Anda di halaman 1dari 16

ETIKA DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Kelompok 4:

MUHAMMAD FADHIL A031181501

IKA REZKY PRATIWI NATSIR A031181336

SYAVIRA RAMADHANI A031181507

ST.AINUN INDARAJATI A031181522

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah aturan tentang baik dan buruk. Beretika dalam berbisnis adalah suatu
pelengkap utama dari keberhasilan para pelaku bisnis. Bisnis yang sukses bukan hanya
dilihat dari hasil usaha saja, tetapi juga tercermin dari perilaku serta sepak terjang si
Pelaku Bisnis dalam proses berbisnis.

Namun pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan etika demi


tercapainya keuntungan yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan kepentingan –
kepentingan tertentu, sehingga menggeser prioritas perusahaan dalam membangun
kepedulian di masyarakat. Kecenderungan itu memunculkan manipulasi dan
penyelewengan untuk lebih mengarah pada tercapainya kepentingan perusahaan. Praktek
penyimpangan ini terjadi tidak hanya di perusahaan di Indonesia, namun terjadi pula
kasus – kasus penting di luar negeri.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kode etik sangatlah penting untuk setiap profesi
apapun itu. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan tidak
baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam
berhubungan dengan kolega, langganan, masyarakat dan pegawai.

B. Rumusan Masalah

1. Etika Bisnis Kantor Akuntan Publik (KAP)

2. Tanggung Jawab sosial KAP sebagai Entitas Bisnis

3. Krisis dalam Profesi Akuntansi

4. Regulasi dalam Rangka Penegakan Etika KAP

5. Kasus Pelanggaran Etika KAP


BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis Kantor Akuntan Publik (KAP)

Etika Bisnis merupakan suatu cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.

Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik
profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan tatanan etika
dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan. Selain itu dengan kode
etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau
masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena
melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik
profesi.

Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah
membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis,
maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa
akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan
keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan
etika, maka hasilnya sangat merugikan.

Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Lima aturan etika itu adalah :

Independensi, integritas, dan obyektivitas

a. Independensi.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap


mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI. Sikap mental
independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (infacts) maupun dalam
penampilan (in appearance)

b. Integritas dan Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan


objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak
boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak
lain.

Standar umum dan prinsip akuntansi

a. Standar Umum.

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI :

1. Kompetensi Profesional

Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara
layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

2. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan


dan keseksamaan profesional.

3. Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap


pelaksanaan pemberian jasa profesional.

4. Data Relevan yang Memadai


Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar
yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan
jasa profesionalnya.

b. Kepatuhan terhadap Standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,


kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib
mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh
IAPI.

c. Prinsip – Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan :

1. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau


data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau

2. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus


dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-
prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
IAPI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat
penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat
tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat
menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat
penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan
estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip
akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

Tanggung jawab kepada klien

a. Informasi Klien yang Rahasia.


Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia,
tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :

1. Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan


etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi

2. Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi


peraturan perundang – undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan
pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan
peraturan yang berlaku

3. Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai


dengan kewenangan IAPI atau

4. Menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian


komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAPI dalam
rangka penegakan disiplin Anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh
memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan
informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan
tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemberian informasi
sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah
diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review mutu)
seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.

b. Fee Profesional

Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan
cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
c. Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional
tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu
dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap
tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal
perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan
pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

a. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

b. Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila


menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun
buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan
yang berlainan. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis
permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai. Akuntan publik tidak
diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama
dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila
penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan
atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

Tanggung jawab dan praktik lain

a. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan


yang mencemarkan profesi.
b. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien


melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran
lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

c. Komisi dan Fee Referal.

1. Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada / dari klien / pihak lain untuk memperolah
penugasan dari klien / pihak lain.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila


pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

2. Fee Referal (Rujukan).

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan / diterima kepada / dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.

Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

d. Bentuk Organisasi dan Nama KAP

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang
diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang tidak
menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Aturan – aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota IAPI dan staf profesional
(baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu
Kantor Akuntan Publik (KAP).

B. Tanggung Jawab Sosial KAP Sebagai Entitas Bisnis

Tanggung jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian
layanan gratis. Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik meliputi ciri utama dari
profesi akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik
dan juga memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.

C. Krisis Dalam Profesi Akuntansi

Krisis dalam Profesi akuntan publik di Indonesia diperkirakan akan terjadi dalam sepuluh
tahun ke depan, disebabkan karena semakin minimnya SDM akibat kurangnya minat
generasi muda terhadap profesi tersebut.

Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sedikitnya 75% akuntan
publik yang berpraktek di Indonesia berusia di atas 55 tahun. Kondisi ini, tentunya akan
mengancam eksistensi profesi akuntan publik di Tanah Air karena tidak ada regenerasi
kepada kaum muda. Padahal, seiring dengan semakin berkembangnya pertumbuhan
industri di Indonesia, jasa akuntan semakin dibutuhkan. Apabila keadaan ini tidak bisa
diatasi, maka diperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan, profesi akuntan terancam mati.
Padahal semakin ke depan profesi ini akan sangat menjanjikan karena pesatnya
pertumbuhan industri.

Pelaksanaan ekonomi di negeri ini ditunjang fungsi akuntan publik oleh karena itu
pemerintah melalui UU No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik mengatur peran dan
bagaimana akuntan publik bekerja. Pasalnya, saat ini terjadi ketimpangan dalam dunia
akuntan publik. Dari ±16 ribu perusahaan yang selalu diaudit setiap tahun, 70 persennya
hanya diaduit oleh 4 akuntan publik. Sisanya lebih dari ±400 akuntan publik dan ±600
orang akuntan bekerja.

Undang – Undang itu juga mengatur bagaimana profesi akuntan itu bisa mendapatkan
perhatian dan pembinaan, mulai dari ijin, menentukan standar akuntansi juga mengawasi
kode etik. Izin akuntan publik tetap dari pemerintah, dan kemudian nantinya akan ada
sebuah komite yang dibentuk yang terdiri dari perwakilan pemerintah, asosiasi, dan
emiten yang akan mengawasi dan membina dalam pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.

Dengan undang – undang ini juga diharapkan setiap akuntan publik bisa bekerja secara
profesional. Kedepannya Kementerian Keuangan, dalam hal ini adalah Direktorat
Jenderal Pajak mempercayakan audit laporan keuangan perusahaan itu kepada akuntan
publik. Jadi nantinya bagi setiap wajib pajak yang laporan keuangannya sudah diaudit
oleh akuntan publik dan statusnya baik, maka laporan keuangan itu tidak akan diperiksa
lagi oleh Ditjen Pajak karena akuntan publik dipercaya mampu dan dapat memberikan
laporan yang benar sehingga dengan demikian Ditjen Pajak hanya tinggal berfokus pada
perusahaan yang memang bermasalah.

D. Regulasi Dalam Rangka Penegakan Etika KAP

Di Indonesia, melalui Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP – Dep. Keu.),
pemerintah melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan
pengawasan terkait dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini
dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap
anggotanya.

Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa kewenangan pengaturan


akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah, dimulai dengan Amerika Serikat yang
membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB
merupakan lembaga semi pemerintah yang dibentuk berdasarkan Sarbanes Oxley Act
2002. Hal ini terkait dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap lemahnya
regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak terjadinya kasus Enron dan
Wordcom yang menyebabkan bangkrutnya Arthur Andersen sebagai salah satu the Big-5
yaitu kantor akuntan publik besar tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi
profesi sangat besar, antara lain:

1. Pembuatan standar akuntansi dan standar audit

2. Pemeriksaan terhadap kertas kerja audit, dan

3. Pemberian sanksi.

Regulasi terhadap akuntan publik diperketat disertai dengan usulan penerapan sanksi
disiplin berat dan denda administratif yang besar, terutama dalam hal pelanggaran
penerapan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan pula
sanksi pidana kepada akuntan publik palsu (atau orang yang mengaku sebagai akuntan
publik) dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan SPAP. Seluruh regulasi
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, meningkatkan
kepercayaan publik serta melindungi kepentingan publik melalui peningkatan
independensi auditor dan kualitas audit.

E. Kasus Pelanggaran Etika KAP

Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008
silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan
hasil penelitian lebih dari satu tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya
yang bersalah dibalik runtuhnya Lehman Brothers (Winarto,2010).

Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di
AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang
pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga
merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang
melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)

Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir
dibalik runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah
korporasi di Amerika Serikat yang memicu krisis finansial global.

Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank
tidak percaya satu sama lain. Kepercayaan perbankan merosot tajam.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas 100 tahun, seperti
Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan otomotif
terkemuka di dunia yang genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga telah
meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk dibangkrutkan.

Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan atas kebangkrutan


sesuai Bab 11 Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban utang Lehman Brothers
terhadap bank dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar
AS utang obligasi. Sementara total asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya sejumlah
639 miliar dolar AS.
JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21 miliar
dolar AS ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11 September
2008 JP Morgan meminta tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh
para kreditor Lehman berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi
penyebab utama kebangkrutan Lehman.

Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga
dinilai lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar
dan bergengsi di AS tersebut.

Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset Lehman Brothers juga dibuat
terpusat pada kredit kepemilikan kredit rumah bermasalah. Sehingga ada kasus
penyesatan informasi yang material dalam akuntansi Lehman.

Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa
akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu
dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior
Lehman, juga auditor mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini.

Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap
mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman
lainnya seperti Chris O’Meara, Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah
melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa pemerintah Amerika Serikat tidak
membail-out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak berbentuk derivatif.
(Winarto,2010)

Pembahasan kasus :

Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst & Young telah
melakukan pelangaran kode etik profesi akuntan publik. Dia dengan sengaja melaporkan
hasil audit palsu soal keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman
Brothers menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 milliar
dollar AS di pembukuannya, yang semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan
ketergantungannya dari utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman
Brothers. Bukan itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari
Lehman Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca
perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga
tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan Lehman Brothers.Ernst & Young dan
Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan sadar dan tahu akan akibat tersebut.

Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:

1. Integritas

2. Objektivitas

3. Kompetensi profesional dan kecermatan

4. Kerahasiaan

5. Perilaku Profesional

Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar KAP
Ernst & Young adalah sebagai berikut:

1. Integritas dan Objektivitas

Aturan Etika Profesi Akuntan Publik menjelaskan bahwa dalam menjalankan


tugasnya, KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan salah saji material yang
diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.

Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara adil dan sebenar-
benarnya dalam hubungan profesional mereka.

Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus tidak berkompromi dalam
memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan
atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya.

Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian laporan
keuangan Lehman Brothers dimana pada kasus tersebut, sebenarnya KAP Ernst &
Young mengetahui bahwa perusahaan menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS,
tetapi auditor jelas – jelas terbukti menutupi fakta tersebut dan melakukan skandal
dengan kliennya, yaitu Lehman Brothers.

2. Perilaku Profesional

Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan
profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian.

Pada kasus ini, KAP Ernst & Young justru melakukan skandal dengan Lehman
Brothers perihal laporan keuangan yang telah dimanipulasi, di mana skandal tersebut
telah mendiskreditkan profesi mereka dan KAP Ernst & Young dinilai tidak
mempunyai perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya oleh pelaku bisnis
yang akan menyewa jasanya sebagai auditor.

3. Kepentingan Publik

Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor berkewajiban


untuk senantiasa bertindak dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap tidak memenuhi prinsip kepentingan
publik di atas, karena terdapat pihak – pihak di luar perusahaan yang merasa
dirugikan atas hasil opini auditor tersebut, dimana pada laporan keuangan tersebut,
menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik. Tetapi pada
kenyataannya, KAP Ernst & Young mengetahui bahwa terdapat masalah dalam
perusahaan tersebut, dan KAP justru bekerjasama dengan perusahaan dan malah
melakukan kebohongan kepada publik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aturan Etika dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) yakni Independensi, Integritas, dan
Obyektivitas, Standar umum dan prinsip akuntansi, Tanggung jawab kepada klien,
Tanggung jawab kepada rekan seprofesi, Tanggung jawab dan praktik lain, sangatlah
penting untuk dipahami dan ditaati oleh setiap anggota KAP agar dapat menjadi seorang
akuntan publik yang profesional.

Seorang akuntan publik juga memiliki tanggung jawab lain yang harus dilakukan selain
tanggung jawabnya kepada Klien, rekan seprofesi, dan tanggung jawab lainnya yakni
tanggung jawab sosial yang berupa pemberian pelayanan yang baik kepada publik dan
memperhatikan rekan seprofesi dengan tidak hanya mencari keuntungan diri sendiri.

Dengan semakin berkurangnya minat para generasi muda akan profesi akuntan publik,
maka diperkirakan akan terjadi krisis terhadap profesi akuntan publik pada sepuluh tahun
yang akan datang.

UU Akuntan Publik dibentuk untuk mengatur peran dan bagaimana akuntan publik
bekerja, mengatur bagaimana profesi akuntan itu bisa mendapatkan perhatian dan
pembinaan, mulai dari ijin, menentukan standar akuntansi juga mengawasi kode etik,
dengan harapan akuntan publik dapat bekerja secara profesional.

Perlu adanya penegakan kode etik akuntan agar masyarakat tidak salah anggapan
mengenai pelanggaran yang dilakukan seorang akuntan apakah itu merupakan
pelanggaran kode etik atau pelanggaran standar audit atau pelanggaran SAK.
DAFTAR PUSTAKA

http://masyitohrahmiwindarti1803.blogspot.com/2016/10/etika-dalam-kantor-akuntan-
publik.html

file:///C:/Users/Acer/Downloads/Snap%20Camera%201.7.1.exe

https://triasyulianti.wordpress.com/2016/12/27/etika-dalam-kantor-akuntan-publik/

https://putrilestarism.wordpress.com/2016/12/28/etika-dalam-kantor-akuntan-publik/

Anda mungkin juga menyukai