Anda di halaman 1dari 9

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

A. Pengertian Indikator Penelitian


1. Menurut KBBI, indikator adalah sesuatu yang dapat menjadi petunjuk
atau keterangan.
2. Indikator sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi suatu
pelaksanaan kegiatan.

B. Fungsi Indikator Penelitian


1. Untuk mewakili permasalahan pokok dalam penelitian.
2. Untuk menyusun butir-butir pertanyaan dalam penelitian.

C. Menyusun Indikator Penelitian


1. Peneliti dapat mengutip dari pendapat ahli.
2. Peneliti dapat membuat sendiri disesuaikan dengan kebutuhan penelitian
peneliti.

D. Pengertian Instrumen Penelitian


Kata instrumen berarti alat atau alat bantu. Dalam konteks penelitian
instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu dalam pengumpulan
data penelitian, yaitu alat yang dapat mengukur atau mengungkap suatu
keadaan variabel penelitian yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya. Alat
bantu tersebut dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam
pengambilan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang yang
dilakukan. Melalui instrumen penelitian pengumpulan data tersbut, peneliti
dapat merancang semua data yang dperlukan dalam penelitian dan kemudian
dituangkannya dalam instrumen peneletian, yaitu melalui butir-butir
instrumen yang dibuatnya. Dengan demikian semua data yang diraih dalam
penelitian dapat diraih secara tepat dan tidak ada yang terlewatkan (Masyud,
2012:202).

E. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian


Banyak ragam instrumen pengumpulan data penelitian, namun secara
garis besar instrumen pengumpulan data tersebut dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu: (1) instrumen tes (2) instrumen non tes. Instrumen tes dan
non tes dibedakan dari segi materi instrumen dan dari segi cara pengerjaan
serta penskoran, di samping itu dilihat dari tujuan pengukuran nilai variabel
yang akan dilakukan dalam penelitian. Tes difokuskan untuk mengungkap
potensi yang dimiliki responden, misalnya berkaitan dengan hasil belajar,
intelegensi, bakat,minat, kepribadian dan potensi lainnya. Sedangkan
instrumen non tes digunakan untuk mengungkap pendapat, pandangan,
kebiasaan, perilaku yang dapat diamati, dan fakta-fakta lain di luar
pengungkapan potensi individu.
Dalam buku Wagiran terdapat tiga jenis tes yaitu: tes lisan (oral tes), tes
tertulis (writing test), dan tes perbuatan (performance test).
1. Tes lisan. Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan
secara lisan tentang aspek-aspek psikologissebagai data yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang harus dijawab secara lisan
pula.
2. Tes tertulis. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan tertulis untuk
mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan aspek psikologis
yang harus dijawab secara tertulis pula. Berbagai macam tes
tertulistersebut antara lain:
a. Tes essay. Tes ini disebut pula tes subjektif terdiri dari sejumlah
pertanyaan dalam bentuk uraian, yang harus dijawab dalam bentuk
uraian tertulis atau berupa kalimat beba yang disusun oleh peserta
tes. Ciri khas dari tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut
tidak disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh
peserta tes. Jumlah sola untuk tes ini biasanya tidak banyak, berkisar
5-10 pertanyaan dalam waktu 90-120 menit.
b. Tes objektif. Tes objektif merupakan tes yang mengandung
kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes. Bentuk tes
ini tidak banyak berbeda dengan angket terstruktur, khususnya
angket dengan pertanyaan tertutup. Perbedaan fungsinya terletak
pada alternatif jawaban yang disediakan. Pada angket, semua
alternatif jawaban adalah benar sesuai dengan kenyataan kondisi
sesuatu yang ditanyakan dalam setiap pertanyaan. Sedangkan dalam
tes objektif, diantara semua alternatif jawaban yang disediakan
hanya terdapatsatu alternatif jawaban paling benar. Beberapa macam
tes objektif antara lain:
1) Tes betul salah adalah tes yang butir soalnya terdiri dari
pernyataan yang disertai alternatif jawaban benar dan salah.
2) Tes pilihan ganda adalah tes yang berbentuk satu pertanyaan
atau pernyataan (disebut juga stem) yang diikuti oleh sejumlah
alternatif jawaban (disebut juga option).
3) Tes menjodohkan adalah salah satu tes yang terdiri dari
sejumlah item yang masing-masing item tersebut terbagi dalam
dua jalur, yaitu lajur pertanyaan dan jalur jawaban. Tugas
peserta tes adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban,
sehingga cocok dengan pertanyaan/pernyataan.
3. Tes perbuatan. Tes perbuatan merupakan tes yang memberikan perintah
kepada pserta tes untuk melakukan suatu gerakan/perilaku tertentu yang
berhubungan dengan masalah atau tujuan penelitian. Gerakan atau reaksi
peserta tes dibandingkan dengan standar tertentu sebagai tolak ukur
berupa kriteria terbaik dalam melakukan suatu gerakan atau interaksi
tertentu.
F. Instrumen Pengumpul Data (Tes)
Tes sebagai instrumen pengumpulan data penelitian adalah merupakan
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur potensi
individu misalnya berkaitan dengan hasil belajar, intelegensi, bakat, minat,
kepribadian dan potensi lainnya yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2013).
a. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar (achievement test) yaitu test yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes hasil
belajar disusun untuk mengukur tingkat ketercapaian individu setelah
mempelajari suatu materi tertentu. Tes hasil belajar ini biasanya untuk
mengukur pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.
b. Tes Intelegensi (tes IQ)
Tes intelegensi merupakan tes untuk mengungkap potensi dasar yang
dimiliki individu. Potensi dasar tersebut berkaitan dengan potensi
bahasa, aritmatika, logika (baik ,logika bahasa, matematika, maupun
logika gambar).
c. Tes Kepribadian
Tes kepribadian merupakan salah satu jenis tes dimaksudkan untuk
mengungkap bagaimana kepribadian yang dimiliki individu. Tes
kepribadian tersebut dapat mengungkapkan kecondongan kepribadian
individu apakah bergerak kearah positif atau negatif.
d. Tes Bakat
Tes ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengetahui
kecenderungan bakat individu, apakah mengarah pada bakat tertentu.
e. Tes Sikap
Tes sikap, merupakan tes yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang (Arikunto 1996:139).
Tujuan penggunaan tes ini adalah untuk mengetahui kecenderungan
sikap individu dalam menghadapi suatu permasalahan.

G. Instrumen Pengumpul Data Non Tes


Jenis instrumen pengumpulan data kedua adalah instrumen non tes. Instrumen
non tes tersebut meliputi: Kuesioner atau angket, Panduan wawancara,
Panduan Observasi, Check list, Rating scale, dan Panduan dokumentasi.
a. Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Dilihat dari segi menjawab
maka kuesioner dibedakan menjadi 2 yaitu kuesioner terbuka dan
kuesioner tertutup.
1) Kuesioner terbuka, merupakan tes yang memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disajikan dalam bentuk
sedemikian lupa sehingga responden diminta untuk memilih salah
satu jawaban yang sesuai dengan karateristik dirinya .
Dilihat dari jawaban yang diberikan kuesioner dibedakan menjadi 2 yaitu:
kuesioner langsung dan kuesioner tak langsung.

1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.


2) Kuesioner tak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.

Dipandang dari bentuknya maka tes dibedakan menjadi 4 yaitu: Kuesioner


pilihan ganda, Kuesioner isian, Check list, Rating scale.

1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan


kuesioner tertutup.
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list, adalah sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom
yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat
setuju sampai ke tingkat tidak setuju (Arikunto 1996:140).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket antara lain adalah
berkaitan dengan:
1) Isi dan Tujuan Pertanyaan
2) Bahasa Yang Digunakan
3) Tipe dan bentuk pertanyaan
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak Menyakan hal yang telah dilupakan
6) Menggiring
7) Panjang Pertanyaan
8) Urutan pertanyaan
9) Prinsip pengukuran
10) Petunjuk angket
11) Penampilan fisik angket

Kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data tentunya memiliki


kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan kuesioner:

Kelebihan kuesioner:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-
masing dan menurut waktu senggang responden
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak
malu-malu menjawab
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.

Kelemahan kuesioner:
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati, padahal kuesioner hanya diberikan satu
kali dan tidak akan diberikan lagi.
2) Seringkali sukar dicari validitasnya
3) Walaupun dibuat anonim, responden kadang-kadang dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-
kadang ada.

b. Panduan Wawancara
Panduan wawancara berisi poin-poin yang akan ditanyakan pada
responden pada wawancara. Penyusunan panduan wawancara juga harus
dirancang secara tepat sehingga dapat menjamin perolehan data penelitian
yang valid. Ada kemiripan antara panduan wawancara dan angket.
Bedanya jika angket pertanyaannya harus jelas dan bersifat mandiri serta
memerlukan bimbingan dalam menjawabnya namun panduan wawancara
hanya berupa pertanyaan garis besar saja. Dalam rinciannya akan
dikembangkan pewawancaraan dalam proses wawancara. Jika ada yang
kurang jelas dalam wawancara, pewawancara dapat menjelaskan
permasalahannya.
Prinsip dasar yang harus dipegang dalam penyusunan panduan wawancara
adalah sebagai berikut:
1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
2) Responden dapat dipercaya..
3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama.
Terdapat dua jenis pertanyaan dalam panduan wawancara, yaitu:
1) Pertanyaan tersruktur. Pertanyaan terstruktur merupakan instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara terstruktur
yaitu wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah
tersusun secara sistematis dan telah disiapkan sebelumnya secara
lengkap.
2) Pertanyaan tidak terstruktur. Pertanyaan tidak terstruktur merupakan
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara
yang tidak terstruktur.

c. Panduan Observasi
Observasi sering kali diartikan sebagai aktivitas yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam Pengertian
psikologi, observasi disebut pula pengamatan yang meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1) Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh


pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
2) Observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

d. Check List
Check list merupakan salah satu instrumen penelitian yang biasanya
digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data dengan metode
observasi.

e. Rating Scale
Skala penilaian merupakan salah satu instrumen penelitian yang biasanya
digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data dengan metode
observasi. Ada beberapa skala pengukuran yang bisa dipakai dalam
pengukuran untuk penelitian anatara lain Thurstone dan skala Likert.
1) Thurstone. Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan
memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki
kunci skor dan jika disusun, kunci skor menghasilkan nilai yang
berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-
50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur
kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan
itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.
Contoh:

Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan,


sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.

2) Skala Likert.
Metode ini dapat disusun tanpa menggunakan bantuan dewan juri,
metode ini menghasilkan skor yang hampir sama dengan skor yang
diperoleh teknik Thurstone. Langkah pertama dalam menyusun
Likert adalah mengumpulkan sejumlah pernyataan mengenai suatu
pokok persoalan. Pernyataan tersebut menunjukkan kesetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap pendirian-pendirian tertentu. Setelah
pernyataan-pernyataan itu terkumpul kemudian dilakukan uji coba
(trial test) terhadap sejumlah subjek. Teknik skala likert memberikan
suatu nilai skala untuk tiap alternatif jawaban yang berjumlah 5
kategori. Dengan demikian instrumen itu akan menghasilkan total
skor bagi tiap responden. Dalam Penggunaan skala likert akan
ditemui pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya positif atau
negatif.

f. Panduan Dokumentasi
Agar penggalian data yang bersumber dari dokumentasi terarah dan dapat
mencapai sasaran yang tepat, maka sebelum dilakukan pengumpulan data
perlu dilakukan penyusunan instrumen pengumpulan data secara cermat
terlebih dahulu. Instrumen inilah yang biasanya dikenal instrumen
panduan dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.

H. Pemilihan Instrumen Penelitian


Instrumen pengumpulan data penelitian banyak ragam dan jenisnya.
Pemilihan jenis-jenis instrumen manakah yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian, didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1. Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang akan dikumpulkan sangat berpengaruh terhadap jenis
instrumen pengumpulan data yang akan digunakan.
2. Kondisi responden penelitian
Kondisi responden penelitian adalah kondisi riil latar belakang responden
yang akan dijadikan sebagai sumber data.
3. Kondisi peneliti
Kondisi peneliti adalah keadaaan peneliti terutama yang berkaitan dengan
kemampuan, kesempatan, ketersediaan data. Kondisi peneliti juga menjadi
salah satu pertimbangan dalam pemilihan instrumen penelitian.
4. Kondisi Lokasi Penelitian
Jika kondisi lokasi penelitian terpencar jauh antara lokasi yang satu dengan
yang lain disarankan menggunakan instrumen angket. Sebab dengan
angket pelaksanaan penelitian bisa efisien.

I. Persyaratan Instrumen Penelitian


Instrumen pengumpulan data hendaknya disusun dengan memperhatikan
syarat minimal instrumen yang baik. Menurut Suharsimi Arikunto syarat
instrumen yang baik terletak pada validitas dan reliabilitas instrumennya.
Sedangkan menurut Sulthon Masyud syarat instrumen yang baik itu adalah :
(1) validitas, (2) reliabilitas, (3) kepraktisan (Masyud, 2012:219-221).
1. Validitas Instrumen. Instrumen dikatakan memenuhi syarat valid jika
instrumen tersebut bisa mengukur semua yang seharusnya diukur,
sehingga instrumen tersebut benar- benar cocok untuk mengukur apa yang
hendak diukur.
2. Reliabilitas instrumen. Instrumen dikatakan memenuhi syarat reliablitas,
jika instrumen tersebut mampu menghasilkan hasil yang benar-benar dapat
dipercaya.
3. Kepraktisan. Disamping validitas dan reliabiltas instrumen hendaknya
memiliki kepraktisan dalam artian proses persiapan, pelaksaaan, dan
pemeriksaan hasil instrumen serta interpretasi hasil instrumen dapat
dilakukan secara hemat dan mudah.

J. Teknik Penyusunan Intrumen


Penyusunan instrumen pengumpulan data harus dilakukan secara tepat,
artinya sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah
penyusunan instrumen pengumpulan data mencakup beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Melakukan idendifikasi terhadap semua variabel yang ada dalam judul
atau masalah penelitian yang telah dibuat sebelumnya.
2. Menjabarkan setiap variabel penelitian menjadi sub-sub
variabel penelitian.
3. Menjabarkan setiap sub variabel penelitian tersebut menjadi indikator-
indikator. Yang harus diingat adalah penjabaran sub-sub variabel harus
sesuai dengan poin-poin indikator yang ada dalam definisi operasional
variabel.
4. Membuat deskripsi dari semua indikator yang telah dibuat.
5. Merumuskan deskripsi tersebut kedalam butir-butir istrumen penelitian .
6. Melengkapi instrumen yang dibuat tersebut dengan petunjuk atau panduan
untuk menjawab serta melengkapi pula denga kata pengantar.

Langkah-langkah penyusunan instrumen:


1. Menetapkan variabel yang akan diteliti
Variabel penelitian merupakan dasar dalam menyusun instrumen
penelitian. Berdasarkan judul atau rumusan masalah akan terlihat variabel
apa saja yang akan diteliti sehingga dapat ditentukan instrumen apasaja
yang harus dibuat.
2. Analisis dan sintesis teori sehingga menghasilkan definisi konseptual
Berdasarkan variabel yang telah terindentifikasi, langkah lanjutan yang
perlu dilakukan adalah melakukan kajian pustaka atau teori sehingga
dihasilkan definisi konseptual.
3. Merumuskan definis operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-sifat
yang didefinisikan dan dapat diamati sehingga terbuka kemungkinan bagi
orang lain untuk melakukan hal yang serupa.
4. Merumuskan kisi-kisi instrumen
Langkah selanjutnya adalah menentukan indikator dari setiap variabel
yang akan diukur. Berdasarkan definisi operasional dapat disusun kisi-kisi
instrumen yang meliputi variabel, indikator, dan butir instrumen.
5. Menyusun butir-butir instrumen
Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah disusun, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun butir-butir instrumen. Bentuk instrumen
dapat disesuaikan dengan jenis data yang dikehendaki dan analisis data
yang direncanakan.
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hartanto, Eko. Cara menyusun instrumen penelitian untuk penelitian kuantitatif.


Diakses dari
https://www.academia.edu/21912990/CARA_MENYUSUN_INDIKATOR_P
ENELITIAN pada tanggal 25Oktober 2016.

Mesta Erlanda, Agung. 2013. Definisi-definisi Teori, Konsep, Variabel, Indikator,


dan Hipotesis Menurut Beberapa Ahli . Diakses dari
http://privatefreakystory.blogspot.co.id/2013/10/definisi-definisi-teori-
konsep-variabel.html , pada tanggal 24 Oktober 2016.

Masyud, Sulthon. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jember : Lembaga


Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai