Anda di halaman 1dari 9

9.

4 Bahasa yang baik sangat menentukan validitas dan reliabilitas data maka perlu Bahasa
sesuai dengan kemampuan responden

Penggunaan Bahasa dalam penyusunan kuisioner danpenelitian ilmiah


 Dalam kuesioner:
a. Hindarkan pertanyaan yang menggiring. Contoh: “Dengan kenaikan harga
bahan pokok sekarang ini, seharusnya karyawan diberikan gaji yang layak”.

Kalimat pertanyaan seperti ini megandung unsur menggiring opini dengan


mendahului kalimat “dengan kenaikan harga bahan pokok” dan “seharusnya
karyawan diberi gaji yang layak”.
b. Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan. Pertanyaan mengenai waktu
lampau seperti kejadian 10 tahun yang lalu dapat menyulitkan responden
untuk menjawab.
c. Hindarkan pertanyaan yang bermuatan. Contoh: “sejauh mana
kemungkinan perusahaan akan memberikan sanksi jika karyawan melakukan
demo”. Kata “sanksi” dan “demo” mengandung muatan emosi yang
memperlihatkan dua sudut pandang pihak manajemen dan pihak karyawan.
 Dalam penelitian ilmiah:
Untuk mencapai penelitian ilmiah yang baik khususnya dilihat dari
segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya me-
mpunyai beberapa ciri khas atau aturan yang berbeda dari karya tulis nonilmiah.
Terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan Bahasa
Indonesia dalam penulisan karya ilmiah.

a. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat


Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada pembaca, pemilihan
kata atau istilah yang tepat sangat penting dalam menulis. Karena konteksnya
adalah penulisan karya ilmiah, pemilihan kata atau diksi serta pemilihan istilah
harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku. Selain itu pemilihan kata atau
istilah juga menyangkut pemilihan berdasarkan ketepatannya dalam
mengantarkan gagasan yang dimaksud oleh penulis.
a. Kalimat Efektif
Karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi dan
istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat
efektif adalah kalimat yang memnuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. Beberapa ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut:
 Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur,
 Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,
 Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,
 Kehematan pengunaan unsur kalimat,
 Kecermatan dan kesantunan, dan
 Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.

b. Paragraf yang Baik


Jika kalimat-kalimat yang mengantar ide atau gagasan tersebut sudah baik,
hal berikutnya yang perlu dicermati adalah apakah pargraf yang disajikan
sudah merupakan paragraph yang baik atau belum. Syarat paragraf yang baik
yaitu meliputi:kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Paragraf yang baik harus
menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragrafnya terdiri dari satu
gagasan pokok. Semua kalimat yang membentuk kesatuan dalam paragraf
tersebut hanya merujuk pada satu gagasan pokok tersebut. Oleh karena itu,
pastikan bahwa semua kalimat yang masih dalam satu paragraf tersebut benar-
benar selaras antara satu dengan yang lain dalam mengantarkan gagasan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.Bandung:ALFABETA


10.1 Jenis Data

Data merupakan suatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf,
angka, matematika, Bahasa, ataupun symbol-simbol lainnya yang bisa digunakan sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian ataupun suatu konsep.

Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifat data, sumbernya, cara memperolehnya,
waktu pengumpulannya, dan sifatnya, sebagai berikut:

1. Berdasarkan sifatnya
- Data Kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka.
Contoh: Kuesioner pertanyaan tentang kepuasan kerja, loyalitas dan kinerja
karyawan.
- Data kualitatif yaitu data yang berbentuk angka.
Contoh: Gaji dan upah karyawan di perusahaan X.
2. Berdasarkan sumbernya
- Data internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan
keadaan organisasi tersebut.
Contoh: Bagaimana loyalitas karyawan di perusahaan X.
- Data Eksternal adalah data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang
dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja
suatu organisasi.
Contoh: Kepuasan pelanggan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan.
3. Berdasarkan cara memperolehnya
- Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk
kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview ataupun
observasi.
- Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi
lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip
resmi.
4. Berdasarkan waktu pengumpulannya
- Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a
point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut.
Contoh: Mengukur kinerja karyawan dengan menggunakan kuesioner.
- Data berkala (time series data) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut.
Contoh: Mengukur kinerja karyawan pada awal bulan hingga akhir bulan untuk
mengetahui apakah mengalami peningkatan atau tidak.

10.2 Sumber Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi


keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Sumber Data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,
dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari
segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan
ketiganya (Sugiyono, 2013).

1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara
sumber atau sumber data. Pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi.
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa
informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Dalarn rnelakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sarna, dan pengurnpul data rnencatatnya.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. Contoh wawancara
terstruktur, tentang tanggapan rnasyarakat terhadap berbagai pelayanan
pernerintah Kabupaten tertentu 138 yang diberikan kepada masyarakat.
Pewawancara melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden.
Pertanyaanya yaitu, bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan
pendidikan di Kabupaten ini?
a. Sangat Bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus
2) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden. Contoh: Bagaimanakali pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan
pemerintali tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap
pedagang dan petani?
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-
pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung
atau dikirim melalui pos, atau internet.
Prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu prinsip
penulisan, pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip ini menyangkut beberapa faktor
yaitu isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup
terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan
pertanyaan (Sugiyono, 2013).
a) Isi dan tujuan Pertanyaan, mengenai apakah isi pertanyaan tersebut merupakan
bentuk pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus skala pengukuran dan
jumlah iternnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b) Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat
berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi
bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan
responden, keadaan sosial budaya, dan "frame of reference" dari responden.
c) Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau dalam
wawancara, terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan
kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang
sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih
salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap
pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal,
interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup.
d) Pertanyaan tidak mendua, setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua
(double-barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
e) Tidak menanyakan yang sudah lupa, setiap pertanyaan dalam instrumen angket,
sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa,
atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.
f) Pertanyaan tidak menggiring, pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak
menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja. Misalnya:
bagaimanakah kalau bonus atas jasa pelayanan di tingkatkan? jawaban responden
tentu cenderung akan setuju.
g) Panjang Pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel
banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut
dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan,
dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai
adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.
h) Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikhologis akan mempengaruhi semangat
responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang
sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah seman gat untuk mengisi
angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila
tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
i) Prinsip pengukuran angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan
instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk
mendapatkan data yang valid dan reliabel ten tang variabel yang diukur. Supaya
diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket
tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya
terlebih dulu.
j) Penampilan fisik angket, sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon
atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas
buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila
dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi
angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal.
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi
dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
1) Observasi Berperan serta (Participant observation)
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya.
Dengan observasi, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam
suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat berperan
sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan
dengan karyawan lain.
2) Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Misalnya Dalam suatu proses produksi, peneliti dapat
mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan baku,
komponen mesin mana yang masih bagus dan yang kurang bagus, bagaimana
kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau
operator mesinnya.
a. Observasi Terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
b. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena
peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

Daftar Pustaka

Sugiyono. (2013). METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D.


Alfabeta.

Rahyuda, Ketut. (2017). Metode Penelitian Bisnis. Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai