OLEH
2020
I
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, setelah dengan seksama meneliti
dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan memandang bahwa skripsi tersebut telah
memenuhi syarat-syarat ilmiyah dan dapat disetujui untuk diajukan pada sidang
munaqasyah.
Pembimbing I pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan PAI
III
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulisan panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan nikmat
kepada semua hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
panutan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa risalah untuk
membimbing manusia dari kebodohan menuju jalan yang terang. Semoga kita semua
Hal ini merupakan sebuah hasil karya ilmiah yang menjadi syarat untuk mencapai
gelar sarjana (S.1) dalam Pendidikan Agma Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
kendala dan hambatan yang pada akhirnya semuanya mampu penulis hadapi dengan
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak yang membantu dalam penyelesaiannya
sampai akhir.
Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan bantuan, pengarahanserta bimbingan baik secara moril
maupun materiil.
IV
Maka dalam kesempatan ini dengan segala hormat penulis mengucapkan
M.Pd yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk selalu
6. Ibunda tersayang Ibu Dra. Hj. Asna Hanapi M.Pd.I dan pemdamping saya
kesabaran dan do‟a yang tulus serta memberi semangat dan dukungan yang
luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah serta skripsi ini
dengan lancar.
Abdul Wahab Yunus, yang selalu memberi warna, semangat serta do‟a
V
8. Sahabat-sahabat Resimen Mahasiswa yang selama ini telah berjuang
9. Semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis tidak dapat
retak, tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya, begitu pula dengan skripsi
ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis secara khusus
VI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................I
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................II
KATA PENGANTAR...............................................................................IV
DAFTAR ISI..............................................................................................VII
ABSTRAK..................................................................................................IX
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Permasalahan..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Pengertian Judul.....................................................................................6
A. Jenis Penelitian.......................................................................................28
VII
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN...........................33
B. Hasil Penelitian......................................................................................37
C. Pembahasan...........................................................................................51
BAB V KESIMPULAN................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................
ABSTRAK
VIII
Judul : Menumbuhkan Karakter Peserta didik Melalui Metode Uswatun
Hasanah.
Penulis : Mohammad Nurfajar Mooduto
NIM :161012125
Skripsi ini membahas tentang Keteladanan guru dalam membentuk
karakter peserta didik karimah peserta didik yang uswatun hasanah di Mi Al-
Munawarah kecamatan Kabila. Kajiannya dilatarbelakang oleh adanya peserta
didik yang memiliki akhlaq yang kurang baik dikarenakan para gurunya kurang
memberikan keteladanan yang baik bagi peserta didiknya. Studi ini dimaksudkan
untuk menjawab permasalahan:
Bagaimana keteladanan guru dalam membentuk karakter peserta didik di
Mi Al-Munawarah kecamatan Kabila tahun pelajaran 2020/2021?. Permasalahan
tersebut di bahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di Sekolah Mi Al-
Munawarah kecamatan Kabila. Melalui guru, kepala Madrasah, peserta didik Mi
Al-Munawarah di jadikan sebagai sumber data untuk mendapat potret
keteladanan guru dalam Uswatun Hasanah. Datanya diperoleh dengan cara
wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis
dengan pendekatan kualitatif deskritip analitik yang diperoleh dari hasil
pengamatan, hasil wawancara, analisis dokumen, catatan lapangan,. Kajian ini
menunjukkan bahwa :
keteladanan guru dalam menerapkan karakter yang uswatun hasanah yang
baik untuk peserta didik melalui meteode ceramah, cerita manfaat, hadis akhlaq,
tersenyum, kegembiraan. Peran guru dalam menerapkan karakter yang uswatun
hasanah untuk peserta didik sudah sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi
dan masukan bagi mahasiswa, guru Pendidikan Agama Islam, para peneliti dan
semua pihak yang membutuhkan.
IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
moral, spiritual dan sosial. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik dalam
pandangan anak, yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya, dan tata santunnya,
disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran
pendidik tersebut, baik dalam ucapan atau perbuatan, baik material atau spritual,
mengatakab bahwa: Metode pandidikan paling efektif adalah lewat contoh dan
pelaziman yang secara konsisten diikuti oleh anak didik. Pembiasaan ibadah shalat
dan puasa, misalnya bisa sangat efektif dengan melihat para pendidik (orang tua
Islam.
1
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al-Aulad fi al-Islam, Diterjemahkan oleh Saifullah
Kamalie dan Hery Noer Ali dengan Judul “Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam”, Jilid II
(Bandung : Asy-Syifa’, 1988), h. 2.
2
Marwah Daud, Teknologi Emansipasi Dan Transendensi (Wacana Peradaban dengan Visi
Islam), ( Bandung: Mizan, l995), h. 208.
X
Di dalam lembaga pendidikan Islam terdapat berbagai aspek yang menjadi
sasaran utama dalam proses pelaksanaannya, misalnya masalah tujuan, materi, alat,
sumber, metode, dan evaluasi, di samping adanya pendidik dan peserta didik.
Terkait dengan aspek ini yang penting di antaranya mengenai metode dalam
Metode yang perlu diangkat misalnya saja metode uswatun hasanah, dengan tidak
Uswatun hasanah adalah istilah dalam agama Islam yang berarti suri tauladan
atau contoh yang baik.3 Istilah ini memerlukan aplikasi dalam segala aspek hidup
mencontoh, adalah sifat bawaan sejak dari kecil dan akhirnya dibawa sampai
besar.
pembinaan pengajian dasar dan pembinaan akhlak, maka penulis terilhami dengan
3
Lihat Lois Ma’luf, al Munjid fil lugaty wal adaby wal ulum (Cet. V; Beirut; Al Maktabah al
Kasualikiyah, l965), h. 10
XI
keinginan untuk mencari suatu metode yang praktis dan cukup strategis dalam
memperhatikan para Peserta Didik yang ingin mencontoh perilaku guru dan para
menunjukkan bahwa metode uswatun hasanah menjadi suatu metode yang patut
yang dilakukan oleh seorang guru atau ustaz di taman pengajian lebih berkesan
bila dibandingkan dengan pola lain, ini seirama dengan irama perkembangan anak-
anak, yang mana mereka lebih dominan meniru apa yang diungkapkan dan
memberantas buta aksara al-Qur’an. Selain dari pelajaran inti tersebut, juga
XII
surah-surah pendek. Dan beberapa pula bentuk kesibukan yang dipersiapkan
komunikasi yang semakin cangih itu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
komunikasi di satu sisi banyak mem-berikan manfaat yang bernilai positif yang
membawa manusia hidup sejahtera. Namun pada sisi lain, juga dapat menimbulkan
nilai negatif yang dapat diterima secara realitas. Keadaan ini berakibat mengubah
sikap dan pola hidup yang cenderung mengikuti hawa nafsu dan cenderung
bentuk pelayanan tergantung pada besar kecilnya imbalan yang tersiap, maka
dengan norma akidah dan akhlak, tetapi bisa membawa kesenagan, maka akan
dikerjakan. Sikap yang seperti ini membawa kepada situasi yang tidak diinginkan
oleh agama.
diarahkan agar tetap berpegang teguh pada prinsip ajaran Islam. Islam harus
dijadikan sumber dari segala putusan. Oleh karena itu, ciptakan suasana Qur’ani
pada usia kanak-kanak dengan cara masukkan belajar di MI yang ada. Disadari
4
Lihat PP Muhammdiyah Majelis Tabligh,Gerakan Dakwah Muhammadiyah Menatap Masa
Depan (Yogyakarta : Rakernas,1988), h. 4
XIII
bersama bahwa metode uswatun hasanah merupakan ujung tombak dalam
Pendidikan dimaksud bukan saja pemberantasan buta aksara al-Quran, tetapi juga
B. Rumusan Masalah
masalah adalah:
C. Pengertian Judul
XIV
tersebut, maka dipandang perlu untuk mengemukakan pengertian singkat yaitu
sebagai berikut.
Penerapan berasal dari kata “terap” yang berarti pasang, ukir, praktek.
Kemudian diberikan awalan “pe” dan akhiran “an” se-hingga menjadi kata
2. Metode adalah suatu cara atau pola yang dilakukan secara sistematis untuk
mencapai sesuatu.
3. Dalam kaitan dengan penulisan skripsi ini metode adalah suatu strategi untuk
4. Uswatun hasanah adalah bahasa Arab yang berarti suri tauladan atau contoh
Jadi yang dimaksud dengan judul ini adalah pelaksanaan strategi atau
5
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Cet. V, Jakarta : Penerbit Balai
Pustaka, 1976), h. 1059
6
Lois Ma’luf,Al-Munjid, op. cit., h. 10
XV
a. Untuk mengetahui secara mendalam bagaimana bentuk
Al-Munawarah.
XVI
BAB II
LANDASAN TEORITIS
dalam agama Islam yang mengandung beberapa pengertian. Pada pembahasan ini
berikut :
Uswatun hasanah adalah “suri teladan yang baik”.7 yang selanjutnya Shadiq
اسوة حسنةyaitu cara hidup yang diridhai oleh Allah SWT sebagaimana yang
. حسنة حصلة حسنة وسنة صالحة,واالسوة كا لقد وة احالة يكون النسان عليها في ا تباع غيره
Terjemahnya :
7
Shadiq SC, A. Shalehuddin Chaery, Kamus Istilah Agama (Jakarta : CV Sienttarama, 1983),
h. 387.
8
Ibid.
XVII
Uswatun sama dengan Al-Qudwatun (ikutan) yaitu keadaan yang ada pada
manusia yang dapat diikuti orang lain baik atau buruk. Sedangkan Hasanah
kepada semata-mata jiwa yang bersih yakni bahwa Rasululllah pada jiwanya
dipahami bahwa yang dimaksud adalah sifat Nabi Muhammad SAW. yang mulia
dan luhur, tidak dapat seorang hamba menentukan di antara sifat-sifat Rasulullah
SAW. yang lebih baik, oleh karena sikap dan tingkah lakunya adalah sama nilai
dan derajatnya. Hal inilah yang mendasari keberhasilan dalam menjalankan tugas
risalahnya, sehingga hanya dalam masa 23 tahun sudah hampir menguasai seluruh
jazirah Arab.
Sesungguhnya beliau adalah manusia yang paling pemurah, hatinya paling berani,
kata-katanya paling jujur menepati janji, paling baik pergaulannya, orang yang
baru kenal dengan beliau akan merasa takut, dan yang telah bergaul dengan beliau
tentu mencintainya.11
memimpin dan mengubah peradaban bangsa Arab, juga diakui oleh bangsa Barat,
9
Terjemahan Penulis
10
Ibid.
11
Ahmad Muhammad Al-Kufi, Min Akhlaqin-Nabiy. Diterjemahkan oleh Mazdar Helmi dan
KH. Abd. Khalik Anwar dengan judul “Akhlaq Nabi Muhammad SAW (Keluhuran dan
Kemuliaannya)” (Jakarta : Bulan Bintang, 1982 ), h. 85.
XVIII
seperti yang dikatakan oleh Michael H, Hart dalam bukunya “Seratus Tokoh yang
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama
berhasil meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun
dipraktekkan dalam tingkah lakunya merupakan suri teladan yang baik bagi umat
Islam.
membawa perubahan yang cukup handal meliputi segala aspek kehidupan manusia
kehidupan sosial, ekonomi dan pen-didikan sehingga dalam kurun waktu yang
tidak terlalu lama dia dapat menguasai bangsa arab dan membentuknya sebagai
bangsa yang beradab. Rasulullah mampu mempersaudarakan antara dua kubu yang
saling bersengketa.
yakni tauladan yang baik, yang patut ditiru dan dicontoh menurut kemampuan
setiap muslim dalam situasi dan kondisi, di mana setiap orang dapat berkembang
tanpa mengubah prinsip dan dasar-dasar yang dicontohkan Rasulullah SAW, sebab
ajaran Islam yang di bawa oleh Rasulullah SAW mengandung arti dan petunjuk
12
Michael H. Hart. The 100 a rangking of the Most Influential Person ini History.
Diterjemahkan oleh Mahbub Djunaidi dengan Judul “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah” (Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1982), h. 27
XIX
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk manusia, sebagaimana yang telah
mental, dan potensi manusia. Namun tidak dapat dipungkiri jika timbul masalah
bahwa kurikulum seperti itu masih tetap memerlukan pola pendidikan realistis yang
dicon-tohkan oleh seorang pendidik melalui perilaku dan metode pendi-dikan yang
dia perlihatkan kepada anak didiknya sambil tetap ber-pegang pada landasan, meode,
dan rasul-Nya menjadi teladan bagi manusia dalam mewujudkan tujuan pendidikan
.لقد كان لكم في رسول هللا اسوة حسنة لمن كان يرجوا هللا واليوم االخر وذكر هللا كثيرا
Terjemahannya :
Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dia
yang mampu mengarahkan manusia pada jalan kebernaran. Untuk itu Allah mengutus
para rasulnya dengan berbagai syariat. Namun untuk umat Islam, khususnya dan
manusia pada umumnya diutuslah nabi Muhammad SAW menjadi suri teladan, hal ini
Terjemahnya :
yang ditampilkan oleh Rasulullah. Akhlakul Karimah sering diistilahkan dengan etika
“ethos” (Yunani) berarti watak kesusilaan yang identik dengan moral atau akhlak, 15
diterima atau ditolak dapat diikuti atau tidak bisa dicontoh atau tidak.
Untuk melihat keteladanan Rasulullah SAW, maka sepintas kita melihat dari
tiga ciri kepribadiannya yaitu dari sisi perkataan, perbuatan dan takrirnya.
2) Nabi berbicara sangat fasih, terang (jelas) sehingga kena sasaran, puas
3) Nabi berbicara dengan memakai ucapan yang pantas dan mudah dipahami
artian apa yang pernah diucapkan oleh lidahnya, maka itu pulalah perbuatannya.
Terjemahannya:
Hai Orang-orang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang tidak kamu
kerjakan.
perkataanya selalu seirama dengan perbuatannya, bahkan berbuat lebih banyak dari
pada perkataannya bukan sebaliknya. Jadi orang lain mengerti dan mau
XXII
c. Dari sisi taqrirnya
Dalam ilmu ushul hadis, istilah taqrir dapat diartikan adanya Rasulullah SAW
mendiamkan sesuatu. Kadang kala para sahabat mempertanyakan suatu masalah, akan
Terjemahnya :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya pengetahuan
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa bila ada sesuatu masalah, lalu tidak
lebih besar daripada manfaatnya, maka tak usahlah ikut campur atau lebih baik diam
Dari akumulasi tiga bentuk besar kepribadian nabi di atas, maka tercermin
dalam implementasi dasar pendidikan sebagaimana suruhan Allah dalam Surat an-
XXIII
Terjemahannya :
Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu.
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalannya dan Dialah
Pesan ayat di atas merupakan pedoman dan tuntunan kepada para pendidik.
Dalam dunia pendidikan sikap bijaksana, nasehat yang menyejukkan dan sikap
1) Al-hikmah
hikmah ialah :
Terjemahnya :
kemampuan memilih kata dan cara yang tepat sesuai dengan pokok persoalan,
sepadan dengan suasana serta keadaan orang yang sedang dihadapi. Hikmah
18
Sayyed Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Juz. I (Kairo : Almaktabul Kahirah, t.
th), h. 472.
XXIV
itu menjelma antara lain berupa qaulun syadid, qaulun ma’ruf, qaulun baligh,
hikmah (penuh sikap bijaksana), mengarah pada kecerdasan pendidik memilih waktu
2) Al-Mauzatul-Hasanah
Maragi ialah :
. الدالئل الظنية للعامة والجدل الحوار والمناطرة القلع المعائد: الموعظة الحسنة
Terjemahnya :
menyadarkan dan membuka pintu hati untuk mentaati semua petunjuk Islam, yaitu
mentaati dan melakukan semua ajaran dan perintah agama, berubudiyah terhadap
19
Muhammad Natsir, Fiqhul Da'wah (Jakarta: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, 1978), h.
225.
Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsirul Maragy, juz XIV (Kairo : Mustafa al-Babi al- Halbi
20
Terjemahnya :
masyarakat.
mengemukakan :
K.H. Roesli Abd. Wahid, Islam dan dalam Forum Pendidikan (Jakarta : Pusat Dakwah
21
sebagai teladan abadi dan aktual bagi pendidi dan generasi muda, sehingga
setiap kali kita membaca riwayat beliau, semakin bertambahlah kecintaan dan
itu kepada dirinya sendiri. Dengan begitu, ternyata nilai edukatif dalam
uswatun hasanah menjadi suatu hal yang penting. Pendidik adalah figur yang
harus tampil dengan penuh tanggung jawab yang diwarnai dengan keteladanan
mencapai taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama manusia pun
23
Abdurrahman An-Nahlawi, op. cit., h. 262-263.
XXVII
menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak kedalam proses penghambaan
dengan apa yang dianutnya selama ini. Penomena seperti ini turut mewarnai
bahkan skularisasi.
meneladani sosok pribadi yang menjadi idolanya. Orang tua sebagai pendidik
utama dan pertama dalam rumah tangga dituntut untuk menjadi teladan
menjauhkan diri dari hal-hal yang hina. Artinya setiap anak akan meneladani
sehingga prilaku ideal yang diharapkan dari setiap anak merupakan tuntutan
fitrah, suci bersih bagaikan kertas putih. Ibu bapaknyalah yang akan
.او يمجسانه
Terjemahnya :
Dari Abu Hurairah r.a. Katanya : Bersabda Rasulullah SAW “Tiap-tiap anak
yang dilahirkan dengan keadaan fitrah, maka kedua ibu bapaknyalah yang
naluri, jasmani dan rohaninya dengan melihat dan mencontoh terhadap apa-apa
yang dilakukan oleh orang tua atau siapa saja yang sering mendampinginya.
Dalam proses perkembangan anak, sifat meniru dan mencontoh itu tetap
berlangsung, sampai si anak tadi dapat menentukan sendiri mana yang dianggap
baik dan mana yang di-anggap jelek. Oleh sebab itu, metode uswatun hasanah
merupakan salah satu cara mendidik anak yang baik terutama dalam usaha
mendidik anak kepada terbentuknya kepribadian yang utuh yang sesuai dengan
norma agama Islam., agar apa yang menjadi tujuan hidup manusia sebagai
hamba Allah yang beriman dan bertaqwa dapat tercapai sebagaimana firman
Terjemahnya :
24
Imam Abi Husainy Muslim Ibnu Hajjaj Al-Qusyairy An-Naisyabury, Shahih Muslim Juz
IV ( t.tp. : Isya al-Baby al-Halabiy wa Syirkahu, t.th), h. 2048
XXIX
Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami iman bagi orang-
Upaya mendidik anak dalam rangka tercapainya tujuan di atas, anak harus
didik sejak dini mungkin, sebab ketika anak telah dewasa nanti akan sulit
Sebagaimana dimaklumi, jelas bahwa hati kedua orang tua secara fitrah
mencintai anak, mengakar dalam dengan perasaan jiwa, emosi ibu-bapak untuk
الغالم يعق عنه يوم السابع ويسمي ويماط عنه االذي ف’’اذا بل’’غ س’’ت: قال انس قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم
سنين ادب فاذا بلغ تسع سنين عزل فراشه فاذا بلغ ثالث عشر سنة ضربت علي الصالة فاذا بلغ ست عش’’رة س’’نة
26
.زوجه ابوه ثم اخذ بيده وقال ادبتك وعلمتك وانكحتك اعوذ باهلل من فتنتك في الدنيا وعذابك في االخرة
Terjemahnya :
Berkata Anas Bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: Anak itu pada hari ketujuh
dari lahirnya disembelihkan aqiqah dan diberi nama yang bagus, disingkirkan
dari kotoran. Jika ia telah berumur enam tahun ia dididik beradab susila, jika ia
25
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al-Aulad fi al-Islam, Diterjemahkan oleh Saifullah
Kamalie dan Hery Noer Ali dengan Judul “Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam”, Jilid II
(Bandung : Asy-Syifa’, 1988), h 20.
26
Imam Muslim, Shahih Muslim , op. cit., h. 654
XXX
berumur sembilan tahun dipisah tempat tidurnya, jika telah berumur tiga belas
tahun dipukul agar mau melaksanakan shalat, jika telah berumur enam belas
tua untuk kerja keras dan senantiasa menjadi uswatun hasanah di mata anak-
anaknya.
Apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, akan ditiru oleh anak.
Dengan demikian betapa harus berhati-hatinya orang tua membawa diri di depan
anak-anak mereka, sebab tiap gerak-nya, tiap ucapan akan diisikannya kedalam
Pendapat di atas betapa pentingnya sifat dan tingkah laku yang mulia
bagi orang tua sebagai pendamping anak, sebab dengan penam-pilan seperti itu
anak sangat berperan dalam gerak-geriknya karena dengan jalan melihat dan
27
Agus Sujato dkk, Psikologi Kepribadian (Cet. I; Jakarta : Aksara Baru, 1980), h. 159
XXXI
Setelah beberapa tahun lamanya anak diasuh dan dididik dalam
perkembangan anak yang semakin hari semakin maju, dapat dilihat dengan
kegiatan anak misalnya ketika anak selalu ingin mencontohi orang lain itu
pertanda bahwa anak tersebut sudah saatnya harus di sekolahkan, agar apa yang
ini, ten-tunya kita harus memilih sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan
apa yang kita inginkan, sebab dewasa ini banyak sekolah dan lembaga
membidanginya, terutama jika memang hal itu sesuai dengan bakat si anak.
Tetapi pilihlah yang berdisiplin tinggi, semen-tara itu orang tua harus menutupi
sekolah lingkungannya menjadi lebih luas yang mempunyai situasi dan kondisi
XXXII
yang berbeda pula, si anak tidak lagi dihadapi oleh orang tuanya, saudaranya,
akan tetapi dia akan dihadapi oleh beberapa orang guru dalam hal ini Kartini
sebagai individu dan sebagai makhluk sosial. Peraturan sekolah dan otoritas
guru, disiplin kerja, cara belajar, kebiasaan bergaul dan macam-macam tuntunan
sekolah yang cukup ketat akan memberikan segi-segi keindahan dan kenangan
dalam arena lingkungan itu juga sangat heterogen. Misalnya media massa, radio,
28
Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Rosda Karya, l971), h. 79
XXXIII
pencemaran lingkungan, polusi industri, dan ekonomi, juga menambah ramainya
masyarakat.
Terlihat dengan jelas bahwa keluarga adalah fokus pewarisan generasi yang
lebih tua kepada yang lebih muda pendidikan di sekolah akan lebih menitikberatkan
adalah untuk mencip-takan situasi dan kondisi yang lebih baik. Maka jelaslah bahwa
uswatun hasanah harus dimanifestasikan kedalam ketiga unsur pokok tersebut dengan
Terjemahnya :
Maka sesungguhnya hal itu merupakan manifestasi agama dalam keluarga dan
apabila Nabi Muhammad SAW meminta agar manusia mencari ilmu pengetahuan
mulai dari ayunan hingga liang lahat, maka situasi yang diinginkan ialah
berlangsungnya pendidikan seumur hidup. Disini dapat kita lihat bahwa Islam dapat
tersebar apabila telah menjadi kebijaksanaan dan dimulai atas dasar kesadaran para
pemuka masyarakat.
akan dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perbuatan harus dimulai dengan
niat yang baik serta bertujuan yang nyata dalam semua tingkah laku kehidupan
dan apa yang paling penting ialah harus di mulai dengan mengucapkan basmalah.
b. Menanamkan suatu prinsip yang mudah dalam agama bahwa segala yang
menyangkut agama atau prinsip larangan untuk mengerjakan sesuatu sampai ada
c. Menunjukkan kepada seluruh masyarakat, bahwa telah jelas dalam agama mana
dirinya dengan iman, Islam, dan ihsan, yakni kepercayaan agama harus benar-
benar sejalan dengan petunjuk agama sesuai ajaran tauhid. Kemudian Islam
dikerjakan dengan baik dan penuh kesadaran tanpa paksaan dan ikhsan adalah
persoalan tauhid.
mudah, melainkan harus menggunakan waktu yang cukup lama, mengingat uswatun
XXXV
hasanah tidak terbatas mengenai masalah agama, akan tetapi mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia.
XXXVI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ketepatan hasil yang diperoleh. Hal ini disebabkan metode penelitian yang digunakan
sangat erat kaitannya dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut. Oleh
karena itu, dalam suatu penelitian diperlukan metode yang tepat agar dapat mencapai
A. Jenis Penelitian
kuesioner atau angket melalui sejumlah sampel yang diambil dari suatu populasi.
Pendekatan survey dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
XXXVII
pendekatan yang dipakai dalam membina umat Islam serta bagaimana
membe-rikan pengaruh dan keteladan dalam proses belajar mengajar antara guru
dan peserta didik, kiranya dapat tertarik terhadap apa yang disampaikan dan apa
individu terhadap individu yang lainnya atau pada kelompok dalam berinteraksi
Adapun populasi target dalam penelitian ini adalah semua tenaga guru (ustaz,
ustazah), Peserta Didik, tenaga administrasi, orang tua Peserta Didik, tokoh
Oleh karena populasi penelitian ini terdiri dari berbagai unsur dan personnya
terhitung minim, maka penulis akan menarik sampel secara bertujuan. Dalam
arti, peneliti yang akan menentukan siapa yang akan memberikan informasi
29
Lihat Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Cet. II; Bandung : Remaja Karya,
1985), h. 30
Abd.Rahman, Ilmu Pendidikan Sebuah Pengantar dengan Pendekatan Islami (Cet. I ; PT
30
Al-Quswah,1988), h. 3
XXXVIII
1. Peserta Didik sebanyak 3 orang
Jumlah 9 orang
1. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder.
a) Data primer adalah yang diperoleh langsung dari responden, yakni melalui
b) Data skunder adalah data yang diperoleh dari Departemen Agama, dan
sebagai berikut :
31
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Cet. X ; Yogyakarta : Fak. Psikologi UGM,1982), h.
42
XXXIX
2. Field research yaitu mengumpulkan data-data sesuai obyek penelitian yang
Kab. Gorontalo.
disusun sebelumnya.
yaitu Peserta Didik dan guru mengenai penerapan metode uswatun hasanah,
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik non parametrik berbentuk
tabulasi silang sehingga mengha-silkan rosentase. Selanjutnya data yang ada dianalisa
XL
1. Induktif yaitu menganalisis data dengan memulai dari hal yang khusus
2. Deduktif yaitu di antara data yang diperoleh ada juga di antaranya dianalisis
dengan memulai dari hal yang umum, lalu akhirnya ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus.
XLI
BAB IV
A. Tinjauan Umum
1. Sejarah Sekolah
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo berdiri pada tahun 2004. Sejak
Kepala yang menjabat saat ini adalah Ibu Lies Junus, S.Pd.I. Pergantian
pada tahun 2015 dengan nilai B (87). Hal ini mendorong pihak madrasah
pendidik terdiri dari yang berstatus pegawai negeri sipil berjumlah 7 orang
dan Honor Daerah 13 orang. Selain itu madarsah ini memiliki 2 orang tenaga
membimbing siswa namun peran orang tua dan masyarakat juga sangat
bersama sehingga harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak.
Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai Petani dan Abang Bentor
Visi
Misi
akidah yang benar, amal yang shaleh, akhlak yang mulia, akal yang
XLIII
cerdas, Fisik yang Sehat dan Kuat serta Dekat dan Cinta kepada Allah,
3. Letak Goegrafis
berbagai sumber belajar yang dapat digunakan secara langsung untuk proses
seluas 2499 meter persegi, dengan luas bangunan 250 meter persegi. MI Al-
ekstrakurikuler yang diadakan oleh madrasah serta tempat bermain bagi para
siswa ketika jam istirahat. Taman madarsah juga tertata secara rapi sehingga
XLIV
Keadaan sarana prasarana di MI Al-Munawarah Kabila pada tahun 2019 dapat dilihat
1 RuangKelas 12 9 - - - 3
2 Perpustakaan - - - - - -
R. Lab.
3 - - - - - 1
Komputer
4 R. Pimpinan 1 - - 1 - -
5 R. Guru 1 - - - - -
6 R. Tata Usaha 1 - - 1 - -
7 R. UKS - - - - - -
8 Jamban/toilet 4 4 - - - -
B. Hasil Penelitian
XLV
1. Menumbuhkan Karakter Peserta Didik Melalui Metode Uswatun
Hasanah
berpengaruh seperti halnya memberi contoh kepada peserta didik untuk tidak
makan dan minum berdiri dan juga menasehati peserta didik untuk makan
denga tangan kanan dan tidak lupa mengucapkan basmalah atau do’a makan
sebelum makan inilah salah satu contoh dari perilaku yang akan menjadi
kebaikan bagi peserta didik baik di masa sekrang maupu di masa mendatang,
ketika seorang guru memberikan contoh yang buruk bagi peserta didik maka
Hal ini di karenakan seorang guru adalah contoh uswatun hasana bagi
peserta didik baik melalui perkataan perbuatan dan dalam hal apapun itu
karena hal ini dapat di tiru oleh peserta didik. Karena perkataan dari pada
pendidik itu harus menggunakan bahsa yang baik, sopan bentuk uswatun
diberikan kepada peserta didik. Proses analisis data dimulai dari menelaah
XLVI
Untuk mengungkapkan penerapan metode uswatun hasanah terhadap
melakukan wawancara dengan Ibu Lies yunus, S.Pd.I, selaku kepala Madrasah
metode uswatun hasanah melalui kegiatan wawancara. Ibu Lies Yunus S.Pd.I,
karakter peserta didik dimasa yang akan datang. Karena seperti yang kita
ketahui bersama bahwa yang mana salah satu sifat karakter murid itu dia
mencerminkan perilaku yang baik maka murid itu juga akan melakukan hal
yang baik pula dan begitu juga sebaliknya ketika gurunya mencerminkan
perilaku yang buruk maka murid itu juga akan meniru perilaku yang
saya juga sering mengingatkan untuk selalu berperilaku baik terhadap para
murid agar para murid dapat meniru perilaku-perilaku yang baik yang
XLVII
dicerminkan oleh para guru. Dan mengingatkan para guru agar selalu
berada dan selalu mengingatkan mana yang baik ditiru dan mana yang tidak
baik untuk ditiru. Jadi kami staf dewan guru itu tidak hanya mengajarkan
mereka bagaimana bersikap baik ketika berada dimadrasah saja akan tetapi
yang uswatun hasanah dibutuhkan figur-figur yang baik misalnya Guru, Orang
uswatun hasanah. Maka dari itu untuk menumbuhkan karakter peserta didik
yang baik maka diperlukan pendidik yang baik untuk mereka jadikan cermin
sebagai alat yang pantas untuk ditiru. Jadi ketika peserta didik berada
dimadrasah maka guru sebagai alat mereka bercermin harus menunjukan sikap
dengan Ibu Yanti Kadir, S.Pd selaku guru bidang studi Agama di Mi Al-
Munawarah Kecamatan Kabila. Peneliti menanyakan “upaya apa saja yang
Lies Yunus, sebagai kepala Mi Al-Munawarah keacmatan kabila wawancara pada tanggal 11
32
November 2020
XLVIII
Munawarah Kecamatan Kabila dengan melalui wawancara. Ibu Yanti Kadir
Upya yang saya lakukan dalam menumbuhkan karakter peserta didik yang
Malalui ceramah ini saya rasa cara mengajar yang tradisional dan sudah
tidak asing lagi dan sudah lama dijadikan dalam sejarah pendidikan. Jadi saya
rasa cara ini mungkin cukup membosankan bagi para murid, maka dalam
membosankan dan dapat menarik perhatian dari peserta didik. Akan tetapi
saya selaku guru bidang studi Agama masih mengakui bahwa metode ini
sangat penting dengan tujuan agar peserta didik mendapatkan informasi yang
peserta didik saya rasa metode inilah yang terbaik bagi guru untuk melakukan
didik. Maka dari itu saya selaku guru bidang studi Agama Mi Al-Munawarah
sering berceramah didepan para murid tentang kisah para Nabi dan sifatnya
Jadi menurut saya shalat itu pada hakekatnya sarana yang terbaik dalam
kepada peserta didik untuk ikut serta dalam pelaksanaan shalat berjama’ah.
Maka dengan kebiasaan ini saya sangat berharap peserta didik dapat mengerti
bahwa shalat itu merupakan sebuah keharusan bagi setiap umat Islam.
setiap umat Islam maka uswatun hasanah guru sangat penting, terutama dalam
shalat bejama’ah akan menjadi contoh yang baik bagi peserta didik agar
didik jadi hal ini suatu kekuatan yang sangat penting dalam berbagai macam
antara lain.
Pengunaan bahasa yang baik dan tidak baik akan memperlihatkan wajah
asli dari seorang pendidik. Dari cara berbicara orang akan mudah menebak
sifat asli yang dimiliki orang tersebut.begitu juga dengan pendidik apabila
pendidik memiliki bahasa yang sopan maka pendidik itu pasti akan mudah
pendidik yang tidak menggunakan bahsa yang sopan maka pendidik itu akan
sulit mentransfer nilai-nilai kesusilaan, dan juga tidak patut dijadikan sebagai
pendidik. Kemudian guru menggunakan kata yang lebih sopa seperti adik-
L
adik, bapak, ibu agar peserta didik juga terbiasa menggunakan bahasa yang
sopan.
Mencium tangan menunjukan bahwa suatu perkara yang baik bagi peserta
didik untuk penanaman nilai karakter yang baik dengan pembiasaan dan
masuk ruangan dan juga bagi peserta didik mencium tangan dengan orang
yang lebih tua ini suatu uswatun hasanah yang diberikan oleh guru supaya
Seorang guru harus bisa menjadi uswatun hasanah ketika proses belajar
LI
6) mengajarkan tentang shadaqah
shadaqah, oleh sebab itu setiap hari jum’at melakukan seminggu sekali peserta
sebagainya.
7) Mengajarkan kegembiraan
Kegembiraan seorang guru saling berhubungan dengan tanggung
menjadi inspirasi para peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Berhubung
maka hal ini guna untuk menyejukkan hati dan membuat peserta didik menjadi
bahagia.
apa yang di sudah di sampaikan guru melalui metode ceramah jadi peserta
didik langsung dapat memahami dan mengerti apa yang disampaikan guru
melaui metode sebelumnya hal ini juga dapat memberi informasi serta
LII
pemahaman bagi peserta didik, adapun sifat-sifat nabi yang dapat kita ajak
a) Shidiq
Shidiq yang artinya benar. Jadi sejak kecil Nabi Muhammad SAW
pernah berkata bohong. Dan itulah yang membuatnya menjadi panutan kita
semua bahkan aktifitas berdagangnya pun beliau selalu jujur. Kemudian kami
menceritakan peristiwa pada waktu nyaris terjadi perang antar suku yang
mengikuti nasehat dan usulan Nabi Muhammad agar Hajar Aswad diletakkan
diatas sorban beliau. Lalu masing-masing kepala suku yang telah berjasa,
membangun kembali Ka’bah. Dan saat itu ka’bah mengalami kerusakan akiba
banjir besar yang melanda Kota Mekkah, dan sifat shidiq Nabi ini terus
b) Amanah
Amanah yang artinya dapat dipercaya. Jadi Nabi Muhammad SAW itu
adalah penerima wahyu yang sempurna karena Nabi pada saat menerima
wahyu yang telah diterimanya dari Allah SWT. Jadi apa yang beliau
sampaikan kepada umat islam adalah apa yang beliau terima dari Allas SWT.
LIII
Dan sifat dapat dipercaya rasul itu sudah ditunjukan sejak kecil saat beliau
amanah ini dengan sungguh-sungguh dan Karena sifat beliau yang dapat
dipercaya inilah membuat kagum sitti Khadijah karena beliau tidak pernah
mengambil keuntungan sedikitpun dari apa yang beliau peroleh dan semua
c) Fathanah
seorang Rasul bersifat bodoh atau jahil karena dalam menyampaikan firman
karakter peserta didik itu membutuhkan keterampilan khusus dan hal ini
dikarenakan ketika kita memberikan contoh yang buruk maka karakter peserta
didik juga akan ikut buruk juga begitu pun sebaliknya ketika kita
mencerminkan karakter yang uswatun hasanah maka mudah saja bagi kita
untuk menumbuhkan karakter peserta didik yang uswatun hasanah karena kita
sebagai pendidik adalah cermin bagi peserta didik. Di samping itu juga kita
33
Yanti Kadir selaku Guru Bidang Studi di Mi Al-Munawarah keacmatan kabila wawancara pada
tanggal 11 November 2020
LIV
uswatun hasanah karena jika kita sebagai pendidik tidak mempunyai stragtegi
dalam menumbuhkan karakter peserta didi maka kita akan sulit menumbuhkan
kita susun. Kemudian kita sebagai pendidik juga harus mempunyai kesabaran
yang ekstra dalam menumbukan karakter peserta didik yang uswatun hasanah
hal ini dikarenkan dalam menghadapi karakter siswa yang berbeda maka kita
sebagai pendidik perlu mempunyai kesabaran yang ekstra. Dan tidak hanya itu
saja kita sebagai pendidik harus selalu memberikan cerminan dan informasi
yang baik sehinga peserta didik dapat menirunya karena yang kita ketahui
bersama bahwa salah satu karakter murid ialah peniru dalam segala hal apa
yang dilihatnya.
Proses pembentukkan aklaq yang dilakukan oleh Ibu Yanti Kadir, S.Pd
didik yang telah ditetapkan target dan tujuan oleh pihak Mi Al-Munawarah
nanti mereka terjun dalam masyarakat dengan baik memilik karakter yang
uswatun hasanah.
dengan pertanyaa sebagai berikut “Apa peran Ibu sebagai Guru Bimbingan
LV
Konseling terhadap Menumbuhkan karakter peserta didik yang uswatun
Jadi kalau dilihat dari segi karakter peserta didik tentunya saya selaku
guru BK sangat peran aktif dalam hal ini. Karena kalau dilihat dari segi tugas
dan fungsi itu adalah tanggung jawab saya selaku guru bimbingan konseling.
Jadi peran saya sebagai guru bimbingan konseling yaitu yang pertama
mengenakan seragam yang tidak sesuai dengan hari yang telah ditentukan.
Kemudian peran saya yang ke dua sebagai guru BK saya juga membina
peserta didik ketika ada peserta didik yang berkelahi. Dan mengkonseling
peserta didik yang terlihat sedang mempunyai masalah dan cara saya
mengetahui apa masalah apa saja yang di alami peserta didik kemudian saya
baru bisa membrinya solusi dan masukan-masukan yang menurut saya dapat
memecahkan masalahnya.34
bahwa peran dari Ibu Yanti Pakaya, S.Ag sebagai guru bimbingan konseling
hasanah hal ini dikarenakan tugas pokok dan fungsi dari Ibu yanti yaitu
Yanti Pakaya selaku guru bimbingan konseling di Mi Al-Munawarah Munawarah keacmatan kabila
34
peserta didik yang uswatun hasanah menjadi karakter yang uswatun hasanah
itu sendiri. Sehingga peran dari Ibu Yanti Pakaya, S.Ag selaku guru
Indonesia yang benar maka peneliti menuliskan apa yang menjadi maksud dari
mengikuti apel pagi yang di pimpin oleh seorang yang menyampaikan arahan
kepada kami peserta didik kemudian setelah itu saya masuk kelas dan kami
menunggu guru yang akan mengajar lalu kami melakukan proses belajar
yang kami sukai bagi yang sudah selesai mengaji kemudian setelah itu kami
LVII
berpamitan dengan guru kami dengan cara bersalaman dan mencium
kecamatan kabila sepertinya berjalan dengan sangat baik mulai dari mereka
teratur dengan sangat baik sehingga peserta didik dapat mengingat apa saja
yang mereka kerjakan mulai dari pertama masuk kelas samapai pulang
melanjutkan wawancara terhadap orang tua murid yang bernama Ibu Amna
kabila peneliti bertanya tentang apakah ada perubahan karakter pada anak ibu
1. Bangun pagi-pagi untuk datang kesekolah lebih awal karena anak saya
35
Peserta didik di Mi Al-Munawarah kecamatan kabila wawancara 11 November 2020
LVIII
2. Menjadi ramah dan menjadi memiliki sopan santun terhadap orang yang lebih
tua sekarang anak saya sudah mulai tau bagaimana cara menghargai orang
yang lebih tua dan ketika mau berangkat kesekolah dia bersalaman terlebih
3. Menjadi mana yang buruk dan mana yang baik contohnya menasehati teman
sebayanya untuk tidak makan dengan tangan kiri dan menasehati untuk makan
Hanapi selaku orang tua murid dari salah satu peserta didik yang ada di Mi Al-
C. Pembahasan
wawancara.
BAB V
KESIMPULAN
LX
DAFTAR PUSTAKA
Bustami Adalah, Gani dan Djohar Bahry, L.S. I dengan judul “Dasar-Dasar
LXI
Pokok Pendidikan Islam “ Jakarta: Aksara, l974.
Bahri, Syaiful, MA, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet I ; Jakarta:
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Cet. I ; Jakarta : Rineka Cipta,
1999.
Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 10. Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka, 1990.
Feisal, Yusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam. Cet. I ; Jakarta : Gema Insani
Press, 1995.
1981.
H. Hart. The 100 adalah Rangking the Most Influential Person in History, alih bahasa
LXII
Mahbub Junaidi dengan Judul Searatus Tokoh Yang Paling Berpengaruh
Husain, Syed Sajjad.dan Syed Ali Ashraf, Krisis Pendidikan Islam. Cet. I; Bandung
: Risalah, 1986,
Jalaluddin, Teologi Pendidikan. Cet. I ; Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Ma’luf, Lois,.al Munjid fil lugaty wal adaby wal ulum. Cet. V; Beirut; Al
Cet. I ; PT Al-Quswah,1988.
Soekanto, Soejono, Anak Dan Pola Prilakunya, Jakarta: Bulan Bintang, l973.
LXIII
Zaidan, Abdul Karim, Ushul al-Dakwah , Alih Bahasa Asywadi Syukur dengan judul
LXIV