Dosen pengampu :
Ibu Astuti olivia m.ak
Kelompok 7 :
Muhammad asraf ( 0502183273 )
Putri faradilla ( 0502182090 )
Nur kamelia nst ( 0502183144 )
Wardatussyfa ( 0502182119 )
Akuntansi syariah
Fakultas ekonomi dan bisnis islam
Universitas islam negeri sumatera utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI…......………...……………………………....………..……….......... ii
BAB I PENDAHULUAN.....………….....…………………………......……..........1
BAB II PEMBAHASAN……...…….........................................................................3
2.12 Transaksi Hasil Investasi Dan Bagi Hasil Dana Peserta ...................................12
3.1 Kesimpulan…………......………………………......…………………....….........14
3.2 Saran..……………………………………………………….................................14
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul akuntansi dana peserta ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Astuti
olivia m.ak pada mata kuliah akuntansi asuransi syariah Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang akuntansi dana peserta bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Astuti olivia m.ak , selaku dosen mata kuliah
akuntansi asuransi syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kehidupan pada saat ini yang semakin rumit, memungkinkan adanya risiko yang mengancam
keselamatan dan kebutuhan manusia semakin besar pula. Adanya alasan tersebut maka
semakin besar pula masalah yang akan dihadapi manusia secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk meminimalisir resiko yang tidak terduga, maka dari itu masyarakat dituntut
untuk memiliki suatu jaminan untuk mejamin kehidupan, kesehatan, kebahagiaan, di hari
tuanya, sampai pendidikan bagi anak-anak tersebut. Pada saat ini semakin banyak berbagai
investasi yang di tawarkan seperti investasi pada perusahaan asuransi syariah.
Perusahaan asuransi merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk memperoleh
jaminan tersebut. Peranan perusahaan Asuransi adalah salah satu upaya dalam
menanggulangi resiko tertentu yang dihadapi oleh masyarakat sekaligus asuransi berperan
dalam menghimpun dana dari masyarakat, dan negara membuka kesempatan bagi kegiatan
usaha perasuransian dan mengatur kegiatan perasuransian agar sesuai dengan prinsip usaha
yang sehat dan bertanggung jawab.
Pengertian Asuransi Syariah berdasarkan DSN-MUI merupakan sebuah usaha untuk saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau nasabah yang ikut serta
melalui investasi dalam bentuk asset dana atau tabarru yang memberikan manfaat ketika
mendapat risiko atau masalah tertentu melalui akad atau perjanjian yang sesuai dengan
hukum syariah.
Dana Tabarru merupakan cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting yang tidak
dibagikan kepada peserta dan entitas pengelola (PSAK 108). Berdasarkan pengertian
tersebut, cadangan dana tabarru muncul karena adanya surplus underwriting. Terdapat
beberapa perbedaan pendapat dalam mendefinisikan surplus pada asuransi syariah. Menurut
Acounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) dalam
standar akuntansi No.13, surplus adalah kelebihan dari total kontribusi peserta selama periode
tertentu dikurangi total klaim, reasuransi (retakaful) dan semua beban provisi.
Menurut Islamic Financial Service Bound (IFSB) No 8 terkait standar coorporate governance
Takaful, surplus adalah sisa pendapatan sisa dari pendapatan kontribusi peserta setelah
dikurangi biaya-biaya klaim dan provisi lalu ditambah dengan hasil investasi (investmen
return). Dari perbedaan pendapat mengenai surplus di atas, maka muncul permasalahan terkait
pendistribusian surplus underwriting, apakah surplus tersebut akan didistribusikan ke peserta, entitas
pengelola, atau dialokasikan seluruhnya sebagai cadangan dana tabarru.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka kami pemakalah sepakat mengangkat makalah
kami untuk menyelesaikan beberapa hal yang terkait dengan judul “ AKUNTANSI DANA
PESERTA “.
Rumusan masalah
1. apakah entitas Asuransi Syariah sudah mengungkapkan terkait kontribusi peserta
asuransi syariah sesuai dengan PSAK 108 ?
2. Apa saja transaksi yang ada dalam akuntansi dana peserta ?
3. Bagaimana penyusunan laporan keuangan dalam transaksi transaksi yang ada dalam
akuntansi dana peserta?
4. Metode apa saja yang digunakan pengelola dalam mengalokasikan surplus
underwriting yang diperoleh ?
5. Bagaimana pengaplikasian asuransi syariah menggunakan akuntansi dana peserta
tersebut?
Tujuan
1. menjelaskan kesesuaian pengungkapan terkait kontribusi Asuransi Syariah dengan PSAK
108.
2. Mengetahui transaksi yang ada dalam akuntansi dana peserta .
3. Mengetahui susunan laporan keuangan dalam akuntansi dana peserta.
4. Menambah wawasan penulis dan pembaca dimana pun berada.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam transaksi normal, berikut transaksi – transaksi yang dikategorikan sebagai dana
peserta :
1. Kontribusi
2. Tabarru’
3. Investasi
4. Fee ( ujrah ) yang dibayarkan
5. Kontribusi reasuransi
6. Fee ( ujrah ) yang diterima
7. Surplus reasuransi
8. Klaim
9. Klaim reasuransi
10. Penyisihan teknis
11. Bagi hasil dana peserta
12. Surplus ( defisit ) dana peserta
13. Cadangan ekuitas dana peserta
14. Distribusi surplus underwriting
1. Transaksi kontribusi
Berdasarkan PSAK 10 (tahun 2016) dan FAS no. 19 . kotribusi adalah jumlah bruto yang
menjadi kewajiban peserta terkait bagian resiko dan fee ( ujrah ). Jumlah dana yang
dibayaran diperuntukkan bagi pengelola risiko dan fee ( ujrah ) untuk pengelola perusahaan
sebagai kompensasi upaya pengelolaan risiko .
Bagian pengelolaan risiko atau juga disebut dana tabarru’ (dana sosial) digunakan untuk
pembayaran klaim , pembayaran biaya reasuransi, dan pembentukan penyisihan. Sementara
bagian fee (ujrah) akan diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas
operasioanl.
Berdasarkan PSAK 108 tahun 2016 dalam paragraf 14 disebutkan bahwa kontribusi peserta
diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk akada asuaransi syariah jangka pendek , kontribusi peserta diakui sebagai
pendapatan dari dana tabarru’ seuai akad asuransi .
b. Untuk akad asuransi syariah jangka panjang , kontribusi peserta diakui sebagai
pendapatan dari dana tabarru’ pada saat jatuh tempo pembayaran dari peserta .
Dari pernyataan ini bahwa salah satu poin krusial dari revisi PSAK 108 tahun 2009 masih
dalam substansi yang sama yaitu kontribusi atau premi bukanlah pendapatan atau milik
pengelola seperti dalam asuransi konvensional. Akan tetapi kontribusi adalah milik peserta
secara kolektif yang mana salah satu bagian / komponen utama nya adala dana tabarru’ .
Namun dalam PSAK 108 tahun 2016 ini dibedakan antara pengakuan kontribusi untuk akad
asuransi syariah jangka panjang dan jangka pendek. Dasar yang digunakan untuk
membedakan antara akad asuransi jangka panjang dan akad asuransi jangka pendek adalah
waktu proteksi asuransi dan keberadaan fitur penyesuaian persyaratan akad saat ulang tahun
polis.
PT aksyar 9 menjadi peserta salah satu produk asuransi SEBI insurance Co yang mana polis
diterbitkan dengan nilai kontribusi / premi sebesar Rp 800 .
Dari contoh diatas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih memadai terkait kontribusi
yang diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ didalam dana peserta termasuk alur logis
dari siklus akuntansi nya maka diasumsikan dalam satu periode akuntansi hanya terdapat satu
transaksi pendapatan kontribusi senilai Rp 800 di akhir periode dalam laporan surplus defisit
dana tabarru’ (LSDDT) maka pendapatan kontribusi yang terdiri dari dana tabarru’ dan fee
(ujrah) disajikan dalam laporan surplus defisit dana tabarru’ (LSDDT).
2. Transaksi tabarru’
Dana tabarru’ adalah dana yang menjadi bagian dari kontribusi / premi untuk risiko.
Dana tabarru’ merupakan komponen utama kontribusi yang mencerminkan karakteristik
transaksi asuransi syariah . dan dana tabarru’ juga merupakan bagian dari dana sosial yang
dihibahkan oleh setiap peserta / nasabah untuk dana tolong menolong dalam aktivitas
pembagian resiko antarsesama peserta / nasabah
Akumulasi dana tabarru’ ini digunakan sebagai sumber dana utama pembayaran klaim yang
diajukan oleh peserta yang tertimpa musibah atau sebagai dana tolong menolong antarsesama
peserta asuransi .
Sertoran dana tabarru’ hasil investasi kumpulan saldo awal dana tabarru’
Dana tabarru’
Dari akumulasi diatas menyatakan bahwa dana tabarru’ milik peserta kolektif tersebut juga
dapat bertambah dari hasil investasi dana tabarru’ yang dikelola pengelola sebelum
pembayaran klaim dan bertambah dari akumulasi cadangan surplus underwriting dana
tabarru’ di akhir periode . cadangan surplus underwriting dana tabarru’ adalah sisa atau
kelebihan dana tabarru’ diakhir periode tertentu dari pembayaran beban asuransi seperti
klaim dan penyisihan periode berjalan yang dicadangkan di akhir periode . sederhananya
seperti laba neto periode berjalan yang tidak dibagikan ke pemegang saham atau pemilik atau
saldo laba.
3. Transaksi investasi
Investasi sebagai transaksi dan peserta adalah bagian dana investasi ( tabungan ) dari dana
kontribusi yang dibayarkan nasabah. Dalam PSAK 108 (tahun 2016) rekening investasi
dipisahkan dari kontribusi, bagian atau rekening investasi ini biasanya terdapat pada produk
asuransi dengan fitur tabungan dalam asuransi jangka panjang seperti produk yang sering
digunakan adalah asuransi jiwa karena bagian investasi akan dikembalikan ke peserta
ditambah dengan bagi hasil dari keuntungan investasi .
Berdasarkan PSAK 10 tahun 2016 paragraf 17 disebutkan bahwa bagian penerimaan dari
peserta untuk investasi diakui sebagai :
Selain mengelola dana tabarru’ untuk pengelolaan resiko, pengelola/ perusahaan juga dapat
dilimpahi wewenang untuk mengelola dana investasi peserta . dana investasi yang diterima
oleh pengelola dapat disaluran kembali baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contohnya menginvestasikan kembali ke produk deposito di bank syariah, saham syariah,
sukuk atau reksadana dipasar modal, investasi langsung ke sektor rill misalnya properti,
emas, atau bahkan menyalurkan secara langsung ke nasabah melalui pembiayaan dengan
akad murabahah atau mudharabah sebagaimana layaknya peranan bank syariah yang
perlakuan akuntansi nya mengacu pada PSAK yang relevan.
Contoh penyajian investasi dalam laporan posisi keuangan :
SEBI insurance co
Laporan posisi keuangan
Aset Liabilitas
Dana peserta
Dana investasi mudharabah /
wakalah
Dana tabarru’
Ekuitas
Dalam PSAK tahun (2016) Paragraf 20 disebutkan bahwa “ bagian kontribusi untuk fee
(ujrah) entias pengelola diakui sebagai pendapatan entitas pengelola secara garis lurus selama
masa akad dan menjadi beban dalam dan tabarru’.” Terkait dana peserta, fee (ujrah) untuk
pengelola merupakan beban bagi peserta/ nasabah dan disajikan dalam bentuk surplus deposit
dana tabarru’, dan merupakan dan poin utama dari fee (ujrah) yang dibayarkan. Sebalikmya,
transaksi ini diakui oleh pengelola sebagai pendapatan dan disajikan dalam laporan labarugi.
Contohnya PT Aksyar 9 menjadi peserta salah satu produk asuransi SEBI Insurance, Co.,
yang mana polis diterbitkan dengan kontribusi/ premi sebesar 800 dengan fee (ujrah) sebesar
10% atau Rp. 80.
Transaksi beban fee (ujrah) tersebut akan diakui sebagai pengurang kontribusi dalam Laporan
Surplus Defisit Dana Tabaru’(LSDDT), yang mana transaksi beban fee (ujrah) diakui sebagai
pengurang kontribusi dalam Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru’ (LSDDT).
Contohnya, SEBI Insurance, Co. melakukan kerja sama Reasuransi dengan PT. Reindo
Syariah sebesar 30% OR (Own Retention)dan 70% QS (Quote Share). “ selama triwulan
pertama telah tercatat jumlah kontribusi yang diterima sebesar Rp800, sementara besaran fee
(ujrah) yang dibayarkan nilainya 10% dari kontribusi. Maka perhitungannya adalah:
Kontribusi : Rp800
Contohnya, SEBI Insurance, Co. melakukan kerja sama Reasuransi dengan PT. Reindo
Syariah sebesar 30% OR (Own Retention)dan 70% QS (Quote Share). “ selama triwulan
pertama telah tercatat jumlah kontribusi yang diterima sebesar Rp800, sementara besaran fee
(ujrah) yang dibayarkan nilainya 10% dari kontribusi dan fee (ujrah) reasuransi yang diterima
adalah sebesar 20% dari fee (ujrah) yang dibayarkan. Berikut perhitungannya.
Kontribusi : Rp1000
8. Transaksi klaim
Klaim adalah nilai pertanggungan yang diberikan ke peserta/nasabah atas kerugian yang
dialaminya. Pembayaran klaim dilakukan oleh pengelola berdasarkan klausul yang disepakati
dalam Polis dan hasil penyelidikan yang dilakukan atas kerugian tersebut. Dalam perusahaan
asuransi syariah, klaim bukan merupakan beban pengelola tetapi merupakan beban asuransi
atau underwriting yang diambil dari dana peserta. Perbedaan ini disebabkan oleh konsep dana
tabarru' dan pembagian resiko (sharing of risk) yang digunakan oleh perusahaan asuransi
syariah.
Klaim diakui sebagai beban sebesar jumlah yang diputuskan untuk dibayarkan ke
peserta/nasabah setelah proses penyelidikan klaim selesai dilakukan. Contohnya, terdapat
aktivitas pembayaran klaim atas klaim yang diajukan Raihan karena kasus kecelakaan yang
menimpanya. Sesuai perjanjian yang tercantum di dalam polis, perusahaan asuransi akan
menanggung sebesar 80% dari biaya servis kendaraan di bengkel. Berdasarkan kuitansi yang
ditunjukkan Raihan, biaya servis kendaraan tersebut sebesar Rp50. Hal ini berarti perusahaan
asuransi akan menanggung biaya servis kendaraan tersebut sebesar Rp40 (80% dari Rp50).
Beban klaim disajikan sebagai bagian dari akun Beban Asuransi dalam Laporan Surplus
Defisit Dana Tabarru' (LSDDT).
Kontribusi yang belum menjadi hak (unearned contribution) adalah Jumlah penyisihan untuk
memenuhi estimasi klaim yang timbul pada periode mendatang. Penyisihan ini untuk akad
asuransi syariah jangka pendek.
Manfaat polis masa depan adalah jumlah penyisihan untuk memenuhi estimasi klaim yang
timbul pada periode mendatang. Penelitian ini untuk akad asuransi syariah jangka panjang.
Klaim yang masih dalam proses (outstanding claim) adalah jumlah penyisihan atas estimasi
klaim yang telah terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan, yang mana
akan dibayarkan pada periode mendatang. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka
panjang.
Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But not Reported-IBNR) adalah jumlah
penyisihan atas estimasi klaim yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan sampai dengan
akhir periode berjalan. Penyisihan ini untuk akad asuransi syariah jangka panjang.
Penyisihan Kontribusi
Penyisihan kontribusi/premi terdiri dari 2 macam, yaitu penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak untuk akad asuransi syariah jangka pendek dan penyisihan manfaat polis masa
depan untuk akad asuransi syariah jangka panjang. Pembentukan nilai penyisihan didasarkan
pada nilai bagian dana tabarru' dari kontribusi. Pengklasifikasian jenis penelitian ini dapat
dilihat dari batas periode akuntansi yang digunakan, Biasanya pada akhir tahun, yakni tanggal
31 Desember.
Contohnya, PT Aksyar 9 menjadi peserta salah satu produk asuransi SEBI Insurance, Co.,
yang mana polis diterbitkan dengan nilai kontribusi/premi sebesar Rp800 dengan fee (ujrah)
sebesar 10% atau Rp80 untuk 12 bulan keikutsertaan, mulai tanggal 3 September 2017
sampai 31 Agustus 2018. Sementara itu, SEBI insurance, Co., melakukan kerjasama
reasuransi dengan PT Reindo Syariah sebesar 30% OR (own retention) dan 70% QS (quote
share). Berdasarkan contoh kasus tersebut, berikut perhitungan untuk mendapatkan gambaran
penyisihan kontribusinya.
Kontribusi: Rp800
Penyisihan untuk periode yang akan datang (Januari - Agustus 2018): (8/12) x Rp216 =
Rp144
Beban kontribusi yang belum menjadi hak disajikan sebagai bagian dari beban asuransi
dalam Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru' (LSDDT) dan penyisihan kontribusi yang
belum menjadi hak disajikan dalam Akun Liabilitas di Laporan Posisi Keuangan.
Penyisihan kontribusi untuk akad asuransi jangka panjang disebut sebagai manfaat polis masa
depan. Untuk memperoleh pemahaman mengenai hal ini, dapat dilihat dari periode asuransi
yang lebih dari 12 bulan.
Kontribusi: Rp800
Penyisihan untuk periode yang akan datang (Januari - November 2018): (11/18) x Rp216 =
Rp132
Beban manfaat polis masa depan disajikan sebagai bagian dari beban asuransi dalam Laporan
Surplus Defisit Dana Tabarru' (LSDDT) dan penyisihan manfaat polis masa depan disajikan
dalam Akun Liabilitas di Laporan Posisi Keuangan.
Perhitungan menggunakan presentase tertentu dari dana tabarru' sesuai kebijakan perusahaan
asuransi yang terkait. Sementara penyisihan periode yang akan datang disebut sebagai
penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak (KYBMH), yang mana perhitungannya
dilakukan secara proporsional atas bagian dana tabarru' dari periode yang setelah tanggal
Laporan Posisi Keuangan.
Namun dalam praktiknya, penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak di perusahaan
asuransi dapat diukur dengan 4 metode, yakni:
Metode 24 bulan.
Metode 360 hari.
Metode lainnya.
Berdasarkan PSAK 108 (Tahun 2016), klaim dalam proses adalah jumlah penyisihan atas
estimasi klaim yang telah terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan, yang
akan dibayar pada periode mendatang. Klaim yang masih dalam proses merupakan
penyisihan klaim yang dibentuk oleh pengelola terhadap klaim yang diajukan oleh peserta,
tetapi sampai akhir periode akuntansi belum bisa diputuskan untuk dibayarkan oleh pengelola
karena proses persetujuan klaim tersebut belum selesai. Pada kasus ini, pihak pengelola
mungkin masih menganalisis klaim-klaim yang diajukan, baik terkait kesesuaian dengan
klausul maupun besaran klaim yang akan dibebankan. Penyisihan klaim yang masih dalam
proses (outstanding claim) diukur sesuai jumlah klaim yang ditanggung sendiri atau tidak
ditanggung oleh perusahaan reasuransi dan diakui pada akhir periode akuntansi.
Misalnya, pada akhir bulan Desember 2017, aktuaria menghitung penyisihan klaim yang
masih dalam proses untuk periode ini sebesar Rp32.
Penyisihan klaim yang masih dalam proses disajikan dalam Laporan Surplus Defisit Dana
Tabarru' (LSDDT) sebagai beban penyisihan teknis di Akun Beban Asuransi. Penyisihan
klaim yang masih dalam proses di Laporan Posisi Keuangan disajikan di sisi pasiva sebagai
bagian dari Akun Penyisihan Teknis.
Penyisihan klaim ini biasa disebut dengan Incurred but not Reported (IBNR). Penyisihan ini
merupakan penyisihan yang dibentuk oleh pengelola terkait potensi klaim yang akan diajukan
oleh peserta/nasabah. Penyisihan IBNR diukur berdasarkan estimasi klaim dari pengalaman
masa lalu pengelola yang dihitung secara statistik, yang mana pengakuan penyisihan ini juga
dilakukan di akhir periode akuntansi.
Misalnya, pada akhir bulan Desember 2017, aktuaria menghitung penyisihan IBNR untuk
periode ini sebesar Rp20.
Seperti halnya klaim yang masih dalam proses, IBNR juga diakui sebagai Beban Asuransi di
Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru' (LSDDT) dan merupakan bagian dari akun
penyisihan teknis di akun liabilitas pada laporan posisi keuangan.
Misalnya, hasil investasi deposito di bank syariah yang di terima pada akhir periode
berjumlah Rp 10. Berdasarkan perjanjian di awal telah di sepakati kalau bagi hasil (nisbah) di
antara peserta dan pengelola adalah 30:70
Hasil investasi ini merupakan jumlah bruto sebelum dikeluarkannya hak pengelola atas hasil
investasi tersebut. Hak pengelola atas hasil investasi diukur berdasarkan bagi hasil (nisbah)
yang telah disepakati dan diakui sebagai pengurang hasil investasi, serta disajikan dalam
Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru' (LSDDT). Sebaliknya, hal ini oleh pengelola diakui
sebagai Pendapatan Bagi Hasil. Misalnya, berdasarkan ilustrasi sebelumnya, maka hak
pengelola adalah Rp7 (70% x Rp10).
a. Seluruh surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo akun dana tabarru'. Hal ini
berarti 100% dari surplus underwriting yang di peroleh diperiode berjalan dialokasikan untuk
cadangan.
b. Sebagian surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo dana tabarru' dan
sebagian lainnya didistribusikan ke peserta/nasabah secara individual. Besarnya persentase
bergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan asuransi. Distribusi surplus
underwriting untuk peserta/nasabah ini menjadi salah satu manfaat yang akan diterima
nasabah, seperti menambah saldo tabungan/investasi.
c. Sebagian surplus underwriting tersebut sebagai penambah saldo dana tabarru', sebagian
didistribusikan ke peserta/nasabah secara individual, dan sebagian lainnya dialokasikan untuk
entitas pengelola.
Alur perlakuan cadangan dana tabarru' ini seperti saldo laba yang dialokasikan dari laba neto
di periode berjalan dan disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Cadangan dana tabarru'
ini disajikan dalam Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru' (LSDDT).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Transaksi dana peserta adalah seluruh transaksi yang terkait dengan dengan dana kontribusi
yang telah dibayarkan oleh peserta . dianggap sebagai transaksi dana peserta karena
transaksi – transaksi yang dimaksud akan mempengaruhi kumpulan dana peserta dalam satu
periode.