Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK ALAT EVALUASI

Oleh: Indria Neng Putri


NIM. 1880505230005

A. PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara
keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melaksanakan
evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan mempunyai arti yang sangat
utama, karena evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk mengetahui
tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atas bahan ajar
atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya evaluasi
maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat dan meyakinkan.1
Dalam melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran, guru memerlukan
evaluasi yang baik dan terarah agar berjalan sebagaimana mestinya.
Diperlukannya konsep yang baik dalam evaluasi pembelajaran. Konsep
tersebut terdiri dari sasaran dalam evaluasi proses pembelajaran dan
tahapan pelaksanaan evaluasi. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang baik,
dibutuhkan suatu alat ukur yang baik. Jika tidak maka informasi yang
diperoleh tidak dapat dipercaya dan mungkin tidak memberikan gambaran yang
sebenarnya tentang hasil belajar.2
Alat evaluasi dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini
dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah
dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan
sistem penilaian yang baik dan tidak biasa. Sistem penilaian yang baik akan
mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada
1
Idrus, L. "Evaluasi dalam proses pembelajaran." Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 9.2
(2019): 920-935.
2
Ermawati, Yunita Dwi, and Riza Yonisa Kurniawan. "Analisis pengembangan alat evaluasi
pembelajaran berbasis intranet." Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) 7.2 (2019): 67-70.
gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran.
Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan
motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis
membahas mengenai karakteristik dan alat evaluasi.3

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Alat Evaluasi
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih
mudah. Kata alat bisa disebut juga dengan istilah instrument. Evaluasi
mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu.
Dalam hal ini evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau
tidak.4 Dari penjelasan kedua hal tersebut, yang dimaksud dengan alat
evaluasi adalah suatu alat atau teknik yang digunakan seorang evaluator
untuk mempermudah pelaksanaan dan pencapaian tujuan evaluasi secara
lebih efektif dan efisien alat evaluasi dengan hasil keadaan yang dievaluasi.5
2. Macam-Macam Alat Evaluasi
Menurut Ibadullah & Endang, alat evaluasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Mengingat luasnya dan
mendalamnya pembahasan mengenai teknik tes, maka masalah non tes akan
dibahas terlebih dahulu.6
a. Non Tes
Teknik non tes terdiri dari: skala bertingkat, kuesioner, daftr cocok,
wawancara, pengamatan dan riwayat hidup.

3
Zubaidillah, Muh Haris. "Prinsip Dan Alat Evaluasi Dalam Pendidikan." (2018).
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2021), hal.
39
5
Nugraha, Enung. “Alat-Alat Evaluasi Pendidikan”. Jurnal: TSAQOFAH 07.02 (2009). Hal.240
6
Ibadullah dan Endang, Evaluasi Pendidikan, (Magetan: CV Ae Media Grafika, 2016), hal 13
1) Skala Bertingkat (Rating Scale)
Teknik ini menggambarkan suatu nilai yang berbentuk bilangan
terhadap suatu pertimbangan, artinya suatu skala selalu disajikan
dalam bentuk angka.
Contoh :
Kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu :

1 2 3 4 5
Sangat Tidak suka Biasa Suka Sangat suka
tidak suka
2) Kuesioner (Questionaire)
Teknik ini sering dikenal dengan angket, yaitu daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh responden. Melalui teknik ini dapat diungkap
mengenai data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat,
dan lain-lain.
3) Daftar Cocok (Chek list)
Daftar cocok yaitu deretan pernyataan (biasanya singkat-singkat),
dimana responden tinggal membutuhkan tanda cocok (V) ditempat
yang telah disediakan.
Contoh :
Berilah tanda ( V ) pada kolom yang sesuai dengan pendapat saudara.
Pendapat/ Tidak
No Penting Biasa
Pernyataan penting
1 Melihat
pemandangan
indah
2 Olah raga tiap pagi
3 Melihat film
4 Tulisan bagus
5 Belajar menari
6 Berkunjung ke
kawan
4) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan
mendapatkan jawaban dari interview dengan cara tanya jawab sepihak
(oleh pihak interview). Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu interview bebas dan terpimpin.
5) Pengamatan (Observation)
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti dan dengan pencatatan secara
sistematis. Terdapat tiga macam observasi yaitu observasi partisipan,
sistematik dan eksperimental.
6) Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka
subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang
kepribadian, kebiasaan, sikap dari subyek yang dikenai penilaian.
b. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan fakta
atau informasi, tetapi apabila dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
ini bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Bentuk tes yang
digunakan dilembaga pendidikan dilihat dari segi sistem penskorannya
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :7
1) Tes Objektif
Tes objektif disebut pula “short answer” atau “new type” tes. Tes
objektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan
memilih salah satu alternative yang benar dari sejumlah alternatif
yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan
beberapa perkataan atau simbol. Tes objektif terdiri dari beberapa
bentuk, sebagai berikut :

7
M Ilyas Ismail, Evaluasi Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2020), hal. 17-27
a) Benar Salah (True-False, Or Yes-No)
Salah satu fungs bentuk soal benar-salah adalah untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan
antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi
dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknya
homogeny dari segi sisi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak
digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi, dan
kemampuan menghubungkan dua hal yang homogen. Dalam
penyusunan soal bentuk benar-salah tidak hanya
menggunakan kalimat pertanyaan atau pernyataan, tetapi juga
dalam bentuk gambar, tael, dan diagram.
b) Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal piilhan ganda adalah soal yang menuntut guru
memberikan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang
tercantum dalam pokok soal. Pokok soal disertai dengan
sejumlah kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban
tersebut dapat berupa kata, fase, nama tepat, nama tokoh,
lambang, atau kalimat yang sudah pasti.
c) Menjodohkan (Matching)
Suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang parallel,
dimana masing-masing kolom berisi uraian-uraian,
keterangan-keterangan atau statement. Tes bentuk ini
sebenarnya merupakan bentuk khusu dari tes pilihan ganda. Isi
yang membedakan keduanya adalah bahwa alam bentuk
menjodohkan tidak hanya ada satu masalah jawaban.
Jawabannya harus dituliskan dalam satu kemungkinan
jawaban.
2) Tes Subjektif
Tes subjektif yang juga dikenal dengan istilah tes esai merupakan
salah satu jenis tes hasil belajar yang jawabannya menuntuk guru
mengingat dan mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan dan mengeskpresikan
gagasan dalam bentuk uraian tertulis. Bentuk-bentuknya berupa :
a) Tes Uraian Bebas (Extended Response Test)
Tes ini merupakan bentuk tes uraian yang memberikan
kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan
mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab
soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel, dan
tidak terstruktur.
b) Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Test)
Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang
memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu
kepada peserta tes dalam menjawab soal tes. Jadi, soal tes
uraian terbatas itu harus menentukan batasan jawaban yang
dikendaki. Batasan itu meliputi konteks jawaban yang
diinginkan, jumlah, dan luas jawaban yang diminta.
3. Karakteristik Alat Evaluasi
Proses evaluasi salah satu elemen penting yang dalam dunia
pembelajaran. Evaluasi dapat membuktikan apakah perencanaan dan segala
sistem pembelajaran mencapai tujuan tahapan sesuai dengan kondisi
lapangan. Pada akhirnya evaluasi mempermudah sistem pembelajaran,
pelaku pembelajaran, dan juga pemerintah dinas pendidikan untuk
memperoleh data akurat tentang pendidikan yang sedang berlangsung baik
disekolah maupun tingkat nasional. Adapun karakteristik alat evaluasi yang
baik adalah sebagai berikut:8
a. Valid
Alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila dapat teruji kebenarannya dan
sesuai dengan apa yang diukur. Semisal, untuk mengukur mata pelajaran
Bahasa Indonesia, jangan sampai dicampur adukkan dengan mapel yang
lainnya. Begitu juga ketika menilai pengaruh metode, media, model,

8
Resdianto,dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia,
2022), hal. 7-9
mimik wajah guru dan komponen-komponen sistem pembelajaran
lainnya.
b. Reliabel
Artinya memiliki hasil yang sama dibeberapa percobaab (consistent).
Evaluasi yang reliabel memiliki hasil yang sama meskipun dalam kurun
waktu yang berbeda.
c. Relevan
Alat evaluasi harus berrdasarkan kepada kesepakatan sistem pendidikan
secara umum, baik berdasarkan kompetisi dasar, kompetisi inti, dan
lainnya.dala pemberian penilaian harus sesuai dengan acuan dasar
penilaian seperti halnya berdasarkan taksonomi bloom yang telah
disepakati oleh umum, sebagai dasar acuan evaluasi.
d. Representative
Alat evaluasi yang diterapkan harus meliputi seluruh materi yang
disampaikan, seperti halnya ada empat bab sebelum ujian tengah semester
dilaksanakan, maka tes dan butiran soal yang ditanyakan dalam ujian
tengah semester harus bisa mewakili seluruh bab yang telah dipelajari.
e. Praktis
Memiliki makna mudah dilaksanakan, tujuan evaluasi adalah
mempermudah guru untuk mengetahui kemampuan diri sendiri, murid,
dan sistem pembelajaran yang digunakan. Maka buatlah evaluasi
senyaman mungkin dan semudah mungkin untuk dilaksanakan dengan
dasar yang standar sesuai keadaan.
f. Deskriminatif
Alat evaluasi yang dibuat harus menjadi pembeda antara kelompok pintar
dan lambat, karena itulah kita dapat dengan mudah memahami kondisi
peseta didik.
g. Spesifik
Alat evaluasi yang akan diterapkan harus menjurus kepada objek akan
disasar, sepert halnya alat ukur Bahasa Indonesia harus sesuai dengan
sistem evaluasi Bahasa Indonesia.
h. Proposional
Alat evaluasi yang dilaksanakan atau yang dibuat harus memiliki tingkat
kemudahan dan kesukaran yang eimbang dengan keadaan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2021). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi


Aksara.

Enung, N. (2009). Alat-Alat Evaluasi Pendidikan. Jurnal: TSAQOFAH, 07 (02).

Ibadullah, M., & Endang, S. M. (2016). Evaluasi Pendidikan. Magetan: CV Ae


Media Grafika.
Idrus, L. (2019. Evaluasi dalam proses pembelajaran. Adaara: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 9 (2).

Muh, H. Z. (2018). Prinsip Dan Alat Evaluasi Dalam Pendidikan.


Muhammad, I. I. (2020). Evaluasi Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.
Resdianto. (2022). Evaluasi Pembelajaran. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah
Cemerlang Indonesia.
Yunita, D. E,. & Riza, Y. K. (2019). Analisis pengembangan alat evaluasi
pembelajaran berbasis intranet. JUPE: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 7 (2).

Anda mungkin juga menyukai