Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan di
gunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai dengan
keinginan pemilik mutlak dari harta kekayaan tersebut yaitu Allah SWT.
Perolehan Harta
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah
muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia). Harta di katakan halal dan
baik apabla niatnya benar, tujuannya benar dan cara atau sarana untuk
memperolehnya juga benar, sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam
Al Quran dan as sunah.
Konsep Kepemilikan
Harta yang baik harus memiliki dua kriteria, aitu di peroleh dengan cara yang sah dan
benar (legal and fair), serta di pergunakan dengan hal yang baik-baik di jalan Allah
SWT.
Allah SWT adalah pemilik mutlak segalah sesuatu yang ada di dunia ini (QS 57:2),
sedangkan manuia adalah wakil ( khalifa) Allah di muka bumi ini yang diberi
kekuasaan untuk mengelolahnya.
Jadi menurut islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
kepemilikan kemamfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukn kepemilikan
secara mutlak.
AKAD/KONTRAK/TRANSAKSI
Akad dalam bahasa arab al- aqd ,jamaknya al-uqud berati ikatan atau mengikat
(al-rabth). Menurut terminologi hukum islam, akad adalah pertalian antara
penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang di benarkan oleh syariah, yang
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. Menurut abdul Razak Al-sanhuri
dalam nadhariyatul aqdi ,akad adalah kesepakatan dua bela pihak atau lebih yang
menimbulkan kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat
pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan
tersebut.(Ghufron Masadi,2002)
1. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad (penjual dan pembeli, penyewa dan
yang menyewakan,karyawan dan majikan,dsb)
2. Objek akad merupakan konsekuensi yang harus ada dengan di lakukannya suatu
transaksi tertentu. Objek jual beli adalah barang dagangan , objek mudharabah
dan musyarakah adalah modal dan kerja, objek sewa-menyewa adalah manfaat
atas barang yang di sewakan dan seterusnya.
3. Ijab kabul adalah kesepakatan dari pelaku dan menunjukkan mereka saling ridha.
Riba
Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti tambahan (Al-Ziyadah), berkembang
(An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifah), dan membesar (Al-uluw).
Dalam ayat Al Quran,riba dan shadaqah dipertentangkan, praktik riba yang dapat
memberikan keuntungan secara berlipat ganda dipertentangkan dengan pahala
shadaqah yang spektakuler. Riba karena pinjaman kepada manusia di pertentangkan
dengan shadaqahyang di nyatakan sebagai pinjaman kepada Allah yang pasti akan di
ganti secarah berlipat ganda.
Jenis Riba
1. Riba Nasiah
Adalah ribah yang muncul karena utag piutang yang dapat terjadi dalam segalah
jenis transaksi kredit atau utang piuang dimana satu pihak harus membayar lebih
besar dari pokok pinjamannya. Kelebihan tersebut dapat berupa suatu tambahan
yang melebihi pokok pinjamannya karena si peminjam tidak mampu
mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditentukan. Atas
kelebihnnya ada yang menyebut riba jahiliyyah, misalnya pengenaan bunga pada
transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya pada waktu yang di
tetapkan.
2. Riba Fadhl
Adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau barter. Terjadi apabila
ada kelebihan /penambahan pada salah satu dari barang ribawi/barang sejenis
yang dipertukarkan baik pertukaran yang di lakukan dari tangan ke tangan(tunai)
atau kredit. Contohya menukar perhiasan perak seberat 40 gram dengan uang
perak senilai 3 gram. Yang di maksud dengan barang ribawi/barang sejenis
adalah barang yang secara kasat mata tidak dapat di bedakan satu dan lainnya.
Pertukaran barang yang sejenis mengandung ketidak jelasan bagi kedua bela
pihak yang bertransaksi atas nilai masing-masing barang yang di pertukarkan.
Ketidak jelasan tersebut dapat merugikan salah satu pihak, sehingga ketentuan
syariah mengatur kalaupun akan di pertukarkan harus dalam jumlah yang sama,
jiak ia tidak mau menerima dengan jumlah yang sama karena menganggap
mutuhnya berbeda. Jalan keluarnya adalah barang barang yang di milikinya
terlebih dahulu dijual kemudian dari uang yang dapat di gunakan untuk membelih
barang yang dibutuhkannya.
1 Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh
miskin karena dieksploitasi, karena riba mengambil harta orang lain tanpa
imbalan.
2. Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat
menambah hartanya dengan transaksi riba baik secara tunai maupun berjangka.
3. Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik antar masyarakat dalam
bidang pinjam-meminjam.
4. Pada umumnya orang yang memberikan pinjaman adalah orang kaya sedang
yang meminjam adalah orang miskin.
2 Harus ada pertukaran barang atau manfaat yang Tidak ada pertukaran dan
diberikan sehingga ada keuntungan yang di keuntungan /manfaat
peroleh pembeli dan penjual hanya diperoleh oleh
penjual
3 Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban Tidak ada beban yang di
yang ditanggung oleh penjual tanggung oleh penjual
Penipuan
Penipuan terdiri atas 4, penipuan dalam kualitas misalnya mencampur barang baik
dengan barang yang buruk atau barang yang dijual memliki cacat tapi disembunyikan.
Penipuan dalam kuantitas misalnya mengurangi timbangan. Penipuan dalam
harga misalnya menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi pada orang yang
tidak mengetahui harga wajar barang tersebut. Penipuan dalam waktu, misalnya
seorang penyedia jasa menyanggupi menyelesaikan pesanan pada waktu
tertentu tetapi tidak menyelesaikan pada waktu yang di janjikan.
Perjudian
Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana
mereka menyerahkan uang atau harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan
permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan atau media lainnya. Pihak
yang menang berhak atas hadiah yang dananya di kumpulkan dari kontribusi para
pesertanya. Sebaliknya, bila dalam undian itu kalah, maka uangnya itu harus direlakan
untk di ambil oleh yang menang.
Transaksi yang Mengandung ketidakpastian/Gharar
Gharar tejadi ketika terdapat incomeplate income information, hingga ada
ketidakpastian anatara dua belah pihak yang bertransaksi. Kidak jelasan ini dapat
menimbulkan pertikaian antara pihak dan ada pihak yang dirugikan. Ketidakjelasan
dapat terjadi dalam 5 hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan
dan akad. Hal ini terjadi bila ada dua akad yang dapat memenuhi ketiga faktor yaitu
objek akad sama, pelaku sama, jangka waktu sama. Contohnya transaksi leaseand
purchase (sewa-beli), mengandung gharar, karena ada ketidak jelasan akad mana yang
berlaku;akad beli atau akad sewa.(karim,2003)
Penimbunan Barang/Ihtikar
Penimbunan adalah membeli sesuatu yang di butuhkan masyarakat, kemudiaan
menyimpannya, hingga barang tersebut berkurang dipasaran hingga mengakibatkan
peningkatan harga.
Contohnya di awal tahun 2008, saat terjadi peningkatan harga kedelai yang luar
biasa, ada pengusaha yang menimbun kedelai dalam jumlah yang sangat besar di
surabaya. Kenaikan harga kedelai menghambat proses produksi barang berbahan
baku kedelai seperti tahu dan tempe, hingga mengakibatkan banyak produsen
tempedan tahu tidak dapat bereproduksi, dan akhirnya menderita kerugiaan.
Monopoli
Alasan monopoli sama dengan larangan menimbun barang (ihtikar), walaupun
seorang monopolis tidak selalu melakukan penimbunan barang. Monopoli, biasanya
dilakukan dengan membuat entry barrier, untuk menghambat produsen atau
penjualmasuk kepasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat
menghasilkan keuntungan yang tinggi.
Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak sistem yang ada didalam masyarakat,
hingga menimbulkan ketidak adilan sosial dan persamaan perlakuan. Pihak yang
membayar suap pasti akan diuntungkan daripada yang tidak membayar.
Penjual Bersyarat/Taalluq
Taalluq terjadi apabila ada dua akad yang saling dikaitkan dimana berlakunya akad
pertama tergantung pada akad kedua, hingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya
rukun (sesuatu yang harus ada dalam akad. Misalkan A bersedia menjual barang X ke
B asalkan B kembali menjual tersebut kepada A, atau A bersedia menerima pesanan B
asalkan C dapat memenuhi pesanan A.
6. Aktifitas Usaha Harus Sesuai Syariah. Seluruh kegiatan usaha tersebut haruslah
merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah.
Jadi, prinsip keuangan syariah mengacuh pada prinsip rela sama rela
(antaraddim minkum) tidak ada pihak disalimi dan mensalimi (la tazhlimuna wa
la tuzhlamun), hasil biaya muncul bersama biaya, dan untung muncul bersama
resiko.
b. Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi antara pihak modal (mitra
musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
c. Sukuk (obligasi syariah), merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip
syariah.
d. Saham syariah produknya harus sesuai syariah. Syarat lainnya:
1) Perusahaan tersebut memiliki piutang dagang yang relatif dibandingkan
total asetnya (dow jones islamic: kurang dari 45%),
2) Perusahaan tersebut memiliki utang yang kecil di bandingkan nilai
kapitalisasi pasar (Dow jones Islamic: kurang dari 33%)
3) Persahaan memiliki pendapatan bunga kecil(Dow Jones Islamic: kurang
dari 5%).
b. Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang telah diperjualbelikan
belum ada. Barang diserahkan secarah tangguh, sedangkan pembayaran
dilakukan secara tunai.
c. Istishna memiliki sistem yang irip dengan salam, namun dalam istishna
pembayaran dapat dilakkan di muka,cicilan dalam beberapa kali (termin)
atau ditangguhkan selama jangkawaktu tertentu.
d. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewah
untuk mendapatkan manfaat atas sewa yang disewakan.
3. Akad lainnya meliputi
a. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
Transaksi mata uang asing (valuta asing), dapat dilakukan baik dengan
sesama mata uang yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
b. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang atau barang
kepada pihak yang menerim titipan dengan cacatan kapanpun titipan diambil
pihak pemerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan
tersebut. Wadiah terbagi dua:
1) Wadiah amanah dimana uang/barang yang dititipkan hanya boleh
disimpan dan tidak boleh didayahgunakan.
2) Wadiah yadhamanah dimana uang/barang yang dititpkan boleh
didayaguanakan dan hasil pendayahgunaan tidak tidak terdapat
kewajiban untuk dibagi hasilkan kepada pemberi titipan.
c. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya
imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara
pemberi dan penerima pinjaman. Biaya administarasi, dalam jumlah yang
terbatas di perkenankan untuk dibebankan kepada peminjam.
d. Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak kepihak lain. Untuk
jasanya itu yang dititpkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan.
e. Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggungan atas
pembayaran utang satu pihak pada pihak lain.
f. Hiwalah adalah pengalian utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil)
keada pihak lain (al-muhal alaih) atas dasar saling mempercayai.
g. Rahn merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset. Berupa
penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya.