Disusun Oleh :
1. ZANARIAH ABDULMALIK
2. USWATUN HASANAH
3. RINA DIANTI
4. CUT SHAVIATUNNISA
5. NURUL WILDA
6. NURMASHITAH
7. M. ILMI AL ASSIDDIQI
8. MUHAMMAD RAFI
MAN 3 BIREUEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Flora dan
Fauna dengan baik.
Untuk menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan kerjasama
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada
guru bidang studi.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu penulis berharap
kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Terimakasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBASAHAN...............................................................................3
A. Apa Yang Dimaksud Flora Dan Fauna...............................................3
B. Penjelesan Flora Dan Fauna...............................................................3
C. Contoh 5 Macam Fauna......................................................................6
D. Contoh 5 Macam Flora.....................................................................18
BAB III PENUTUP.....................................................................................33
A. Kesimpulan.......................................................................................33
B. Saran.................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
melimpah baik flora maupun fauna. Keanekaragaman flora dan fauna di
Indonesia tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah Indonesia itu
sendiri. Ada tumbuhan dan hewan yang hanya dapat hidup di daerah yang
beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang
hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin, lembab ataupun kering. Proses
migrasi pada tumbuhan dan hewan di pengaruhi oleh kemampuanya
berevolusi, kemampuannya dalam menyesuaiakan dirinya untuk
mempertahankan hidupnya, faktor lingkungannya baik itu biotik maupun
abiotik, dan juga faktor geologis.
Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi, satu spesies dengan
spesies lainya senantiasa terjdi suatu interksi baik secara langsung maaupun
tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau
kelompok suatu kehidupan. Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi
keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan tumbuh-
tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah atau
bioma tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan
daerah tersebut untuk memberi makan.
Keberagaman flora fauna ini senantiasa memberikan keuntungan besar
bagi masyarakat terutama dalam bidang ekonomi. Pemanfaatan sumber daya
hayati yang teradi secara terus menerus dan terkadang tidak diimbangi
dengan adanya pelestarian mengakibatkan jumlah populasi flora fauna
semakin berkurang tiap tahunnya, bahkan mendekati punah. Oleh karena itu
dalam makalah ini selain akan membahas tentang persebaran flora fauna juga
faktor perebaran tersebut, juga akan dibahas bagaimana menjaga flora fauna
itu untuk tetap lestari hingga anak cucu kita nanti juga masih dapat
menikmatinya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persebaran flora di Indonesia ?
2. Apa faktor penyebab terjadinya persebaran flora di Indonesia ?
3. Bagaimana persebaran fauna di Indonesia ?
4. Apa faktor penyebab terjadinya persebaran fauna di Indonesia ?
5. Bagaimana upaya untuk mencegah kepunahan flora fauna di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana persebaran flora di Indonesia.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya persebaran flora di Indonesia.
3. Mengetahui bagaimana persebaran fauna di Indonesia.
4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya persebaran fauna di Indonesia.
5. Mengetahui upaya untuk mencegah kepunahan flora fauna di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Penjelesan Flora Dan Fauna
Definisi: Flora adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keseluruhan
tumbuhan yang tumbuh di suatu wilayah atau lingkungan tertentu pada
waktu tertentu. Flora mencakup berbagai jenis tanaman, mulai dari
mikroorganisme seperti ganggang dan lumut, hingga tumbuhan
berpembuluh seperti paku, tumbuhan berbunga, dan pohon-pohon.
Jenis Flora:
Tumbuhan Berpembuluh: Termasuk paku-pakuan, lumut hati, dan
tumbuhan berbunga yang memiliki sistem pembuluh untuk mengangkut
air dan nutrisi.
Tumbuhan Berbunga: Mencakup berbagai jenis tanaman yang
menghasilkan bunga, buah, dan biji sebagai bagian dari siklus hidup
mereka.
Ganggang dan Lumut: Termasuk mikroorganisme seperti ganggang hijau,
coklat, dan merah, serta lumut yang umumnya tumbuh di lingkungan
lembap.
Fungsi Flora:
Penghasil Oksigen: Tumbuhan melakukan fotosintesis, mengubah karbon
dioksida menjadi oksigen, yang sangat penting untuk kehidupan hewan
dan manusia.
Penyedia Nutrisi: Beberapa tumbuhan merupakan sumber utama nutrisi
untuk manusia dan hewan.
Pelestarian Lingkungan: Tumbuhan berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem, mencegah erosi tanah, dan menyediakan habitat
bagi berbagai makhluk hidup.
Fauna:
Definisi: Fauna adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seluruh
hewan yang hidup di suatu wilayah atau lingkungan tertentu pada waktu
tertentu. Fauna mencakup berbagai jenis hewan, termasuk mamalia,
burung, reptil, amfibi, ikan, dan serangga.
4
Jenis Fauna:
Mamalia: Seperti manusia, gajah, singa, dan kelelawar.
Burung: Seperti elang, burung hantu, dan merpati.
Reptil: Seperti ular, kura-kura, dan buaya.
Amfibi: Seperti katak dan salamander.
Ikan: Seperti salmon, hiu, dan ikan karang.
Serangga: Seperti semut, lebah, dan ngengat.
Fungsi Fauna:
Pemakan Tumbuhan: Beberapa hewan menjadi konsumen utama
tumbuhan, membantu menjaga populasi tumbuhan agar tidak berlebihan.
Predator dan Mangsa: Hewan berperan sebagai predator yang memangsa
hewan lain atau sebagai mangsa yang menjadi makanan bagi hewan lain.
Penyebaran Bijian dan Spora: Beberapa hewan membantu dalam
penyebaran bijian tanaman dan spora tumbuhan.
Keduanya, flora dan fauna, bersama-sama membentuk keanekaragaman
hayati suatu wilayah dan berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem.
Perubahan dalam salah satu komponen ini dapat memiliki dampak besar
pada ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman dan
pelestarian flora dan fauna sangat penting untuk menjaga keseimbangan
alam.
5
C. Contoh 5 Macam Fauna
1. Kucing Persia
Definisi: Fauna adalah istilah yang merujuk kepada seluruh hewan yang ada di
suatu wilayah atau lingkungan tertentu pada waktu tertentu. Dalam konteks ini,
kucing Persia (Persian cat) termasuk dalam kategori fauna.
Asal Usul: Kucing Persia berasal dari Iran (dahulu Persia) dan merupakan
salah satu ras kucing yang paling terkenal dan diminati di dunia.
Penampilan: Kucing Persia memiliki bulu yang panjang, padat, dan lebat.
Mereka memiliki wajah datar, hidung pesek, dan mata besar yang
memberikan tampilan yang cantik dan menggemaskan.
Sifat: Kucing Persia umumnya dikenal dengan sifat yang tenang, ramah,
dan senang berada di dalam ruangan. Mereka adalah kucing yang suka
bersantai dan cocok sebagai hewan peliharaan di rumah.
Warna dan Pola Bulu: Terdapat berbagai warna dan pola bulu pada
kucing Persia, termasuk solid, dua warna, calico, dan berbagai variasi
warna lainnya.
6
Perawatan: Bulu panjang kucing Persia memerlukan perawatan khusus,
termasuk sikat rutin untuk mencegah kelebihan rambut dan mencegah
masalah kulit.
Interaksi dengan Manusia: Kucing Persia adalah salah satu ras kucing yang
paling populer di kalangan pecinta kucing di seluruh dunia. Mereka sering
dijadikan hewan peliharaan di rumah karena sifat mereka yang lembut dan
penampilan yang menarik. Kucing Persia bisa memberikan keseimbangan
emosional bagi pemiliknya dan sering kali menjadi teman setia dalam kehidupan
sehari-hari.
7
2. Angsa
Angsa adalah salah satu jenis burung air yang dikenal dengan leher panjangnya.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang angsa, termasuk informasi tentang
habitat, perilaku, makanan, dan reproduksi:
1. Deskripsi Fisik:
Angsa memiliki ciri khas berupa tubuh besar dengan leher panjang, paruh lebar,
dan kaki pendek. Bulunya umumnya berwarna putih atau abu-abu, meskipun ada
beberapa spesies yang memiliki bulu berwarna lain.
2. Habitat:
Angsa dapat ditemukan di berbagai habitat air, seperti danau, sungai, rawa, dan
daerah pesisir. Mereka juga sering terlihat di perairan tawar dan sekitarnya,
meskipun beberapa spesies angsa dapat beradaptasi dengan habitat yang lebih
kering.
3. Perilaku:
Angsa merupakan burung sosial dan sering terlihat dalam kelompok besar,
terutama selama musim migrasi. Mereka memiliki kemampuan terbang yang baik
dan sering membentuk formasi V saat bermigrasi untuk menghemat energi.
4. Makanan:
8
Angsa umumnya adalah herbivora. Mereka memakan rumput, biji-bijian, daun,
dan kadang-kadang juga serangga. Beberapa spesies angsa juga dapat menyelam
untuk mencari makanan di bawah air.
5. Suara:
Angsa dikenal dengan panggilan khasnya yang sering terdengar seperti "honk"
atau "hink." Suara ini digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama anggota
kelompoknya.
6. Reproduksi:
Angsa biasanya bersarang di tepi perairan. Mereka membuat sarang dari rumput
dan bulu di daratan yang tinggi untuk melindungi telur dan anak-anak angsa dari
banjir. Proses reproduksi angsa melibatkan pembentukan pasangan yang sering
monogami.
7. Musim Migrasi:
Angsa sering dijinakkan dan dijinakkan oleh manusia untuk keperluan hiasan,
pertunjukan, atau produksi telur dan daging.
9. Konservasi:
9
Demikian penjelasan lengkap tentang fauna angsa. Harap dicatat bahwa
karakteristik dan perilaku angsa dapat bervariasi antara spesies yang berbeda.
3. Jerapah
10
Leher panjang membantu mereka mencapai daun-daun tinggi di
pohon yang tidak dapat dijangkau oleh hewan herbivora lainnya.
2. Tubuh Besar:
Jerapah adalah salah satu hewan terbesar di dunia, dengan berat
badan bisa mencapai 1.360 kilogram untuk jantan dan 700
kilogram untuk betina.
Mereka memiliki kaki panjang dan tubuh yang tinggi.
3. Ciri Khas Wajah:
Wajah jerapah memiliki dua tanduk kecil yang disebut ossicones.
Ossicones ini bisa terlihat pada kedua jenis kelamin, dan mereka
dapat terbuat dari tulang atau tertutup kulit.
4. Polanya:
Jerapah memiliki pola kulit unik yang mirip bercak atau lingkaran
pada tubuh mereka. Setiap individu memiliki pola yang berbeda,
mirip dengan sidik jari manusia.
Reproduksi dan Siklus Hidup:
1. Masa Kehamilan:
Betina memiliki masa kehamilan sekitar 15 bulan.
2. Anak Jerapah:
Biasanya melahirkan satu anak, meskipun kadang-kadang bisa dua.
Bayi jerapah disebut "calf."
3. Kemandirian:
Calf dapat berdiri dan berjalan dalam beberapa jam setelah lahir.
Meskipun demikian, mereka akan tetap dekat dengan ibu mereka
untuk perlindungan.
Perilaku dan Diet:
1. Herbivora:
Jerapah adalah herbivora yang makan daun, tunas pohon, dan
buah-buahan.
11
Leher panjang mereka memungkinkan mereka mencapai daun yang
tinggi di pohon.
2. Perilaku Sosial:
Jerapah biasanya hidup dalam kelompok yang disebut "tower" atau
"journey."
Mereka memiliki komunikasi yang kompleks melalui gerakan
tubuh, suara, dan getaran tanah.
Konservasi:
1. Ancaman:
Jerapah menghadapi ancaman dari kehilangan habitat, perburuan
ilegal, dan konflik manusia-hewan.
2. Konservasi:
Beberapa upaya konservasi dilakukan untuk melindungi jerapah,
termasuk perlindungan habitat alaminya dan langkah-langkah
untuk mengurangi konflik manusia-jerapah.
Jerapah merupakan salah satu simbol fauna Afrika dan menjadi daya tarik bagi
wisatawan dan pecinta hewan di seluruh dunia. Meskipun mereka memiliki
karakteristik unik dan menarik, jerapah menghadapi tantangan konservasi yang
memerlukan perhatian global untuk melindungi spesies ini dan ekosistem mereka.
4. Kakak Tua
Burung kakak tua, atau sering disebut juga sebagai burung hantu bando, adalah
anggota ordo Strigiformes dan keluarga Tytonidae. Nama ilmiahnya adalah Tyto
12
alba. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dan informasi tambahan tentang burung
kakak tua:
Klasifikasi dan Distribusi:
1. Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan: Animalia (Hewan)
Filum: Chordata (Kordata)
Kelas: Aves (Burung)
Ordo: Strigiformes (Burung hantu)
Famili: Tytonidae (Burung kakak tua)
Genus: Tyto
Spesies: Tyto alba
2. Distribusi Geografis:
Burung kakak tua dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali di
daerah beku dan gurun yang sangat panas.
Mereka sering hidup di berbagai habitat, termasuk hutan, padang
rumput, dan daerah perkotaan.
Morfologi dan Anatomi:
1. Bentuk Tubuh:
Burung kakak tua memiliki tubuh yang ramping dengan bulu
lembut dan halus.
Warna bulu bervariasi dari kuning pucat hingga cokelat tua,
tergantung pada subspesies dan habitatnya.
2. Wajah Jantung:
Ciri khasnya adalah wajah hati yang berbentuk seperti hati, dengan
cakar tajam dan mata besar.
3. Kemampuan Penerbangan:
Mereka memiliki sayap lebar yang memungkinkan mereka terbang
dengan lembut dan merayap secara efisien saat mencari mangsa.
4. Suara:
Burung kakak tua terkenal dengan suara "koooo-wik" yang khas,
dan mereka sering dikenal sebagai "hantu yang berbicara."
13
Kebiasaan Makan:
1. Pemangsa Nocturnal:
Burung kakak tua adalah pemangsa nokturnal yang aktif mencari
mangsa pada malam hari.
Mereka memakan hewan kecil seperti tikus, kelinci kecil, dan
serangga.
2. Metode Berburu:
Mereka menggunakan pendengaran yang sangat baik untuk
mendeteksi mangsa di dalam kegelapan.
Setelah mendengar mangsa, burung kakak tua menyergap dan
menangkap mangsa dengan cakarnya.
Siklus Hidup:
1. Reproduksi:
Burung kakak tua dapat berkembang biak sepanjang tahun,
tergantung pada ketersediaan makanan.
Sarangnya sering ditemukan di tempat-tempat seperti bangunan
tua, reruntuhan, atau lubang pohon.
2. Jumlah Telur:
Biasanya bertelur sekitar 2-7 telur dalam satu musim.
3. Perawatan Anak:
Kedua induk berbagi tanggung jawab merawat dan memberi
makan anak-anak hingga mereka cukup besar untuk mencari
makan sendiri.
Konservasi:
1. Ancaman:
Meskipun burung kakak tua tidak dianggap terancam punah,
beberapa subspesies mungkin menghadapi ancaman habitat dan
berkurangnya jumlah mangsa.
2. Perlindungan:
14
Upaya konservasi termasuk pelestarian habitat alami, perlindungan
sarang, dan pendidikan masyarakat untuk memahami peran penting
burung kakak tua dalam ekosistem.
Burung kakak tua adalah contoh yang menarik dari keanekaragaman hayati dan
adaptasi unik yang membuatnya berhasil bertahan di berbagai habitat di seluruh
dunia.
4. Lumba-lumba
15
Lumba-lumba dapat ditemukan di perairan hangat dan tropis di
seluruh dunia.
Beberapa spesies dapat hidup di perairan dingin dan sedang.
Morfologi dan Anatomi:
1. Bentuk Tubuh:
Tubuh lumba-lumba berbentuk torpedo, memudahkan mereka
berenang dengan cepat.
Mereka memiliki sirip dada, sirip punggung, dan sirip ekor yang
membantu dalam manuver dan kecepatan.
2. Ukuran dan Berat:
Ukuran dan berat lumba-lumba bervariasi tergantung pada
spesiesnya. Lumba-lumba tutul, misalnya, memiliki panjang
sekitar 2 hingga 4 meter.
3. Warna dan Pola:
Lumba-lumba umumnya memiliki warna abu-abu atau biru keabu-
abuan dengan beberapa pola bintik-bintik atau garis di tubuhnya.
4. Sistem Pernapasan:
Lumba-lumba adalah mamalia, sehingga mereka bernapas udara
melalui lubang hidung mereka yang disebut "blowhole" yang
terletak di bagian atas kepala.
Kebiasaan Hidup:
1. Pemangsa dan Diet:
Lumba-lumba adalah pemangsa yang ahli dan memakan ikan,
cumi-cumi, dan kadang-kadang krustasea.
Beberapa spesies lumba-lumba berkolaborasi dalam berburu,
menggunakan strategi untuk menangkap mangsa.
2. Pandai Berenang dan Meloncat:
Lumba-lumba dikenal karena kemampuan mereka berenang dan
meloncat di atas permukaan air.
Meloncat atau "porpoising" dapat menjadi cara mereka
mendapatkan kecepatan dan mengamati sekitar.
16
3. Sosial dan Pintar:
Lumba-lumba adalah hewan sosial yang hidup dalam kelompok
yang disebut "school" atau "pod."
Mereka dikenal sebagai hewan yang cerdas dan memiliki
kemampuan berkomunikasi yang kompleks.
Siklus Hidup:
1. Reproduksi:
Lumba-lumba betina biasanya melahirkan seekor anak setiap dua
hingga tiga tahun.
Masa kehamilan berlangsung sekitar 11 hingga 12 bulan.
2. Perawatan Anak:
Setelah kelahiran, anak lumba-lumba disusui oleh ibunya dan
diasuh oleh seluruh kelompok.
Konservasi:
1. Ancaman:
Ancaman terhadap lumba-lumba termasuk perangkap dan insiden
penangkapan tidak sengaja dalam peralatan tangkap ikan.
2. Perlindungan dan Penelitian:
Upaya konservasi melibatkan perlindungan habitat, pengawasan
aktivitas penangkapan ikan, dan penelitian untuk memahami lebih
baik perilaku dan kebutuhan ekologi lumba-lumba.
Lumba-lumba merupakan makhluk yang menarik dan penting dalam ekosistem
laut. Upaya konservasi dan perlindungan habitat laut sangat penting untuk
memastikan kelangsungan hidup mereka dan menjaga keseimbangan ekosistem
laut secara keseluruhan.
17
C. Contoh 5 Macam Flora
1. Anggrek
1. Klasifikasi Ilmiah:
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
2. Distribusi Geografis:
18
Mereka tumbuh di berbagai habitat, mulai dari hutan hujan hingga
padang rumput dan pegunungan.
3. Akar:
Kebiasaan Hidup:
2. Polinasi:
19
1. Jumlah Jenis:
2. Jenis-Jenis Terkenal:
Anggrek adalah salah satu kelompok tumbuhan yang sangat menarik dan
beragam. Keindahan bunganya, keunikan morfologi, dan adaptasi yang beragam
membuat anggrek menjadi tanaman hias yang populer di seluruh dunia. Perhatian
20
terhadap konservasi dan budidaya yang berkelanjutan sangat penting untuk
menjaga keberlanjutan kelompok tumbuhan ini.
3. Bunga Mawar
Mawar (Rosa spp.) adalah salah satu bunga yang paling terkenal dan penuh makna
dalam budaya. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang flora bunga mawar:
1. Klasifikasi Ilmiah:
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Genus: Rosa
2. Distribusi Geografis:
21
Mawar dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, terutama di
daerah beriklim sedang hingga subtropis.
Kebiasaan Hidup:
1. Musim Berbunga:
22
Mawar biasanya mekar pada musim semi hingga musim panas,
tergantung pada varietas dan kondisi iklim.
2. Pemangkasan:
1. Simbol Romantis:
23
2. Mawar Floribunda:
Dikenal dengan bunga yang lebih padat dan banyak dalam satu
tangkai.
Mawar adalah bunga yang indah dan bermakna yang telah memikat manusia
selama berabad-abad. Penggunaannya dalam berbagai konteks, mulai dari simbol
romantis hingga keindahan taman, membuatnya tetap menjadi salah satu bunga
paling terkenal di dunia.
3. Bunga Dandelion
1. Klasifikasi Ilmiah:
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Asterales
Genus: Taraxacum
2. Distribusi Geografis:
24
Dandelion dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah
beriklim sedang hingga subtropis.
1. Bentuk Tanaman:
Kebiasaan Hidup:
1. Karakteristik Gulma:
2. Pertumbuhan Cepat:
Kandungan Nutrisi:
25
1. Daun yang Kaya Nutrisi:
2. Aplikasi Kuliner:
Penggunaan Medis:
1. Diuretik Alami:
2. Pengobatan Tradisional:
1. Tidak Terancam:
Varietas Hortikultura:
1. Dandelion Kultivar:
Dandelion, meskipun sering dianggap sebagai gulma, memiliki nilai nutrisi dan
manfaat pengobatan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa tanaman ini dapat
menjadi invasif dan tumbuh dengan cepat. Jika ditanam untuk konsumsi, pastikan
untuk mengumpulkannya dari lingkungan yang bersih dan aman dari pestisida
atau polusi.
26
27
3. Pohon Jeruk
Pohon jeruk (Citrus spp.) adalah tanaman berbuah dari genus Citrus yang
mencakup berbagai jenis buah jeruk seperti jeruk manis, jeruk nipis, jeruk bali,
dan jeruk lainnya. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang flora pohon jeruk:
1. Klasifikasi Ilmiah:
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
2. Distribusi Geografis:
1. Bentuk Pohon:
28
Pohon jeruk dapat mencapai ketinggian yang bervariasi tergantung
pada spesiesnya, tetapi umumnya memiliki daun hijau yang lebat
dan menjulang tinggi.
3. Buah Jeruk:
Kebiasaan Hidup:
29
Perawatan yang baik, termasuk pemangkasan dan pemupukan,
dapat meningkatkan produksi buah.
1. Buah Konsumsi:
2. Sumber Nutrisi:
3. Minyak Jeruk:
Pohon jeruk memiliki nilai ekonomi yang besar dan memberikan manfaat
kesehatan melalui buahnya yang lezat dan kandungan nutrisinya. Perawatan yang
baik, termasuk pemangkasan dan perlindungan terhadap penyakit, diperlukan
untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan produksi buah yang maksimal.
30
5, Rumput Laut
Flora rumput laut mencakup berbagai jenis ganggang laut yang tumbuh di
perairan laut dan air asin. Rumput laut adalah kelompok organisme autotrofik
yang memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Berikut adalah penjelasan
lengkap tentang flora rumput laut:
1. Klasifikasi Ilmiah:
2. Distribusi Geografis:
1. Struktur Tubuh:
2. Pigmen Fotosintetik:
31
Rumput laut merah mengandung pigmen fikobilin yang
memberikan warna merah, sedangkan rumput laut hijau
mengandung klorofil yang memberikan warna hijau. Rumput laut
coklat mengandung pigmen fukosantin yang memberikan warna
coklat.
Tubuh rumput laut terdiri dari sel-sel yang biasanya tidak memiliki
jaringan khusus seperti tumbuhan darat.
2. Ekosistem Rawa:
32
Di beberapa daerah, rumput laut membentuk ekosistem rawa laut
yang sangat produktif dan mendukung keanekaragaman hayati
yang tinggi.
Pemanfaatan Manusia:
2. Praktik Berkelanjutan:
Rumput laut memiliki peran penting dalam ekosistem laut dan memberikan
manfaat ekonomi bagi manusia. Upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya
laut sangat penting untuk memastikan keberlanjutan eksploitasi dan melindungi
ekosistem laut yang rapuh.
33
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Secara geologis, persebaran flora (begitu pula fauna) di Indonesia dibagi
ke dalam 3 wilayah, antara lain flora Dataran Sunda, flora Dataran Sahul ,
dan flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace). Faktor-faktor yang
mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah : faktor abiotik, faktor
biotik, dan faktor sejarah geologi. Persebaran fauna Indonesia Barat dibatasi
oleh garis Wallace, persebaran fauna Indonesia Timur dibatasi oleh garis
Weber. Keanekaragaman spesies fauna terjadi karena beberapa faktor,
sehingga terbentuk keanekaragaman yang terpolakan dalam distribusinya,
yaitu aspek spatial. Faktor yang mempengaruhi penyebaran fauna di
Indonesia, yaitu pengaruh perubahan geologis, pengaruh keadaan iklim suatu
daerah, dan pengaruh kegiatan manusia. Untuk mencegah semakin punahnya
flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya, antara lain dengan
ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu, membangun beberapa pusat
rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan hewan tertentu,
pembangunan berwawasan lingkungan, menetapkan beberapa jenis binatang
yang perlu dilindungi, melakukan usaha pelestarian hutan, melakukan usaha
pelestarian hewan, dan melakukan usaha pelestarian biota perairan.
D. Saran
Cara untuk meminimalisir punahnya flora dan fauna di Indonesia dapat
dimulai dari anak-anak dimana mereka diberi pengetahuan melalui flora dan
fauna langka di Indonesia melalui pendidikan. Di samping itu, perlu diadakan
penyuluhan tentang pelestarian satwa oleh lembaga-lembaga tertentu seperti
lembaga pemerintah, dinas kehutanan, dan sebagainya. Kemudian,
masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya flora dan
fauna bagi ekosistem kehidupan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Christanto, Indrayanti.2013. Flora dan Fauna. Diakses pada hari Jumat, 31 Maret
2017 pukul 12.32 di www.geografikoe.com
35