Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
No. Nama No. NPK
1. Nofrita Harini 11.11.000.24
2. Anna Mawatik 1113700607
3. Dana Fadlina N. 1112000550
4 Shelly Hapsari 1112000584
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat beserta salam kita
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum
muslimin dimuka bumi ini, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana guna memenuhi tugas mata
kuliah Auditing II.
Kami harap dengan adanya makalah ini pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Auditing II. Bahan presentasi ini kami beri judul “ Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya ”
yang merupakan salah satu pembelajaran dalam mata kuliah Auditing II.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Penyusun
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
III.1 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
PENDAHULUAN
Pembahasan pada makalah ini berfokus pada audit laporan keuangan historis yang
disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. Sekarang jenis jasa
assurance lainnya yang ditawarkan oleh akuntan public yang melibatkan laporan keuangan
historis juga akan dibahas, seperti mereview laporan keuangan historis dan penugasan assurance
terbatas yang melibatkan laporan keuangan historis untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai
laporan keuangan. Pada pembahasan kali ini juga membahas jasa assurance bagi beberapa jenis
penugasan atestasi yang tidak melibatkan laporan keuangan historis, seperti penugasan web trust
dan sys trust, serta laporan atas peramalan keuangan.
1. Memahami tingkat assurance dan persyaratan bukti untuk jasa review dan kompilasi.
2. Menggambarkan penugasan khusus untuk mereview informasi keuangan interim untuk
perusahaan public.
3. Membedakan antara standard atestasi AICPA dan standard auditing dan mengetahui jenis
penugasan yang sesuai untuk masing-masing standard.
4. Memahami sifat dan jasa assurance WebTrust.
5. Memahami sifat dari jasa assurance SysTrust.
6. Menggambarkan penugasan khusus untuk mengatestasi laporan keuangan prospektif.
7. Menggambarkan penugasan prosedur yang disetujui.
8. Menggambarkan penugasan audit dan penugasan assurance terbatas yang berhubungan
dengan laporan keuangan historis.
PEMBAHASAN
Standar untuk kompilasi dan review laporan keuangan, yang disebut Statements on
Standards for Accounting and Review Services (SSARS), diterbitkan oleh Accounting and
Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang sebanding dengan
Auditing Standards Board untuk jasa yang melibatkan laporan keuangan yang belum diaudit
milik perusahaan nonpublic. Karena tidak melakukan audit, SSARS merujuk para akuntan public
yang melakukan jasa review dan kompilasi sebagai akuntan, dan bukan auditor.
Menyediakan contoh dari laporan review ketika akuntan telah menyelesaikan penugasan
review dan memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap
laporan keuangan.
1. Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali terhadap referensinya terhadap
jasa review dan bukan audit
2. Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitis pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari
suatu audit dan tidak ada opini yang diekspresikan
Tanggal laporan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan akuntan dan prosedur
analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview harus memasukkan referensi “lihat
laporan review akuntan”.
Didalam suatu penugasan atestasi, akuntan public melaporkan keandalan dari informasi
atau asersi yang dibuat dari pihak lain. Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi
( pengecualian adalah untuk kaji ulang laporan keuangan historis disuatu entitas public, yang
dibahas dalam SSARS. Standar atestasi dibuat oleh auditing standart board mengikuti proses
yang sama yang digunakan untuk standar auditing (standar atestasi diberi label AT alih alih AU).
Auditing standar board memutuskan untuk tidak berusaha mendefinisikan potensi batas
dari penugasan atestasi kecuali dalam isitilah konseptual karena jasa yang mungkin akan muncul.
AICPA dan Canadian Institude of Chartered Accauntans (CICA) bersama sama mengembangkan
jasa assurance yan berhubungan dengan e-commerce dan teknologi informasi. Kelompok jasa
tersebut, dikenal sebagai WebTruist dan sysTrust, dilaksanakan menurut standar atestasi.
Sebagai tambahan AICPA telah menggabarkan standar atestasi spesifik dibidang bidang berikut :
Standar diperlukan untuk semua jenis penugasan tersebut karena akuntan public telah
melaksanakan jasa jasa tersebut dengan jumlah yang cukup besar hingga memerlukan pedoman
yang lebih spesifik daripada yang disediakan oleh standar atestasi umum. Akan tetapi, ketidak
Perbandingan standar audit Astestasi dengan standar Audit yang diterima Umum
A. Standar Umum
Standar Atestasi
1. Penugasan harus dilakukan oleh seorang yang praktisi yang memiliki pelatihan
teknis dan kemahiran yang memadai dalam fungsi atestasi
2. Penugasan harus dilakukan oleh seseorang praktisi yang memiliki pengetahuan
mencukupi mengenai persoalan.
3. Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk merasa
yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan
tersedia bagi pemakai.
4. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam
sikap mental harus dijaga oleh praktisi
5. Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penugasan.
Standar Audit yang diterima secara umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh orang atau orang-orang yang memilki pelatihan
teknis yang memadai dan kemahiran sebagai auditor.
2. Auditor harus menjaga Independensi dalam sikap mental dalam semua persoalan
yang berhubungan dengan audit.
3. Auditor harus melaksanakan ketelitian profesional dalam pelaksanaan audit dan
persiapan laporan.
B. Standar Pekerjaan Lapangan
Standar Atestasi
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan asisten jika ada, harus di
supervisi dengan benar.
2. Bukti yang mencukupi haru diperoleh untuk menyediakan dasar yang masuk akal
untuk kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan.
Standar audit yang diterima umum
Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang
berhubungan :
1. Pemeriksaan, menghasilkan kesimpulan yang positif. Dalam jenis laporan ini, akuntan
publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
2. Review, akuntan publik menyediakan kesimpulan assurance negatif. Untuk suatu laporan
keyakinan negatif, laporan akuntan publik menyatakan apakah ada informasi yang
diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dengan
cara yang benar-benar sesuai dengan kriteria yang dapat diterapkan.
3. Prosedur yang disetujui, semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati
oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan pihak pemakai
laporan akuntan publik.
Jasa Webtrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan di bawah prinsip dan
kriteria Trust service tertentu. Suatu situs yang memenuhi prinsip Trust Services berhak untuk
menampilkan cap elektronik Webtrust pada transaksinya atau pada halaman pemesanan, yang
ditujukan untuk memberi pemakain situs keyakinan mengenai kredibilitas situs tsb. Ketika
melaksanakan Jasa Assurance Web Trust kantor akuntan publik mengukur apakah Situs Web
perusahaan sesuai dengan Lima prinsip Trust Service sebagai berikut :
1. Keamanan merupakan praktik keamanan, memastikan bahwa sistem dilindungi dari akses
yang tidak memiliki otorisasi (baik secara fisik maupun logis)
Dalam penugasan systrust, akuntan public yang memiliki lisensi systrust mengevaluasi
system computer perusahaan dengan menggunakan prisnsip dan criteria systrust dan menentukan
apakah pengendalian terhadap system tersebut berjalan. Akutan public kemudian melakukan
pengujian untuk menentukan apakah pengendalian tersebut beroperasi secara efektif semala
suatu periode tertentu. Jika system memenuhi persyaratan dari prinsip dan criteria systrust,
laporan atestasi IACPA. Laporan tersebut mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip trust
services atau kombinasi dari beberapa prinsip systrust.
Laporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan
selama beberapa periode dimasa depan ( laporan laba rugi ) atau pada suatu tanggal dimasa
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif :
1. Peramalan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas
yang diharapkan, hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik
dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaraatkan informasi ini sebagai
bagian dari permohonan pinjaman.
2. Proyeksi adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas,
hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang
bertanggung jawab, berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis
Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu .dari dua audiens berikut:
1. Laporan penggunaan umum, disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga manapun,
contohnya penyertaan peramalan keuangan dalam suatu prospektus untuk penjualan
obligasi rumah sakit.
2. Laporan penggunaan terbatas, disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak
yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung, contonya penyertaan proyeksi
keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.
Ketika auditor dan manajemen atau pihak ketiga menyetujui bahwa audit akan terbatas
pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yang disepakati.
Banyak akuntan public menyebut hal tersebut sebagai penugasan prosedur dan temuan karena
manghasilakan laporan yang berfokus kepada pelaksaan prosedur audit spesifik dan temuan yang
dihasilkan telah prosedur penyelesaian.
Penugasan prosdur yang disepakati menarik bagi akuntan public karena manajemen, atau
pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan. Bayangkan kesulitan yang
akan mereka hadapi oleh akuntan public jika ia diminta untuk menerbitkan opini terhadap agen
federal mengenai ketaatan perusahaan dalam mentaati hukum tindakan alternative federal selama
periode 2 dibawah srandar akuntansi ketaatan. Sekarang asumsikan bahwa agen federal bersedia
untuk merinci 10 prosedur audit yang akan dilakukan kantor akuntan public untuk memuaskan
agen tersebut. Tentu saja, penugasan ini akan jauh lebih mudah untuk dikelola. Dengnan
mengasumsikan bahwa kantor asumsikan bahwa kantor akuntan public dan agen federal dapat
menyepakati prosedur, banyak kantor akuntan public sanggup menjalankannya dan menerbitkan
laporan mengenai temuan yang dihasilkan.
SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar professional utama yang membahas penugasan
yang disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka, akan tetapi SAS
membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas persoalan non laporan
keuangan.Dalam penugasan prosedur yang disepakati berdasarkan standar atestasi, seorang
akuntan public mungkin menghitung tingkat pengembalian internal, resiko beta dalam mengukur
tingkat perubahan, dan informasi relevan lain berkaitan dengan kepentngan investor utuk dana
bersama, untuk penugasan SAS 75, akuntan publik mungkin melakukan prosedur yang
disepakati untuk akun penjualan kotor dalam kesepakatan sewa, sebagai contoh, toko ritel sering
kali melakkan kontrak untuk penugasan semacam itu ketika toko menyewa dari pemilik
bangunan atas dasar persentase laba kotor.
Setelah membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk perusahaan non public, dan juga
kaji ulang dari informasi keuangan interim untuk perusahaan public, selanjutnya memeriksa jenis
lain dari audit dan jasa atestasi yang bada dalam standar auditing tetapi bukan merupakan audit
dari laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntasi yang diterima secara
umum. Beberapa dari jasa tersebut meliputi . audit laporan keuangan yang disiapkan atas dasar
akuntasi komprehensif lain (other comprehensive basis of accounting (OCBOA), audit dari
elemen, akun, atau item tertentu dan surat ketaatan utang).
Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum, SAS 62 (AU 623) menyatakan bahwa standar auditing yang
dapat diterima dapat diterpakan pada penugasan audit tersebut. Dasar-dasar selain dari prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain:
Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas, hanya
penerimaan kas dan pengeluaran dicatat. Berdasarkan akuntans dasar kas yang
dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap
dan penyusutan. Dokter dan pengacara sering kali memilih metode seperti ini.
Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan. Contoh yang
umum mencakup system akun yang seragam yang diperlukan oleh perusahaan kereta api,
utilitas, dan asuransi.
Dasar pajak pendapatan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk pengajuan
pengambalian pajak sering kali digunakan juga untuk penyusunan laporankeuangan,
walaupun hal ersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum. Banyak isnis kecil menggunakan metode ini.
Serangkaian criteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya adalah dasar
akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan untuk semua item yang
material dalam laporan keuangan.
Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti ketika klien
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Secara alami, auditor harus
sepenuhnya memahami dasar akuntansi yang disetujjui oleh klien. Sebgai cono, dalam
Ketika klien mengikuti dasar komprehensif lain selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum, auditor harus memastikan laporan mengindikasika dengan jelas bahwa
penyusunannya menggunakan dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum. Jika laporan mengimplikasikan bahwa prinsip-prinsip akuntansiyang diterima secara
umum diikuti, persyaratan laporan yang dicakup dibab sebelumnya dapat diterapkan. Sebagai
akibatnya, persyaratan seperti neraca dan laporan operasi harus dihindari oleh klien. Sebaliknya,
judul seperti “laporan aktiva dan kewajiban yang muncul dari transaksi kas” sesuai untuk laporan
dengan dasar kas.
Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspektertentu
dari laporan keuangan contoh yang umum adalah laporan atas audit penjualan dari seuah toko
ritel di pusat perbelanjaan untuk digunakan sebagai dasar dari pembayaran sewa. Contoh lainnya
termasuk laporan mengenai royalti, partisipasi laba, dan provisi untuk pajak pendapatan. Otoritas
untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah SAS 62 (AU 632) SPECIAL
REPORTS.
Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau intem khusus.
Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal tersebut
diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama antara audit
elemen, akun, atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap:
1. Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atu item yang sedang diaudit dan
bukan untuk laporan keseluruhan. Dampaknya adalah memerlukan lebih banyak bukti
daripada jika item tersebut diverifikasi hanya untuk satu dari banyakbagian laporan.
Sebgai contoh, jika akun penjualan dilaporkan secara terpisah, salah saji ang lebih kecil
akan dianggap material daripada ketika penjualan merupakan satu dari banyak akun
dalam suatu audit laporan keuangan lengkap.
2. Standar pertama dari pelaporan dibawa standar auditing yang diterma secara umum tidak
dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun, atau item bukan merupakan suatu
Auditor harus memperluas usaha audit mereka untuk memasukkan elemen, akun, atau
item lain yang saling berhubungan dengan yang sedang diaudit. Sebagai contoh, dalam
mengekspresikan suatu opini atas penjualan, auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari
piutang usaha terhadap penjualan.
Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang
serupa sebgai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah paragraph
opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan.
Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam penugasan
semacam itu:
Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien telah memenuhi
provisi dalam penugasan. Dalam audit kesepakatan ketaatan utang, auditor biasanya
memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah pembayaran dpokok dan bunga dibuat
ketika jatuh tempo, apakah batasan yang sesuai diberikan untuk dividen, dan rasio utang,
dan apakah catatan akuntansi memadai untuk melaksanakan audit yang biasa. Akan
tetapi, auditor tidak memiliki kualifikasi untuk menentukan apakah klien telah membatasi
aktivitas bisnisnya dangan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu kesepakatan atau
apakah jika perusahaan memiliki hak atas properti yang menjaminkan. Hal tersebut
merupakan pertanyaan hukum dan code of professional conduct melarang auditor untuk
berpraktik sebagai pengacara dalam situasi semacam itu.
Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk seorang klien untuk
siapa auditor melakukan audit untuk laporan keuangan keseluruhan surat ketaatan utang
KESIMPULAN
Pembahasan ini mengambarakan banyak dari jasa lan yang ditawarkan oleh akuntan
public. Jenis jasa yang ditawarkan terus tumbuh dan berkembang sesuai permintaan assurance
masyarakat atau jenis informasi yang baru dan berbeda.
Bergantung pada sifat dari jasa, pedoman dalam menlaksanakan jasa mungkin dating dari
standar auditing, standar jasa asusransi dan kaji ulang, atau standar atestasi.
Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA