Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Jasa Lain Kantor Akuntan Publik”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Struktur Mata Kuliah Auditing 2

Dosen Pengampu : Makmuri Ahdi, M.Ak

Disusun oleh

kelompok 9:

Siti Mihatul Maula 2008205038


Rosalia 2008205040
Dina Soviana 2008205071

AKUNTANSI SYARIAH 6B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYEKH NURJATI CIREBON

Tahun Ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah ini. Penulisan
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk tugas Mata Kuliah Auditing II, yang
diampu oleh Bapak Makmuri Ahdi, M.Ak. Penulis juga ber-terima kasih sebesar-besarnya atas
segala ilmu yang telah diberikan selama ini dan kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada teman-teman kelompok 9 yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Jasa Lain Kantor Akuntan Publik” kami menyadari bahwa sejak perencanaan sampai
penulisan paper ini selalu ada hambatan yang dihadapi, namun semua itu dapat teratasi dengan
baik berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.

Dalam penulisan Makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari teknis
penulisan maupun materi yang disusun, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis atau
penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat dibutuhkan penulis dan
kami harapan dari semua pihak demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak
khususnya mahasiswa Prodi Akuntansi. Demikian, semoga Makalah ini memberikan banyak
manfaat dan juga menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca. Terima Kasih.

Penyusun

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
2.1 JASA ATESTASI ............................................................................................................ 3
2.2 Jasa Astestasi Yang Berkaitan Dengan Penugasan Jasa Konsultasi Manajemen ............ 4
2.3 Jasa Kompilasi Dan Review ............................................................................................. 7
BAB III…………………………………………………………………………………………..10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…………..iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berterima umum
hanyalah salah satu dari beberapa jasa atestasi yang diberikan oleh akuntan publik. Jasa Atestasi
merupakan suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten
tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang
telah ditetapkan, yakni beberapa bentuk jasa atestasi adalah audit keuangan historis, pemeriksaan
atau examination, review dengan cara wawancara, dan prosedur yang disepakati bersama.
Keadaan perkembangan selanjutnya adalah pihak-pihak luar seperti kreditur,pemerintah, dan lain
sebagainya juga merupakan laporan-laporan yang akurat dan benar dalam rangka pengambilan
keputusan-keputusan ekonominya. Dalam keadaan demikian maka laporan keuangan yang
dibuat oleh manajemen memerlukan pihak yang independen untuk memeriksanya apakah sudah
akurat dan benar menurut prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Maka dari itu dalam pembuatan
laporan keuangan profesi akuntanlah yang sangat berperan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diambil :

• Apa itu Jasa Atestasi?


• Bagaimana Jasa Atestasi yang berkaitan dengan penugasan jasa konsultasi manajemen?
• Apa saja perbandingan antara standar auditing dengan standar atestasi?
• Bagaimana Jasa Kompilasi dan Riview?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penulis berharap pembaca dapat :

• Mengetahui lebih dalam mengenai jasa atestasi.


• Memahami jasa atestasi yang berkaitan dengan penugasan jasa konsultasi manajemen.
• Mampu memahami perbandingan standar auditing dengan standar atestasi.
• Mengetahui tentang jasa kompilasi dan riview.

2
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 JASA ATESTASI

Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berterima umum
merupakan satu diantara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh kantor akuntan publik kepada
masyarakat. Dalam tahun akhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan
pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit laporan keuangan historis, namun
mencakup jasa profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan di bawah tingkat
keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan historis. Sebagai
contoh, bank meminta jasa akuntan publik untuk memberikan pernyataan perjanjian kredit.
Untuk menyediakan pedoman dan untuk mengembangkan rerangka yang lebih luas bagi akuntan
publik dalam melaksanakan dan melaporkan jasa atestasi, Komite Norma Pemeriksaan Akuntan
menerbitkan serangkaian Pernyataan Standar Atestasi (PSAT).

➢ Penugasan Atestasi

Adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk menerbitkan komunikasi tertulis
yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang mneyatakan suatu
kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Contoh
jasa profesional yang dapat diberikan oleh para praktisi yang tidak termasuk dalam penugasan
atestasi adalah :

1. Penugasan konsultasi manajemen yang di dalam penugasan tersebut praktisi dikontrak


untuk memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya.
2. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk membela kepentingan klien.
3. Penugasan pajak yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk mengisi Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan atau memberikan nasihat perpajakan.
4. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk melakukan kompilasi laporan
keuangan, karena ia tidak diminta untuk memeriksa atau meriview bukti yang
mendukung informasi yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan kesimpulan
apapun atas kendalanya.
5. Penugasan yang di dalamnya praktisi berperan terutama hanya membantu klien.
6. Penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk bertindak sebagai saksi ahli dalam
bidang akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain berdasarkan fakta-fakta tertentu
yang disepakati dalam kontrak.
7. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk memberikan suatu pendapat sebagai
seorang ahli mengenai suatu prinsip tertentu

3
➢ Pemeriksaan

Bila penyajian asersi disusun sesuai dengan kriteria yang dibuat yang telah disepakati
bersama oleh pembuat asersi dan pemakainya , laporan praktisi harus berisi :

a) Suatu pernyataan mengenai pembatasan penggunaan laporan tersebut karena laporan


tersebut hanya diperuntukan khusus bagi pihak yang sudah ditentukan.
b) Suatu petunjuk, jika dapat diterapkan bahwa penyajian asersi akan berbeda secara
material dari yang disajikan sekarang, jika kriteria yang dipakai untuk penyajian
asersi tersebut dimaksudkan untuk dibagikan secara umum.

➢ Riview

Laporan praktisi yang berisi keyakinan negatif juga dapat berisi komentar atas atau
penekanan terhadap hal-hal tertentu yang bersangkutan dengan penugasan atestasi atau
penyajian asersi. Laporan praktisi harus :

a) Menunjukkan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan luas yang lebih terbatas


dibandingkan dengan suatu pemeriksaan.
b) Menolak untuk memberikan keyakinan positif atas asersi tersebut.

➢ Prosedur yang Disepakati Bersama

Kesimpulan yang dibuat oleh praktisi sebagai hasil penerapan prosedur yang disepakati
bersama atas suatu penyajian asersi harus berbentuk ringkasan temuan, keyakinan, atau
keduanya. Laporan Praktisi harus berisi :

a) Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan karena laporan tersebut


hanya ditujukan untuk penggunaan oleh pihak yang telah disebutkan.
b) Suatu daftar atau ringkasan prosedur khusus yang dilaksanakan untuk memberitahu
pembaca laporan tentang dasar yang digunakan dalam melaporkan temuan atau
keyakinan negatif.

2.2 Jasa Astestasi Yang Berkaitan Dengan Penugasan Jasa Konsultasi Manajemen

➢ Jasa Astestasi Sebagai Bagian Suatu Penugasan Jasa Konsultasi Manajemen

Jika praktisi memberikan jasa astestasi sebagai bagian dari penugasan Jasa Konsultasi
Manajemen (JKM), maka pernyataan standar astestasi hanya berlaku terbatas untuk jasa
astestasi saja. Jika praktisi menentukan bahwa jasa astestasi dilaksanakan sebagai bagian dari
penugasan Jasa Konsultasi Manajemen, maka praktisi harus memberitahu klien mengenai
perbedaan yang relevan antara dua tipe jasa tersebut dan harus memperoleh persetujuan dari
klien bahwa jasa astestasi harus dilaksanakan berdasarkan persyaratan professional yang
memadai. Surat perjajian JKM atau perubahannya harus menyebutkan persyaratan

4
pelaksanaan jasa astestasi tersebut. Praktisi harus melakukan Tindakan itu karena persyaratan
profesional untuk jasa astestasi berbeda dengan persyaratan JKM.

➢ Asersi, Kriteria, dan Bukti

Suatu jasa astestasi dapat mencakup asersi tertulis, evaluasi terhadap kriteria, atau bukti
astestasi yang dikembangkan selama atau sebelum penugasan JKM. Asersi tertulis yang
dibuat oleh pihak lain yang dikembangkan atas dasar nasihat dan bantuan praktisi sebagai
hasil penugasan JKM dapat merupakan subjek penugasan atestasi, sepanjang asersi tersebut
tergantung atas tindakan, rencana, atau asumsi pihak lain tersebut, yang berada dalam posisi
untuk mempertimbangkan kecermatan informasi. Kriteria yang dikembangkan dengan
bantuan praktisi dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu asersi dalam penugasan atestasi.

➢ Evaluasi Non Atestasi atas Asersi Tertulis

Evaluasi atas pernyataan yang terdapat dalam asersi tertulis pihak lain dalam pelaksanaan
JKM tidak dengan sendirinya merupakan pelaksanaan jasa atestasi. Sebagai contoh, dalam
pelaksanaan penugasan untuk membantu klien memilih suatu computer yang memenuhi
kebutuhan klien, praktisi mungkin mengevaluasi asersi tertulis dari satu atau lebih pemasok,
dengan melaksanakan beberapa prosedur yang sama dengan yang diperlukan dalam jasa
atestasi. Studi yang dilaksanakan praktisi tentang kesesuaian komputer dengan kebutuhan
klien tidak hanya terbatas pada apa yang tercantum dalam asersi tertulis pemasok. Beberapa
atau semua informasi yang disediakan oleh pemasok dan informasi lain, akan dievaluasi oleh
praktisi untuk memberikan rekomendasi system komputer yang sesuai dengan kebutuhan
klien. Penilaian ini diperlukan untuk memungkinkan praktisi mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam penugasan JKM.

➢ Perbandingan Standar Auditing dengan Standar Atestasi

Standar Atestasi Standar Auditing


Standar Umum
➢ Penugasan harus dilaksanakan oleh ➢ Audit harus dilaksanakan oleh
seorang praktisi atau lebih yang seorang atau lebih yang memiliki
memiliki keahlian dan pelatihan keahlian dan pelatihan teknis cukup
teknis cukup dalam fungsi atestasi. sebagai auditor.
➢ Penugasan harus dilaksanakan oleh ➢ Dalam semua hal yang berhubungan
seorang praktisi atau lebih yang dengan penugasan sikap mental
memiliki pengetahuan cukup dalam independent harus dipertahankan oleh
hal yang disajikan dalam asersi. auditor.
➢ Praktisi harus melaksanakan ➢ Dalam pelaksanaan audit dan
penugasan hanya jika ia memiliki penyusunan laporan, auditor wajib
alasan untuk meyakini bahwa dua menggunakan kemahiran professional

5
kondisi berikut ini ada: dengan cermat dan seksama.
• Asersi dapat dievaluasi
berdasarkan kriteria rasional
yang ditetapkan oleh badan
yang diakui atau kriteria yang
dinyatakan dalam penyajian
atestasi dengan cara yang
cukup jelas dan komprehensif
bagi pembaca yang telah
diketahui mampu memahami
asersi tersebut.
• Asersi tersebut dapat secara
rasional diukur secara
konsisten dengan
menggunakan kriteria
tersebut.
➢ Dalam semua hal yang berhubungan
dengan penugasan, sikap mental
independent harus dipertahankan oleh
praktisi.
➢ Dalam pelaksanaan penugasan,
praktisi wajib menggunakan
kemahiran professional dengan
cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
➢ Pekerjaan harus direncanakan sebaik ➢ Pekerjaan harus direncanakan sebaik
– baiknya dan jika digunakan asisten – baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya. harus disupervisi dengan semestinya.
➢ Bukti yang cukup harus diperoleh ➢ Pemahaman yang memadai atas SPI
untuk menyediakan dasar yang harus diperoleh untuk merencanakan
rasional bagi kesimpulan yang audit dan menentukan sifat, saat dan
dinyatakan dalam laporan. lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
➢ Bukti audit kompeten yang cukup
harus diperoleh melalui inpeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan
dan konfirmasi sebagai dasar untuk
memberikan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
Standar Pelaporan

6
➢ Laporan harus menyebutkan asersi ➢ Laporan audit harus menyatakan
yang dilaporkan dan menyatakan sifat apakah laporan keuangan telah
penugasan atestasi yang disusun sesuai dengan prinsip
bersangkutan. akuntansi yang berterima umum.
➢ Laporan harus menyatakan ➢ Laporan audit harus menunjukkan
kesimpulan praktisi mengenai apakah keadaan yang didalamnya prinsip
asersi disajikan sesuai dengan standar akuntansi tidak secara konsisten
yang telah ditetapkan atau kriteria diterapkan penyusunan laporan
yang dinyatakan yang dipakai sebagai keuangan periode yang berjalan
alat pengukur. dalam hubungannya dengan prinsip
➢ Laporan harus menyatakan semua akuntansi yang diterapkan dalam
keberatan praktisi yang signifikan periode sebelumnya.
tentang penugasan dan penyajian ➢ Pengungkapan informatif dalam
asersi. laporan keuangan harus dipandang
➢ Laporan suatu penugasan untuk memadai kecuali dinyatakan lain
mengevaluasi suatu asersi yang dalam laporan audit.
disusun berdasarkan kriteria yang ➢ Laporan audit harus memuat suatu
disepakati bersama atau berdasarkan pernyataan pendapat atas laporan
suatu penugasan untuk melaksanakan keuangan secara keseluruhan, atau
prosedur yang disepakati bersama suatu asersi bahwa pendapat
harus berisi pernyataan tentang semacam itu tidak dapat dinyatakan.
keterbatasan pemakaian laporan Jika suatu pendapat secara
hanya oleh pihak – pihak yang keseluruhan tidak dapat dinyatakan,
menyepakati kriteria atau prosedur alasannya harus dinyatakan. Dalam
tersebut. semua hal yang nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan,
laporan audit harus membuat
petunjuk yang jelas tentang sifat
pekerjaan auditor, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang
dipikulnya.

2.3 Jasa Kompilasi Dan Review

➢ Kompilasi Laporan Keuangan

Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara garis besar
sifat transaksi satuan usaha tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas
pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta
bentuk dan isi laporan keuangan. Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca

7
laporan keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan laporan keuangan tersebut
layak bila ditinjau dari segi bentuknya dan bebas dari kekeliruan material yang nyata.

Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa diaudit atau review oleh akuntan harus disertai
dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:

• Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar.


• Kompilasi terbatas pada penyajian dalam bentuk informasi laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen atau pemilik.
• Laporan keuangan belum diaudit atau di-review dan dengan demikian akuntan tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.

Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS) menjabarkan 3 jenis
laporan kompilasi, yaitu:

1. Kompilasi dengan pengungkapan penuh (compilation with full disclosure) adalah


kompilasi yang mempersyaratkan pengungkapan sesuai dengan standar akuntansi, sama
seperti laporan keuangan auditan atau review.
2. Kompilasi dengan mengecualikan semua pengungkapan secara substansial (compilation
that omits substantially all disclosure) adalah kompilasi dimana akuntan menambahkan
setelah paragraph kesimpulan dari laporan kompilasi standar bahwa akuntan
mengompilasi laporan tanpa pengungkapan. Contohnya, pilihan manajemen untuk tidak
menyajikan laporan arus kas. Kompilasi jenis ini diterima jika laporan menunjukkan
kurangnya pengungkapan, bukan ketiadaan pengungkapan serta tidak ditujukan untuk
menyesatkan pengguna. Laporan jenis ini utamanya digunakan untuk tujuan manajemen.
3. Kompilasi tanpa independensi (compilation without independence) adalah kompilasi
dimana kantor akuntan public dapat menerbitkan laporan kompilasi dengan
pengungkapan penuh atau pengecualian pengungkapan jika tidak ada independensi dari
klien, sebagaimana didefinisikan dalam kode etik professional. ketika akuntan kurang
independent, maka paragraph tambahan harus disajikan sebagai paragraf terakhir dari
laporan yang menyatakan bahwa “we are not independent with respect to ….. company”.
➢ Review atas Laporan Keuangan

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi maupun audit. Hasil review yang
dilaksanakan melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis harus menjadi dasar yang
memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan. Penugasan kompilasi tidak
memberikan keyakinan seperti itu. Review tidak mencakup pemerolehan suatu pemahaman
atas SPI, penetapan risiko pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas
respon pengajuan pertanyaan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan
melalui inspeksi, pengamatan, atau konfirmasi dan prosedur tertentu lainnya yang bisa
digunakan dalam suatu audit.

8
Akuntan publik harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi
jenis industri yang menjadi tempat berbisnis suatu satuan usaha dan pemahaman kegiatan
satuan usaha tersebut, melalui pengajuan pertanyaan dan prosedur analitis, yang menjadi
dasar yang memadai untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum.

Prosedur pertanyaan dan analitis biasanya mencakup hal berikut ini:

• Pengajuan pertanyaan mengenai prinsip dan praktik akuntansi serta metode yang
diterapkan oleh satuan angka usaha tersebut.
• Pengajuan pertanyaan tentang prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan
pengikhtisaran transaksi serta penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam
laporan keuangan.
• Prosedur analitis yang dirancang untuk mengidentifikasikan hubungan dan hal-hal
yang kelihatan tidak biasa.

Laporan keuangan yang di review oleh akuntan harus disertai dengan laporan akuntan yang
menyatakan bahwa:

• Review dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan


Indonesia.
• Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian
manajemen satuan usaha tersebut.
• Review terutama mencakup pengajuan pertanyaan kepada para pejabat penting
perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data keuangan.
• Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang
tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan dan
dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dalam suatu review.
• Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan
atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.

9
BAB III

Kesimpulan

Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
berterima umum merupakan satu diantara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh kantor
akuntan publik kepada masyarakat. Dalam tahun akhir ini, permintaan jasa atestasi oleh
klien, lembaga pemerintah, dan pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit
laporan keuangan historis, namun mencakup jasa profesi akuntan publik yang
memberikan tingkat keyakinan di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor
dalam audit atas laporan keuangan historis. Sebagai contoh, bank meminta jasa akuntan
publik untuk memberikan pernyataan perjanjian kredit. Untuk menyediakan pedoman dan
untuk mengembangkan rerangka yang lebih luas bagi akuntan publik dalam
melaksanakan dan melaporkan jasa atestasi, Komite Norma Pemeriksaan Akuntan
menerbitkan serangkaian Pernyataan Standar Atestasi (PSAT).

Penugasan Atestasi adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk


menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan
asersi tertulis yang mneyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang
menjadi tanggung jawab pihak lain. Ada beberapa tahap dalam melakukan atestasi, yaitu
dengan pemeriksaan, review, dan prosedur yang disepakati bersama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2011). Auditing (pemeriksaan akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik.Jilid
satu. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Boynton,Johnson
and kell.

Halim, Abdul dan Totok Budisanto. (2014). Auditing 2 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan . Jogjakarta: UPP STIM YPKN

iv

Anda mungkin juga menyukai