Menurut Arifin (2012), tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan pengukuran. yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,
pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik,
yang gunanya untuk mengukur peserta didik. Sedangkan, menurut Eko (2010), tes adalah alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat yang berguna untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek. Dapat disimpulkan bahwa tes merupakan teknik atau cara yang
dapat digunakan untuk melaksanakan sebuah pengukuran, dan di dalam tes ini terdapat
serangkaian pertanyaan yang akan digunakan dalam mengukur kemampuan siswa (Hamid,
2019).
Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi dan penuh batasan. Tes juga
umumnya dapat digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran. Tes sendiri dapat diberikan dengan beberapa cara, misalnya tes
secara tertulis, tes tulisan, tes tindakan, soal tes yang disusun dalam bentuk objektif, uraian
atau esai. Jenis-jenis tes ini adalah untuk menilai isi pendidikan, misalnya pengetahuan,
kecakapan, keterampilan, dan pemahaman pelajaran yang diberikan oleh guru (Azwar, 2015).
Menurut Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan secara meluas,
serta betul-betul dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat
diartikan sebagai alat ukur yang mempunyai standar objektif sehingga dapat dipergunakan
secara meluas, serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan
keadaan psikis atau tingkah laku individu. Cronbach berpendapat bahwa tes merupakan suatu
prosedur yang sistematis untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik
seseorang dengan menggunakan standar numerik atau kategorik. Bruce berpendapat bahwa
tes itu dapat digunakan untuk mengukur banyak pengetahuan yang diperoleh individu dari
suatu bahan yang terbatas pada tingkat tertentu (Cangelosi, 1995).
Tes dapat dibedakan menjadi 7 macam menurut jenisnya dalam pendidikan, sebagai berikut.
1. Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes hasil belajar dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi suatu hal yang
telah diperoleh dalam suatu kegiatan pembelajara yang telah dilakukan dalam kurun
waktu tertentu. Tes hasil belajar biasanya meliputi tes harian(formatif) maupun tes
akhir semester(sumatif).
Nama lain dari tes kemajuan belajar yaitu tes perolehan tes ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti
proses pembelajaran di dalam kelas dan setelah mengikuti proses pembelajaran di
dalam kelas. tes kemajuan belajar melipti pre-test yang dilakukan sebelum
pembelajaran dan post-test yang dilakukan setelah pembelajaran di dalam kelas.
6. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yag hasilnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam melakukan pembelajaran.
7. Tes Summatif
Tes sumatif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa
dalam sekumpulan materi pembelajaran yang telah dipelajari di dalam kelas (Ahmad,
2015).
Bentuk Tes
Dilihat dari jawaban siswa yang dituntut dalam menjawab atau memecahkan
persoalan yang dihadapinya, maka tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1. Tes Lisan
Tes lisan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada siswa dan siswa juga
harus menjawab secara langsung pertanyaan yang diajukan. Guru saat itu juga harus dapat
memberikan penilaian terhadap jawaban yang disampaikan oleh siswa karena jika penilaian
dilakukan setelah tes selesai besar kemungkinan guru lupa dengan jawaban yang diberikan
oleh siswa kecuali guru melakukan perekaman terhadap tes lisan yang dilakukan.
Penentuan penggunaan tes lisan harus disesuaikan dengan kebutuhan materi yang
diajarkan. Alokasi waktu juga sangat perlu diperhatikan dalam penggunan tes lisan untuk
evaluasi. Tes lisan dapat memakan waktu sangat lama jika siswa yang harus di tes sangat
banyak, hal ini dikarenakan guru harus melakukan tes satu per satu kepada siswa.
• Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap serta
kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung
• Bagi siswa yang kemampuan berpikirnya lambat sehingga sering mengalami kesulitan
dalam memahami pertanyaan soal, tes bentuk lisan dapat menolong sebab dapat menanyakan
langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud
• Subjektifitas pengetesan dari guru atau pengajar sering mencemari hasil tes
2. Tes Tertulis
Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda ini, antara lain adalah sebagai berikut:
Sementara, selain memilliki keunggulan, soal pilihan ganda juga memiliki kelemahan, antara
lain adalah sebagai berikut:
Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah sebagai berikut:
Sementara, selain memiliki keunggulan, soal uraian juga memiliki kelemahan, antara lain
adalah sebagai berikut:
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku,
tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi
penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau
ditampikannya. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan.
Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah
selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan
menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan.
Tindakan atau unjuk kerja yang dapat dinilai seperti: memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu
alat.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes
tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
Coba tunjukkan di depan kelas bagaimana cara mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran aktif tipe jigsaw.
Tes jenis ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/ perilaku peserta
didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat
diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya.
Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah:
1. satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar
dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan membaca al-Qur’an berdasarkan
ilmu tajwid.
3. cepat membosankan
4. jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti apa-
apa lagi
5. memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu tenaga maupun biaya.
Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka hasil penilaian tidak dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik (Asrul et al, 2015).
Contoh :
Kelas/Semester : .........................................................
Hari/Tanggal : .........................................................
Tujuan : .........................................................
Pertunjuk: Berilah penilaian dengan menggunakan tanda cek (V) pada setiap aspek yang
tertera di bawah ini sesuai dengan tingkat penguasaan peserta didik.
Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda ini, antara lain adalah sebagai berikut:
Sementara, selain memilliki keunggulan, soal pilihan ganda juga memiliki kelemahan, antara
lain adalah sebagai berikut:
Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah sebagai berikut:
Soal uraian juga memiliki kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut:
• jumlah materi (PB/SPB) yang dapat diungkap terbatas.
2. Reliabilitas
Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan
ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes
yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam
urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya. Contohnya:
Ada beberapa cara untuk mencari reliabilitas suatu tes, antara lain :
a. Teknik Berulang
Teknik ini adalah dengan memberikan tes tersebut kepada sekelompok
anak-anak dalam dua kesempatan yang berlainan. Misalnya suatu tes diberikan
pada kepada group A. Selang 3 hari atau seminggu tes, tes tersebut diberikan
lagi kepada group A dengan syarat-syarat tertentu.
b. Teknik Bentuk Paralel
Teknik ini dipergunakan dua buah tes yang sejenis (tetapi tidak
identik), mengenai isinya; proses mental yang diukur, tingkat kesukaran
jumlah item dan aspek-aspek lain.
c. Teknik Belah Dua
Ada dua prosedur yang dapat digunakan dalam tes belah dua ini, yaitu :
- Prosedur ganjil-genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil
dikumpulkan menjadi satu kelompok dan yang bernomor genap
menjadi kelompok yang lain.
- Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atau dengan jalan
menggunakan tabel bilangan random.
3. Objektivitas
Pengertian sehari-hari sering ditemukan bahwa objektif berarti tidak ada unsur
pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes harus didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Dalam rangka meningkatkan
objektivitas tes, pendidik perlu menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan
skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja.
Untuk penilai yang dilakukan lebih dari satu orang perlu dilihat konsistensi
antarpenilai. Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin objektivitas setiap penilai.
4. Praktikabilitas
Alat tes yang baik harus memiliki sifat praktis yakni mudah dilaksanakan dan
mudah dalam pengadministrasiannya serta dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
jelas sehingga dapat diberikan atau diawali oleh orang lain. Sebagai indikator terhadap
tes yang dikatakan memiliki praktibilitas bila tes tersebut:
5. Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis pada suatu tes ialah pada saat
pelaksanaannya tidak terlalu banyak membutuhkan biaya, tidak membutuhkan banyak
tenaga, serta tidak membutuhkan banyak waktu. Dengan mempertimbangkan
ketentuan-ketentuan tes yang harus dicapai tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat
tes yang berkualitas dan memenuhi syarat-syarat berupa:
a) Shahih (valid) yakni tes didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang ingin diukur.
b) Relevan (sesuai) yakni tes dibuat dengan soal yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
c) Spesifik, dimana soal pada tes ini hanya akan bisa dijawab oleh peserta
didik yang betul-betul memahami materi dan telah melakukan kegiatan
belajar dengan tekun dan rajin.
d) Tidak mengalami penafsiran ganda, dimana sebuah tes harus memiliki
patokan yakni tugas ditulis secara nyata dan jelas apa yang diinginkan
penilai dan apa yang harus dijawab oleh peserta didik.
e) Representatif yakni soal tes harus dapat mewakili semua cakupan materi
yang telah diajarkan secara keseluruhan.
f) Seimbang yakni soal tes harus berisi pokok-pokok penting materi dan
informasi tambahan pada materi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abdul. 2019. Penyusunan Tes Tertulis. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Sary, Yessy Nur Endah. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Deepublish.