Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
Latar Belakang................................................................................................................. 2
Permasalahan.................................................................................................................. 2
Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
”KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN” ................................................................................... 4
A.TUMBUHAN BERPEMBULUH....................................................................................... 4
B.TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH .......................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................................... 17
Kesimpulan.................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka................................................................................................................... 18
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN”.

Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah “KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN”.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “KEANEKARAGAMAN


TUMBUHAN”.

ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Banjarmmasin, 27 September 2016

Penyusun : M. Fitri Padhillah


M. Rizki Abdilah
Muhammad Said Zajuli Rahman

1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keanekaragaman tumbuhan adalah suatu pembahasan yang
mencakup jenis-jenis tumbuhan, yang dapat dikelompokkan menurut skala
organisasi biologisnya, yaitu mencakup spesies tumbuhan, dan ekosistem.
Hutan Indonesia menyimpan beragam flora yang belum
teridentifikasi. Kesemuanya merupakan kekayaan bangsa kita yang harus
di kenali dan di manfaatkan secara bijak untuk kemaslahatan hajat hidup
orang banyak. Keanekaragaman tumbuhan ini terhampar dari timur hingga
barat tersebar di ribuan pulau di nusantara baik berupa tumbuhan/hewan
tingkat rendah, maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Dunia tumbuhan dikelompokan menjadi tumbuhan yidak
berpembuluh atau non-Tracheophyta dan tumbuhan berpembuluh atau
Tracheophyta. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah kelompok lumut
sedangkan kelompok tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan paku-
pakuan dan tumbuhan berbiji
Berdasarkan pernyataan diatas kita tahu bahwa sangat penting
mengetahui keanekaragaman tumbuhan khususnya di Indonesia agar kita
dapat mengetahui cara melestarikan keanekaragaman tersebut.

Permasalahan
Keanekaragaman tumbuhan Indonesia sebagian telah
dimanfaatkan, sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian lagi
belum dikenal. Pada dasarnya keanekaragaman tumbuhan dapat
memulihkan diri, namun kemampuan ini bukan tidak terbatas. Karena
diperlukan untuk hidup dan dimanfaatkan sebagai modal pembangunan,
maka keberadaan keanekaragaman tumbuhan amat tergantung pada
perlakuan manusia.

2
Pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan secara langsung bukan
tidak mengandung resiko. Dalam hal ini, kepentingan berbegai sektor
dalam pemerintahan, masyarakat dan swasta tidak selalu seiring. Banyak
unsur yang mempengaruhi masa depan keanekaragaman hayati Indonesia,
seperti juga tantangan yang harus dihadapi dalam proses pembangunan
nasional secara keseluruhan, khususnya jumlah penduduk yang besar dan
menuntut tersedianya berbagai kebutuhan dasar. Peningkatan kebutuhan
dasar tersebut antara lain menyebabkan sebagian areal hutan alam berubah
fungsi dan menyempit.

Tujuan
Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman tumbuhan;
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman tumbuhan;
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman tumbuhan;

3
BAB II
PEMBAHASAN
”KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN”

A.TUMBUHAN BERPEMBULUH

1.Pengertian Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta)

Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta) merupakan tumbuhan yang


memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dariakar,
batang, dan daun sejati. akar memiliki fungsi sebagi alat untuk menyerap air dan
zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernafasan. Daun
berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis.

2.Jenis-Jenis Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta)

a) Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan Paku merupakan kelompok tumbuhan yang sudah


mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Reproduksi aseksualnya dengan
menghasilkan spora. Disamping itu, tumbuhan paku juga disebut
tumbuhan berpembuluh (Trakeophyta) karena memiliki pembuluh angkut.
 Ciri Tubuh :
1. Ukuran dan bentuk tubuh
Memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm .
sampai tumbuhan paku di darat yang mencapai tinggi 15 m . tumbuhan
paku purba yang telah menjadi fosil di perkirakan ada yang mencapai
tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi ada
yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan seperti tanduk rusa.
2. Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit

4
Sebagian besar tumbuhan paku sporofit memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Namun ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan
daun sejati. Batang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang
menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang tumbuhan paku yang
tidak memiliki akar sejati memiliki akar berupa rizoid yang terdapatb
pada rizoom atau pangkal batang.
3. Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter
sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati
yang di sebut protalus. Protalus berupa lembaran, yang memiliki rizoid
pada bagian bawahnya dan memiliki klorofil untuk fotosintesis.
4. Cara hidup dan habitat
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan
paku ada yang hidup mengapung di air (misalnya azolla pinnata dan
marsileia crenata). Namun umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan
terestrial (tumbuhan darat). Tumbuhan paku lebih melimpah di daerah
hutan hujan tropis.

 Reproduksi
Paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Generasi
gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora di
hasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam
sporamium. Sporamium terdapat pada sporofit yang terletak di daun atau
batang. Spora haploid yang di hasilkan di terbangkan oleh angin dan jika
sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan
selanjutnya menjadi gametofit yang haploid.
Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada
arkegoniom. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum
oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n).
Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n) . embrio tumbuh
menjadi sporofit yang diploid (2n).

5
 Klasifikasi

Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pterydophyta)

Pterydophyta dibagi menjadi 4 divisio, yaitu sebagi berikut :

1. Psilopsida (paku purba)


Sebagian besar paku purba merupaka tumbuhan paku yang telah
punah, paku purba yang memiliki daun umumnya berukuran kecil
(mikrofil) dan berbentuk sisik . batang paku purba bercabang di
kotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m.
Contoh : psilophyta antara lain psilotum sp. (paku purba berdaun
kecil) dan Rhynia sp. (paku purba tak berdaun).

2. Lycopsida (paku kawat)


Paku kawat mencakup sekitar 1000 species tumbuhan paku terutama
dari genus lycopodium dan selaginella. Paku kawat menempel di
pohon atau hidup bebas di tanah daunnya berukuran kecil dan tersusun
rapat.
Contoh : Lycopsida sp, dan selaginella sp

3. sphenopsida (paku ekor kuda)


paku ekor kuda saat ini hanya tinggal 15 species dari satu genus.
Terutama hidup di habitat lembab di daerah sub tropis. Seperti paku
purba dan paku kawat, anggota paku ekor kuda banyak yang berupa
tumbuhan paku purba yang sudah punah dan menjadi fosil.
Contoh : Equisetum debile

6
4. Pteropsida (Paku sejati)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita
lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah
tropis dan sub tropis. Batang dapat berupa batang dalam tanah (rizom)
atau batang di atas tanah.
Contoh : Marsilea crenata (semanggi), Platycerum bifurcatum
(Paku tanduk rusa), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Adiantum cuneatum (suplir), dan azzola pinnata (paku sawah)

 Manfaat Tumbuhan Paku

 Sebagai tanaman hias asplenium nidus (paku sarang burung)


 sebagai bahan penghasil obat-obatan. contoh Asipidium filixmas
 Sebagai sayur-sayuran. Contoh Marsilea crenata (semanggi)
 Sebagai pupuk hijau. contoh azolla pinnata bersimibosis dengan
anabaena azollae
 Sebagai pelindung tanaman di persemian. Contoh Gleichenia linearis

b) Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) merupakan suatu jenis


tumbuhan berpembuluh (Trakheophyta) karena mempunyai biji salah satu
ciri khas tumbuhan berbiji (Spermatophyta). dan bunga nya sebagi alat
reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan
gamet jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina
disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Didalam biji
terdapat embrio/lembaga(calon tumbuhan baru).

7
 Ciri tubuh
A. Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan berbiji berukuran makroskopis dengan kentinggian
yang sangat bervariasi.tumbuhan berbiji tertinggi berupa pohon dengan
tinggi melebihi 100m.
B. Struktur dan fungsi tubuh
Tumbuhan berbiji merupakan heterospora.tumbuhan berbiji
membentu stuktur megasporania dan mekrossporangia yang
berkumpul pada suatu sumbu pendek.
 Cara hidup dan habitat
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup didarat.namun,tumbuhan
berbiji ada yang hidup mengapung di air misalnya teratai.
 Reproduksi

Buah,biji,dan,lembaga hanya akan terjadi setelah terlebih dahulu


pada bunga terjadi peristiwa penyerbukan (polinasi) dan pembuahan
(pertilisasi).penyerbukan adalah menempelnya serbuk sari pada kepala
putik.pembuahan adalah terjadinya penyatuan sel telur yang terdapat
didalam kantong lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari
serbuk sari.setelah mengalami vertilisasi, terbentuklah zigot.zigot akan
berkembang menjadi embrio dan embrio akan terus berkembang menjadi
buah.

 Klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

1. Gymnospermae (Tumbuhan biji Terbuka)

Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji


tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan
berbentuk kerucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus jantan dan
strobilus betina. Gymnospermae terbagai menjadi 4 kelas yaitu :

8
Cyadinae, Contoh : Cycas rumphii (pakis haji)

Coniferae, contoh : Pinus merkusi (pinus)

Gnetinae, contoh : Gnetum gnemon (melinjo)

Gingkgoinae, contoh : gingko biloba

2. Angiospermae (Tumbuhan biji Tertutup)

Angiospermae memiliki bunga sejati sebagi alat reproduksi. bakal


biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga pada angiospermae ada yang
lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak
bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari. Biji terbungkus bakal buah.
Setelah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung
kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan).
Angiospermae terbagai menjadi dua kelas, yaitu :

1) Kelas Dicotyledoneae
Tanaman berupa semak, perdu, herba, ataupun pohon.
Berkeping dua (Memiliki dua daun lembaga), akar tunggang,
batang kerucut panjang, bercabang, dan berkambium. Daun
tunggal atau majemuk, jarang berpelepah, tulang daun menyirip,
atau menjari, dan bunga bersifat kelipatan dua, empat, atau lima.
Dapat mengalami pertumbuhan sekunder (pertumbuhan melebar).
contoh Mangifera indica (mangga), Manihot utillisima (Ketela
pohon), dan Psidium guajava (jambu biji).
2) Kelas Monocotyledoneae
berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun lembaga),
berakar serabut, batang sama besar dan tidak bercabang. Daun
tunggal berpelepah, bertulang sejajar, bunga berkelipatan tiga
(trimer), akar dan batang tidak berkambium, xilem dan floem

9
tersebar. Conoth Oryza sativa ( padi), Zea mays (jagung), dan
Cocos nucifera (kelapa).

 Manfaat Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


 Sebagai makanan pokok, Contoh : gandum, jagung, padi, dan sagu.

 Untuk sayuran, sebagi sumber serat dan sumber portein. contoh :


Kacang, tomat, kol, wortel, kentang.
 Sebagai bahan sandang. Contoh : kapas dan rami.
 Sebagai bahan bangunan dan perabotan. Contoh : jati, meranti, dan
sana keling.
 Sebagai bahan obat-obatan. Contoh : kumis kucing, mengkudu,
daun dewa, dan adas.
 Sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida dan
sumber oksigen. Contoh : angsana, jati, mahoni, dan pinus.
 Untuk Dekorasi, upacara adat, keagamaan, serta kosmetik. Contoh
: Berbagai bunga.

3.Tumbuhan berpembuluh tanpa biji

Ada beberapa jenis tumbuhan berpembuluh tanpa biji di antarnya :

1). Lycophyta

Lycophyta modern adalah lumut gada. Umum di temukan


di hutankayu amerika utara, tempat tumbuh ini di kenal sebagai
paku kawat. Terbentuk dalam strobilus, suatu struktur
lunak,berbentuk kerucut yang tersusun dari daun termodifikasi.
Banyak jenis lain tumbuhan berpembuluh juga memiliki strobili.

10
Tumbuhan berpembuluh tanpa biji di antaranya :
a. Lumut gada (Lycopodium) sekitar 20 cm (8inci). Spora
terbentuk dalam strobili.
b. Paku janggut (psilotum) dengan sporangia di ujung cabang
lateral pendek.
c. Paku ekor kuda (equisetum)
d. Batang fotosintetik dan Strobius berspora di ujung batang
nonfotosintetik

B.TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH


Tumbuhan tidak berpembuluh merupakan tumbuhan yang tidak
memiliki pembuluh sehingga tidak memiliki jaringan yang berfungsi mengangkut
zat makanan, air dan mineral. Pengangkutan tidak di lakukan oleh pembuluh,
hanya melalui antar sel. Umumnya tumbuhan ini di kenal dengan nama lumut, di
kelompokan ke dalam tiga divisi, yaitu divisi lumut daun atau lumut sejati (
bryophyta), lumut hati (hepatophyta), dan lumut tanduk (Anthocerophyta).

Lumut memiliki dua macam fase pergiliran keturunan, yakni fase


sporofit dan fase gametofit. Pada fase sporofit di hasilkan spora haploid
(aseksual), sedangkan pada fase gametofit dihasilkan gamet jantan dan gamet
betina seksual.

 Karakteristik Tumbuhan tidak berpembuluh

Kebanyakan Bryophyta merukuran kecil. Bryophyta tidak hanya


kekurangan jaringan pembuluh angkut; Bryophyta juga kekurangan daun
daun, biji, dan bunga.

11
Alih-alih akar, mereka memiliki bagian seperti rambut yang
disebut rhizoid sebagai jangkar mereka ke tanah dan menyerap air dan
mineral

Bryophyta menempati relung di habitat lembab, namun, karena


mereka tidak memiliki jaringan pembuluh darah, mereka tidak sangat
efisien dalam menyerap air.

 Ciri-ciri Bryophyta lainnya adalah


 Tidak mempunyai jaringan pembuluh
 Tidak memiliki akar, batang, dan daun
 Penyerapan air dilakukan oleh sel paling luar
 Mempunyai rizoid sebagai alat pelekat
 Menghasilkan sperma berflagel
 Siklus hidup : generasi gametofit dominan, sporofit tereduksi
tidak mempunyai pembuluh angkut(xilem dan floem)
 tidak memiliki akar,batang dan daun sejati
contoh;lumut (Bryophyta)
 Tumbuhan berpembuluh mempunyai floem dan xilem
 mempunyai akar,batang dan daun sejati
contoh;tumbuhan paku

A. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat yang tumbuhnya
tidak dapat di bedakan antara akar, batang, dan daun. Selain itu, tubuh
lumut juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Namun, lumut memiliki
klorofil sehingga di golongkan kingdom plantae. Sebagian lumut ada yang
tubuhnya masih berupa talus (lembaran) dan ada yang sudah memiliki
bagian tubuh mirip dengan akar, batang, dan daun. Oleh karena itu, lumut
disebut sebagai peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dan
tumbuhan berkormos (Cormophyta) yang memiliki akar, batang, dan daun
sejati.

12
 Ciri-ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Ciri tubuh lumut meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi
tubuh.
a. Ukuran dan bentuk tubuh lumut
berukuran makroskopik dengan tinggi rata-rata 1-2 cm.
Lumut tertinggi berukuran sekitar 40 cm dalam siklus hidupnya, lumut
mengalami pergantian generasi, yaitu gametofit dan sprofit. Bentuk
lumut yang sering kita lihat sebenarnya adalah lumut gametofit.
Gsmetofit adalah lumut yang menghasilkan sel kelamin atau gamet
gametofit ada yang berbentuk lembaran juga ada yang berbentuk
tumbuhan kecil yang memiliki bagian menyerupai batang dan daun
serta bagian akar berupa benang sporofit menumpang pada tubuh
gametofit. Sporofit adalah lumut yang menghasilkan spora bentuk
sporofit ada yang seperti terompet memanjang dan seperti kapsul
bertangkai panjang.

b. Struktur dan fungsi tubuh

lumut terdiri dari sel-sel yang memiliki kloroplas. Kloroplas


mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis. Pada lumut berbentuk
talus, sel-sel yang mengandung klorofil terutama pada jaringan sebelah
atas sebaliknya pada lumut berbentuk tumbuhan kecil sel pada batang
dan daunnya tidak sejati mengandung klorofil.

c. Cara hidup dan habitat

Lumut adalah organisme fotoautotrof yang dapat mensintesis


makanannya sendiri air dan mineral yang di butuhkan untuk
fotosintesis diperoleh dengan cara difusi oleh bagian bagian tubuhnya.

13
 Reproduksi

Lumut berkembang biak secara aseksual dan seksual repruduksi


aseksual di lakukan dengan spora. Spora di hasilkan oleh pembelahan yang
terjadi dalam sporamium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan
sporofit adalah spora haploid. Spora tersebut tumbuh menjadi protonema.

Reproduksi aseksual lumut terjadi dengan adanya penyatuan gamet


jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum).

Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada


arkegonium. Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum
(fettilisasi). Tumbuhan menghasilkan zigot yang diploid. Zigot membelah
menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).

Reproduksi lumut tersebut menunjukan adanya pergiliran antara


generasi gametofit (n) dan generasi sporofit(2n). Pergiliran antara generasii
gametofit dan generasi sporofit di sebut metagenesis. Pada lumut, gametofit
adalah generasi yang dominan dalam daur hidupnya.

 Klasifikasi

A . lumut hati (Hepaticopsida)


Divisi Hepaticopsida atau lumut hati banyak ditemukan menempel
di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembap. Tubuh lumut hati
memiliki struktur mirip akar, batang, dan daun. Siklus hidup lumut hati
mirip dengan lumut daun. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.

Perkembangbiakan lumut hati dilakukan secara seksual dan


aseksual. Secara seksual dengan membentuk anteridium dan arkegonium.
Secara aseksual, lumut hati melakukan reproduksi dengan sel yang
strukturnya menyerupai mangkuk berisi kumpulan tunas di permukaan

14
gametofit. Struktur ini disebut gemma cup. Contoh lumut hati adalah
Marchantia polymorpha dan Porella

B. Lumut Tanduk (Anthocerophyta)


Divisi Anthocerophyta memiliki struktur tubuh mirip tanduk
sehingga dinamakan lumut tanduk. Anthocerophyta hanya memiliki satu
kloroplas di dalam tiap selnya. Oleh karena itu, Anthocerophyta dianggap
sebagai lumut primitif. Siklus hidupnya menyerupai divisi Bryophyta dan
Hepatophyta. Fase gametofitnya lebih dominan dari sporofitnya. Contoh
Anthocerophyta adalah Anthoceros sp.

C. Lumut Daun (Bryophyta)


Bryophyta belum memiliki akar, daun, dan batang yang jelas.
Struktur mirip akar pada Bryophyta disebut rhizoid. Rhizoid membawa air
dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak memiliki
pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi tersebut. Oleh karena itu,
lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh. Difusi air
dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di tubuh
lumut yang saling berhubungan. Oleh karena itu, ukuran tubuh mereka
terbatas, hanya kurang dari 2 cm tingginya. Contoh Bryophyta adalah
Polytrichum sp. dan Sphagnum sp.

 Evolusi Tumbuhan tidak berpembuluh

Tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan pertama yang


berevolusi. Dibandingkan dengan tumbuhan lain, ukurannya yang kecil
dan kurangnya struktur khusus, seperti jaringan pembuluh darah, batang,
daun, atau bunga, menjelaskan mengapa tumbuhan ini berkembang
pertama. Tumbuhan tidak berpembuluh pertama yang berkembang adalah
lumut hati. Lumut hati berkembang agak lambat, dan lumut tampaknya
telah berevolusi dimasa lalu. Dari semua bryophyta, lumut daun yang

15
paling mirip dengan tumbuhan vaskular. Agaknya, mereka berbagi nenek
moyang terbaru dengan tumbuhan vaskular.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

.Dari seluruh isi pembahasan tentang tumbuhan yang tidak berpembuluh


dan tumbuhan berpembuluh, dapat diperoleh kesimpulan:

1. Pada suatu tumbuhan berpembuluh minimal terdiri dari tiga komponen


yaitu akar, batang, dan daun.
2. Akar dalam suatu tumbuhan dibagi menjadi dua macam yaitu akar
tunggang dan akar serabut.
3. Berdasarkan jumlah daun dalam setiap tangkai daun , maka ada yang
disebut daun tunggal dan dan daun majemuk yang terdiri atas dua jenis
urat daun, ada yang menyirip dan ada yang menjari.
4. Berdasarkan keberadaan alat kelamin yang ada pada bunga, bunga
dibedakan menjadi dua macam, yaitu bunga banci dan bunga berkelamin
tunggal.
5. Berdasarkan jumlah bunga yang terdapat dalam satu tangkai, bunga
dibedakan menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.

17
Daftar Pustaka

Starr,Cecie. Ralph Taggart. Christine Evers. dan Lisa Starr. 2012. Biologi:
Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12-Buku 1. Jakarta
Selatan: Salemba Teknika.
Campbell,Neil A. dan Jane B. Reece. 2008. Biologi Edisi 8, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Aryulina,Diah. Choirol Muslim. Syalfinaf Manaf. dan Endang Widi Winarni.
2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Di akses tanggal 29-September-2016. Pukul 16.00.


http://brainly.co.id/tugas/1652870
http://www.seputarilmu.com/2015/12/pengertian-jenis-jenis-dan-manfaat_28.html
http://artikeltop.xyz/ciri-ciri-tumbuhan-tidak-berpembuluh-bryophyta.html
https://biologi-indonesia.blogspot.co.id/2013/11/penjelasan-tentang-tumbuhan-
tidak.html

18

Anda mungkin juga menyukai