Anda di halaman 1dari 13

1

1.

Istilah penilaian dan evaluasi Istilah evaluasi dan penilaian sering dicampruadukkan, padahal keduanya memiliki

penertian yang berbeda. Evaluasi adalah proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu dan untuk menjawab pertanyaan bagaimaa suatu proses atau hasil suatu program. Evaluasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). (Sudrajat: 2012 in http://akhmadsudrajat.wordpress.com). Dari dua pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa esensi dari evaluasi adalah pengambilan keputusan, baik itu tentang sumber belajar, kebijakan, maupun kurikilum. Sementara itu assessment atau penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Corner (dalam Herliani dan Indrawati, 2009:6) mendefinisikan assessment sebagai metode yang digunakan dan dikemas untuk menilai kinerja siswa baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Assessment merujuk pada penilaian menyeluruh yang meliputi beberapa aspek yang dimiliki siswa, yaitu pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap; atau dapat pula merujuk pada alat ukur yang digunakannya. Alat ukur yang digunakan pada assessment meliputi berbagai metode atau prosedur, formal maupun informal untuk menghasilkan informasi mengenai siswa, misalnya tes tertulis atau pedoman wawancara. Dari dua perbandingan mengenai pengertian evaluasi dan assessment atau penilaian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi merujuk pada pemberian nilai terhadap suatu program yang berujung pada pengambilan keputusan mengenai berbagai hal dalam pendidikan seperti sumber belajar, kebijakan, dan kurikulum. Sedangkan assessment atau penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). 2. Tujuan penilaian Penilaian dalam kelas dapat diarahkan dalam empat tujuan utama, yaitu: a. Penempatan

Pengajaran yang diberikan kepada siswa tidak diberikan secara rata kepada semua siswa. Siswa yang satu mungkin memerlukan pengajara dan pelayanan yang lebih banyak daripada siswa yang lain. Keperluan yang tidak sama ini sering mendorong guru untuk mengadakan pengelompokkan setara (homogenous grouping). Kelompokkelopmpok setara yang masing-masing memiliki taraf kemampuan yang berbeda-beda itu diberi pengajaran yang sesuai dengan taraf kemampuan masing-masing kelompok. b. Diagnosa Sebagai alat diagnosis, penilaian dimaksudkan untuk menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. c. Formative Bertujuan untuk memantau kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan hasilnya menjadi bahan masukan untuk perbaikan proses pembelajaran pada segi materi, metode dan sarana secara terus menerus setiap selesai satu unit pembelajaran. d. Summative Bertujuan untuk menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Penilaian sumatif digunakan untuk mengukur kemampuan/kompetensi yang telah dipelajari dan hasilnya menjadi bahan untuk menetapkan kelulusan atau penetapan tingkat keahlian tertentu setelah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran. 3. Alat penilaian Penilaian sering dihubungkan dengan tes. Wiggins (dalam Shambaugh dan Magliaro) mengatakan bahwa kita tidak dapat mengelak dari yang namanya tes, karena tes atau penilaian merupakan hal urgen dalam pembelajaran, tetapi kita juga harus berhati-hati dalam menentukan alat penilaian/tes. Penilaian harus dirancang sedemikia rupa sehingga jelas kemampuan yang akan dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. Alat penilaian dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu selected response assessment, constructed respon assessmnt, dan performance assessment. a. Selected response assessment (obyektif) Selected response assessment mengharuskan siswa memilih jawaban dari kemungkinan pilihan jawaban yang telah disediakan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah pilihan ganda, menjodohkan, dan benar salah.

Keunggulan tes jenis ini adalah dapat diskor dengan mudah, cepat dan objektive, dan dapat digunakan untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak. Keunggulan lainnya adalah dapat digunakan untuk menaksir berbagai pengetahuan dan kemampuan karena jumlah soal banyak dan mencakup materi yang luas. Kelemahannya adalah siswa hanya memilih jawaban tanpa harus mengkreasikan sendiri jawaban mereka. Bentuk-bentuk penilaian jenis ini diantaraya: 1. Pilihan ganda Pilihan ganda merupakan bentuk tes yang terdiri atas pokok soal yang diikuti oleh sejumlah jawaban. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas Stem Option Kunci Distractor : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalah yang ditanyakan. : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. : jawaban yang benar : jawaban lain selain kunci.

Bentuk soalnya dapat berupa pertanyaan langsung atau kalimat rumpang. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang paling benar. 2. Menjodohkan Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk soal yang paling sederhana jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya. Sementara itu siswa berusaha menjodohkan pernyataan pada kelompok sebelah kiri dan kelompok pernyataan di sebelah kanan sesuai dengan petunjuk soal. 3. Benar-salah Tes jenis ini mengukur kemampuan siswa untuk melihat secara jelas jawaban benar dan salah. Tes ini tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya sehingga bisa digunakan pada materi yang luas. Bentuknya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan benar dan sebagian lagi salah. Pada umunya bentuk soal benar-salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip. b. Constructed respon assessment (uraian) Secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menutut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mandiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, mengisi tes rumpang dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian dalam tes ini dituntut

kemampan siswa dalam hal mengekspresikan gagasanyan melalui tulisan. Hal ini yang merupakan menjadi kekuatan dan kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya. Kelebihan tes uraian ini antara lain : 1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi. 2. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. 3. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis. 4. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah ( problem solving ) 5. Adanya keuntungan teknis, seperti mudah membuat soalnya sehingga tidak memakan waktu yang lama, guru dapat melihat langsung proses berfikir siswa. Sedangkan kelemahan tes uraian, antara lain : 1. Sampel tes sangat terbatas, sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang diberikan, tidak seperti pada tes objektif. 2. Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam memeriksanya. 3. Tes ini biasanya kurang reliable, mengungkapkan aspek yang terbatas, pemeriksaanya memerlukan waktu lama. Beberapa jenis tes bentuk uraian antara lain: 1. Kuis dengan jawaban pendek dan esay Kuis dan esay merupakan tes bentuk uraian yang menilai pembelajaran dengan cara menggambarkan, menganalisis, menjelaskan dan merangkum (Gronloud dalam Shambaugh dan Magliaro, 2006:124 ). Wiggins dan McTighe (dalam Shambaugh dan Magliaro, 2006:124) mengataan bahwa tes esay dapat digunakan untuk menilai kemampuan kognitif. Untuk kemampuan kognitif taksonomi Bloom, esay dapat digunakan untuk menilai tanggapan atau pendapat dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Esay juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan afektif seperti menilai pendapat seseorang dan membandingkannya dengan yang lain, memberikan pendapat, memberikan respon terhadap suatu masalah. Tes ini juga lebih mudah dalam menyusun dan lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk untuk belajar dibandingkan dengan tes lain, karena menuntut kemampuan mengekspresikan dengan kata-kata sendiri, maka diperlukan penguasaan materi secara penuh. Kelemahan tes ini memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pengerjaannya dan realibilitas rendah, artinya skor yang dicapai peserta didik tidak konsisiten bila tes

yang sama diuji ulang beberapa kali. Penyebab rendahnya realibilitas rendah ini diantaranya keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes dan kemungkinan adanya subjektifitas dalam penskoran. 2. Interview Interview adalah proses dalam penilaian unjuk kerja yang dapat dilakukan sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Selama pembelajaran, individu atau kelompok dapat diwawancara tergantung pada kodisi pembelajara atau skenario pembelajaran yang ada. Wawancara dapat dilakukan secara formal maupun informal. Wawancara dapat dilakukan pada saat pembelajaran atau dengan membuat jadwal wawancara dimana berisi daftar pertanyaan sebagai panduan bagi guru untuk mendapatkan berbagai informasi yang konsisten dari siswa. Kegiatan ini memberikan umpan balik pada siswa, masukan, penguatan, dorongan untuk pemahaman berikutnya. Wawancara juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang kompetensi kesulitan belajar siswa. Pembelajaran melalui tanya jawab memberikan informasi kepada guru yang tidak diperoleh melalui metode lain. Melalui tanya jawab siswa diminta untuk memberikan pendapat atau respon yang direkam oleh guru. Sebagai contoh, siswa memberikan informasi tentang bagaimana mereka mengatasi kesulitan belajar dan mengatur kebutuhan sekolah. Wawancaar memberikan cerminan tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa dan apa yang akan mereka pelajari serta memberikan umpan balik terhadap metode dan materi pembelajaran. Wawancara juga dapat digunakan untuk menguraikan portofolio dan proyek. Pada pembelajara bahasa kedua, sebagai contoh guru menggunakan teknik percakapan dengan siswa sebagai alat penilaian. 3. Penilaian diri Penilaian diri memungkinkan siswa untk menilai diri mereka sendiri. Melalui penilaian diri ini baik guru dan siswa dapat melihat seberapa jauh perkembangan belajar mereka. Penilaian diri dapat berupa penilaian proses atau yang lebih formal penilaian produk digabungkan dengan penilaian unjuk kerja, seperti proyek dan portofolio. Penilaian portofolio dapat berupa jurnal; evaluasi diri (lisan dan tulisan) termasuk wawancara terhadap siswa ketika mendemonstrasikan sesuatu, menginfestigasi, dan pada saat saat melakukan proyek. Semua jenis penilaian diri ini dapat digunakan untuk memberikan penskoran tergantung pada bagaimana pengaturan kegiatan penilaian diri ini dalam seluruh rencana penilaian. Selama proses pembelajaran siswa diperkenalkan pada kegiatan ini sehingga penilaian mereka selalu bisa direkam.

c. Performance assessment Penilaia unjuk kerja dapat dilakukan baik melalui proses maupun produk. Penilaian ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemampuan mereka terhadapa apa yang sudah dipelajari dan dikuasai. (Wiggins dalam Shambaugh dan Magliaro, 2006:125). Proyek dan portofolio merupakan bentuk umum dari penilaian ini. 1. Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: (1) kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan (2) relevansi: kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran, (3) keaslian: proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. 2. Portofolio Dalam evaluasi terhadap suatu program, seringkali gambar bisa mewakili ratusan kata. Evaluasi Portofolio sering diibaratkan sebagai satu album photo dari suatu kegiatan yang merekam aktivitas program dan para partisipannya. Portofolio ini juga sering dianggap sebagai suatu showcases bagi orang-orang yang tertarik atau memerlukan untuk mendapatkan gambaran mengenai program tersebut. Bagi dunia pendidikan, penilaian portofolio cukup sering digunkan untuk mendokumentasikan kemajuan dan pencapaian masing-masing siswa. Penilaian portofolio jika dilakukan secara benar dan

sistematis dapat menjadi alat pengukur praktek, prosedur, dan keluaran yang lebih baik jika dibandingkan alat pengukuran tradisional. Dalam penilaian portofolio ini, informasi dikumpulkan melalui berbagai sumber, dengan berbagai metoda, dan dalam beberapa titik waktu dari suatu rentang waktu. Isi portofolio , atau yang sering disebut artifak, bisa terdiri dari gambar, photo, tulisan atau hasil kerja lain, disket komputer, dan juga termasuk salinan nilai test khusus. Sumber data bisa dari orang tua, staf, atau anggota lain dilingkungan sekolah dan lingkungan belajar siswa. Tidak semua portofolio merupakan portofolio penilaian. Portofolio juga bisa berisi hasil kerja dan catatan tersendiri dari guru, atau dari seorang profesional, atau bahkan portofolio suatu perusahaan. Portofolio penilain sendiri memiliki beberapa komponen yang harus ada atau terdapat dalam portofolio tersebut. Komponen-komponen tersebut antara lain : Merupakan bagian dari komponen hasil mata pelajaran Didasarkan pada hasil keluaran program Mencakup dokumentasi dari semua yang didemonstrasikan siswa dari setiap keluaran Dinilai oleh guru dengan menggunakan rubrik yang umum . Showcase siswa meletakkan semua contoh terbaik atau produk terbaik yang dihasilkannya dari setiap objektif. Kumulatif Siswa meletakkan semua pekerjaan yang relevan untuk setiap objektif dalam portofolionya. Proses Siswa meletakkan pre/post sample dari pekerjaan untuk setiap objektif dalam portofolionya. Dalam setiap tipe portofolio harus terdapat komponen dasar sebagai mana tercantum diatas. Beberapa ahli membagi portofolio menjadi dua yaitu Portofolio Proses dan Portofolio Produk. Portofolio proses berisi dokumentasi dari tahapan-tahapan pembelajaran dan catatan kemajuan siswa. Sedangkan Portofolio Produk hanya berisi kumpulan hasil kerja terbaik siswa. Untuk mengetahui proses dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, biasanya guru menggunakan portofolio proses, sedangkan untuk mengetahui penguasaan akhir digunakan portofolio produk .

Pada dasarnya ada beberapa tipe portofolio, seperti:

Bagi seorang guru, penilaian portofolio walaupun sedikit lebih rumit tetapi bisa memiliki banyak kegunaan. Seperti misalnya:

Mendorong pembelajaran mandiri Memperjelas pandangan mengenai apa yang dipelajari Membantu mempelajari pembelajaran Mendemonstrasikan kemajuan berdasarkan keluaran yang diidentifikasikan Membuat interseksi antara instruksi dan penilaian Memberikan jalan kepada siswa untuk menilai diri mereka sebagai pemelajar Memberikan kemungkinan untuk pengembangan dukungan peer Mengetahui bagaiman Portofolio dapat memperbaiki proses persiapan

d.

Observasi, cek list dan skala Observasi adalah sumber informasi yang kaya dan menjadi jenis penilaian yang paling umum dalam pembelajaran. Teknik penilaiannya dilaksanakan dengan cara mengamati tingkah laku subjek yang dinilai. Untuk memidahkan dalam pelaksanaan observasi, perlu disiapkan pedoman observasi, misalnya berupa cek list atau skala penilaian. Cek list merupakan pedoman observasiyang berisi daftar dari semua indikator yang akan diobservasi. Dalam pelaksanaannya observer hanya memberi tanda cek ada atau tidak adanya indikator yang diobservasi dengan tanda cek (). Sementara itu, skala penilaian pada prinsipnya sama dengan cek list. Hanya saja indikator yang dinilai dijabarkan dalam skala atau kriteria tertentu. Dengan demikian hasil penilaian akan lebih halus, karena dengan skala penilaian tidak hanya mencatat ada atau tidak indikator pada subjek yang dinilai seperti halnya pada cek list, tetapi mencatat sejauh mana indikator itu muncul. dengan demikian observer perlu memahami secara mendalam indikator yang akan diobservasi sehingga tidak ragu-ragu dalam melaksanakan penilaian. Skala penilaian untuk setiap indikator dapat ditetapkan dalam bentuk kategori atau numerik. Untuk skala penilaian bentuk kategori, kriteria penilaian indikator dijabarkan dalam bentuk kualitatif: sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang.

4.

Rubrik penilaian Rubrik adalah alat penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi sejumlah kinerja

siswa melalui beberapa kategori unjuk kerja. Misalnya proyek, tulisan, dan portofolio. Jika hasil belajar memerlukan interpretasi, rubrik merupakan alat yang sangat berguna untuk melihat hasil secara keseluruhan, sama baiknya dengan menilai semua jenis penilaian.

Kategori kinerja Untuk mengembangkan rubrik penilaian dibutuhkan waktu yang cukup karena yang lebih dulu harus dilakukan adalah mengidentifikasi kategori kinerja dan kemudian menggambarkan tingkatan kinerja setiap kategori. Contoh, penilaian terhadap studi kasus yang ditulis siswa. Beberapa kategori yang bisa dipakain antara lain latar belakang, permasalahan, tanggapan/respon, rekomendasi, menulis, dan format. Untuk mengetahu pakah kinerja siswa dapat diterima atau ditolak, guru harus menentukan tingkatan kinerja. Tingkat capaian Untuk menunjukkan tingkat capaian, guru harus menentukan skor antara 1, 2, 3, atau 4, tetapi tidak jarang nilai-nilai tersebut tidak memberikan penjelasan yang cukup, sehingga guru harus memahami tingkat capaian yang dilambangkan dengan angka-angka tersebut dan menuliskan artinya secara jelas. Pada contoh yang akan diberikan di bawah ini, kategori 1 sampai 4 merupakan isi dari studi kasus yang dilakukan oleh siswa, sedangkan kategori 5 sampai 6 menjelaskan kriteria dan organisasi penulisan. Range Ditolak Category 1. CONTEN Tidak cukup Latar belakang C B A

2. CONTENT Identifikasi masalah dan issu 3. CONTENT Respon atau strategi

Tidak menjelaskan rumusan masalah Tidak ada respon terhadap masalah atau respon tidak membahas masalah Tidak ada

Beberapa, tetapi Memadai tetapi Pembaca informasi hilang informasi masih dapat kurang memahami masalah Mengidentifikas Meengidentifika Mengidentifik i masalah yang si masalah tetapi asi masalah salah memerlukan kritis dan penjelasan menjelaskan issu Respon tidak Strategi sesuai Respon sangat sesuai dengan tetapi bukan jelas, sesuai masalah prioritas antara respon dan masalah

4. CONTENT Rekomendasi

5. MECHANICS Penilaian 6. ORGANIZAT ION

Tidak ditunjukkan Tidak menggunakan

Beberapa poin tidak sesuai dengan masalah, tidak didukung fakta Butuh pengeditan Menggunakan format berbeda

Sesuai tetapi terlalu panjang atau terlalu luas

Daftar sesuai prioritas berdasarkan masalah Langsung ke permasalahan, consisten Menggambark an semua

Tidak konsisten

Menggunakan beberapa format

10

Format

format

tetapi tidak dicantumkan dalam cover

bagian dan diformat secara konsisten

Contoh Rubrik Kemampuan Berbicara Aspek Skor 5 4 3 Keterangan Mudah dipahami dan memiliki aksen penutur asli Mudah dipahami meskipun dengan aksen tertentu Ada masalah pengucapan yang membuat pendengar harus konsentrasi penuh dan kadang-kadang ada kesalahpahaman Sulit dipahami karena ada masalah pengucapan, sering diminta mengulang Masalah pengucapan serius sehingga tidak bisa dipahami Tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa Kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna Sering membuat kesalahan tata bahasa yang mempengaruhi makna Banyak kesalahan tata bahasa yang menghambat makna dan sering menata ulang kalimat Kesalahan tata bahasa begitu parah sehingga sulit dipahami Menggunakan kosa kata dan ungkapan seperti penutur asli Kadang-kadang menggunakan kosa kata yang tidak tepat Sering menggunakan kosa kata yang tidak tepat, percakapan menjadi terbatas karena keterbatasan kosa kata Menggunakan kosa kata secara salah dan kosa kata terbatas sehingga sulit dipahami Kosa kata sangat terbatas sehingga percakapan tidak mungkin terjadi Lancar seperti penutur asli Kelancaran tampak sedikit terganggu oleh masalah bahasa Kelancaran agak banyak terganggu oleh masalah bahasa Sering ragu-ragu dan terhenti karena keterbatasan bahasa Bicara terputus-putus dan terhenti sehingga percakapan tidak mungkin terjadi Memahami semua tanpa mengalami kesulitan Memahami hampir semuanya, walau ada pengulangan pada bagian tertentu Memahami sebagian besar apa yang dikatakan bila bicara agak diperlambat walau ada pengulangan Susah mengikuti apa yang dikatakan. Tidak bisa memahami walaupun percakapan sederhana

Pengucapan 2 1 5 4 3 Tata bahasa 2 1 5 4 3 Kosa kata 2 1 5 4 Kelancaran 3 2 1 5 4 Pemahaman 3 2 1

11

Nama siswa Kelas

1. 2. 3. 4.

LEMBAR PENILAIAN READING ALOUD : : Skor Aspek 50 60 70 80 Fluency Accuracy Pronunciation Intonation

Total

Keterangan: 1. Fluency 50-60 70 80 2. Accuracy 50 60 70 80 3. Pronunciation 50 60 70 80 4. Intonation 50 60 70 80 : Bila terjadi hesitasi Lancar, tetapi masih ada hesitasi : Lancar : sangat lancar : Semua ucapan tidak dapat dipahami : Sebagian kecil ucapan sudah dapat dipahami : Sebagain besar ucapan sudah dapat dipahami : Semua ucapan dapat dipahami : Hampir semua ucapan tidak benar : Sebagian kecil ucapan sudah benar : Sebagian besar ucapan benar : Semua ucapan benar : Tekanan/irama semua kata salah : Tekanan/irama sebagian kecil kata benar : Tekanan/irama sebagian besar kata benar : Tekanan/irama semua kata, frasa, kalimat benar

Kriteria Kesesuaian tugas / isi (sejauh mana tulisan mencapai tujuan)

PEDOMAN dan RUBRIK PENILAIAN (Kemampuan Menulis) Skor Deskripsi 30-27 Excellent to very good: Menanggapi tugas dengan sempurna; pembahasan sempurna; informasi relevan dan tepat; interpretasi sangat kuat dan mendukung. 26-24 Good: Mampu menanggapi tugas; pembahasan mampu; informasi umumnya relevan dan tepat; interpretasi umumnya mendukung. 23-21 Fair: Kurang mampu menanggapi tugas; pembahasan dapat diterima tapi kadang tidak konsisten; informasi kadang tidak relevan/tidak tepat; interpretasi kadang tidak konsisten dengan fakta. 20-18 Inadequate: Tidak bisa menanggapi tugas; pembahasan tidak lengkap dan tidak konsisten; informasi sering tidak relevan/tidak tepat; interpretasi tidak konsisten dengan fakta. 17-0 Inacceptable: Mengabaikan atau kurang memahami tugas; minim pembahasan; informasi dan interpretasi

12

Kesesuaian langkah retorika (sejauh mana penataan tulisan mhitungkan pembaca)

25-23

22-20

19-18

17-16

15-0

Kesesuaian bahasa (sejauh mana bahasa digunakan sesuai dengan konteks komunikasi

25-23

22-20

19-18 17-16

Kelayakan bentuk (sejauh mana tulisan memenuhi aturan-aturan bentuk spelling, kerapian, dll)

15-0 20-18

17-16

15-14

13-12

11-0

tidak relevan. Excellent to very good : Komunikasi efektif, sangat konsisten dengan bentuk teks khusus, ungkapan tertata dengan baik dan teratur, hubungan antar bagian teks jelas. Good : Komunikasi cukup efektif, umumnya konsisten dengan bentuk teks khusus, organisasi dan urutan ungkapan umumnya tertata dengan baik dan teratur, hubungan antar bagian teks umumnya jelas. Fair : Komunikasi kadang cukup efektif, konsisten bentuk teks khusus kadang terabaikan, penataan ungkapan kadang sulit diikuti, hubungan antar bagian teks kadang tidak jelas. Inadequate : Komunikasi tidak efektif, maksud tidak jelas, tidak mengikuti bentuk teks khusus, penataan dan urutan ungkapan antar bagian teks tidak jelas. Inacceptable : Tidak bisa dipahami sama sekali, mangabaikan bentuk teks khusus, tidak ada penataan teks. Excellent to very good : Bahasa yang digunakan sangat sesuai dengan bentuk teks yang diberikan dan konteks komunikasi. Good : Umumnya bahasa yang digunakan sesuai dengan bentuk teks yang diberikan dan konteks komunikasi. Fair : Bahasa yang digunakan tidak konsisten dengan bentuk teks yang diberikan dan konteks komunikasi. Inadequate : Bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan bentuk teks yang diberikan dan konteks komunikasi. Inacceptable : Bahasa yang digunakan sangat buruk Excellent to very good : Layout, spelling, verb conjunction, punctuation, accents, agreements, capitalization, dan neatness sangat memenuhi aturanaturan teks (genre). Good : Layout, spelling, verb conjunction, punctuation, accents, agreements, capitalization, dan neatness umumnya memenuhi aturan-aturan teks (genre). Fair : Layout, spelling, verb conjunction, punctuation, accents, agreements, capitalization, dan neatness sebagian memenuhi aturan-aturan teks (genre). Inadequate : Layout, spelling, verb conjunction, punctuation, accents, agreements, capitalization, dan neatness umumnya tidak memenuhi aturan-aturan teks (genre). Inacceptable : Layout, spelling, verb conjunction, punctuation, accents, agreements, capitalization, dan neatness tidak memenuhi aturan-aturan teks (genre)

Sumber: http://qaishar-omarbakriebicara.blogspot.com

13

Dafatr Pustaka

Shambaugh, N dan Magliaro, S. G. 2006. Instructional Design. USA: Pearson. Sudrajat, A. 2008. Penilaia Hasil Belajar Siswa, (online)http://akhmadsudrajat.wordpress.com Wuryanto, A. 2011. Rubrik Penilaian Pmbelajaran Bahasa Inggris, (online). (http://qaisharomarbakriebicara.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai