Anda di halaman 1dari 10

Jurnal

Pengertian alat penilaian tes, acuan patokan, persamaan dan perbedaan tes
acuan patokan dan tes acuan norma

Disusun oleh :
Ecah (200103000)

Abstrak
Keberhasilan suatu lembaga selain harus didukung dengan perangkat pembelajaran yang
lengkap, guru profesional, juga perlu adanya evaluasi untuk mengukur capaian dari suatu target
pendidikan. Evaluasi tersebut dituangkan dalam bentuk Penilaian Acuan Norma (PAN),
Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan
menggunakan penelitian jenis deskriptif kuantitatif dan pendekatan classroom research
selanjutnya dianalisis dengan rumus kuatitatif maka diperoleh hasil bahwa Penilaian Acuan
Norma (PAN) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok.
Nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam
kelompok tersebut. Penilaian Acuan Patokan mengacu pada suatu kriteria pencapaian tujuan
pembelajaran atau indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya untuk
mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan acuan untuk menetapkan seseorang siswa
secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi pelajaran tertentu. Salah satu
fungsi KKM adalah sebagai acuan bagi pendidik untuk menilai kompetensi siswa sesuai
kompetensi dasar matapelajaran yang diikuti.
Kata Kunci: Penilaian Acuan Norma, Penilaian Acuan Patokan, Kriteria Ketuntasa Minimal.

BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tak mungkin dipisahkan dari kegiatan
pendidikan dan pengajaran secara umum.menurut cronbach(dalam nurgiyanto, 2009 7) penilaian
adalah proses pengumpulan dan penggunakan informasi yang di pergunakan sebagai dasar
pembuatan keputusan tantang proses pendidikan. Kegiatan pengajaran.kita akan memerlukan alat
yang harus di pakai agar kegiatan itu dapat berlangsung seperti yang di rencanakan.kegiatan
penilaian juga memerlukan alat,yaitu yang di kenal sebagai alat penilitian .

1
Secara garis besar,alat penilaian dapat di bedakan menjadi dua macam,yaitu tes dan nontes.baik
teknis maupun non tenis keduanya dapat dipergunakan untuk mendapatkan informasi atau data-
data penilaian tentang subjek yang di nilai secara berhasil guna jika di pakai secara
tepat.artinya,kita harus dapat menetukan kapan mempergunakn alat tes dan nontes.
2. RUMUSAN MASALAH

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ALAT TES PENILAIAN
Alat penilaian sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh informasi atau
gambaran tentang seberapa banyak dan seberapa mendalam kemampuan yang dimiliki seorang
siswa dalam bidang pengajaran tertentu. Penilaian pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan seperangkat alat yang disusun secara khusus, dan digunakan menurut prosedur
tertentu, agar dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, dan dapat dipercaya.
Alat utama yang digunakan untuk maksud itu adalah tes, termasuk penilaian tes bahasa dalam
penilaian hasil pengajaran bahasa (Djiwandono, 1996).
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang
diterapkan (Nurkancana & Sunartana, 1983).
Tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
(1) kesesuaian dengan kemampuan yang akan diukur, dan dikenal sebagai validitas dengan
berbagai cara pembuktiannya dan (2) kemampuannya melakukan pengukuran dengan

2
tingkat keajegan tertentu, yang dapat dikaji menurut beberapa metode (Djiwandono,
1996:90).1
Tes adalah seperangkat tugas atau pertanyaan yang di pergunakan untuk mengukur
keterampilan,pengetahuan,kemampuan,atau bakat yang dimliki seseorang atau kelompok. bentuk
tes berisi tentang bentuk-bentuk pertanyaan, tugas dan latihan yang di kerjakan oleh siswa.secara
garis besar bentuk tes dibedakan menjadi:
1.Tes esai
Menurut nurgiyantoro (2009:71) tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menurut
jawaban siswa dalam bentuk uraian . Tes bentuk esai siswa dituntut untuk berfikir tentang
pertanyaan yang harus di jawab.
Tes esai juga disebut tes subjektif. Tes subjektif menginginkan siswa untuk menunjukan
kemampuanya dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, mengevaluasi
informasi baru yang dihadapkan kepadanya.
Kelebihan dan kelemahan tes bentuk esai adalah sebagai berikut:
· Kelebihan
a. Memaksa siswa untuk mengemukakan jawabanya ke dalam bahasa yang benar.
b. Memaksa siswa untuk mempergunakan pikiranya sendiri.
c. Mudah di susun dan tidak menghabiskan waktu.
· Kekurangan
a. Penilaian tidak mudah di tentukan standarya.
b. Waktu yang di gunakan untuk memeriksa pekerjaan siswa relatif lama.
c. Usaha untuk mengurangi kelemahan tes esai
d. Pertanyaan hendakya yang menuntut jawaban tersebut.

· Usaha untuk mengurangi kelemahan tes esai


a. Bahan yang di pilih untuk diteskan hendakya berupa bahan utama yang dapat mewakili
bahan lain yang tidak diteskan
b. Pertanyaan hendakya yang menuntut jawaban tertentu
c. Sebelum menilai hendakya menyusun pedoman penilaian
d. Sebelum menilai hendakya menyusun pedoman penilaian.
· Penggunakan tes esai
1
https://lobikampus.blogspot.com/2016/06/alat-penilaian-pembelajaran.html?m=1

3
a. Jumlah siswa yang akan di tes relative kecil
b. Bertujuan memberanikan siswa untuk mengumukakan kemampuan berfikirya
c. Mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa pekerjaan siswa
2. Tes objektif
Menururt nurgiyantoro (2009:75-76). tes objektif juga di sebut jawaban singkat .sesuai
degan namanya tes jawab singkat menuntut siswa hanya dengan memberikan jawaban
singkat,bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternative jawaban
yang telah di sediakan.jawaban tes objektif bersifat pasti.hanya satu kemungkinan yang benar
Kelebihan dan kelemahan tes objektif adalah sebagai berikut:
· Kelebihan
a. Hanya memungkinkan adanya satu jawaban yang benar
b. Sangat mudadh di koreksi,karena tinggal mencocokan dengan kunci jawaban.
c. Hasil pekerjaan dapat di koreksi secara cepat .
· Kelemahan
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Pihak siswa yang mengerjakan tes mungkin sekali melakukan hal yang bersifat untung-
untungan

· Usaha mengurangi kelemahan tes objektif


a. Penyusunan butir-butir soal tes hendakya mendasarkan diri pada tabel spesifikasi yang
telah di persiapkan sebelumya.
b. Untuk mengatasi siswa yang untung-untungan dapat di atasi dengan menggunakan rumus
tebakan.
c. Besarya dana dapat di atasi dengan mempergunakan alat tes lebih dari satu kali.
Macam tes objektif
Jenis tes objektif yang banyak di pergunakan orang adalah:
1. Tes benar salah
Tes benar salah adalah bentuk tes yang terdiri dari sebuah peryataan yang mempunyai dua
kemungkinan yaitu benar dan salah.ada beberapa pertimbangan tentang di pergunakanya tes
bentuk benar-salah sebagai alat ukur hasil beljar siswa .
Kelebihan dan kelemahan tes benar –salah adalah:

4
a. Kelebihan
1) Berhubung pertanyaan singkat tes benar-salah dapat mencakup bahan yang luas.
2) Penyusu tes benar salah mudah di lakukan.
3) Siswa dengan cepat dapat memahami petunjuk pengerjaan soal.
4) Guru dapat memeriksa pekerjaan dengan cepat.
b. Kelemahan
1) Pertanyaan yang kurang tepat dapat membingungkan siswa.
2) Jawaban yang benar salah kasang-kadang mudah di tebak.
3) Kemungkinan adanya siswa yang bersikap untung-untungan cukup besar.
2. Tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling banyak di pergunakan dalam
dunia pendidikan . pada hakikatya,tes pilihan ganda tak berbeda dengan tes benar salah. Tes
pilihan ganda juga memberikan pertanyaan benar salah pada setiap alternative jawaban , hanya
yang salah lebih dari sebuah.jasi.siswa juga terlibat dalam aktifitas menilai pertanyaan
pertanyaan benar dan salah.akan tetapi,karena pertanyaan yang salah lebih banyak ,kemugkinan
untuk bersepekulasi mendapatkan jawaban yang benar lebih kecil daripada tes benar salah.
Contoh:
Buyung,wak katok,dan pak haji adalah para pelaku dalam noval…
a. Maut dan cinta
b. Harimau!harimau!
c. Pasa sebuah kapal
d. Tanah gersang
Kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda tag berbeda halya dengan kelebihan
kelemahan tes objektif. Untuk mengatasi kelemahan tes pilhan ganda kita dapat menyusun tes
pilihan ganda secara berfariasi,misalya tes yang berupa tinjauan kasus,analisis hubungan sebab-
akibat,melengkapi berganda,dan membaca diagram dan tabel
Saran penyusunan tes pilhan ganda.
1) Pertanyaan pokok hendakya hanya berisi satupermasalahan.
2) Semua alternative jawaban yang di sediakan harus mempunyai hubungan gramatikal yang
benar dan sesuai pertanyaan.
3) Panjang tiap option hendakya kurang lebih sama.

5
4) Kita harus menghindari pemberitahuan jawaban yang benar secara tidak langsung.

3. Tes isian
Tes isian merupakan suatu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan pertanyaan yang
sengaja di hilangkan sebagian unsurya,atau yang sengaja di buat secara tidak lengkap.
Contoh tes isian:
Kalimat yang paling tidak memiliki unsure subjek dan predikat di sebut kalimat…….
Saran penyusunan tes isian
a. Tiap satu pertanyaan yang berisi tempat kosong yang harus di jawab siswa harus hanya
berisi satu kemungkinan jawaban yang benar
b. Pemberian tempat kosong atau titik-titik hendakya sama panjang agar tidak menimbulkan
penafsiran tertentu pada pihak siswa.
c. Tempat kosong sebaikya tidak di tempatkan pada awal karena hal itu kurang mendorong
lancarya pemikiran siswa.
4. Tes penjodohan
Tes bentuk penjodohan,siswa di tuntut menjodohkan,mencocokan, menyesuaikan, atau
menghubungkan antara dua pertanyaan yang disediakan .
Contoh:
1. Cari mahkluk hidup…..
2. Hewan yang dapat berubah warna……
3. Alat pernafasan pada ikan…..
a. Insang d. Bernafas
b. Bunglon e.Trakea
c. Komodo2
2. ACUAN PATOKAN
Penilaian Acuan Criteria (criterion-referenced test) atau disebut juga Penilaian Acuan
Patokan (PAP), secara umum CRT (criterion-refrenced test) menunjukan apa yang seseorang
ketahui atau yang dapat di lakukan.
Menurut M.Ngalim Purwanto, kriteria CRT ialah tes yang di rancang untuk mengukur
seperangkat tujuan yang eksplisit. Dengan kata lain, CRT adalah sekumpulan soal atau item-item

2
http://purnama-bgp.blogspot.com/2012/10/alat-penilaian-bentuk-tes.html

6
yang secara langsung mengukur berbagai tingkah laku yang di nyatakan di dalam seperangkat
tujuan behavioral atau performance objective.
Ada dua pengertian dalam penggunaan kata Criterion dalam ungkapan Criterion
Referenced Test Items yaitu;
a. Menunjukan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat behavioral atau performance atau
penampilan dan soal-soal test yang di buatnya.
b. Menunjukan spesifikasi ketetapan penampilan yang di tuntut untuk di nyatakan sebagai
penguasaan atau mastery. Atau dengan kata lain, sampai batas mana siswa di harapkan dapat
menguasai atau dapat menjawab dengan benar tes tersebut atau sampai berapa jauh siswa harus
melakukan ketrampilan tertentu untuk dapat di nyatakan mencapai tujuan.
PAP adalah singkatan dari Penilaian Acuan Patokan. Suatu penilaian disebut PAP jika
dalam melakukan penilaian itu kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan
(instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dihubungkan
dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) siswa tentang pengajaran sesuai dengan tujuan
(instruksional) yang telah ditetapkan.
Kriteria yang digunakan-pun bersifat mutlak. Artinya, kriteria itu bersifat tetap dan
berlaku bagi semua siswa yang mengikuti tes di lembaga terkait. Selain itu, nilai dari hasil
penilaian acuan patokan (PAP) dapat dijadikan indikator untuk mengetahui sampai dimana
tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran tertentu.3
3. PENILAIAN ACUAN NORMA
Penilaian Acuan Norma (Norm Referenced Test) secara umum mununjukan dimana
peringkat seseorang dalam kelompok orang yang mengikuti tes. Secara singkat dapat di
rumuskan bahwa penilaian acuan norma adalah penilaian yang di lakukan dengan mengacu pada
norma kelompok; nilai-nilai yang di peroleh siswa di perbandingkan dengan nilai-nilai siswa
yang lain termasuk di dalam kelompok itu.

Yang di maksud dengan “norma” dalam hal ini adalah kapasitas atau prestasi kelompok,
sedangkan yang di maksud dengan “kelompok” dapat berarti sejumlah siswa dalam suatu kelas,
sekolah, rayon, dan provinsi atau wilayah.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian penilaian acuan norma, yaitu:
a. Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memberikan daftar dokumen normative yang
diacu dalam standar sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan dalam penerapan standar.
b. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada
norma atau kelompok.

3
https://www.initentangpsikologi.com/2020/03/pengertian-pan-dan-pap.html?m=1

7
c. PAN adalah nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran
didasarkan pada tingkat penguasaan dikelompok itu.
d. PAN yaitu dengan cara mebandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi
dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalm kelas/ kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.
Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa, penilaian acuan norma adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh
siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk didalam kelompok itu.
Penilaian dikatakan menggunakan pendekatan PAN apabila nilai-nilai yang diperoleh
siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa lain yang termasuk dalam kelompok itu. Yang
dimaksud dengan norma dalam hal ini adalah kapasitas atau prestasi kelompok, sedangkan yang
dimaksud kelompok adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut.
Selain itu, nilai dari hasil PAN tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan
siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjukkan kedudukan siswa di
dalam peringkat kelompoknya.4
4. Persamaan Dan Perbedaan PAN Dan PAP
Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa persamaan
dan perbedaan diantaranya sebagai berikut:
Persamaan kedua penilaian adalah sebagai berikut:
a. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai
penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan
tujuan intruksional khusus.
b. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak
dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siswa yang hendak
menjadi target akhir pengambilan keputusan.
c. Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama
memerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan
instrument.
d. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
e. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes
penampilan atau keterampilan.
f. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
g. Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
Perbedaan kedua penilaian adalah sebagai berikut:

4
https://www.initentangpsikologi.com/2020/03/pengertian-pan-dan-pap.html?m=1

8
a. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit
butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur perilaku khusus
dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang apa
perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan
sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan
mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli
dengan tingkat kesulitannya.
d. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan digunakan
terutama untuk penguasaan.5

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Tes adalah seperangkat tugas atau pertanyaan yang di pergunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegansi, kemampuan, atau bakat yang di miliki seseorang atau
kelompok.tes di bedakan menjadi dua,yaitu:tes esai dan tes objektif.
Tes objektif di bagi menjasi 4 macan yaitu:tes benar salah(bentuk tes yang terdiri dari
sebuah pertanyaan yang mempunyai due kemungkinan;benar atau salah),tes pilihan ganda(suatu
bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan pertanyaan yang sengaja di hilangkan sebagian
unsurya,atau yang sengaja di buat secara tidak lengkap),dan tes penjodohan (bentuk tes yang
memilih satu jawaban paling benar sari pada beberapa pilihan).
Penilaian Acuan Criteria (criterion-referenced test) atau disebut juga Penilaian Acuan
Patokan (PAP), secara umum CRT (criterion-refrenced test) menunjukan apa yang seseorang
ketahui atau yang dapat di lakukan. Sedangkan Penilaian Acuan Norma (Norm Referenced Test)
secara umum mununjukan dimana peringkat seseorang dalam kelompok orang yang mengikuti
tes. Secara singkat dapat di rumuskan bahwa penilaian acuan norma adalah penilaian yang di
lakukan dengan mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang di peroleh siswa di
perbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain termasuk di dalam kelompok itu.
2. SARAN
3.
DAFTAR PUSTAKA

5
https://www.initentangpsikologi.com/2020/03/pengertian-pan-dan-pap.html?m=1

9
Irham, Muhamad dan Ardy, Novan Wiyani. 2014. Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Terjemahan oleh Tri Wibowo B.S.
Jakarta: Kencana.
Prawira, Purwa Atmaja. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media.
Nuryanta, Nanang. 2008. “Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek Rekrutmen dan
Seleksi)”. Jurnal Pendidikan Alam. Vol. 1 No. 1.
Sumarno. 2016. “Pengaruh Balikan (feedback) Guru Dalam Pembelajaran Terhadap Motivasi
Dan Hasil Belajar Peserta Didik (Suatu Kajian Toritis Dan Empirik)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol. 1 No. 2.
Marlina, Leny. 2015. “Management Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan”. Jurnal
Pendidikan. Vol. 1 No. 4.
Anrita. 2016. “Studi Komparasi Silabus Rongrien Bakonh Pittaya School Pattani Thailand
Selatan Dengan Silabus MI Ma’aruif NU 1 Pageraji Cilongok Kabupaten Banyumas”. Skripsi.

10

Anda mungkin juga menyukai