Anda di halaman 1dari 6

1.

Tentukan Konsep dengan Literatur yang Cerdas

Dalam melaksanakan sebuah penelitian, seorang peneliti harus


menggunakan dan menguasai teori-teori ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya
guna dijadikan dasar dalam penelitiannya. Dalam penelitian kuantitatif,
kerangka pemikiran memberikan kejelasan dan validitas proses penelitian
yang akan dilaksanakan secara menyeluruh. Peneliti dapat menjelaskan secara
komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti, teori apa saja yang
digunakan sampai kepada variabel-variabel yg diteliti, serta telah tergambar
variabel-variabelnya Misalnya: Variabel dependent dan variabel independent,
ada tidak nya variabel moderator dan intervening. Uraian dalam kerangka
pemikiran hendaknya mampu menjelaskan dan menegaskan variabel yang
diteliti,yang telah ada pada perumusan masalah berdasarkan hasil identifikasi
masalah dari hasil observasi. Untuk peneltian kualitatif kerangka pemikiran
terletak pada kasus yang diamati peneliti, sedangkan pada peneltian tindakan
kerangka pemikirannya tergantung pada refleksi partisipan dan peneliti itu
sendiri.

Beberapa hal yang perlu diuraikan pada kerangka pemikiran yaitu:


kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka
teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang
digunakan sebagai dasar (teori utama/grand theory) untuk menjelaskan
fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang
menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi
teoritis yang akan digunakan untuk mengistilahkan unsur-unsur yang
terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti serta hubungannya dengan
variabel. Sedangkan kerangka operasional adalah uraian variabel-variabel dan
indikator-indikatornya yang diukur dalam penelitian.

Suatu penelitian memerlukan data yang berkualitas, oleh karenanya


kuesioner yang dibuat harus dapat menjembatani mendapatkan informasi dari
responden untuk di analisis oleh peneliti. Adapun tujuan pengumpulan data
dengan alat kuesioner adalah agar informasi dari responden memiliki
kehandalan (realibilitas/ reliability) dan kesahih`an (validitas/ validity).
Penyusunan pertanyaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Pertanyaan yang berkaitan identitas responden


b) Pengelompokan berdasarkan masing –masing variabel yang akan
diteliti ,beserta indikator-indikatornya untuk keperluan analisis
data.
c) Pengelompokan pertanyaan yang berkaitan dengan penunjang data
untuk dianalisis

2. Pahami Konsep dengan Baik dan Turunkan dengan Bahasa yang Benar
dan Mudah Dimengerti

Menurut Kuncoro Mudjarat (2009), menyusun desain instrument adalah


membuat kuesioner. Pada penyusunan/pembuatan kuesioner harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Apakah pertanyaan itu perlu ? Karena pertanyaan yang tidak perlu hanya
akan membingungkan responden
b) Bagaimanakah pertanyaan itu sebaiknya diajukan ?
c) Hal itu penting sehingga tidak membingungkan dan memberikan acuan.
Selain itu tetap dijaga kerahasiannya.
d) Apakah bentuk pertanyaannya terbuka atau tertutup ? (open-ended
question atau closed-ended question)
e) Bagaimanakah seharusnya pertanyaan itu dirumuskan ? Sedapat mungkin
dihindari menggunakan frase/istilah yang menimbulkan persepsi ganda
atau membingungkan. Hindari pertanyaan bermakna ganda (double-
barreled question).
f) Bagaimanakah format jawaban disusun ? Apakah alternatif jawaban yang
akan digunakan dikotonomi atau pilihan berganda ? Bagaimanakah urutan
alternatif jawaban disusun ? Bagaimanakah cara mengatasi  jawaban tidak
tahu, tidak ada jawaban dan  jawaban tidak tahu, tidak ada jawaban dan
jawaban jawaban netral ? netral ?
g) Teknik skala yang bagaimanakah sebaiknya digunakan ?
 Rating Scale
- Graphic rating scales  
- Hemized rating scales
- Comparative rating scales
 Attitude scales
- Likert scale
- Semantic differential

3. Menggunakan Secara Tepat Alasan Memilih Angket Terbuka atau


Tertutup

Angket atau kuesioner merupakan instrumen penelitian yang berupa


daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah respoden
(sumber yang diambil datanya melalui angket), angket atau kuesioner dapat
disebut sebagai wawancara tertulis karena isi kuensioner merupakan satu
rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi
sendiri oleh responden. Sudah tentu respondennya ditentukan dulu
berdasarkan teknik sampling. Pengirim dapat mendatangi sendiri responden
atau mengirim daftar pertanyaan itu melalui pos. karena “kepraktisannya”
itulah angket banyak digunakan peneliti.

1) Angket Tertutup

Angket tertutup merupakan angket yang apabila pertanyaan


disertai dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti,
dapat berbentuk “ya” atau “tidak” dan dapat pula  berbentuk
berbentuk sejumlah sejumlah alternatif alternatif atau pilihan pilihan
ganda. Jadi apabila jawaban terlebih dahulu ditentukan pilihannya
maka tertutuplah kesempatan bagi responden untuk menggunakan
jawaban lain menurut keinginan sendiri. Misalnya:

Jenis alat transportasi apa Jenis alat transportasi apa yang sering anda
gunaka yang sering anda gunakan?
A. Kendaraan pribadi
B. Bis kota
C. Lainnya
Setujukah anda apabila penggunaan kantong plastic di Bali dibatasi?
A. Setuju
B. Tidak Setuju

2) Angket Terbuka

Angket terbuka merupakan angket yang apabila dalam daftar


pertanyaan tidak diberikan pilihan  jawaban, sehingga memberi
kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan sesuai
dengan keinginannya sendiri. Responden dapat mengemukakan
pendapat  dalam menjawab pertanyaan pertanyaan sesuai dengan
keinginan mereka sendiri. Contohnya: Menurut suadara agar
masyarakat taat atau disiplin di Jalan raya apa yang harus dilakukan
oleh Pemerintah Daerah DKI?

Kegunaan Kuesioner dan Penyusunannya

Dalam penelitian menggunakan instrumen angket/kuesioner ini memiliki


kelebihan yakni : angket dapat menjangkau sampel yang relatif besar tidak
perlu/selalu menghadirkan peneliti, kerahasiaan responden terjaga (tanpa
nama), waktu relatif cepat (dapat dilakukan serentak), pertanyaan yang
diberikan sama. Adapun kelemahannya yaitu bagi responden diperlukan
kualifikasi tertentu untuk membaca dan memahami pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan, misalnya untuk penelitian di institusi pendidikan dasar dan
memengah jika respondennya siswa perlu pendampingan dari peneliti dalam
pengisian angketnya.

Kuesioner sangat berperan untuk memberikan suatu kerangka agar


peneliti dapat mendapat informasi jawaban. dalam pengumpulan data,
sehingga tujuan kuesioner dibuat tidak lain untuk memperoleh informasi,
dengan pencatatan sehingga akan memudahkan dalam pengolahan data.

Penyusunan kuesioner sebelum disusun perlu mempertimbangkan dan


melihat judul penelitian, perumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian
serta rencana analisis serta metode analisis yang akan dipakai. Setelah melihat
hal tersebut maka dapat direncanakan bentuk-bentuk tabel, dan bentuk-bentuk
pertanyaan yang akan dibuat. Kuesioner yang baik memberikan responden
kenyamanan dan kemudahan untuk menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.

Susunan pertanyaan perlu dikelompokkan dari hal-hal yang bersifat


umum seperti Identitas responden yang dapat terdiri dari: Nomor, Nama (jika
perlu), alamat, Umur, Jenis kelamin, Tingkat Pendidikan dan lain sebagainya.
Setelah adanya pertanyaan identitas responden tersebut, dibuat
pengelompokan terhadap variabel dan indikator yang direncanakan untuk
diteliti dan diukur. Misalnya pertanyaan yang berkaitan dengan variabel dan
indikator yang telah ditetapkan Motivasi, Hasil Belajar, Kinerja, Pendapatan,
Konsumsi, Produksi, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Kurniawan, Zarah Puspitaningtyas. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif.


Yogyakarta: Pandiva Buku.

Prof. Raihan. (2017). Metodologi Penelitian: edisi pertama. Jakarta: Universitas


Islam Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai