Anda di halaman 1dari 5

Nama : ALFIATUS SHOLIKHAH

NIM : 18050394003
Prodi : S1 PENDIDIKAN TATA BOGA 2018
Tugas 6
1. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur
pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang terdiri dari
kata rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu
hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

2. Langkah Mengukur Reliabilitas Tes


1. Panjang Tes dan Kualitas Butir-Butir Soalnya
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan dengan tes yang
hanya terdi dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi
rendanya reliabilitas tes. Dengan demikian maka semakin panjang tes, maka
reliabilitasnya semakin tinggi. Rumus Spearman-Brown.
nr
r nn = 1+ ( n−1 ) r

Dimana:

rnn : besarnya koefisien, reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butir soal baru
n : berapa kali butir-butir soal itu ditambah
r : besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya di tambah
contoh:
Suatu tes terdiri atas 40 butir soal, mempunyai koefisien reliabiltias 0,70.
Kemudian butir-butir soal itu ditambah menjadi 60 butir soal.
Maka koefisien reliabilitas baru adalah:
nr
rnn = 1+ ( n−1 ) r

1,5× 0,70
=
1+ (1,5−1 ) ×0,70
1,05
=
1,35

= 0,79
Demikian maka penambahan sebanyak 20 butir soal dari 40 butir memperbesarkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,09. Adalakanya penambahan butir-butir soal tes tidak
berarti. Bahkan merugikan. Hal ini disebabkan karena:
a. Sampai pada suatu batas tertentu, penambahan banyaknya butir soal sudah
menambah tinggi reliabiltas tes. Ramers dan Gage menggambarkan hbungunan antra
penambahan butir soal reliabilitas.
b. Penambahan tingginya reliabitias tes tidak sebanding nilai dengan waktu, biaya
dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu. Misalnya guru sudah cukup membuat 100 soal
bentuk objektif dan 10 soal bentuk esai sudah cukup mempunyai validitas isi dan tingkah
laku 200 dan 20 dengan menambahkan soal-soal yang paralel.
Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh:
1. Jelas tidaknya rumusan soal.
2. Baik-tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan salah
jawab.
3. Petunjuknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.

2. Hal yang behubungan dengan tercoba (testee)


Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan
mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes Tes
yang dicobakan kepa bukan kelompok terpilih akan menunjukan reliabilitas yang lebih
besar dair pda yang dicobakan pada kelompok tertenu yang diambil secara dipilih.
3. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Sudah sebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat
menentukan hasil tes.
Contoh:
a. Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akan memberi ketenangan kepada
tes-tes dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat
pertanyaan ketenganan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.

3. Cara Menghitung Reliabilitas Contoh Tes Hasil Belajar


Kriteria yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada di luar tes
(consistency external) dan pada tes itu sendiri (consitency internal)
1. Metode Bentuk Paralel (equivalent)
Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa
inggris disebut alternate form method (parallel forms).
Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah tes, dan
masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sama. Oleh karena itu. Ada orang
menyebutkan sebagai double tes-double trial method. Penggunaan metode ini baik karena
siswa dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor “masih ingat soalnya”
yang dalam evaluasi disebut adanya pratice-effect dan carry over effect artinya ada faktor
yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah mengerjakan soal tersebut.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaaanya berat karena harus
menyusun dua seri tes.

2. Metode Tes Ulang (Test-Retest Method)


Metode tes ulang dilakukan orang untuk menhindari penyusunan dua seri tes. Dalam
menggunakan teknik atau metodi ini pengetes hanya memili satu seri tes, tetapi
dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali. Maka metode
ini dapat disebut dengan singgle tes double trial method. Kemudian hasilnya dari
keduakali tes tersebut dihitung korelasinya. Untuk tes yang banyak mengungkap
pengetahuan (ingatan) dan pemahaman, cara ini kurang mengena tercoba akan masih
ingat akan butir butir soalnya. Oleh karena itu. Tenggang waktu antara pemberian tes
pertama dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri. Jika tenggang waktu terlalu
sempit, siswa masih banyak ingat materi. Sebaliknya kalua tenggang waktu terlalu lama,
maka faktor-faktor atau kondisi tes sudah akan berbeda dan siswa sendiri barangkali
sudah mempelajari sesuatu. Tentu saja faktor-faktor ini akan mempengaruhi terhadap
reliabilitas.

3. Metode belah dua atau split-half method


a. Kelemahan penggunaan metodedua tes dua kali percobaan dan satu –tes dua kali
percobaan diatasi dengan metode ketiga ini, yaitu metode belah dua. Dalam
menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan
satu kali. Oleh karena itu, disebut juga singel test single tiral method.
Ada dua cara membelah butir soal ini, yaitu:
Pembelahan Ganjil Genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas denagn belah dua ganjil-genap sebagai
berikut:
Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi product
moment

Dengan menggunakan kalkulator diketahui bahwa:


∑X=25 ∑X2 = 93
∑Y=22 ∑Y2 = 76
∑XY=63
Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan anka kasar

diketahui bahwa rxy = -0,3786. Harga tersebut baru menunjukan reliabilitas separo tes.

1
r
Oleh karena itu, rxy untuk belahan ini disebut istilah 2 1 atau r 99 singkatan dari rganjil-
2
genap. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus spearman-brown yang
rumusnya telah dikemukakan didepan. Jika koefisien reliabilitas separo tes ini
dimasukan ke dalam rumus hitungannya demkian.:

1
2r
1
2
2
r11 = 1

( )
1+r
2
1
2

2×−0,3786
=
1+(−0,3786)
−0,7572
= 1,3786 = -0,5493

*) pengurangan merupakan bilangan dengan harga mutlak, jadi tidak mengenal negatif.
b. Pembelahan Awal Akhir
Dengan data yang tertera pada tabel analisis item tes matematika diketahui jumlah

Item Item
Ganjil Genap
No Nama
(1,3,5,7, (2 ,4,6,8,
9) (X ) 10) ( Y)
1 Hartati 3 5
2 Yoyok 2 3
3 Oktaf 1 3
4 Wendi 3 2
5 Diana 5 1
6 Paul 3 1
7 Susana 5 2
8 Helen 3 5
sekor belahan awal-akhir sebagai berikut:

Seperti halnya pad wakhtu menghitung dengan belahan ganjil genap maka
kelanjutannya adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment.
Dengan menggunakan kalkulator diketahui
∑X=25 ∑X2 = 91
∑Y=22 ∑Y2 = 78
∑XY=63
Setelah dimasukan ke dalam rumus korelasi product momen dengan angka kasar
diperoleh r1/2 ½= -0,3831. Dengan rumus Spearman-brown diperoleh r11=0,5538.
Seorang bernama Flanagan menemukan rumus yang perhitunganya menggunakan belah
dua ganjil-genap, dan seoarang benama rulon yang rumusnya diterapkan pada data
belahan awal-akhir.

Anda mungkin juga menyukai