Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FLORA DAN FAUNA BESERTA PERSEBARANNYA


Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
ILMU ALAMIAH DASAR

PENGAMPU MATA KULIAH: Dr. Upita Septiani S.Si.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 7:


Cherya Putri Ramadhani (2110751008)
Mahathir Ahdan (2110753024)
Salsabila Rahmadani Hidayat (2110751022)

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS ILMU BUDAYA
SASTRA JEPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Flora dan Fauna serta
Persebarannya” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Upita Septiani S.Si.,M.Si pada mata kuliah Ilmu Alamiah
Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ilmu Alamiah
Dasar bagi para pembaca dan terutama bagi penulis sendiri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang sudah membimbing penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Semoga kedepannya akan semakin baik dan semakin berkembang
ilmu pengetahuan penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... ......................1


1.1 Latar Belakang .................................................................... ......................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... ......................2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................. ......................2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. ......................3
2.1 Pengertian Flora dan Fauna ................................................. ......................3
2.2 Persebaran Flora .................................................................. ......................4
2.3 Persebaran Fauna ................................................................. ......................6
2.4 Faktor-Faktor Persebaran Flora dan Fauna ......................... ......................7
2.5 Dampak Kerusakan Flora dan Fauna .................................. ......................12
2.6 Usaha Melestarikan Flora dan Fauna .................................. ......................15
2.7 Keuntungan Flora dan Fauna Bagi Manusia ....................... ......................19
BAB III PENUTUP ................................................................................. ......................21
3.1 Kesimpulan .......................................................................... ......................21
3.2 Saran .................................................................................... ......................21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ......................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari

dukungan geografis di wilayah itu. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang

tinggal menetap, memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan

makanan dari gas dan air, melalui bantuan klorofil dalam cahaya. Ada beberapa

tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana

banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada juga beberapa yang hanya dapat

tumbuh di daerah dingin dan lembab.

Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi faktor kemampuannya

berevolusi, kemampuannya dalam menyesuaikan diri dalam mempertahankan

hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang

terbang di tiup angin, serta mempunyai kemampuan menyebar secara luas. Dalam

suatu wilayah tertentu senantiasa terjadi suatu interaksi antara satu spesies dengan

spesies lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian

terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok kehidupan.

Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan

tumbuh-tumbuhan. sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim.

Keadaan fauna di tiap tiap daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-

kemungkinan yang dapat diberikan daerah tersebut untuk memberi makan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Flora dan Fauna?

2. bagaimana penyebaran Flora dan Fauna?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu Flora dan Fauna?

2. Untuk mengetahui penyebaran Flora dan Fauna?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Flora dan Fauna

Secara sederhana, flora berarti tanaman. Atau secara umumnya flora

adalah semua jenis tanaman atau tumbuhan yang ada di dunia. Flora ini memiliki

kenis yang sangat banyak dan beragam. Beragam tumbuhan tersebar di seluruh

muka bumi, baik di darat maupun di laut.

Istilah flora berasal dari bahasa latin, yaitu kata “flora” yang memiliki

arti “alamat tubuhan dan nabatah”. Di dalam dunia tumbuhan, ada yang

dinamakan flora endemik. Flora endemik adalah sekelompok jenis tumbuhan

yang hanya hidup di daerah tertentu. Contohnya seperti, tumbuhan endemik

Kalimantan, tumbuhan daerah Sumatra, dan lain-lain. Tumbuhan endemik pada

suatu daerah tertentu memiliki jenis-jenis tertentu dan kadang tidak dapat

ditemukan di daerah lain.。

Fauna atau dunia hewan adalah khazanah dari segala macam jenis hewan

yang hidup di daerah tertentu atau periode tertentu. Kata fauna berasal dari bahasa

latin dan dalam mitologi Romawi fauna dapat diartikan sebagai kakak dari faunus.

Tidak hanya flora, fauna juga banyak memiliki kelompok yang beragam

di tiap daerahnya. Contohnya seperti burung Cendrawasih yaitu hewan endemik

dari Papua, dan badak bercula satu dari Jawa.

3
2.2 Persebaran Flora

Pola persebaran flora di Indonesia sama dengan pola persebaran fauna

yang awalnya terjadi saat pembentukan daratan kepulauan Indonesia pada zaman

es. Pada awal zaman es, wilayah bagian barat Indonesia (Dataran Sunda: Jawa,

Bali, Sumatera, dan Kalimantan) menyatu dengan Benua Asia, sedangkan wilayah

bagian timur Indonesia (Dataran Sahul) menyatu dengan Benua Australia.

Selanjutnya, pada akhir zaman es dimana suhu permukaan bumi

meningkat dan permukaan air laut naik kembali sehingga menyebabkan Pulau

Jawa terpisah dari Benua Asia, Kalimantan dan Sumatera. Begitu pula dengan

pulau-pulau lainnya yang juga terpisah satu sama lain.

Berdasarkan hasil proses pembentukan daratan wilayah Indonesia maka

secara geologis, persebaran flora (begitu pua fauna) di Indonesia dibagi ke dalam

3 wilayah, yaitu:

1. Flora Dataran Sunda yang meliputi daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan

Bali. Flora di pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh flora asia

karena memiliki ciri-ciri yang mirip dengan flora benua asia, serta di sebut

flora asiatis yang didominasi oleh jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku

Dipterocarpaceae. Flora di daerah ini contohnya bunga Raflesia Arnoldi,

mangrove, dan juga berbagai jenis tumbuhan rawa gambut.

2. Flora Dataran Sahul yang meliputi Papua dan pulau-pulai kecil di sekitarnya.

Flora di pualu-pulau ini berada di bawah pengaruh benua Australis yang

didominasi oleh jenis-jenis tumbuhan baerhabitus pohon dari suku

4
Araucariaceae dan Myrtaceae. Contoh flora daerah ini yaitu hutan hujan

tropis, sagu, pohon rasamala, dan lain-lain.

3. Flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace) yang meliputi Sulawesi, Maliku,

dan Nusa Tenggara yang berada di bawah pengaruh benua Asia dan Australia

dimana jenis tumbuhannya berhabitus pohon yang didominasi oleh jenis dari

suku Araucariaceae, Myrtaceae, dan Verbenaceae. Contoh flora dari daerah

ini yaitu cengkih, kayu manis, kayu eboni, dan lain-lain.

Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia merupakan bagian

dari flora Malesiana. Ditinjau dari wilayah biogeografi, setidaknya terdapat 7

wilayah biogeografi utama Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran

berbagai spesies tumbuhan, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda

Kecil, Sulawesi, Irian Jaya dan Maluku.

5
2.3 Persebaran Fauna

Pola persebaran fauna di Indonesia tidak jauh berbeda dengan pola

persebaran tumbuhan, yaitu terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu bagian barat,

tengah, dan timur. Sebagian besar corak fauna bagian barat sama dengan corak

fauna oriental, sedangkan di bagian timur (Maluku dan Papua) sama dengan corak

fauna Australia. Jenis fauna di bagian tengah sering di sebut sebagai fauna khas

Indonesia (fauna Kepulauan Wallace).

1. Fauna Indonesia bagian barat

Wilayah fauna Indonesia bagian barat atau fauna tipe Asiatis meliputi

Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitarmya.

Wilayah fauna ini sering disebut fauna Dangkalan Sunda. Contoh fauna dari

wilayah ini yaitu, badak bercula satu, kijang, kukang, jalak, burung kutilang,

berbagai macam serangga, serta berbagai macam ikan air tawar dan pesut

(lumba-lumba Sungai Mahakam).

2. Fauna Indonesia Tengah

Wilayah ini disebut fauna Kepulauan Wallace atau fauna dengan tipe

Asia/Australis dan di wilayah ini banyak terdapat hewan-hewan endemik karena

wilayah ini jutaan tahun berada dalam relative isolasi sehingga menghasilkan

hewan khas yang hanya ada di wikayah ini. Wilayah ini meliputi Pulau Sulawesi

dan kepulauan sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan

Pulau Timor. Contoh hewan khas wilayah ini yaitu, anoa, babi rusa, dan biawak

komodo.

6
3. Fauna Indonesia Timur

Fauna bagian Indonesia timur atau tipe fauna Aurtralis berada di

wilayah yang biasa disebut dengan Dangalan Sahul meliputi Papua dan pulau-

pulau kecil di sekitarnya. Jenis-jenis hewan di wilayah ini yaitu kangguru,

wallaby, landak Irian, opossum laying, dan lain-lain.

7
2.4 Faktor-Faktor Persebaran Flora dan Fauna

Berdasarkan penelitian diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian saja

yang dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Hal ini berarti,

kehidupan flora dan fauna suatu wilayah sangat terkait dengan kondisi

lingkungannya. Itulah yang menyebabkan persebaran flora dan fauna terjadi

secara tidak merata di permukaan bumi.

Keberadaan fenomena biosfer merupakan fungsi dari kondisi lingkungan

di sekitarnya. Persebaran flora dan fauna yang sangat beragam disebabkan karena

beragamnya kondisi iklim dan tanah di permukaan bumi. Beberapa factor

lingkungan yang mempengaruhi keberadaan flora dan fauna di muka bumi antara

lain factor iklim, edafik (tanah), dan biotik (makhluk hidup).

1. Faktor klimatik (iklim)

Iklim merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran

flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim ekstrim seperti kutub yang

selalu tertutup salju dan lapisan es abadi atau gurun yang panas gersang sudah

tentu akan sangat menyulitkan bagi kehidupan organisme.

Karena itu persebaran tumbuhan dan binatang di kedua wilayah ini

sangat minim baik jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya di daerah tropis

merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan spesies.

8
a) Suhu

Pada posisi lintang di bumi sangat berhubungan dengan penerimaan

intensitas penyinaran matahari yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Daerah-

daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis menerima penyinaran

matahari setiap tahun relative lebih banyak dibandingkan wilayah lain.

Perbedaan ini menyebabkan variasi suhu udara di berbagai kawasan muka bumi.

Secara umum, wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu

dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik bagi sebagian besar

kehidupan organisme, baik manusia, flora maupun fauna. Hal ini dikarenakan

suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk

hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu

faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian

tempat dan kondisi topografinya.

b) Kelembapan Udara

Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola

persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok

hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat juga tumbuhan yang hanya bertahan

hidup di lahan dengan kadar air yang tinggi.

Berdasarkan tingkat kelembapan, berbagai jenis tumbuhan di

klasifikasikan ke dalam 4 kelompok utama, yaitu Xerophyta (tumbuhan yang

tahan hidup di lingkungan yang kering dan gersang seperti kaktus), Mesophyta

(tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan yang lembab seperti anggrek dab

9
jamur), Hygrophyta (tumbuhan yang hidup di lingkungan basah seperti eceng

gondok dan teratai), serta Tropophyta (tumbuhan yang bisa beradaptasi terhadap

perubahan musim seperti pohon jati).

c) Angin

Angin berfungsi sebagai alat transportasi untuk memindahkan benih

beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan. Selain itu, angin

juga berfungsi untuk mendistribusikan uap air atau awan yang mengandung

hujan dari suatu tempat ke tempat lain.

d) Curah Hujan

Dalam siklus hidrologi, hujan merupakann sumber bagi pendistribusian

air yang ada di permukaan bumi. Begitu pentingnya air bagi kehidupan

mengakibatkan pola persebaran dan kerapatan makhluk hidup antar wilayah

biasanya tergantung dari tinggi rendahnya curah hujan. Sebagai contoh daerah

tropis ekuatorial dengan curah hujan yang tinggi merupakan wilayah yang secara

alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis dengan beraneka ragam jenis

flora dan fauna serta tingkat kerapatan yang tinggi.

2. Faktor Edafik (tanah)

Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Tingkat

kesuburan tanah merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran

tumbuhan. Ini berarti semakin subur tanah maka kehidupan tumbuhan semakin

banyak jumlah dan keanekaragamannya.

10
3. Faktor Biotik (makhluk hidup)

Manusia adalah komponen biotik paling berperan dalam keberadaaan

flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun

merubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, manusia selalu berusaha memanfaatkan lingkungan hidup di

sekitarnya semaksimal mungkin, walau terkadang dapat merusak kelestariannya.

Contohnya dengan kemajuan IPTEK dalam waktu relatif singkat

manusia mampu merubah kawasan hutan menjadi daerah pemukiman dan area

pertanian. Perubahan fungsi lahan ini tentunya berakibat terhadap kestabilan

ekosistem yang secara alamiah telah terjalin sejak lama.

11
2.5 Dampak Kerusakan Flora dan Fauna

Flora dan fauna merupakan suatu bagian dari lingkungan yang telah

menjaga ekosistem di bumi agar tetap seimbang. Akan tetapi, saat ini banyak

terjadi kasus kerusakan lingkungan yang juga menyebabkan rusaknya flora dan

fauna yang mendiami lingkungan tersebut. Berikut ini adalah beberapa dampak

yang terjadi akibat kerusakan flora dan fauna.

1. Langkanya sumber daya

Flora dan fauna adalah sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh

manusia untuk kebutuhan sehari-hari manusia. Seperti hutan yang bermanfaat

banyak bagi manusia. Akan tetapi, jika hutan rusak maka sumber daya yang

dihasilkan hutan seperti air dan tumbuh-tumbuhan akan hilang.

2. Ketidakseimbangan Ekosistem

Di setiap ekosistem, terdiri dari pemangsa dan yang dimangsa. Jika

salah satu dari ekosistem ini hilang maka bisa membuat ketidakseimbangan

ekosistem dan dapat merugikan kehidupan.

3. Menyebabkan Bencana Alam

Beberapa bencana alam seperti banjir dan tanah longsor disebabkan

karena rusaknya flora dan fauna, yaitu karena rusaknya hutan sebagai suatu

resapan air. Kerusakan pada hutan memebuat hutan tidak bisa lagi menahan air

yang membuat air tersebut menghanyutkan tanah sehingga terjadilah tanah

longsor dan banjir.

12
4. Kualitas kesehatan menurun

Manusia menjadikan flora dan fauna sebagai sumber makanan, bahkan

beberapa flora dan fauna tersebut dibudidayakan oleh manusia. Hal ini bisa

membuat zat polutan dan juga petisida mengendap di dalam tubuh flora dan fauna

dan jika sampai dikonsumsi oleh maka bisa berdampak pada kesehatan manusia

sendiri.

5. Hilangnya tingkat kesuburan tanah

Nitrogen menjadi unsur utama dari tingkat kesuburan tanah, di mana

unsur ini ada pada DNA makhluk hidup. Jika flora dan fauna mengalami

kerusakan pembentukan nitrat bagi tanah juga akan terganggu dan menyebabkan

hilangnya produktivitas tanah.

6. Putusnya daur kehidupan

Segala bentuk kehidupan di bumi ini tersusun dari unsur karbon, di

mana unsur karbon itu terus bergerak pada bagian biosfer dalam bentuk senyawa

kimia. Karbon yang ada di atmosfer akan bersenyawa dengan oksigen dan

membentuk karbon dioksida.

Karbon dioksida akan diserap oleh tumbuhan melalui proses

fotosintesis, di mana nantinya akan diubah menjadi karbohidrat yang dibutuhkan

hewan dan manusia.

Pada manusia dan hewan di dalam tubuhnya karbon berbentuk senyawa

karsium karbonat, yang akan di urai oleh bakteri ketika telah mati lalu dilepaskan

ke udara dalam bentuk karbon dioksida. Dari sini kita akan melihat sebuah

13
proses daur kehidupan yang terus berulang. Jika flora dan fauna mengalami

kerusakan, komponen dalam daur kehidupan juga akan rusak dan bisa

mengganggu kehidupan.

14
2.6 Usaha Melestarikan Flora dan Fauna

Di dalam era pembangunan ini, segala macam sumber daya selalu ingin

dimanfaatkan. Namun terkadang manusia tidak memperhatikan kelestarian jenis

tumbuhan dan hewan yang ada. Jika dibiarkan tanpa ada kendali, maka akan

terjadi kerusakan tumbuhan dan hewan yaitu berupa erosi gen.

Erosi gen menurut Otto Soemarwoto adalah berkurangnya keanekaan

gen. Aneka gen dapat terjadi karena kepunahan jenis maupun varietas hewan dan

tubuhan tertentu. Erosi gen ini dapat disebabkan oleh berkurangnya luas habitat,

rusaknya habitat, eksploitasi yang berlebihan, dan penggunaan teknologi yang

tidak bijaksana.

Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna perlu dilakukan yang

namanya konservasi. Konservasi secara harfiah berarti pelestarian atau

perlindungan. Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan dengan

memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan dengan cara tetap mempertahankan

keneradaan setiap komponen lingkungan untuk digunakan di masa mendatang.

Konservasi flora dan gauna merupakan usaha untuk melestarikan tanaman dan

hewan yang dianggap perlu untuk dilindungi dari kepunahan.

Adapun kriteria pemilihan kawasan konservasi mencakup kekhasan,

keterancaman, dan kegunaan konservasi tersebut. Berdasarkan UU No. 26 Tahun

2007 kawasan yang dilindungi bagi pelestarian alam terbagi menjadi 2 yaitu,

kawasan pelestarian alam dan kawasan suaka alam.

15
1. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang dimaknai UU No. 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah kawasan

dengan ciri khas tertentu baik darat maupun yang ada di perairan dan berfungsi

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatannya secara lestari

SDA dan ekosistemnya.

Jenis kegiatan dalam pelestarian alam hutan mencakup; kegiatan

pemancangan batas kawasan hutan, pemeliharaan batas, mempertahankan luas

dan fungsi kawasan hutan, pengendalian kebakaran hutan, reboisasi dalam

rangka rehabilitasi lahan kritis pada kawasan hutan, serta pemanfaatan jasa

lingkungan. Kawasan pelestarian alam dapat dibedakan menjadi berikut ini:

a) Taman Nasional

Kawasan ini adalah kawasan atau wilayah yang dilindungi karena nilai-

nilai lingkungan alaminya, lingkungan sosial budayanya, atau karena hal-hal lain

yang serupa dengan itu. Jenis taman nasional ini yaitu hutan lindung, kawasan

hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga

kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,

mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. Contohnya adalah

Taman Nasional Bali Barat.

16
b) Taman Raya Hutan

Taman raya hutan merupakan suatu kawasan pelestarian alam dengan

tujuan mengoleksi flora dan fauna yang alami ataupun bukan, jenis asli atau

bukan, yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum sebagai tujuan penelitian,

ilmu pengetahuan dan pendidikan. Contohnya yaitu Kebun Raya di Bogor.

2. Kawasan Suaka Alam

Kawasan suaka alam mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan kenakeragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga

berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. Kawasan suaka alam dibedakan

menjadi 3 yaitu:

a) Cagar Biosfer

Cagar biosfer merupakan kawasan yang dilestarikan untuk melindungi

flora dan fauna yang ada di dalammya. Cagar biosfer juga meliputi kawasan yang

merupakan hasil budidaya manusia, yaitu suku-suku terasing.

b) Cagar Alam atau Suaka Alam

Cagar alam merupakan suaka alam yang keadaan alamnya memiliki

kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistem tertentu. Suaka ala mini bertujuan

untuk melindungi hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah, tempat-tempat bersejarah,

dan keindahan alamnya. Kawasan suaka alam juga berfungsi sebagai wilayah

perlindungan sistem penyangga kehidupan. Kriteria suatu kawasan ditetapkan

sebagai cagar alam yaitu memiliki keragaman baik tumbuhan maupun hewan

17
dan memiliki kondisi alam baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau

belum tersentuh manusia.

Beberapa cagar alam yang terkenal di Indonesia yaitu Cagar alam Pulau

Dua di Jawa Barat, cagar alam Ujung Kulon di Banten, cagar alam Cibodas di

kaki gunung Gede Jawa Barat, cagar alam Pananjung-Pangandaran di jawa Barat,

cagar alam Arjuno Lalijiwo di Jawa Timur dan cagar alam Rimbo Panti di

Sumatera Barat.

c) Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang ditetapkan untuk

melindungi satwa tertentu dan habitatnya. Dalam suaka margasatwa dapat

dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan, pendidikan wisata terbatas dan kegiatan lainnya yang menunjang

budi daya. Beberapa suaka margasatwa yang dimiliki Indonesia yaitu, suaka

margasatwa Gunung Leuser di Aceh, suaka margasatwa Way Kambas di

Sumatera Selatan, suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, suaka margasatwa

Pulau Komodo di NTT, suaka margasatwa Pulau Mojo di Sulawesi, suaka

margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, dan suaka margasatwa Pulau Moyo di

Sumbawa.

18
2.7 Keuntungan Flora dan Fauna Bagi Manusia

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pemenuhan kebutuhan

penunjang, seperti bahan bangunan dan obat-obatan kita membutuhkan berbagai

jenis flora dan fauna. Keberadaan flora dan fauna tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Ada saling ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan

manusia untuk keberlangsungan hidup masing-masing. Dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan flora dan fauna untuk

berbagai ujuan. Pemanfaatan flora dan fauna oleh manusia antara lain sebagai

berikut:

1. Bahan pangan

Manusia membutuhkan bahan pangan dari tumbuh-tumbuhan dan

hewan untuk keperluan tubuhnya agar tetap hidup dengan sehat. Oleh sebab itu

beberapa jenis tumbuhan dan hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia.

2. Tempat pendidikan

Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal

untuk tujuan pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai

kekhasan jenis-jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.

19
3. Pariwisata atau sarana rekreasi

Keanekaragaman flora dan fauna dapat dimanfaatkan pula untuk tujuan

rekreasi sehingga dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya

Kebon Raya Bogor dan Kebon Raya Cibodas yang dijadikan tempat wisata dan

banyak diminati oleh turis domestik dan luar negeri.

4. Lembaga Biologi atau penelitian

Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan, Indonesia memiliki lembaga-lembaga biologi seperti

berikut ini:

a) Kebun Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas

(Jawa Barat), Purwodadi (Jateng), Lawang (Jatim), Eka

Karya (Bali), dan Sibolangit (Sumatera Utara). Di dalam

Kebun Raya Bogor tumbuh semua jenis tumbuhan tropis

sebanyak kurang lebih 16.000 pohon, meliputi kurang lebih

6.000 spesies.

b) Herbarium Bogoriense dengan koleksi kurang lebih 1 juta

set

c) Museum Zoologicum Bogoriense yang menyimpan kurang

lebih 600.000 ekor binatang (dalam bentuk diawetkan).

d) Lembaga Penelitian Botani Bogor¥

e) Lembaga Penelitian Laut d Jakarta

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa persebaran sumber-sumber daya alam yang menyangkut air, tumbuh

tumbuhan serta kesuburan tanah dan sinar matahari dan lain-lain tidaklah merata

di permukaan bumi ini. Sehingga, persebaran flora dan fauna pun juga tidak

menyebar secara merata di permukaan bumi ini. Untuk itu, kita harus

memelihara dan memberdayakan flora dan fauna dengan baik dan tidak

menggunakan flora dan fauna secara berlebihan yang dapat menyebabkan flora

dan fauna punah,

3.2 Saran

Dengan adanya karya tulis ini, penulis mengharapkan masyarakat dapat

menjaga kelestarian flora dan fauna demi kelancaran hidup bersama.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kusmanaa, Cecep and Agus Hikmat " The Biodiversity of Flora in

Indonesia". Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Available

online at: Vol. 5No. 2 (Desember 2015): 187-198

Kustopo. 2018. Uniknya flora dan fauna di Indonesia. Penerbit : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

22

Anda mungkin juga menyukai