NIM : 18050394003
Prodi : S1 Pendidikan Tata Boga 2018
Tugas 3
1. Pengertian tes
Tes adalah suatu instrument atau alat untuk memperoleh informasi atau objek, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Jadi tes yaitu serangkaian pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok.
2. Fungsi tes
Tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh
peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Jadi
disini akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah
ditentukan, dan yang sudah dapat dicapai.
fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal:
a. Fungsi untuk kelas.
1. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
2. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian.
3. Menaikkan tingkat prestasi.
4. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok.
5. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perseorangan.
6. Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus.
7. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak
b. Fungsi untuk bimbingan.
1. Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-anak mereka.
2. Membantu siswa dalam menentukan pilihan.
3. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
4. Memberikan kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam memahami
kesulitan anak
c. Fungsi untuk administrasi
1. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa.
2. Penempatan siswa baru.
3. Membantu siswa memilih kelompok.
4. Menilai kurikulum.
5. Memperluas hubungan masyarakat (pulic relation)
6. Menyediakan informasi untuk badan lain di luar sekolah
4. Praktikabilitas (practicability)
Sebuah tes disebut memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat
praktis, Tes yang praktis adalah tes yang mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan
yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa mengerjakan terlebih dahulu bagian
yang dianggap mudah. Karena bersifat sederhana dalam arti tidak memerlukan
peralatan yang sulit pengadaannya. Mudah pemeriksaannya artinya bahwa tes itu
dilengkapi kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Dilengkapi dengan petunjuk-
petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau diawali orang lain.
5. Ekonomis
Pelaksaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang
banyak serta waktu yang lama.
4. Bentuk-bentuk tes
A. Tes Ojektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai.
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok
untuk menilai kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu
tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali,
pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
a. Kelebihan Test Objektif yaitu:
Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.
Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena
penilainnya bersifat objektif.
Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak
menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu
Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah
dilaksanakan.
b. Kelemahan Test Objektif yaitu :
Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum
menguasai bahan pelajaran tersebut.
Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan
hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya
Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah
pengikut test.
Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
c. Usaha Untuk Mengurangi Kelemahan Bentuk Tes Objektif
Penyusunan butir-butir soal bentuk tes objektif hendaknya mendasarkan diri
pada kisi-kisi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Berlatih mempelajari tes bentuk objektif susunan orang lain, bahkan harus
memahami kompetensi dasar dan indikator serta menguasai bahan ajar terkait
yang akan disusun alat tesnya.
Kemungkinan adanya peserta didik yang bersikap untung- untungan atau
bekerja sama dapat diatasi dengan mengenakan rumus tebakan dalam
penyekoran hasil pekerjaan peserta didik, pengawasan yang ketat ketika
pelaksanaan ujian.
Besarnya dana yang dibutuhkan dalam pengadaan tes objektif kiranya antara
lain dapat diatasi dengan memergunakan alat tes itu lebih dari hanya satu kali.
Karena pada bentuk tes uraian maupun bentuk objektif memunyai kelebihan
dan kelemahan, akan lebih bijaksana jika kita menerapkan keduanya, Untuk
yang tidak bersamaan waktu misalnya, tes uraian dilaksanakan dalam tes-tes
formatif dengan pertimbangan bahwa waktu lebih longgar.
B. Tes Sujektif
Tes dikategorikan sebagai tes subjektif apabila penskoran pekerjaan peserta
tes tidak mungkin dilakukan secara objektif dan hanya dapat dilakukan secara
subjektif.
a. Kelebihan Tes Subjektif
Tes ini mudah dipersiapkan dan disusun.
Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-
untungan
Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta
menysun dalam bentuk kalimat yang bagus
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan
maksudnya dengan gaya bahasa dan carannya sendiri.
Dapat mengetahui sejauhmana peserta didik mendalami suatu masalah
yang diujikan/dites.
b. Kekurangan Tes Subjektif
Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya
mengoreksi jawaban dengan objektif.
Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-
mana dai pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja
(terbatas)
Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual lebih banyak dari penilai.
Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain.
c. Adapun petunjuk penyusunan tes subjektif adalah sebagai berikut:
Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang
diteskan
Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin
langsung dari buku atau catatan
Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci
jawaban serta pedoman penilaian
Hendaknya diusahakan agar pertanyaanya bervariasi antara “jelaskan”,
“mengapa”, “bagaimana”, “seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih
jauh penguasaan siswa terhadap bahan
Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh
penyusun tes. untuk ini pertanyaan tidak boleh umum, tapi harus
spesifik
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes
essay.
Macam-macam tes objektif:
1) Tes benar-salah (true- false)
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
3) Tes menjodohkan (matching test)
4) Tes isian (completion test)
Kebaikan tes objektif:
1. Lebih mewakili bahan ajar karena soalnya lebih banyak
2. Lebih mudah dan cepat cara membacanya karena terdapat jawabannya sudah
disediakan, tinggal memilih saja
3. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
4. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan tes objektif:
1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essai
2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4. Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka