KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
Latar Belakang................................................................................................................. 2
Permasalahan.................................................................................................................. 2
Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
”KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN” ................................................................................... 4
A.TUMBUHAN BERPEMBULUH....................................................................................... 4
B.TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH .......................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................................... 17
Kesimpulan.................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka................................................................................................................... 18
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN”.
Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah “KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN”.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keanekaragaman tumbuhan adalah suatu pembahasan yang
mencakup jenis-jenis tumbuhan, yang dapat dikelompokkan menurut skala
organisasi biologisnya, yaitu mencakup spesies tumbuhan, dan ekosistem.
Hutan Indonesia menyimpan beragam flora yang belum
teridentifikasi. Kesemuanya merupakan kekayaan bangsa kita yang harus
di kenali dan di manfaatkan secara bijak untuk kemaslahatan hajat hidup
orang banyak. Keanekaragaman tumbuhan ini terhampar dari timur hingga
barat tersebar di ribuan pulau di nusantara baik berupa tumbuhan/hewan
tingkat rendah, maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Dunia tumbuhan dikelompokan menjadi tumbuhan yidak
berpembuluh atau non-Tracheophyta dan tumbuhan berpembuluh atau
Tracheophyta. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah kelompok lumut
sedangkan kelompok tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan paku-
pakuan dan tumbuhan berbiji
Berdasarkan pernyataan diatas kita tahu bahwa sangat penting
mengetahui keanekaragaman tumbuhan khususnya di Indonesia agar kita
dapat mengetahui cara melestarikan keanekaragaman tersebut.
Permasalahan
Keanekaragaman tumbuhan Indonesia sebagian telah
dimanfaatkan, sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian lagi
belum dikenal. Pada dasarnya keanekaragaman tumbuhan dapat
memulihkan diri, namun kemampuan ini bukan tidak terbatas. Karena
diperlukan untuk hidup dan dimanfaatkan sebagai modal pembangunan,
maka keberadaan keanekaragaman tumbuhan amat tergantung pada
perlakuan manusia.
2
Pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan secara langsung bukan
tidak mengandung resiko. Dalam hal ini, kepentingan berbegai sektor
dalam pemerintahan, masyarakat dan swasta tidak selalu seiring. Banyak
unsur yang mempengaruhi masa depan keanekaragaman hayati Indonesia,
seperti juga tantangan yang harus dihadapi dalam proses pembangunan
nasional secara keseluruhan, khususnya jumlah penduduk yang besar dan
menuntut tersedianya berbagai kebutuhan dasar. Peningkatan kebutuhan
dasar tersebut antara lain menyebabkan sebagian areal hutan alam berubah
fungsi dan menyempit.
Tujuan
Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman tumbuhan;
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman tumbuhan;
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman tumbuhan;
3
BAB II
PEMBAHASAN
”KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN”
A.TUMBUHAN BERPEMBULUH
4
Sebagian besar tumbuhan paku sporofit memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Namun ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan
daun sejati. Batang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang
menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang tumbuhan paku yang
tidak memiliki akar sejati memiliki akar berupa rizoid yang terdapatb
pada rizoom atau pangkal batang.
3. Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter
sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati
yang di sebut protalus. Protalus berupa lembaran, yang memiliki rizoid
pada bagian bawahnya dan memiliki klorofil untuk fotosintesis.
4. Cara hidup dan habitat
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan
paku ada yang hidup mengapung di air (misalnya azolla pinnata dan
marsileia crenata). Namun umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan
terestrial (tumbuhan darat). Tumbuhan paku lebih melimpah di daerah
hutan hujan tropis.
Reproduksi
Paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Generasi
gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora di
hasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam
sporamium. Sporamium terdapat pada sporofit yang terletak di daun atau
batang. Spora haploid yang di hasilkan di terbangkan oleh angin dan jika
sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan
selanjutnya menjadi gametofit yang haploid.
Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada
arkegoniom. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum
oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n).
Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n) . embrio tumbuh
menjadi sporofit yang diploid (2n).
5
Klasifikasi
6
4. Pteropsida (Paku sejati)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita
lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah
tropis dan sub tropis. Batang dapat berupa batang dalam tanah (rizom)
atau batang di atas tanah.
Contoh : Marsilea crenata (semanggi), Platycerum bifurcatum
(Paku tanduk rusa), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Adiantum cuneatum (suplir), dan azzola pinnata (paku sawah)
7
Ciri tubuh
A. Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan berbiji berukuran makroskopis dengan kentinggian
yang sangat bervariasi.tumbuhan berbiji tertinggi berupa pohon dengan
tinggi melebihi 100m.
B. Struktur dan fungsi tubuh
Tumbuhan berbiji merupakan heterospora.tumbuhan berbiji
membentu stuktur megasporania dan mekrossporangia yang
berkumpul pada suatu sumbu pendek.
Cara hidup dan habitat
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup didarat.namun,tumbuhan
berbiji ada yang hidup mengapung di air misalnya teratai.
Reproduksi
8
Cyadinae, Contoh : Cycas rumphii (pakis haji)
1) Kelas Dicotyledoneae
Tanaman berupa semak, perdu, herba, ataupun pohon.
Berkeping dua (Memiliki dua daun lembaga), akar tunggang,
batang kerucut panjang, bercabang, dan berkambium. Daun
tunggal atau majemuk, jarang berpelepah, tulang daun menyirip,
atau menjari, dan bunga bersifat kelipatan dua, empat, atau lima.
Dapat mengalami pertumbuhan sekunder (pertumbuhan melebar).
contoh Mangifera indica (mangga), Manihot utillisima (Ketela
pohon), dan Psidium guajava (jambu biji).
2) Kelas Monocotyledoneae
berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun lembaga),
berakar serabut, batang sama besar dan tidak bercabang. Daun
tunggal berpelepah, bertulang sejajar, bunga berkelipatan tiga
(trimer), akar dan batang tidak berkambium, xilem dan floem
9
tersebar. Conoth Oryza sativa ( padi), Zea mays (jagung), dan
Cocos nucifera (kelapa).
1). Lycophyta
10
Tumbuhan berpembuluh tanpa biji di antaranya :
a. Lumut gada (Lycopodium) sekitar 20 cm (8inci). Spora
terbentuk dalam strobili.
b. Paku janggut (psilotum) dengan sporangia di ujung cabang
lateral pendek.
c. Paku ekor kuda (equisetum)
d. Batang fotosintetik dan Strobius berspora di ujung batang
nonfotosintetik
11
Alih-alih akar, mereka memiliki bagian seperti rambut yang
disebut rhizoid sebagai jangkar mereka ke tanah dan menyerap air dan
mineral
12
Ciri-ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Ciri tubuh lumut meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi
tubuh.
a. Ukuran dan bentuk tubuh lumut
berukuran makroskopik dengan tinggi rata-rata 1-2 cm.
Lumut tertinggi berukuran sekitar 40 cm dalam siklus hidupnya, lumut
mengalami pergantian generasi, yaitu gametofit dan sprofit. Bentuk
lumut yang sering kita lihat sebenarnya adalah lumut gametofit.
Gsmetofit adalah lumut yang menghasilkan sel kelamin atau gamet
gametofit ada yang berbentuk lembaran juga ada yang berbentuk
tumbuhan kecil yang memiliki bagian menyerupai batang dan daun
serta bagian akar berupa benang sporofit menumpang pada tubuh
gametofit. Sporofit adalah lumut yang menghasilkan spora bentuk
sporofit ada yang seperti terompet memanjang dan seperti kapsul
bertangkai panjang.
13
Reproduksi
Klasifikasi
14
gametofit. Struktur ini disebut gemma cup. Contoh lumut hati adalah
Marchantia polymorpha dan Porella
15
paling mirip dengan tumbuhan vaskular. Agaknya, mereka berbagi nenek
moyang terbaru dengan tumbuhan vaskular.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
Daftar Pustaka
Starr,Cecie. Ralph Taggart. Christine Evers. dan Lisa Starr. 2012. Biologi:
Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12-Buku 1. Jakarta
Selatan: Salemba Teknika.
Campbell,Neil A. dan Jane B. Reece. 2008. Biologi Edisi 8, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Aryulina,Diah. Choirol Muslim. Syalfinaf Manaf. dan Endang Widi Winarni.
2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
18