Publik dengan pihak Manajemen, maka dapat dikomunikasikan
dengan pihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola, namun apabila memang bukti
cukup kuat mengidentifikasikan adanya kecurangan, dapat dilakukan komunikasi kepada
wewenang yang diatas nya dari manajemen misal komite audit atau dewan komisaris. Bila
tidak terdapat komite audit atau dewan komisaris maka internal auditor dapat meminta
pertimbangan atau advis hukum terkait hal tersebut. Cara lain, Apabila suatu perusahaan telah
menerapkan adanya whistleblower system, dimana dapat melakukan pengaduan melalui jalur
whistleblower.
Demikian, mohon koreksi apabila terdapat informasi yang tidak tepat. Terima Kasih.
5. Pertanyaan dari ARI PRASETYO : Ijin bertanya.. Bisakah seorang auditor tdk dpt
memberikan ksimpulan atas apa yg mreka audit ? mhn d jlaskan .
Jawaban oleh DJATU RETNO MARUTI : Auditor bisa saya tidak memberikan atas
kesimpulan atau pendapata apa yang mereka audit, jika kondisinya adalah adanya pembatasan
terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan
istimewa antara auditor dengan kliennya.
Jawaban tambahan oleh LISA : 1. Auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material
dari prinsip akuntansi.
2.Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah material tetapi tidak pervasif
terhadap laporan keuangan, atau
3. Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari opini audit, tetapi
auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi yang
mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material tetapi tidak
pervasif.
6. Pertanyaan dari MUHAMMAD MULIA RAMDHAN : pada slide tentang kesalahan dan
penipuan/fraud ada kalimat melakukan uji rinci tambahan? maksudnya apa ya, tolong
dijelaskan.
Perusahaan melakukan proses audit adalah sepanjang Perusahaan itu berdiri sesuai Prinsif
going concernt yang artinya Perusahaan tersebut didirikan tidak dimaksudkan untuk di
likuidasi (Tetap Survive/Tidak bubar).
Jawaban tambahan oleh EMILIA TRI TANI : Audit sangat penting untuk dilakukan.
dikarenakan adanya ketentuan perundangan yang mengatur beberapa entitas atau organisasi
wajib untuk diaudit, contoh agar dapat listing pada pasar modal suatu perusahaan harus
memenuhi beberapa persyaratan termasuk salah satunya audit atas laporan keuangan. untuk
kapan sebaiknya dilakukan tergantung keperluan dan tujuan audit.
Jawab tambahan oleh ARI PRASETYO : Sangat penting, dsisi lain tujuan audit untuk
memberi kepastian bagi setiap pemangku kepentingan bahwa laporan keuangan yang di buat
sudah akurat, lengkap dan sejalan sesuai dengan aturan baku. untuk pelaksaan nya bisa kapan
saja..tapi sebaiknya di awal tahun, supaya perusahan bisa mengetahui kinerja perusahaan.
1. Objektivitas
Pelaksana audit internal atau auditor wajib memberikan pendapat yang objektif mengenai
aspek yang sedang diamati. Oleh karena itu, pelaksana audit internal harus berasal dari luar
departemen yang bersangkutan dan tidak boleh memiliki kewajiban atau tanggung jawab
kerja di tempat tersebut. Dengan begitu, pelaksana audit internal akan mampu bersikap
independen dan tidak bias dalam melakukan proses audit untuk kebaikan perusahaan itu
sendiri.
2. Menunjukkan diri sebagai perusahaan yang taat hukum Proses audit internal merupakan
salah satu peraturan yang wajib dijalankan oleh setiap perusahaan. Keberlangsungan proses
ini akan menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa setiap aspek dari perusahaan telah
sesuai dengan peraturan yang ada. Audit internal juga merupakan bentuk persiapan
perusahaan sebelum dilakukannya audit eksternal. Sebuah perusahaan yang telah lulus proses
audit internal dan juga eksternal akan memiliki nilai lebih di mata klien dan konsumen.
3. Perlindungan terhadap aset perusahaan Salah satu cara untuk melindungi aset perusahaan
yang ada adalah dengan mengenali risiko yang dapat membahayakan tersebut, terutama risiko
yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan. Audit internal akan membantu pihak
manajemen untuk menemukan permasalahan yang ada serta mengambil tindakan pencegahan
dan perbaikan lebih lanjut. Selain mengidentifikasi masalah dan risiko, proses audit internal
juga akan mendokumentasikan semua langkah yang diambil untuk meringankan tingkat risiko
yang dihadapi, sebagai catatan evaluasi di masa yang akan datang.
4. Peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan Ada kalanya, kondisi yang terjadi di
lapangan tidak sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Proses audit internal menjadi salah satu cara untuk memastikan kesesuaian antara SOP
dengan kondisi di lapangan. Proses ini juga akan membuktikan apakah SOP yang ada
merupakan prosedur yang tepat dalam menghadapi risiko yang dihadapi perusahaan. Proses
audit internal akan menghasilkan rekomendasi yang ditujukan untuk perbaikan aspek-aspek
yang masih memiliki kekurangan.
5. Mengidentifikasi tingkat kesuksesan sistem kontrol yang ada Setiap perusahaan pastinya
telah memiliki sistem kontrol tersendiri. Hal yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar
tingkat kesuksesan sistem kontrol tersebut? Proses internal audit akan mengidentifikasi
tingkat kesuksesan sistem kontrol ini. Apabila masih ditemukan kekurangan, informasi dari
hasil audit ini nantinya akan dipergunakan untuk mengembangkan strategi baru yang lebih
sesuai dengan kondisi di lapangan.
kapan sebaiknya perusahaan melakukan proses audit? Audit dapat dilakukan kapan saja
dalam selama setahun, namun ada baiknya dilakukan pada saat awal tahun. Dengan
melakukannya pada awal tahun, perusahaan dapat mengetahui hasil kinerja perusahaan.
Waktu yang tepat untuk melakukan audit adalah pada bulan Januari sampai Maret.
Jawaban tambahan oleh HERDIANSYAH APANDI : Audit merupakan hal yang cukup
penting bagi perusahaan karena memberikan pengaruh besar dalam jaminan memadai atas
kebenaran dan kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Pada awal
perkembangnya, audit hanya digunakan untuk mencari dan menemukan kecurangan serta
kesalahan dalam perusahaan. Kemudian berkembang menjadi pemeriksa laporan keuangan
untuk memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dan
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan (Stakeholders).
Seiring berkembangnya kebutuhan perusahaan pada saat ini, fungsi audit semakin
berkembang dan penting sehingga menimbulkan kebutuhan dari pemerintah, analis keuangan,
investor, pemegang saham, bankir, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari
hasil operasi dan prestasi manajemen dalam menjalankan perusahaan. Untuk mengatasi
kebutuhan tersebut, dibutuhkan audit atas laporan keuangan sebagai sarana yang terpecaya
dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab perusahaan dalam menilai kewajaran atas
laporan keuangan dan membantu perusahaan dalam memberikan analisa, penilaian,
rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan perusahaan. Terima kasih.
Terkait perbedaannya menurut saya sama saja dengan negara lain karena mengacu pada
aturan globalisasi yang di adapatsi berupa aturan undang-undangan.