Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Auditing II

“Jasa Lain Kantor Akuntan Publik”


Dosen Pengampu : Madjidainun Rahma S.E., Ak., M.Ak., CA., BKP., CPA

Disusun oleh kelompok 1:


Asep Saepul Akbar 1910631030006
Yasinta Citra A 1910631030230
Alsa Dyah Tania 1910631030003
Yohannes Steven Roy P 1910631030232

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah ini. Penulisan
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk tugas Mata Kuliah Auditing II, yang
diampu oleh Ibu Madjidainun Rahma S.E., Ak., M.Ak., CA., BKP., CPA. Penulis juga ber-
terima kasih sebesar-besarnya atas segala ilmu yang telah diberikan selama ini dan kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman kelompok 1 yang telah membantu dalam
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Jasa Lain Kantor Akuntan Publik” kami menyadari
bahwa sejak perencanaan sampai penulisan paper ini selalu ada hambatan yang dihadapi, namun
semua itu dapat teratasi dengan baik berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.

Dalam penulisan Makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari teknis
penulisan maupun materi yang disusun, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis atau
penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat dibutuhkan penulis dan
kami harapan dari semua pihak demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak
khususnya mahasiswa Prodi Akuntansi. Demikian, semoga Makalah ini memberikan banyak
manfaat dan juga menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca. Terima Kasih.

Penyusun

Kelompok 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
2.1 JASA ATESTASI.............................................................................................................................5
2.2 Jasa Astestasi Yang Berkaitan Dengan Penugasan Jasa Konsultasi Manajemen..........................6
2.3 Jasa Kompilasi Dan Review..........................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berterima umum hanyalah
salah satu dari beberapa jasa atestasi yang diberikan oleh akuntan publik. Jasa Atestasi merupakan
suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah
asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan, yakni
beberapa bentuk jasa atestasi adalah audit keuangan historis, pemeriksaan atau examination, review
dengan cara wawancara, dan prosedur yang disepakati bersama. Keadaan perkembangan selanjutnya
adalah pihak-pihak luar seperti kreditur,pemerintah, dan lain sebagainya juga merupakan laporan-
laporan yang akurat dan benar dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan ekonominya. Dalam
keadaan demikian maka laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen memerlukan pihak yang
independen untuk memeriksanya apakah sudah akurat dan benar menurut prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim. Maka dari itu dalam pembuatan laporan keuangan profesi akuntanlah yang sangat berperan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diambil :

 Apa itu Jasa Atestasi?


 Bagaimana Jasa Atestasi yang berkaitan dengan penugasan jasa konsultasi manajemen?
 Apa saja perbandingan antara standar auditing dengan standar atestasi?
 Bagaimana Jasa Kompilasi dan Riview?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penulis berharap pembaca dapat :

 Mengetahui lebih dalam mengenai jasa atestasi.


 Memahami jasa atestasi yang berkaitan dengan penugasan jasa konsultasi manajemen.
 Mampu memahami perbandingan standar auditing dengan standar atestasi.
 Mengetahui tentang jasa kompilasi dan riview.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2 JASA ATESTASI

Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berterima umum
merupakan satu diantara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh kantor akuntan publik kepada
masyarakat. Dalam tahun akhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan pihak
lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit laporan keuangan historis, namun mencakup jasa
profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan di bawah tingkat keyakinan yang diberikan
oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan historis. Sebagai contoh, bank meminta jasa akuntan
publik untuk memberikan pernyataan perjanjian kredit. Untuk menyediakan pedoman dan untuk
mengembangkan rerangka yang lebih luas bagi akuntan publik dalam melaksanakan dan melaporkan
jasa atestasi, Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menerbitkan serangkaian Pernyataan Standar
Atestasi (PSAT).

 Penugasan Atestasi

Adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang
menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang mneyatakan suatu kesimpulan
tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa profesional yang
dapat diberikan oleh para praktisi yang tidak termasuk dalam penugasan atestasi adalah :

1. Penugasan konsultasi manajemen yang di dalam penugasan tersebut praktisi dikontrak untuk
memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya.
2. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk membela kepentingan klien.
3. Penugasan pajak yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk mengisi Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan atau memberikan nasihat perpajakan.
4. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk melakukan kompilasi laporan keuangan,
karena ia tidak diminta untuk memeriksa atau meriview bukti yang mendukung informasi yang
diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan kesimpulan apapun atas kendalanya.
5. Penugasan yang di dalamnya praktisi berperan terutama hanya membantu klien.
6. Penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk bertindak sebagai saksi ahli dalam bidang
akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain berdasarkan fakta-fakta tertentu yang disepakati
dalam kontrak.
7. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk memberikan suatu pendapat sebagai
seorang ahli mengenai suatu prinsip tertentu
 Pemeriksaan

Bila penyajian asersi disusun sesuai dengan kriteria yang dibuat yang telah disepakati bersama oleh
pembuat asersi dan pemakainya , laporan praktisi harus berisi :

a) Suatu pernyataan mengenai pembatasan penggunaan laporan tersebut karena laporan


tersebut hanya diperuntukan khusus bagi pihak yang sudah ditentukan.
b) Suatu petunjuk, jika dapat diterapkan bahwa penyajian asersi akan berbeda secara material
dari yang disajikan sekarang, jika kriteria yang dipakai untuk penyajian asersi tersebut
dimaksudkan untuk dibagikan secara umum.

 Riview

Laporan praktisi yang berisi keyakinan negatif juga dapat berisi komentar atas atau penekanan
terhadap hal-hal tertentu yang bersangkutan dengan penugasan atestasi atau penyajian asersi.
Laporan praktisi harus :

a) Menunjukkan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan luas yang lebih terbatas dibandingkan
dengan suatu pemeriksaan.
b) Menolak untuk memberikan keyakinan positif atas asersi tersebut.

 Prosedur yang Disepakati Bersama

Kesimpulan yang dibuat oleh praktisi sebagai hasil penerapan prosedur yang disepakati bersama
atas suatu penyajian asersi harus berbentuk ringkasan temuan, keyakinan, atau keduanya. Laporan
Praktisi harus berisi :

a) Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan karena laporan tersebut hanya
ditujukan untuk penggunaan oleh pihak yang telah disebutkan.
b) Suatu daftar atau ringkasan prosedur khusus yang dilaksanakan untuk memberitahu
pembaca laporan tentang dasar yang digunakan dalam melaporkan temuan atau keyakinan
negatif.

3 Jasa Astestasi Yang Berkaitan Dengan Penugasan Jasa Konsultasi Manajemen

 Jasa Astestasi Sebagai Bagian Suatu Penugasan Jasa Konsultasi Manajemen

Jika praktisi memberikan jasa astestasi sebagai bagian dari penugasan Jasa Konsultasi Manajemen
(JKM), maka pernyataan standar astestasi hanya berlaku terbatas untuk jasa astestasi saja. Jika
praktisi menentukan bahwa jasa astestasi dilaksanakan sebagai bagian dari penugasan Jasa
Konsultasi Manajemen, maka praktisi harus memberitahu klien mengenai perbedaan yang relevan
antara dua tipe jasa tersebut dan harus memperoleh persetujuan dari klien bahwa jasa astestasi
harus dilaksanakan berdasarkan persyaratan professional yang memadai. Surat perjajian JKM atau
perubahannya harus menyebutkan persyaratan pelaksanaan jasa astestasi tersebut. Praktisi harus
melakukan Tindakan itu karena persyaratan profesional untuk jasa astestasi berbeda dengan
persyaratan JKM.

 Asersi, Kriteria, dan Bukti

Suatu jasa astestasi dapat mencakup asersi tertulis, evaluasi terhadap kriteria, atau bukti astestasi
yang dikembangkan selama atau sebelum penugasan JKM. Asersi tertulis yang dibuat oleh pihak lain
yang dikembangkan atas dasar nasihat dan bantuan praktisi sebagai hasil penugasan JKM dapat
merupakan subjek penugasan atestasi, sepanjang asersi tersebut tergantung atas tindakan, rencana,
atau asumsi pihak lain tersebut, yang berada dalam posisi untuk mempertimbangkan kecermatan
informasi. Kriteria yang dikembangkan dengan bantuan praktisi dapat digunakan untuk
mengevaluasi suatu asersi dalam penugasan atestasi.

 Evaluasi Non Atestasi atas Asersi Tertulis

Evaluasi atas pernyataan yang terdapat dalam asersi tertulis pihak lain dalam pelaksanaan JKM tidak
dengan sendirinya merupakan pelaksanaan jasa atestasi. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan
penugasan untuk membantu klien memilih suatu computer yang memenuhi kebutuhan klien,
praktisi mungkin mengevaluasi asersi tertulis dari satu atau lebih pemasok, dengan melaksanakan
beberapa prosedur yang sama dengan yang diperlukan dalam jasa atestasi. Studi yang dilaksanakan
praktisi tentang kesesuaian komputer dengan kebutuhan klien tidak hanya terbatas pada apa yang
tercantum dalam asersi tertulis pemasok. Beberapa atau semua informasi yang disediakan oleh
pemasok dan informasi lain, akan dievaluasi oleh praktisi untuk memberikan rekomendasi system
komputer yang sesuai dengan kebutuhan klien. Penilaian ini diperlukan untuk memungkinkan
praktisi mencapai tujuan yang ditetapkan dalam penugasan JKM.

 Perbandingan Standar Auditing dengan Standar Atestasi

Standar Atestasi Standar Auditing


Standar Umum
 Penugasan harus dilaksanakan oleh  Audit harus dilaksanakan oleh seorang
seorang praktisi atau lebih yang memiliki atau lebih yang memiliki keahlian dan
keahlian dan pelatihan teknis cukup pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
dalam fungsi atestasi.  Dalam semua hal yang berhubungan
 Penugasan harus dilaksanakan oleh dengan penugasan sikap mental
seorang praktisi atau lebih yang memiliki independent harus dipertahankan oleh
pengetahuan cukup dalam hal yang auditor.
disajikan dalam asersi.  Dalam pelaksanaan audit dan
 Praktisi harus melaksanakan penugasan penyusunan laporan, auditor wajib
hanya jika ia memiliki alasan untuk menggunakan kemahiran professional
meyakini bahwa dua kondisi berikut ini dengan cermat dan seksama.
ada:
 Asersi dapat dievaluasi
berdasarkan kriteria rasional
yang ditetapkan oleh badan
yang diakui atau kriteria yang
dinyatakan dalam penyajian
atestasi dengan cara yang cukup
jelas dan komprehensif bagi
pembaca yang telah diketahui
mampu memahami asersi
tersebut.
 Asersi tersebut dapat secara
rasional diukur secara konsisten
dengan menggunakan kriteria
tersebut.
 Dalam semua hal yang berhubungan
dengan penugasan, sikap mental
independent harus dipertahankan oleh
praktisi.
 Dalam pelaksanaan penugasan, praktisi
wajib menggunakan kemahiran
professional dengan cermat dan
seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
 Pekerjaan harus direncanakan sebaik –  Pekerjaan harus direncanakan sebaik –
baiknya dan jika digunakan asisten harus baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya. disupervisi dengan semestinya.
 Bukti yang cukup harus diperoleh untuk  Pemahaman yang memadai atas SPI
menyediakan dasar yang rasional bagi harus diperoleh untuk merencanakan
kesimpulan yang dinyatakan dalam audit dan menentukan sifat, saat dan
laporan. lingkup pengujian yang akan dilakukan.
 Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inpeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
sebagai dasar untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan
auditan.
Standar Pelaporan
 Laporan harus menyebutkan asersi yang  Laporan audit harus menyatakan apakah
dilaporkan dan menyatakan sifat laporan keuangan telah disusun sesuai
penugasan atestasi yang bersangkutan. dengan prinsip akuntansi yang berterima
 Laporan harus menyatakan kesimpulan umum.
praktisi mengenai apakah asersi  Laporan audit harus menunjukkan
disajikan sesuai dengan standar yang keadaan yang didalamnya prinsip
telah ditetapkan atau kriteria yang akuntansi tidak secara konsisten
dinyatakan yang dipakai sebagai alat diterapkan penyusunan laporan
pengukur. keuangan periode yang berjalan dalam
 Laporan harus menyatakan semua hubungannya dengan prinsip akuntansi
keberatan praktisi yang signifikan yang diterapkan dalam periode
tentang penugasan dan penyajian asersi. sebelumnya.
 Laporan suatu penugasan untuk  Pengungkapan informatif dalam laporan
mengevaluasi suatu asersi yang disusun keuangan harus dipandang memadai
berdasarkan kriteria yang disepakati kecuali dinyatakan lain dalam laporan
bersama atau berdasarkan suatu audit.
penugasan untuk melaksanakan  Laporan audit harus memuat suatu
prosedur yang disepakati bersama harus pernyataan pendapat atas laporan
berisi pernyataan tentang keterbatasan keuangan secara keseluruhan, atau
pemakaian laporan hanya oleh pihak – suatu asersi bahwa pendapat semacam
pihak yang menyepakati kriteria atau itu tidak dapat dinyatakan. Jika suatu
prosedur tersebut. pendapat secara keseluruhan tidak
dapat dinyatakan, alasannya harus
dinyatakan. Dalam semua hal yang nama
auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan audit harus membuat
petunjuk yang jelas tentang sifat
pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikulnya.

4 Jasa Kompilasi Dan Review

 Kompilasi Laporan Keuangan

Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara garis besar sifat
transaksi satuan usaha tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas
pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta bentuk
dan isi laporan keuangan. Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan
keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan laporan keuangan tersebut layak bila
ditinjau dari segi bentuknya dan bebas dari kekeliruan material yang nyata.

Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa diaudit atau review oleh akuntan harus disertai dengan
suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:

 Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar.


 Kompilasi terbatas pada penyajian dalam bentuk informasi laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen atau pemilik.
 Laporan keuangan belum diaudit atau di-review dan dengan demikian akuntan tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.

Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS) menjabarkan 3 jenis laporan
kompilasi, yaitu:

1. Kompilasi dengan pengungkapan penuh (compilation with full disclosure) adalah kompilasi yang
mempersyaratkan pengungkapan sesuai dengan standar akuntansi, sama seperti laporan
keuangan auditan atau review.
2. Kompilasi dengan mengecualikan semua pengungkapan secara substansial (compilation that
omits substantially all disclosure) adalah kompilasi dimana akuntan menambahkan setelah
paragraph kesimpulan dari laporan kompilasi standar bahwa akuntan mengompilasi laporan
tanpa pengungkapan. Contohnya, pilihan manajemen untuk tidak menyajikan laporan arus kas.
Kompilasi jenis ini diterima jika laporan menunjukkan kurangnya pengungkapan, bukan
ketiadaan pengungkapan serta tidak ditujukan untuk menyesatkan pengguna. Laporan jenis ini
utamanya digunakan untuk tujuan manajemen.
3. Kompilasi tanpa independensi (compilation without independence) adalah kompilasi dimana
kantor akuntan public dapat menerbitkan laporan kompilasi dengan pengungkapan penuh atau
pengecualian pengungkapan jika tidak ada independensi dari klien, sebagaimana didefinisikan
dalam kode etik professional. ketika akuntan kurang independent, maka paragraph tambahan
harus disajikan sebagai paragraf terakhir dari laporan yang menyatakan bahwa “we are not
independent with respect to ….. company”.
 Review atas Laporan Keuangan

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi maupun audit. Hasil review yang
dilaksanakan melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis harus menjadi dasar yang
memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material
yang harus dilakukan atas laporan keuangan. Penugasan kompilasi tidak memberikan keyakinan
seperti itu. Review tidak mencakup pemerolehan suatu pemahaman atas SPI, penetapan risiko
pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon pengajuan pertanyaan
dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengamatan, atau
konfirmasi dan prosedur tertentu lainnya yang bisa digunakan dalam suatu audit.

Akuntan publik harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi jenis
industri yang menjadi tempat berbisnis suatu satuan usaha dan pemahaman kegiatan satuan usaha
tersebut, melalui pengajuan pertanyaan dan prosedur analitis, yang menjadi dasar yang memadai
untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan
atas laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Prosedur pertanyaan dan analitis biasanya mencakup hal berikut ini:

 Pengajuan pertanyaan mengenai prinsip dan praktik akuntansi serta metode yang
diterapkan oleh satuan angka usaha tersebut.
 Pengajuan pertanyaan tentang prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran
transaksi serta penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.
 Prosedur analitis yang dirancang untuk mengidentifikasikan hubungan dan hal-hal yang
kelihatan tidak biasa.
Laporan keuangan yang di review oleh akuntan harus disertai dengan laporan akuntan yang
menyatakan bahwa:

 Review dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
 Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
satuan usaha tersebut.
 Review terutama mencakup pengajuan pertanyaan kepada para pejabat penting
perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data keuangan.
 Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan dan dengan demikian
tidak dinyatakan pendapat semacam itu dalam suatu review.
 Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.

BAB III

Kesimpulan

Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
berterima umum merupakan satu diantara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh kantor
akuntan publik kepada masyarakat. Dalam tahun akhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien,
lembaga pemerintah, dan pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit laporan
keuangan historis, namun mencakup jasa profesi akuntan publik yang memberikan tingkat
keyakinan di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas laporan
keuangan historis. Sebagai contoh, bank meminta jasa akuntan publik untuk memberikan
pernyataan perjanjian kredit. Untuk menyediakan pedoman dan untuk mengembangkan
rerangka yang lebih luas bagi akuntan publik dalam melaksanakan dan melaporkan jasa atestasi,
Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menerbitkan serangkaian Pernyataan Standar Atestasi
(PSAT).

Penugasan Atestasi adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk


menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang mneyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi
tanggung jawab pihak lain. Ada beberapa tahap dalam melakukan atestasi, yaitu dengan
pemeriksaan, review, dan prosedur yang disepakati bersama.

Anda mungkin juga menyukai