Dosen Pengampu :
Drs. H. Mahlan Asmar, M.Pd./Ari Hidayat, M. Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Nursyahriawati 1610125320134
Nurul Hidayah 1610125320135
Puput Safitri 1610125320140
Riska Ayudia 1610125320152
Syifa Anissa 1610125320175
Uswatun Hasanah 1610125320179
Wandrianor 1610125310180
Kelas 7 F PGSD
kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan pembinaan
pengajaran dan pelatihan (Zainuddin, 2008: 1). Kondisi dunia pendidikan di
Indonesia hingga kini masih memprihatinkan. Persoalan pendidikan tidak hanya
berkutat pada masalah gedung sekolah yang hampir runtuh, tetapi juga pada pada
persoalan klasik lainnya, yakni kurangnya tenaga guru (Rendikawati, 2008: 56).
Alternatif kebijakan lain yaitu tetap mempertahankan sekolah-sekolah kecil
dengan pembelajaran kelas rangkap (PKR)/Multigrade Teaching.
Pembelajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Model merupakan strategi
pembelajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan
perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu
yang bersamaan (Ian, 2010: 2). Dengan model ini, jumlah siswa yang tidak
memenuhi ambang batas dibiarkan seperti apa adanya, kemudiaan dilakukan
penggabungan dua atau tiga tingkat dalam sekolah yang sama dengan satu guru.
Yang digabung justru dua atau tiga tingkat dalam sekolah yang sama dengan satu
guru. Pembelajaran kelas rangkap juga sering disebut multigrade teaching (MGT)
atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah pembelajaran kelas rangkap
(Ruslan, 2011: 2).
Pembelajaran kelas rangkap atau multigrade dikhususkan untuk para peserta
didik yang tinggal di daerah-daerah pedesaan dan terpencil dengan jumlah
penduduknya yang jarang dan kurang beruntung (disadvantaged). Hal ini
dimaksudkan untuk (1) mengurangi kesenjangan pendidikan antara anak-anak di
daerah perkotaan dan pedesaan serta (2) memberikan layanan pendidikan yang
dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak usia sekolah dalam rangka
pelaksanaan Pendidikan Dasar. Dalam pembelajaran terutama pembelajaran kelas
rangkap, kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai salah satu
sumber belajar sangatlah penting (Abidin, 2011: 7).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model diskusi meja bundar?
2. Bagaimana langkah-langkah model diskusi meja bundar?
3. Apa kelebihan model diskusi meja bundar?
4. Apa kekurangan model diskusi meja bundar?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian dari model diskusi meja bundar.
2. Mengetahui langkah-langkah dari model diskusi meja bundar.
3. Mengetahui kelebihan dari model diskusi meja bundar.
4. Mengetahui kekurangan dari model diskusi meja bundar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mendalam dam lebih mudah dengan mengghubungkan ide ide atau gagasan yang
muncul. Sangat kecil kemungkinan siswa yang hanya menggantungkan pekerjaan
pada siswa lain. Tidak ikut berperan dalam kelompok nya karena semua siswa
dalam diskusi satu kelompok round table dituntut untuk menyumbangkan satu
atau lebih idenya. Di samping itu.dapat menumbuhkan rasa solidaritas dalam diri
siswa karena siswa yang kurang mampu dapat dibantu oleh siswa yang mampu.
Dengan penerapan model kooperatif tipe round table ini diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang ada dan tujuan pembelajaran matematika dapat
tercapai dengan baik.
Pembelajaran kooperatif tipe round table dalam peleksanaannya membagi
siswa dalam tiap kelompok yang hetrogen. Siswa berdiskusi dalam satu kelompok
di sebuah meja bundar untuk memecahkan permasalahan.Tiap kelompok terdiri
dari 4-6 orang siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam menulis deskripsi
dikelompokkan dengan siswa yang kemampuannya kurang. Meja bundar juga
bias digunakan untuk pemikiran kreatif penerapan sederhana atau memeriksa. Ini
memperkuat keterampilan kreatif seperti mengambil giliran dan mendengarkan
tanpa interupsi. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe round
table tersebut diharapkan akan tercipta peer tutor (tutor teman sebaya).
Pembelajaran kooperatif tipe round table sama halnya dengan pembelajaran
keliling kelompok dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkat kelas.
4
1. Guru memberikan penyampaian tujuan dari proses pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa serta menjelaskan tugas yang akan
didiskusikan.
2. Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang
beranggotakan 4-6 orang, berdasar kantingkat kemampuun.siswa yaitu
siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Sedang dan kurang
3. Setiap anggota memegang selembar kertas yang berisi pertanyaan yang
berbeda-beda. Selanjutnya pertanyaan tersebut dianalisis dan dicari solusi
pemecahannya. Pada tahap ini siswa dilatih untuk berpikir dan
bertanggung jawab terhadap tugas yang dibeikan.
4. Dalam waktu yang sudah ditentukan, lembar jawaban alas pertanyaan itu
dlberikan kepada anggota lain untuk dianalisis dan dievaluasi. Pada tahap
ini siswa dilatih kecermatan dan ketelitiannya untuk menganalisis jawaban
dan anggota kelompok yang lain dan memberikan konstribusinya
5. Begitu seterusnya,sampai semua pertanyaan itu selesai dijawab dan
dianalisis. Kemudian dilakukan diskusi kelompok untuk menarik
kesimpulan. Pada tahap ini siswa dilatih untuk berani mengemukakan
pendapatnya dan pada tahap ini pula terjadi interaksi siswa
6. Dilakukan diskusi kelas untuk mengemukakan. Mengemukakan, hasil
pekerjaannya dengan giliran bicaram sesuai arah putaran jarum jam. Disini
siswa dilatih untuk berani mengemukakan dan mengemukakan hasil
pekerjaannya.
7. Selanjutnya guru memberikan umpan balik dari proses diskusi dan
mengevaluasi hasil kerja siswa.
5
3. Adanya tanggungjawab pribadi dimana setiap anggota kelompok harus
memiliki konstribusi aktif dalam bekerja kelompok.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perkembangannya, model pembelajaran kooperalif tipe round table ini
sering kali digunakan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan karena model
seperti ini dirasa lebih efektif memberikan keutungan lebih dalam penyelesaian
pemasalahan. Tidak hanya itu.model pembelaja kooperatif tipe round table ini
juga digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Salah satunya pembelajaran
matematika dengan metode round table.
B. Saran
Makalah ini dibuat agar dapat membantu pendidik untuk lebih memahami
tentang model diskusi meja bundar dalam penggunaannya sebagai model untuk
kelas rangkap. Apabila terdapat kesalahan dalam hal pengetikan maka penulis
meminta maaf sebesar-besarnya karena penulis juga manusia biasa, kritik dan
sarannya sangat berguna demi kesempurnaan makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, R. (2014). Model Cooperative Learning Tipe Round Table Dan Hasil
Belajar Siswa. Skripsi , 17-20.
Ningsih, M. F. (2015). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Round Table Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa. Skripsi , 20-22.