Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah (PDGK 4406)

Pembelajaran Matematika SD
Modul 3: Bilangan Bulat
Drs. Elang Krisnadi
Setelah mempelajari Modul 3 ini diharapkan mahasiswa akan mampu:
1. menjelaskan cara menanamkan pengertian bilangan bulat secara tepat;
2. memilih suatu media atau alat peraga yang sesuai dengan tahap pengenalan konsep;
3. menggunakan media atau peragaan yang tepat untuk menyampaikan konsep-konsep operasi hitung
pada pembelajaran bilangan bulat;
4. melakukan abstraksi terhadap konsep-konsep bilangan bulat;
5. menentukan sifat-sifat dasar operasi hitung bilangan bulat;
6. melakukan proses pembelajaran bilangan bulat yang sesuai tahap perkembangan mental berpikir
anak dengan strategi yang tepat;
7. mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami siswa dalam pembelajaran bilangan bulat;
8. menjelaskan pengertian persamaan dan pertidaksamaan dengan satu peubah;
9. menggunakan media yang tepat untuk menyelesaikan sistem persamaan dan pertidaksamaan dengan
satu peubah;
10. menyelesaikan sistem persamaan dan pertidaksamaan dengan satu peubah yang merupakan
himpunan bilangan bulat.
Kegiatan Belajar 1 :
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam Permasalahannya
Bilangan bulat terdiri dari:
1. Bilangan-bilangan yang bertanda negatif (-1, -2, -3, -4,…) yang selanjutnya disebut bilangan bulat
negatif.
2. Bilangan 0 (nol), dan
3. Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3, 4,…) yang selanjutnya disebut bilangan bulat positif.

Perluasan himpunan bilangan asli menjadi bilangan bulat untuk keperluan proses penghitungan yang lebih
luas lagi dalam kehidupan nyata, seperti: untuk melakukan pembukuan, pemasaran, perdagangan, industri,
dan iptek. Selain itu tumbuh pula untuk melakukan proses hutang piutang, maju-mundur, atas bawah
seperti pernyataan-pernyataan di atas

Penjelasan keberadaan bilangan negatif memang perlu, misalkan untuk, mengetahui kedalaman laut,
pengukuran suhu (temperatur) yang negatif setelah diukur dengan termometer, dan lain sebagainya
A. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat (Penjumlahan dan Pengurangan)
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan melalui 3 tahap,
yaitu:
1. tahap pengenalan konsep secara konkret,
2. tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak,
3. tahap pengenalan konsep secara abstrak
1. Tahap Pengenalan Konsep secara Konkret
Pertama, yaitu model yang menggunakan pendekatan himpunan (dalam hal ini menggunakan alat peraga
manik-manik
- -
+ Bila digabung netral = 0
+
Proses penggabungan dalam konsep himpunan dapat diartikan sebagai penjumlahan, sedangkan proses
pemisahan dapat diartikan sebagai pengurangan
Contoh
a. 3 + (-5) = ....? Hasilnya – 2

- -
+
-
+
Karena
penjumlahan
maka digabung
-
+
-
b. 3 - 5 = ....? Hasilnya – 2

-
+ +
-
+ +
+ Karena
pengurangan
maka diambil /
dipisah positif
Kedua, dengan Tangga Garis Bilangan, Pita Garis Bilangan, dan Balok Garis Bilangan

1. Posisi awal benda yang menjadi model harus berada pada skala nol.
2. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka bagian muka model menghadap ke bilangan positif dan
kemudian melangkahkan model tersebut ke skala yang sesuai dengan besarnya bilangan pertama
tersebut. Proses yang sama juga dilakukan apabila bilangan pertamanya bertanda negatif.
3. Jika model dilangkahkan maju, dalam prinsip operasi hitung istilah maju diartikan sebagai tambah (+),
sedangkan jika model dilangkahkan mundur, istilah mundur diartikan sebagai kurang (-).
4. Gerakan maju atau mundurnya model tergantung dari bilangan penambah dan pengurangnya. Untuk
gerakan maju, jika bilangan penambahnya merupakan bilangan positif maka model bergerak maju ke
arah bilangan positif, dan sebaliknya jika bilangan penambahnya merupakan bilangan negatif, maka
model bergerak maju ke arah bilangan negatif. Untuk gerakan mundur, apabila bilangan pengurangnya
merupakan bilangan positif maka model bergerak mundur dengan sisi muka model menghadap ke
bilangan positif, dan sebaliknya apabila bilangan pengurangnya merupakan bilangan negatif, maka
model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke bilangan negatif
Contoh 1 Contoh 2
a. 3 + (-5) ....? b. 3 – 5 = ....?

Hasilnya – 2 Hasilnya – 2

Hasil bisa ditunjukkan ujung anak panah maupun


pangkal anak panah
Latihan
Tentukan operasi hitung dari ilustrasi berikut ! 2. Tahap Pengenalan Konsep secara semi konkret
atau semi abstrak
Sama seperti pada balok garis bilangan tetapi diganti
dengan garis bilangan dan tanda panah
1 Contoh
-9
Jawab: - 2 – 4 = ....? 4

2 Jawab: 4 – 9 = ....?
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jawab: 5 – (-3) = ....?


Jawab: – 2 – 9 = ....?

Jawab: – 2 + (– 3) = ....?
B. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA BILANGAN BULAT

1. Sifat Tertutup
Bila sebarang dua buah bilangan bulat, maka jumlah kedua bilangan itu merupakan bilangan bulat lagi

2. Sifat Pertukaran (Komutatif)


Untuk sebarang dua bilangan bulat a dan b berlaku a + b = b + a
3. Sifat Pengelompokan (Asosiatif)
Untuk sebarang tiga bilangan bulat a, b, dan c berlaku: (a + b) + c = a + (b + c)
4. Sifat Bilangan Nol (sebagai Unsur Identitas Penjumlahan)
Bila ditambah dengan suatu bilangan atau bila suatu bilangan ditambah dengan bilangan yang
dimaksud hasilnya tidak berubah. Untuk setiap bilangan bulat a selalu berlaku a + 0 = 0 + a
5. Sifat Invers Penjumlahan (Lawan Suatu Bilangan)
Setiap bilangan bulat a mempunyai invers tambah –a (dapat juga dikatakan –a adalah lawan a),
sehingga berlaku a + (-a) = 0 = (-a) + a
C. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA BILANGAN BULAT
Tidak memiliki sifat seperti pada operasi penjumlahan

D. TAHAP PENGENALAN KONSEP SECARA ABSTRAK


Penggunaan alat peraga ataupun garis bilangan untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat mempunyai
keterbatasan, karena tidak dapat menjangkau bilangan-bilangan yang cukup besar. Dengan demikian, kita harus
dapat menyampaikannya tanpa menggunakan alat bantu yang didahului oleh proses abstraksi.
a – b = a + (-b) atau a – (-b) = a + b
E. RAGAM PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD
1. Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya Tidak Konsisten
2. Masih banyak guru yang salah dalam menafsirkan bentuk a + (-b) sebagai a – b atau bentuk a – (-b) sebagai
bentuk a + b
3. Masih banyak para guru dan siswa yang tidak dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi hitung
dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan
Bentuk “8 + (-5)”, dibaca“delapan ditambah minus lima” atau “delapan ditambah min 5”.Bentuk (-5) – (-7) dibaca
“min lima min min tujuh” atau “minus lima dikurangi minus tujuh”.
Padahal bentuk “8 + (-5)” harusnya dibaca “delapan ditambah negatif lima” atau “delapan plus negatif lima”,
sedangkan untuk bentuk (-5) – (-7) harus dibaca “negatif lima dikurangi negatif tujuh” atau “negatif lima minus
negatif tujuh”. Tanda – dibaca “minus atau min atau kurang atau + dibaca plus atau tambah jika berfungsi sebagai
operasi hitung,
4. Kurang tepatnya memberikan pengertian bilangan bulat
ada buku yang memberi ilustrasi anak berjalan maju untuk menandakan bilangan positif dan
anak mundur untuk bilangan negatif tanpa adanya penjelasan kenapa harus ada bilangan
negatif

5. Sulitnya memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan bulat
secara konkret maupun secara abstrak (tanpa menggunakan alat bantu)
Kegiatan Belajar 2
Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear

A. Operasi Hitung Perkalian pada Bilangan Bulat dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara Konkret
Untuk mencari hasil dari a x b sama halnya dengan cara menunjukkan penjumlahan b + b + b + ... sebanyak a kali

Contoh 1 Bila positif hadap positif Contoh 3


a. 3 x 2 = ....? c. - 3 x 2 = ....?

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

Contoh 2 Contoh 4
b. 3 x - 2 = ....? d. - 3 x - 2 = ....?

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pada tahap pengenalan konsep secara semi konkret, prosesnya diarahkan kepada bagaimana "menggunakan
garis bilangan". Prinsipnya sama dengan konsep konkret.

Pada perkalian bilanganbilangan cacah, tentunya Anda sudah mengenal beberapa sifat berikut,
yaitu:
1. komutatif, artinya untuk setiap bilangan cacah a dan b berlaku a x b = b x a.
2. asosiatif, artinya untuk setiap bilangan cacah a, b dan c berlaku (a x b) x c = a x (b x c).
3. adanya unsur identitas, yaitu 1, artinya untuk setiap bilangan cacah a berlaku a x 1 = 1 x a = a.
Selanjutnya, dengan menggunakan pengertian perkalian dan sifat-sifat bilangan cacah
akan kita bahas mengenai perkalian pada sistem bilangan bulat dengan cakupan:
1. Perkalian antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
2. Perkalian antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
3. Perkalian antara bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
4. Perkalian antara bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
B. SIFAT-SIFAT PERKALIAN PADA BILANGAN BULAT

Dari uraian di atas, secara umum dapatlah dikatakan bahwa operasi perkalian dalam himpunan bilangan bulat
memenuhi sifat:
1. tertutup;
2. komutatif (pertukaran); a x b = b x a
3. asosiatif (pengelompokan); a x ( b x c ) = (a x b ) x c
4. memiliki unsur identitas perkalian yaitu 1;
5. distributif perkalian terhadap penjumlahan dan distributif perkalian terhadap pengurangan
a x ( b + c ) = a x b + a x c dan a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
C. OPERASI PEMBAGIAN PADA BILANGAN BULAT

Operasi Pembagian pada Bilangan Bulat dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara Konkret yang digunakan sebagai
patokan adalah bilangan pembaginya.
Contoh 1 Contoh 2
a. -6 : 2 = ....? b. -6 : -2 = ....?

Hasilnya adalah banyaknya lompatan ( 3


lompatan)
Selanjutnya secara ringkas dapatlah kita tetapkan:
1. (bilangan bulat positif) : (bilangan bulat positif) = (bilangan bulat positif).
2. (bilangan bulat positif) : (bilangan bulat negatif) = (bilangan bulat negatif).
3. (bilangan bulat negatif) : (bilangan bulat positif) = (bilangan bulat negatif).
4. (bilangan bulat negatif) : (bilangan bulat negatif) = (bilangan bulat positif).
D. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN SATU PEUBAH

1. Kalimat Terbuka, Pernyataan, Peubah, dan Konstanta


a. Sebuah kubus mempunyai p titik sudut.Kalimat Terbuka
b. 12 – (-18) = 40. Pernyataan
c. x + 5 = 9.
Kalimat Terbuka
d. Jakarta adalah ibukota negara RIPernyataan
“p” “x” dalam kalimat-kalimat tersebut dinamakan peubah (variabel), sedangkan bilangan “5” dan “9”
disebut sebagai konstanta (tetapan)
 Penyelesaian Kalimat Terbuka
Dalam menentukan pengganti suatu kalimat terbuka harus dilakukan seteliti mungkin, karena tidak tertutup
kemungkinan bahwa jawabannya tidak hanya satu (dapat pula pengganti tersebut lebih dari 1)

2. Persamaan Linear dengan Satu Peubah


persamaan adalah “suatu kalimat terbuka yang dinyatakan dengan hubungan atau tanda sama dengan (=)
Bentuk: a x + b = c, dengan a ≠0 dan b, c adalah konstanta disebut sebagai persamaan linear dengan satu
peubah
 Penyelesaian Persamaan Linear dengan satu Peubah
Selanjutnya untuk menyelesaikan persamaan linear selain menggunakan cara substitusi seperti pada waktu mencari
penyelesaian dari kalimat terbuka, dapat juga menggunakan persamaan yang “ekuivalen” yaitu persamaan-
persamaan yang himpunan penyelesaiannya sama
persamaan 4x + 9 = 17, 4x + 2 = 10; 4x = 8; dan x = 2 adalah persamaan-persamaan yang ekuivalen sebab
himpunan penyelesaiannya sama, yaitu {2}
Pengerjaan-pengerjaan Persamaan Linear adalah:
Melakukan penambahan atau pengurangan pada kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama.
Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan bukan nol.
Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan x + 3 = 9 dengan x adalah peubah pada himpunan bilangan bulat
⇔ x + 3 + (-3) = 9 + (-3 ⇔ x = 6 Jadi himpunan jawaban {6}

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan: 3x – 2 = 2x + 10 dengan x ϵ B.


⇔ 3x – 2 + (2) = 2x + 10 + (2)
⇔ 3x = 2x + 12
⇔ 3x – 2x = 2x + 12 – 2x
⇔ x = 12 Jadi himpunan jawaban {12}
3. Pertidaksamaan Linear dengan Satu Peubah
Apabila tanda = pada persamaan tersebut diganti dengan salah satu lambang ketidaksamaan seperti <, >, ≤ atau ≥
maka diperoleh bentuk kalimat terbuka yang baru yang selanjutnya disebut sebagai “pertidaksamaan”
 Penyelesaian Pertidaksamaan Linear dengan Satu Peubah
 Tentukanlah bentuk pertidaksamaan paling Tentukanlah bentuk pertidaksamaan paling sederhana
sederhana yang ekuivalen dengan pertidaksamaan: yang ekuivalen dengan pertidaksamaan: 3x – 4 ≥ 7x + 8
x + 5 < 12.
⇔ 3x – 4 ≥ 7x + 8
⇔ x + 5 < 12. ⇔ x + 5 – 5 < 12 – 5 ⇔ x < 7
⇔ 3x – 4 – 8 ≥ 7x + 8 – 8
Jadi x < 7 pertidaksamaan paling sederhana yang
⇔ 3x – 12 ≥ 7x
ekivalen dengan x + 5 < 12
⇔ 3x – 12 – 3x ≥ 7x – 3x
 Tentukanlah bentuk pertidaksamaan paling
⇔ – 12 ≥ 4x dikalikan ¼
sederhana yang ekuivalen dengan pertidaksamaan: ⇔–3≥x
5x + 5 ≥ 4x + 2 atau
⇔ 5x + 5 ≥ 4x + 2
⇔ 5x + 5 – 4x ≥ 4x + 2 – 4x ⇔ 3x – 4 + 4 ≥ 7x + 8 + 4
⇔ 3x ≥ 7x + 12
⇔x+5≥2
⇔ 3x – 7x ≥ 7x + 12 – 7x
⇔x+5–5 ≥2–5
⇔ – 4x ≥ 12 dikalikan – ¼ sehingga tanda pertidak-
⇔x≥–3
⇔x≤–3 samaan dibalik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai