Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PEMBUATAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

MATA KULIAH PENGAUDITAN II

Dosen pengampu : Dra. Dwi Anggarani, MM, Ak, CA

Disusun oleh:

Kelompok 2

1. Cindya Ningayutasari (191622018152176)


2. Dyah Putri Ramadhani F (191622018152110)
3. Egidio Da Neves Brito Besin (191622018152473)
4. Emanuel Antonius Wuri Koten (191622018152475)
5. Erna Saefatu (191622018152)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

2022
1. NAMA PERUSAHAAN

2. TUJUAN PERUSAHAAN (VISI DAN MISI)


VISI & MISI

Melakukan pekerjaan profesi akuntan publik dengan memberikan pelayanan atau jasa terbaik
yang sesuai dengan standar kompetensi dan etika profesi.

VISI

Menjadi Kantor Jasa Akuntan yang Akuntabel, Independen, Terpercaya dan Profesional Dan
Menjadi mitra perusahaan di bidang accounting, keuangan dan manjemen yang terintegrasi
dan terpecaya. Serta melayani jasa akuntansi yang berkualitas, efisien dan efektif bagi semua
jenis klien, baik UMKM maupun Perusahaan Terbuka, jasa maupun manufaktur, swasta
maupun sektor publik.

MISI

 Melakukan eksplorasi para profesional yang bekerja di KAP melalui personnel


assessment, pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan internal maupun
eksternal.
 Memberikan jasa yang berkualitas sehingga bermanfaat bagi para pengguna (stake
holder) dengan memanfaatkan teknologi terkini.
 Menjaga kerahasian dokumen klien
 Memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan
Perundang Undangan yang telah ditetapkan.
 Membangun dan memelihara Kemitraan yang baik dengan pelaku Usaha, Organisasi,
Profesi dan Pemerintahaan.
3. STRUKTUR ORGANISASI

Partner

Manajer

Auditor Senior

Auditor
Yunior

1. Patner : Partner atau pemilik (owner) adalah orang yang


memiliki kantor akutan publik.mereka mengemban penuh atas
kegiatan-kegiatan kantor akutan publik dan praktiknya serta
memegang peran utama dalam pengemban klien.
2. Manager : Manager pada umumnya tidak berada di kantor
klien untuk melakukan audit secara harian.Manager dapat
bertanggung jawab atas penyeliaan atau supervisori dua atau
lebih perikatanaudit sekaligus.
3. Audit Senior : Audit senior disebut juga auditor penanggung
jawab (in charge auditor) adalah auditor yang memenuhi
syarat untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta penyusunan rancangan laporan
auditor,yang akan dikaji ulang dan disetujui oleh manager
auditor dan partner.
4. Auditor Yunior : Auditor yunior atau staff kerap kali melakukan
tugas-tugas audit yang rinci,namun mereka mempunyai
pengalaman yang sangat terbatas sehingga perlu diselia secara
teliti.
4. OBJEK DAN AKTIVITAS PERUSAHAAN

5. KEBIJAKAN PERUSAHAAN

1) Melaksanakan prosedur dalam tanggung jawab kepemimpinan atas mutu sesuai


dengan ketentuan dalam SPM No. 1 Tahun 2013 Substansi.

2) Mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab operasional atas sistem


pengendalian mutu dari pimpinan KAP memiliki pengalaman dan kemampuan
yang cukup dan tepat, serta wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan
tanggung jawab.

3) Menerapkan kebijakan tone at the top yaitu perilaku dan penyampaian pesan
oleh rekan kepada staf dimana setiap rekan mengambil keputusan atas semua
hal penting yang terkait dengan KAP dan praktik profesionalnya dan rekan
bertanggung jawab terkait hal tersebut.

4) Menekankan keterbukaan informasi antar rekan dan staf serta menetapkan


kebijakan dan prosedur mengenai independensi, benturan kepentingan, dan
kerahasiaan.

5) Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi


ketentuan etika profesi yang berlaku yang antara lain integritas, objektivitas,
kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan
perilaku profesional.

6) Memberikan keyakinan bahwa KAP dan personelnya diwajibkan untuk


mematuhi ketentuan independensi memberikan keyakinan memadai bahwa
pelanggaran atas ketentuan independensi dan untuk memungkinkan KAP
menentukan tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani pelanggaran
tersebut.

7) Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau


melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika KAP memiliki
kompetensi yang memadai, mampu mematuhi ketentuan etika yang berlaku, dan
telah mempertimbangkan integritas klien.

8) KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas keberlanjutan suatu


perikatan dan hubungan dengan klien untuk menangani suatu kondisi yang dapat
menyebabkan KAP untuk menolak perikatan seandainya informasi terkait
tersedia lebih awal.

9) Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP memiliki jumlah personel yang


cukup dengan kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip etika
profesi yang diperlukan.
10) Memberikan keyakinan mengenai rekan perikatan dan penugasan personel yang
tepat.

11) Memberikan keyakin yang memadai bahwa perikatan dilaksanakan sesuai


dengan standar profesi, ketentuan hukum, peraturan yang berlaku, dan KAP atau
rekan perikatan menerbitkan laporan yang tepat sesuai dengan kondisinya.

12) Mendukung konsistensi atas kualitas pelaksanaan perikatan, tanggung jawab


penyeliaan, dan tanggung jawab penelaahan.

13) Memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan sistem pengendalian mutu sudah relevan dan memadai, serta berjalan
dengan efektif.

14) Mengevaluasi dampak dari defisiensi yang ditemukan ketika melakukan proses
pemantauan dan KAP harus mengomunikasikan defisiensi yang ditemukan
kepada rekan perikatan dan individu lain yang tepat dalam KAP.

15) Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani secara tepat
keluhan dan dugaan.

6. PROMOSI PERUSAHAAN
Iklan adalah sebuah bentuk solisitasi yang jika salah gunakan dapat menampilkan diri
yang menyesatkan masyarakat yang dapat menurunkan manfaat profesi.

Agar dapat merebut rasa hormat dan rasa percaya kepada masyarakat, seorang
akuntan publik sebaiknya menerapkan tingkat yang baik dari yang baik. Untuk itu
kode etik juga mengatur akuntan publik dalam memperoleh klien, sehingga
penghasilan kantor akuntan publik seharusnya berasal dari jasa akuntan publik.

 Pengaturan Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia


Seorang akuntan public tidak boleh membuat iklan yang menipu atau bentuk
pendekatan lain yang palsu atau menyesatkan karena bertentangan dengan
kepentingan umum.
Jika terlibat dalam profesi akuntan public setiap anggota tidak boleh menawarkan
jasanya secara tertulis kepada calon klien, kecuali atas permintaan calon klien.
Dalam hal ini KAP diperkenankan u/ memberikan company profile

 Contoh-contoh iklan dan bentuk-bentuk palsu, menipu atau menyesatkan antara


lain:
1. Seorang akuntan public memberikan janji-janji muluk
2. Menggambarkan seolah-olah dapat mempengaruhi keputusan pejabat
pengadilan, instansi pengatur atau badan/instansi lain yang serupa
3. Membuat pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya
4. Membuat perbandingan dengan akuntan public lainnya yang tidak didasarkan
pada fakta yang dapat diverifikasi
5. Membuat pernyataan bahwa jasa professional spesifik sedang/akan diberikan
dengan upah tertentu yang bias naik & calon kliennya tidak diberitahu
kemungkinan ini
6. Membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu atau salah
menafsirkannya
7. Akuntan public tidak diperbolehkan menawarkan jasanya secara tertulis
kepada calon klien, kecuali atas permintaan calon klien yang bersangkutan

 Contoh-contoh iklan yang diperbolehkan yang sifatnya pemberitahuan antara lain


1. Pemberitahuan pindah alamat,telepon,fax dan telex
2. Merekrut pegawai dan staf baik u/ kantornya sendiri maupun
langganannya
3. Memasang iklan untuk penjualan perusahaan atau asset langganan akuntan
public dalam kapsitas profesinya yang bertindak sebagai likuidator
4. Memasang iklan untuk seminar dan penataran bagi masyarakat umum,
kecuali yang diselenggarakan secara gratis
5. Pemberian kartu ucapan kepada klien kantor akuntan public

 Contoh penawaran jasa secara tertulis yang tidak diperkenankan anatara lain ,
penyebaran kartu nama yang mencantumkan jasa yang tidak ada hubungannya
dengan profesi
Kasus & Permasalahan
1. Pada Kasus Pertama
 “Anastasia mengatakan bahwa KAP miliknya pernah memberikan jasa
auditnya kepada 10 – 25 perusahaan terbesar di kotanya”. Pernyataan
dalam iklan ini telah melanggar pasal III butir a , ayat 3 dalam buku yang
berjudul “Auditing jilid 3, hlm:309-310” karangan Prof. DR Sukrisno
Agoes,Ak,MM,CPA , dimana pernyataan tersebut tidak dapat dibuktikan
kebenarannya
 “Anastasia mengatakan bahwa jasa auditnya rata-rata lebih kecil dibanding
kantor akuntan public lain”, pernyatan ini telah melanggar pasal III butir a
, ayat 4 buku yang berjudul “Auditing jilid 3, hlm:309-310” karangan Prof.
DR Sukrisno Agoes,Ak,MM,CPA dimana membuat suatu perbandingan
dengan KAP lain yang tidak didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi.
Serta melanggar pasal yang sama ayat 5 dimana membuat pernyataan
bahwa jasa professionalnya diberikan dengan upah tertentu (dalam kasus
ini Anastasia mengobral fee jasa profesionalnya).
 “Anastasia mengatakan bahwa tim auditnya selalu bekerja profesiional dan
tidak menerima bonus dari kliennya”, pernyataan ini juga melannggar
pasal III butir a, ayat 1 buku yang berjudul “Auditing jilid 3, hlm:309-310”
karangan Prof. DR Sukrisno Agoes,Ak,MM,CPA yaitu secara tidak
langsung memberikan janji-janji muluk
2. Pada Kasus Kedua
“Edwin seorang akuntan public dimana ia membuat iklan yang sifatnya
hanya pemberitahuan bahwasanya kantor akuntan publiknya pindah lokasi
yang lebih strategis serta memberitahukan berita yang memang seharusnya
klien mesti tahu contohnya seperti perubahan atas nomor telepon kantor
yang baru, faxs baru, alamat baru. Jadi tidak terdapat penyimpangan pada
kasus kedua ini karena telah sesuai dan mengacu pada Pasal III butir b,
ayat 1 dan 2 buku yang berjudul “Auditing jilid 3, hlm:309-310” karangan
Prof. DR Sukrisno Agoes,Ak,MM,CPA

Anda mungkin juga menyukai