Anda di halaman 1dari 13

KONSEP MEMELIHARA HARTA KEKAYAAN

Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan di
gunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai dengan
keinginan pemilik mutlak dari harta kekayaan tersebut yaitu Allah SWT.

Anjuran Bekerja atau Berniaga


Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari kegiatan
meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta kekayaan
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk unuk memenuhi
sebagian perintah Allah seperti infak,zakat,pergi haji,perang (jihad), dan sebagainya.
Apabilah telah di tunaikan shalat, maka bertabaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS 62:10)
Harta yang paling baik , menurut Rasulullah SAW, adalah yang diperoleh dari hasil
kerja atau perniagaan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits berikut.
Harta yang paling baik adalah harta yang di peroleh lewat tangan sendiri(HR.
Bazzar At Thabrani)
Sesungguhnya Allah suka kalau dia melihat hamba-nya berusaha mencari barang
dengan cara yang halal.(HR. Ath-Thabrani dan Ad Dailami)

Perolehan Harta
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah
muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia). Harta di katakan halal dan
baik apabla niatnya benar, tujuannya benar dan cara atau sarana untuk
memperolehnya juga benar, sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam
Al Quran dan as sunah.

Konsep Kepemilikan
Harta yang baik harus memiliki dua kriteria, aitu di peroleh dengan cara yang sah dan
benar (legal and fair), serta di pergunakan dengan hal yang baik-baik di jalan Allah
SWT.
Allah SWT adalah pemilik mutlak segalah sesuatu yang ada di dunia ini (QS 57:2),
sedangkan manuia adalah wakil ( khalifa) Allah di muka bumi ini yang diberi
kekuasaan untuk mengelolahnya.
Jadi menurut islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada
kepemilikan kemamfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukn kepemilikan
secara mutlak.

PENGGUNAAN DAN PENDISTRIBUSIAN HARTA


Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan harta, antara lain:
1. Tidak boros dan tiak kikir
Wahai anak cucu adam! Pakailah pakaianmu yang bangus pada
setiap(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Sunnguh,
Allah tidak menyukai oran yang berlebih-lebihan.(QS 7:31)
Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan
(pula) enggkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi
tercelah dan menyesal.(QS 17:29)
2. Memberi infak dan shadaqah
Sesungguhnya uang yang di infaqkan adalah reseki yang nyata bagi manusia
karena ada imbalan yang di lipat gandakan Allah (dan di dunia dan di akhirat),
serta akan menjadi penolong di hari akhir nanti pada saat dimana sesuatupun
yang dapat menolong kita, sebagaimana bunyi hadits berikut.
Apabilah anak adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali
3 perkara: shadaqah jariah (infak dan sadakah), ilmu yan bermanfaat dan anak
saleh yang mendoakan.(HR Muslim)
3. Membayar zakat sesuai ketentuan
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka, Allah maha mendengar lagi
maha mengetahui.(QS 9:103)
4. Memberi pinjaman tampa bunga
Memberikan pinjaman kepada sesama muslim yang membutuhkan, dengan tidak
menambah jumah yang harus dikembalikan (bunga/riba)
5. Meringankan kesulitan orang yang berutang
Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu
sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedehkah,itu lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.(QS 2:280)

AKAD/KONTRAK/TRANSAKSI
Akad dalam bahasa arab al- aqd ,jamaknya al-uqud berati ikatan atau mengikat
(al-rabth). Menurut terminologi hukum islam, akad adalah pertalian antara
penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang di benarkan oleh syariah, yang
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. Menurut abdul Razak Al-sanhuri
dalam nadhariyatul aqdi ,akad adalah kesepakatan dua bela pihak atau lebih yang
menimbulkan kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat
pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan
tersebut.(Ghufron Masadi,2002)

1) Akad Tabarru (gratuitous contract) adalah perjanjian yang merupakan transaksi


yang tidak di tujukan untuk memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari
transaksi ini tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad
tabarru pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan
apa pun kepada pihak lainnya karena ia mengharapkan imbalan dari Allah SWT
dan bukan dari manusia.
Ada 3 bentuk akad tabarru :
a. Meminjamkan uang
Meminjamkan uang termasuk akad tabarru karena tidak boleh melebihkan
pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, karena setiap kelebihan tampa
iwad adalah riba, ada minimal 3 jenis pinjaman, yaitu:
1. Qardh merupakan pinjaman yang di berikan tampa mensyaratkan apapun,
selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu .
2. Rahn meruakan pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam
bentuk atau jumlah tertentu.
3. Hiwalah adalah benuk pinjaman dengan cara mengambil alih piutang
dari pihak lain.
b. Meminjamkan jasa
Memijamkan jasa berupa keahlian atau keterampilan termasuk akad tabarru.
Ada minimal 3 jenis pinjaman,yaitu :
1. Wakalah memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk
melakukan sesuatu atas nama orang lain.
2. Wadiah merupakan bentuk turunan akad wakalah,dimana pada akad ini
telah di rinci tentang jenis pemeliharaan dan penitipan.
3. Kafalah juga merupakan turunan wakalah dimana pada akad ini
terjadi atas wakalah bersyarat.
c. Memberikan sesuatu
Dalam akad ini pelaku memberikan sesuatu ke orang lain. Ada minamal 3
bentuk akad.
1) Wakaf merupakan pemberiaan dan penggunaan pemberian yang
dilakukan tersebut untuk kepentingan umu dan agama, serta pemberian
itu tidak dapat di pindah tangankan .
2) Hibah/shadaqah merupakan pemberiaan sesuatu secara suka rela kepada
orang lain.
Akad tabarru tidak bisa di pindahkan menjadi akad tirajah, dan tidak bisa di
gunakan untuk memperoleh laba. Karena sifatnya yang khas seperti itu.

2. Akad Tijarah (compensational contract) merupakan akad yang di tujukan untuk


memperoleh keuntungan. Dari sisi kepastian yang di peroleh, akad ini dibagi 2 :
a. Natural Uncertainty Contract, merupakan kontrak yang di turunkan dari teori
pencampuran, dimana pihak bertransaksi saling mencampurkan aset yang
mereka miliki menjadi satu,kemudiaan menanggung resiko
bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan.

b. Natural Certainly Contract, merupakan kontrak yang di turunkan dalam teori


pertukaran, dimana keda bela pihak saling mempertukarkan aset yang di
milikinya.

Rukun dan Syarat Akad


Rukun dan syarat syahnya suatu akad ada 3 (tiga), yaitu sebagai berikut:

1. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad (penjual dan pembeli, penyewa dan
yang menyewakan,karyawan dan majikan,dsb)
2. Objek akad merupakan konsekuensi yang harus ada dengan di lakukannya suatu
transaksi tertentu. Objek jual beli adalah barang dagangan , objek mudharabah
dan musyarakah adalah modal dan kerja, objek sewa-menyewa adalah manfaat
atas barang yang di sewakan dan seterusnya.
3. Ijab kabul adalah kesepakatan dari pelaku dan menunjukkan mereka saling ridha.

TRANSAKSI YANG DI LARANG


Hal-hal yang termasuk transaksi yang di larang adalah sebagai berikut.
Aktivitas Bisnis yang Terkait Barang dan Jasa yang Diharamkan Allah
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan
(hewan) yang di sembelih dengan (menyebut nama) selain Allah, tetapi barang siapa
terpaksa (memakannya) bukan mereka menginginkannya dan tidak pula melampaui
batas , maka sungguh Allah maha pengampun, maha penyayang.(QS 16:115)

Riba
Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti tambahan (Al-Ziyadah), berkembang
(An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifah), dan membesar (Al-uluw).
Dalam ayat Al Quran,riba dan shadaqah dipertentangkan, praktik riba yang dapat
memberikan keuntungan secara berlipat ganda dipertentangkan dengan pahala
shadaqah yang spektakuler. Riba karena pinjaman kepada manusia di pertentangkan
dengan shadaqahyang di nyatakan sebagai pinjaman kepada Allah yang pasti akan di
ganti secarah berlipat ganda.

Jenis Riba
1. Riba Nasiah
Adalah ribah yang muncul karena utag piutang yang dapat terjadi dalam segalah
jenis transaksi kredit atau utang piuang dimana satu pihak harus membayar lebih
besar dari pokok pinjamannya. Kelebihan tersebut dapat berupa suatu tambahan
yang melebihi pokok pinjamannya karena si peminjam tidak mampu
mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditentukan. Atas
kelebihnnya ada yang menyebut riba jahiliyyah, misalnya pengenaan bunga pada
transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya pada waktu yang di
tetapkan.
2. Riba Fadhl
Adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau barter. Terjadi apabila
ada kelebihan /penambahan pada salah satu dari barang ribawi/barang sejenis
yang dipertukarkan baik pertukaran yang di lakukan dari tangan ke tangan(tunai)
atau kredit. Contohya menukar perhiasan perak seberat 40 gram dengan uang
perak senilai 3 gram. Yang di maksud dengan barang ribawi/barang sejenis
adalah barang yang secara kasat mata tidak dapat di bedakan satu dan lainnya.
Pertukaran barang yang sejenis mengandung ketidak jelasan bagi kedua bela
pihak yang bertransaksi atas nilai masing-masing barang yang di pertukarkan.
Ketidak jelasan tersebut dapat merugikan salah satu pihak, sehingga ketentuan
syariah mengatur kalaupun akan di pertukarkan harus dalam jumlah yang sama,
jiak ia tidak mau menerima dengan jumlah yang sama karena menganggap
mutuhnya berbeda. Jalan keluarnya adalah barang barang yang di milikinya
terlebih dahulu dijual kemudian dari uang yang dapat di gunakan untuk membelih
barang yang dibutuhkannya.

Pengaruh Riba pada Kehidupan Manusia


Imam Razi mencoba menjelaskan mengapa bunga dalam islam dilarang, antara lain
(Qardhawi,2000) sebagai berikut :

1 Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh
miskin karena dieksploitasi, karena riba mengambil harta orang lain tanpa
imbalan.
2. Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat
menambah hartanya dengan transaksi riba baik secara tunai maupun berjangka.
3. Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik antar masyarakat dalam
bidang pinjam-meminjam.
4. Pada umumnya orang yang memberikan pinjaman adalah orang kaya sedang
yang meminjam adalah orang miskin.

Perbedaan Riba dan Jual Beli


No Jual Beli Riba

1 Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT

2 Harus ada pertukaran barang atau manfaat yang Tidak ada pertukaran dan
diberikan sehingga ada keuntungan yang di keuntungan /manfaat
peroleh pembeli dan penjual hanya diperoleh oleh
penjual

3 Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban Tidak ada beban yang di
yang ditanggung oleh penjual tanggung oleh penjual

4 Memiliki resiko untung rugi, sehingga diperlukan Tidak memiliki resiko


kerja/usaha, kesungguhan dan keahlian sehingga tidak diperlukan
kerja/usaha, kesungguhan
dan keahlian

Penipuan
Penipuan terdiri atas 4, penipuan dalam kualitas misalnya mencampur barang baik
dengan barang yang buruk atau barang yang dijual memliki cacat tapi disembunyikan.
Penipuan dalam kuantitas misalnya mengurangi timbangan. Penipuan dalam
harga misalnya menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi pada orang yang
tidak mengetahui harga wajar barang tersebut. Penipuan dalam waktu, misalnya
seorang penyedia jasa menyanggupi menyelesaikan pesanan pada waktu
tertentu tetapi tidak menyelesaikan pada waktu yang di janjikan.

Perjudian
Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana
mereka menyerahkan uang atau harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan
permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan atau media lainnya. Pihak
yang menang berhak atas hadiah yang dananya di kumpulkan dari kontribusi para
pesertanya. Sebaliknya, bila dalam undian itu kalah, maka uangnya itu harus direlakan
untk di ambil oleh yang menang.
Transaksi yang Mengandung ketidakpastian/Gharar
Gharar tejadi ketika terdapat incomeplate income information, hingga ada
ketidakpastian anatara dua belah pihak yang bertransaksi. Kidak jelasan ini dapat
menimbulkan pertikaian antara pihak dan ada pihak yang dirugikan. Ketidakjelasan
dapat terjadi dalam 5 hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan
dan akad. Hal ini terjadi bila ada dua akad yang dapat memenuhi ketiga faktor yaitu
objek akad sama, pelaku sama, jangka waktu sama. Contohnya transaksi leaseand
purchase (sewa-beli), mengandung gharar, karena ada ketidak jelasan akad mana yang
berlaku;akad beli atau akad sewa.(karim,2003)

Penimbunan Barang/Ihtikar
Penimbunan adalah membeli sesuatu yang di butuhkan masyarakat, kemudiaan
menyimpannya, hingga barang tersebut berkurang dipasaran hingga mengakibatkan
peningkatan harga.
Contohnya di awal tahun 2008, saat terjadi peningkatan harga kedelai yang luar
biasa, ada pengusaha yang menimbun kedelai dalam jumlah yang sangat besar di
surabaya. Kenaikan harga kedelai menghambat proses produksi barang berbahan
baku kedelai seperti tahu dan tempe, hingga mengakibatkan banyak produsen
tempedan tahu tidak dapat bereproduksi, dan akhirnya menderita kerugiaan.

Monopoli
Alasan monopoli sama dengan larangan menimbun barang (ihtikar), walaupun
seorang monopolis tidak selalu melakukan penimbunan barang. Monopoli, biasanya
dilakukan dengan membuat entry barrier, untuk menghambat produsen atau
penjualmasuk kepasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat
menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Ketentuan syariah hanya membolehkan intervensi harga pada kondisi mendesak


dengan pengawasan yang ketat.
Rekayasa Permintaan (Baian Najsy)
An-Najsy termasuk dalam kategori penipuan (tadlis), karena merekayasa permintaan,
dimana satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang lebih
tinggi, agar calon pembeli tertarik dan membeli barang tersebut dengan harga yang
lebih tinggi.

Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak sistem yang ada didalam masyarakat,
hingga menimbulkan ketidak adilan sosial dan persamaan perlakuan. Pihak yang
membayar suap pasti akan diuntungkan daripada yang tidak membayar.

Penjual Bersyarat/Taalluq
Taalluq terjadi apabila ada dua akad yang saling dikaitkan dimana berlakunya akad
pertama tergantung pada akad kedua, hingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya
rukun (sesuatu yang harus ada dalam akad. Misalkan A bersedia menjual barang X ke
B asalkan B kembali menjual tersebut kepada A, atau A bersedia menerima pesanan B
asalkan C dapat memenuhi pesanan A.

Pembelian Kembali oleh Penjual dari Pihak Pembeli (Baial Inah)


Misalnya, Amenjual secara kredit kepada B kemudiaan A membeli kembali barang
yang sama dari B secara tunai. Dari contoh ini, kita lihat ada dua pihak yang
seolah-olah melakukan jual beli. Namun tujuannya bukan untuk mendapatkan barang
melainkan A mengharapkan untuk mendapatkan uang tunai sedangkan B
mengharapkan kelebihan pembayaran.

Jual Beli dengan Cara Talaqqi Al-Rukban


Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa
barang perniagaan dan membelinya, dimana piha penjual tidak mengetahui harga
pasar atas barang dagangan yang dibawanya sementara pihak pembeli mengharapkan
keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan mereka.

PRINSIP SISTEM KEUANGAN SYARIAH


Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak zaman kejayaan islam. Namun
seiring melemahnya sistem khalifa. Pada akhir abad ke-19, dinasti onttoman
memperkenalkan sistem perbankan barat pada dunia islam. Perkembangan
selanjutnya pada akhir 1970-an mulailah berdiri bank yang mengadopsi sistem syariah
kemudian berkembang pesat dan saat ini banyak negara telah melakukan kegiatan
perdagangan dan bisnis.
Filosofi sistem keuangan bebas bunga (larangan riba) tidak hanya melihat
interaksi antara faktor produksi dan prilaku ekonomi seperti yang dikenal pada sistem
keuangan konvensional, melainkan juga harus menyeimbankan berbagai unsur etika,
moral, sosial dan dimensi keagamaan untuk meningkatkan pemerataan dan keadilan
menuju masyarakat yang sejahtera secara menyeluruh. Melalui sistem kerjasama bagi
hasil maka akan ada pembagian resiko. Resiko yang timbul dalam aktivitas keuangan
tidak hanya di tanggung penerima modal atau pengusaha saja, namun juga resiko
diterima oleh pemberi modal.
Berikut ini adalah sistem keuangan islam sebagaimana diatur melalui Al-Quran dan
As-sunah.
1. Pelarangan Riba. Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial,
persamaan dan hak atas barang. Oleh karena sistem riba hanya menguntungkan
para pemberi pinjaman /pemilik harta, sedangkan pengusaha tidak di perlakukan
sama. Padahal untung itu baru diketahui setelah berlakunya waktu bukan hasil
penetapan dimuka.
2. Pembagian Resiko. Hal ini merupakan konsekuensilogis dari pelarangan riba
yang menetapkan hasil pemberi modal dimuka. Sedangkan melalui pembagian
resiko maka pembagian hasil akan dilakukan dibelakang yang besarannya
tergantung dari hasil yang diperoleh. Hal ini juga membuat kedua belha pihak
saling membantu untuk bersama-sama memperoleh laba, selain lebih
mencerminkan keadilan.
3. Tidak Menganggap Uang sebagai Modal Potensial. Dalam fungsinya sebagai
komoditas, uang dipandang dalam kehidupan yang sama dengan barang yang
dijadikan engan barang yang dijadikan sebagai objek transaksi untuk
mendapatkan keuntungan (laba). Sedang dalam fungsinya sebagai modal nyata
(capital), uang dapat menghasilkan sesuatu (bersifat produktif) baik menghasilkan
barang maupun jasa. Oleh sebab itu, sistem keuangan islam memandang uang
boleh dianggap sebagai modal kalau digunakan bersama dengan sumber daya
yang lain untuk memperoleh laba.

4. Larangan Melakukan Kegiatan Spekulatif. Hal ini sama dengan pelanggaran


untuk transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, judi dan
transaksi yang memiliki resiko yang sangat besar.
5. Kesucian Kontrak. Oleh karena itu islam menilai perjanjian sebagai suatu yang
tinggi nilainya sehingga seluruh kewajiban dan pengungkapan yang terkait
dengan kontrak harus dilakukan. Hal ini akan mengurangi resiko atas informasi
yang asimetri dan timbulnya moralhazard.

6. Aktifitas Usaha Harus Sesuai Syariah. Seluruh kegiatan usaha tersebut haruslah
merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah.

Jadi, prinsip keuangan syariah mengacuh pada prinsip rela sama rela
(antaraddim minkum) tidak ada pihak disalimi dan mensalimi (la tazhlimuna wa
la tuzhlamun), hasil biaya muncul bersama biaya, dan untung muncul bersama
resiko.

INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH


Instrumen keuangan syariahdapat di kelompokan sebagai berikut.
1. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty
contract. Ke;ompok akad ini adalah sebagai berikut.
a. Mudharabah, yaitu kerjasama antara dua belah pihak atau lebih,dimana
pemilik modal (shahibul maal) memercayakan sejumlah modal kepada
pengelola (mudhari ) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi
hasil atas keuntunga yang diperoleh menurut kesepakatan dimuka,
sedangakan apabila terjadi kerugian hanya ditanggung pemilik dana sepnjng
tidak ada unsur kesenjangan atau kelalaian oleh mudharib

b. Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi antara pihak modal (mitra
musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara
bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
c. Sukuk (obligasi syariah), merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip
syariah.
d. Saham syariah produknya harus sesuai syariah. Syarat lainnya:
1) Perusahaan tersebut memiliki piutang dagang yang relatif dibandingkan
total asetnya (dow jones islamic: kurang dari 45%),
2) Perusahaan tersebut memiliki utang yang kecil di bandingkan nilai
kapitalisasi pasar (Dow jones Islamic: kurang dari 33%)
3) Persahaan memiliki pendapatan bunga kecil(Dow Jones Islamic: kurang
dari 5%).

2. Akad jual-beli/sewa-menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk


certainty contract.kelompok akad ini sbb.
a. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara pihak penjual dan
pembeli.

b. Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang telah diperjualbelikan
belum ada. Barang diserahkan secarah tangguh, sedangkan pembayaran
dilakukan secara tunai.
c. Istishna memiliki sistem yang irip dengan salam, namun dalam istishna
pembayaran dapat dilakkan di muka,cicilan dalam beberapa kali (termin)
atau ditangguhkan selama jangkawaktu tertentu.

d. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewah
untuk mendapatkan manfaat atas sewa yang disewakan.
3. Akad lainnya meliputi
a. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
Transaksi mata uang asing (valuta asing), dapat dilakukan baik dengan
sesama mata uang yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
b. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang atau barang
kepada pihak yang menerim titipan dengan cacatan kapanpun titipan diambil
pihak pemerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan
tersebut. Wadiah terbagi dua:
1) Wadiah amanah dimana uang/barang yang dititipkan hanya boleh
disimpan dan tidak boleh didayahgunakan.
2) Wadiah yadhamanah dimana uang/barang yang dititpkan boleh
didayaguanakan dan hasil pendayahgunaan tidak tidak terdapat
kewajiban untuk dibagi hasilkan kepada pemberi titipan.
c. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya
imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara
pemberi dan penerima pinjaman. Biaya administarasi, dalam jumlah yang
terbatas di perkenankan untuk dibebankan kepada peminjam.
d. Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak kepihak lain. Untuk
jasanya itu yang dititpkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan.
e. Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggungan atas
pembayaran utang satu pihak pada pihak lain.
f. Hiwalah adalah pengalian utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil)
keada pihak lain (al-muhal alaih) atas dasar saling mempercayai.
g. Rahn merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset. Berupa
penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya.

Anda mungkin juga menyukai