Disusun oleh :
Kelompok V
Materi III
- Astriana (2014-35-2712)
- Dini umami afniantini (2011-35-1499)
- Hendra (2013-35-2333)
- Irna Safringga (2016-35-3376)
- Nurhayati (2014-35-2717)
- Risa Purnama (2014-35-2681)
- Ratih Susilowati (2014-35-2798)
- Triyana (2014-35-2684)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kelompok
tentang “SISTEM ACTIVITY BASED COSTING AND ACTIVITY BASED
MANAGEMENT”
Makalah kelompok ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kelompok tentang Activity based Costing dan
Activity Based Management dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . ......................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika Serikat seperti IBM, Hewlett
Packard, Allen Bradley, Westinghouse, General Motor, General Electric, Eastman
Kodak, dan Locheed telah mengadopsi teknologi pemanufakturan maju agar dapat
bersaing dalam persaingan global. Modernisasi pabrik-pabrik Amerika Serikat
meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya. Dengan adanya perubahan-perubahan ini
maka praktek-praktek manajemen biaya juga mengalami perubahan dan peningkatan.
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) dan
Activity-Based Management (ABM) banyak diterapkan pada perusahaan perusahaan
dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem
penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh biaya produk
yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas mengenai bagaimana
perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam
jangka panjang. Activity-Based Management (ABM) menfokuskan pada pengelolaan
aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang
diterima pelanggan, dan memberikan laba bagi perusahaan. Sistem ABC/ABM telah
dikembangkan dan diimplementasikan pada banyakperusahaan seperti General Motor,
Data Technologies, Hewlett-Packard, Advances Micro Devices, Avery International,
Cal Electronic Circuits, General Electric, Siemens Electric Motor Works, John Deere
Component Work, Merck, Amtrak, Data Service, AT&T, Fireman' Fund, Tekronik,
Texas Instrument, Alexandria Hospital, Union Pacific Railroad, American Express, dan
Naval Supply System Command.
Activity Based Costing (ABC) dan Activiy Based management (ABM) mempunyai
keterkaitan yang erat dengan manajemen biaya strategik. dimana ABC merupakan
sumber informasi utama dari pengembangan Activity Based Management
1
Para manajer menerima informasi yang bermakna mengenai dampak potensial terhadap
penentuan harga jual dan keputusan tentang lini produk jika perusahaan berubah dari sistem
penentuan harga pokok tradisional dengan activity-based costing dan penghematan potensial
yang dapat diperoleh jika perusahaan menggunakan ABM untuk mengidentifikasi dan
mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk mencapai strategi cost leadership.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Activity Based Costing and Activity Based Management?
2. Apa saja alasan timbulnya Konsep dasar ABC dan ABM dan Contoh aktivitas
yang tidak menambah nilai dan menambah nilai?
3. Apakah yang dimaksud dengan pusat pemicu biaya dalam operasional
perusahaan?
4. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk berdasarkan aktivitas?
5. Apa saja pentingnya menggunakan ABM?
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Activity Based Costing
Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang
memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana
aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar serta pengurangan
biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem
informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang. Dengan metode
ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-
aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi
kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).
Secara umum pengertian Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu
sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi
dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau
jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen agar
selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan
keputusan.
ABC adalah sumber utama informasi ABM. Jadi, model ABM memiliki dua dimensi
yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya memberikan informasi biaya
mengenai berbagai sumber daya, aktivitas dan obyek biaya yang menjadi perhatian
seperti produk, pelanggan, pemasok, dan saluran distribusi. Tujuan dimensi biaya adalah
memperbaiki akurasi dan pembebanan biaya. Dimensi kedua, dimensi proses,
memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan, mengapa harus
dilakukan, dan seberapa baik aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan. Tujuan dimensi ini
adalah mengurangi biaya.
C. Hubungan Activity Based Costing (ABC) dan Activity Based Management (ABM)
ABC memberikan informasi dan ABM menggunakan informasi ini dalam berbagai
analisis yang didesain untuk menghasilkan perbaikan yang berkesinambungan. Jadi
setelah menerapkan Activity Based Costing (ABC), perusahaan kemudian melakukan
Activity Based Management (ABM) ini, maka nilai yang diterima pelanggan akan lebih
bernilai. Untuk melihat bagaimana ABM menggunakan ABC, dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
G/L Data
Activity View
Resources
Assign Cost
Driver
Profitability View
Assign Activity
Cost
Bagian horizontal (Activity View) adalah pandangan ABM untuk mengendalikan aktivitas
– aktivitas dengan cara :
1. Mengidentifikasi aktivitas untuk mengetahui mengapa aktivitas tersebut dilakukan
2. Setelah aktivitas diidentifikasi maka dapat ditentukan aktivitas-aktivitas apa saja
yang akan dilakukan
3. Kemudian aktivitas-aktivitas dianalisis dengan mengukur aktivitas tersebut. Hasilnya
aktivitas-aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas yang mempunyai
nilai tambah (Value Added Activity) dan aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah
(non-value added activity)
Analisis Aktivitas
adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kandungan
nilai suatu analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kandungan
nilai suatu aktivitas. Umumnya , perusahaan melakukan aktivitas untuk alasan-alasan
berikut ini :
Inti analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses
mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengevaluasi aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh
sebuah organisasi. Analisis aktivitas harus menghasilkan empat keluaran berikut ini :
Penghilangan aktivitas yang tidak memberi value atau sedikit memberi value bagi
konsumen akan berdampak pada pengurangan konsumsi sumber daya. Perusahaanpun
6
menjadi lebih focus pada aktivitas yang meningkatkan kepuasan konsumen. Dengan
mengetahui nilai aktivitas, karyawan menjadi tahu bagaimana cara agar pekerjaannya
dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi, manajemen dapat memberdayakan
mereka dalam melakukan pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
- Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang dapat meningkatkan nilai produk
atau jasa untuk konsumen. Penghilangan aktivitas ini secara otomatis
akanmenurunkan nilai produk atau jasa untuk konsumen. Sehingga harus dijaga
keberadaannya didalam bisnis. Aktivitas memotong kainpada saat membuat
baju,memasang paku pada saat mencetak plat merupakan contoh aktivitas bernilai
tambah. Aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas yang memenuhi hal-hal
berikut :
-Aktivitas tidak bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang mengonsumsi waktu,
sumber daya, atau tempat tetapi hanya memberikan sedikit nilai tambah bagi kepuasan
konsumen atau bahkan sama sekali tidak memberi nilai tambah. Jika aktivitas ini
dihilangkan, nilai atau kepuasan konsumen tidak akan berkurang, tetapi kosumen tidak
akan menyadarinya. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang memiliki
ciri-ciri seperti berikut :
1. Dapat dihilangkan tanpa memengaruhi bentuk, kenyamanan, atau fungsi produk atau
jasa
2. Menimbulkan pemborosan dan hanya memberikan sedikit nilai tambah bagi produk
atau jasa atau bahkan tidak memberi nilai tambah sama sekali
3. Dilakukan karena adanya kesalahan dalam aliran proses
7
4. Pekerjaan ulang atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan pada bagian atau
departemen lain
5. Dilakukan untuk mengawasi masalah kualitas
6. Menghasilkan output yang tidak perlu atau tidak diinginkan
Sebuah aktivitas dikategorikan sebagai aktivitas tidak bernilai tambah apabila tidak dapat
memenuhi sebagian atau semua kriteria dari tiga kriteria aktivitas bernilai tambah.
Contoh aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas inspeksi pemotong kain. Aktivitas
inspeksi merupakan aktivitas pendeteksian bukan aktivitas mengubah bentuk.
Berdasarkan hal tersebut, aktivitas ini tidak dapat memenuhi kriteria pertama. Penjahitan
ulang akibat adanya kesalahan menjahit juga bukan merupakan aktivitas bernilai tambah.
Aktivitas ini dilakukan karena ada kesalahan pada saat dilakukan penjahitan pertama kali.
Kriteria aktivitas bernilai tambah yang kedua tidak dapat dipenuhi sebab perubahan
bentuk telah terjadi pada aktivitas menjahit yang pertama.
Pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah menyebabkan munculnya biaya tidak bernilai
tambah. Munculnya biaya tersebut mengindiasikan terjadinya inefisiensi. Seiring dengan
semakin ketatnya persaingan, banyak perusahaan berusaha keras untuk menghilangkan
aktivitas tidak bernilai tambah ini karena menyebabkan biaya semakin tinggi.
8
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi
ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan
jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus diidentifikasi
melalui cost driver.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh
karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan penimbul biayanya atau
cost driver.Penentuan jumlah yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan
product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin
banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata
lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driveryang
dibutuhkan.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan:
1. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver
(cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih
rendah akan dipilih.
2. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan
konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver yang memiliki
korelasi tinggi akan dipilih.
3. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver
yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.
9
F. Tahapan Perhitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan Activity Based Costing
10
PROSEDUR TAHAP PERTAMA
A. Penggolongan biaya
- Unit-Level Activity Costing, yaitu, aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap
satu unit Produk
- Batch Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap waktu suatu batch ditangani
atau diproses, tanpa memperhatikan beberapa banyak unit yang terdapat dalam batch.
11
- Product Level Activity, adalah aktivitas yang berhubungan dengan produk yang spesifik
dan secara khusus dilakukan tanpa memperhatikan beberapa banyak batch atau unit yang
diproduksi atau dijual.
- Facility Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan tanpa memperhatikan siapa
pelanggan yang dilayani, berapa banyak batch atau unit yang diproduksi atau dijual.
Tarif kelompok (pool rate) adalah tarifbiaya overhead per unit cost driver yang dihitung
dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar
pengukur aktivitas kelompok tersebut.
12
Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)
13
Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)
A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sarung Tenun Dewasa dengan sistem Activity
Based Costing pada perushaan Edytex Jaya Tahun 2014
14
B. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sarung Tenun Anak dengan sistem Activity Based
Costing pada perushaan Edytex Jaya Tahun 2014
15
1. Perhitungan Sarung Tenun Dewasa
a. Berdasarkan Unit
Rp. 1.140.763.579,2
b. Berdasarkan Batch
c. Berdasarkan Product
d. Berdasarkan Fasility
Rp. 1.245.108.916,72
a. Berdasarkan Unit
Rp. 426.171.421,44
16
b. Berdasarkan Batch
c. Berdasarkan Product
d. Berdasarkan Fasility
Rp. 472.075.271,44
17
G. Manfaat Metode ABM:
1. ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasikan
bagaimana proses dan aktvitas tersebut dapat diperbaiki untuk menurunkan biaya dan
meningkatkan nilai (Value) bagi pelanggan
2. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk
menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan
3.Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan
aktivitas-aktivitasnya
4. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan
jasa
5. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya
6. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah
7. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas tidak bernilai
tambah
8. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan
pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan
9. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen
18
BAB IV
KESIMPULAN
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) dan Activity
Based Management (ABM) banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan dunia. ABC
membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga
pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh juga biaya produk yang lebih
akurat. ABC menyediakan pandangan yang lebih jelas mengenai bagaimana perusahaan
membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang.
ABM memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan memberikan laba bagi perusahaan.
Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang
membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang
disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa
produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dimana aktivitas yang dibutuhkan
tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya
dibebankan kepada aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya berdasarkan
penggunaannya. ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara Cost driver dengan
aktivitas. Banyak perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas kedalam empat kategori untuk
memperbaiki penelusuran biaya yaitu : Unit level Activities, Batch level Activities, Product-
level Activities , Facility level activities.
Activity Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
(value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nilai
(value) tersebut. Dengan Activity Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat
melakukan evaluasi baiya dan niali (value) dari suatu aktivitas proses sehingga akan
terindentifikasi peluang (akan terjadi perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatkan efisiensi
proses (Process Improvement)
19
DAFTAR PUSTAKA
http: e-journal.uajy.ac.id/2732/2/2EA15193.pdf
Supriyono, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, BPFE, 1994
http://youthforaccounting.blogspot.co.id/2014/06/abm-vs-abc.html
http://kingboer99.blogspot.co.id/
http://briyanworld.blogspot.co.id/2015/02/pengimplementasian-abc-dan-abm-sistem.html
http://briyanworld.blogspot.co.id/2015/02/pengimplementasian-abc-dan-abm-sistem.html
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/12/mengelola-biaya-dengan-memahami-pola-perilaku-biaya-
bag-1/
20