Anda di halaman 1dari 14

KEANEKARAGAMAN FAUNA TINGKAT TINGGI

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Konsep Dasar Biologi
SD

Dosen Pengampu : Asrizal Wahdan Wilsa, M.Pd.

Disusun oleh:

 Bagus Putra Sanjaya (1786206009)


 Dakholatil jannah (1786206013)
 Khoriyatun Khasanah (1786206024)
 M. Fahmi syuhada (1786206027)
 Ukhila (1786206032)

Kelas : PGSD 5B

S1-PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDATUL ULAMA INDRAMAYU
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


mencurahkan segenap nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan serta semua umatnya
semoga selalu berada di jalan kebenaran hingga akhirul zaman kelak.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai Keanekaragaman


Fauna Tingkat Tinggi yang merupakan tugas terstruktur mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran. Semoga makalah ini bermanfaat, bukan hanya
bagi para mahasiswa khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya
yang berminat terhadap makalah ini. Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.

Tujuan utama pembuatan makalah adalah untuk memperluas


wawasan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan pembaca pada umumnya. Apabila pada penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Agar kami dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi di
kemudian hari.

Indramayu, 16 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 3
2.1 Penyebab Keanekaragaman Fauna ....................................................................... 3
2.2 Keanekaragaman Fauna di Dunia .......................................................................... 5
2.3 Penyebab menghilangnya keanekaragaman Fauna ....................................... 6
2.4 Cara Melestarikan Keanekaragaman Fauna ...................................................... 8
BAB III .........................................................................................................................................10
PENUTUP ...................................................................................................................................10
Kesimpulan ...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari


dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat
tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan
sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin
dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yng menetap,
memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan
mkanan dari gas dan air, melalui bantuan klorofil dalam cahaya.
Tumbuhan di permukaan bumi sebaagaai obyek kajian bagi ahli geogrfi
tumbuhan.

Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi factor kemampuanya


berevolusi, kemampuanyaa dalam menyesuaiakan dirinya untuk
mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan
hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki
kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.

Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi satu species


dengan species lainya senantiasa terjdi suatu interksi baik secaara
langsung maaupun tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu
kehidupan komunitas atau kelompok suatu kehidupan. Jenis-jenis fauna
tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan.
Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di
tiap-tiap daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-
kemungkinan yang dapat diberikan daerah tersebut untuk memberi
makan. Iklim berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap
penyebaran fauna.

Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna


berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang
termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara,
angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa penyebab keanekaragaman fauna?
b. Bagaimana keanekaragaman fauna di dunia?
c. Apa penyebab menghilangnya keanekaragaman fauna?
d. Bagaimana cara melestarikan keanekaragaman fauna?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penyebab keanekaragaman fauna
b. Untuk mengetahui keanekaragaman fauna di dunia
c. Untuk mengetahui penyebab menghilangnya keanekaragaman fauna
d. Untuk mengetahui cara melestarikan keanekaragaman fauna

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Keanekaragaman Fauna


Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah sangat
dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun nonfisik yang ada di suatu
wilayah. Ada tanaman yang hanya dapat hidup di daerah yang memiliki
curah hujan yang tinggi dan ada tanaman yang dapat hidup di daerah
yang sangat kering. Bagaimanakah pengaruh kondisi fisik suatu wilayah
terhadap persebaran flora dan fauna? Tahukah kamu, apa saja yang
termasuk kondisi fisik suatu wilayah? Yang termasuk faktor fisik
(abiotik) adalah iklim, air, tanah, dan ketinggian tempat.

1. Iklim
Kehidupan fauna dipengaruhi oleh iklim, masih ingatkah kamu
unsur-unsur iklim? Unsur-unsur iklim tersebut turut berpengaruh
terhadap sebaran flora dan fauna. Unsur- unsur iklim tersebut antara
lain adalah suhu, kelembapan udara, curah hujan, angin, dan
penyinaran matahari. Faktor suhu dan kelembapan udara berpengaruh
terhadap pertumbuhan perkembangan tumbuhan maupun hewan.
Sinar matahari diperlukan tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.
Sedangkan angin akan membantu proses penyerbukan. Perbedaan
unsur iklim yang ada di suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan
maupun hewannya juga berbeda.

Indonesia yang terletak di daerah beriklim tropis memiliki jenis


tanaman dan hewan yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan curah
hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan daerah
gurun hanya sedikit flora dan fauna yang sanggup menyesuaikan diri,
contoh: Binatang unta yang tinggal di daerah gurun akan sulit
menyesuaikan diri bila harus hidup di daerah kutub yang beriklim
dingin, dan juga sebaliknya binatang beruang kutub yang tinggal di
daerah beriklim dingin akan susah menyesuaikan diri bila harus tinggal
di daerah gurun.

2. Tanah
Tanah merupakan media yang sangat penting bagi tumbuh
kembangnya makhluk hidup. Dalam tanah terkandung unsur-unsur

3
yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Komposisi tanah umumnya
terdiri atas bahan mineral anorganik, bahan organik, udara, dan air.

Perbedaan kandungan kadar kimiawi tanah berpengaruh terhadap


tingkat kesuburan tanah. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan, hal ini memicu
terjadinya keanekaragaman fauna atau hewan di suatu wilayah.
Bandingkanlah keanekaragaman flora dan fauna pada hutan yang subur
di daerah pegunungan dengan hutan yang berada pada daerah yang
mengandung kapur atau tanah liat.

3. Air
Air merupakan komponen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana
hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi
ikan. Keberadaan air tergantung dari curah hujan yang ada di suatu
wilayah. Daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi,
keanekaragaman tanaman dan hewannya lebih banyak dibandingkan
dengan daerah yang memiliki curah hujan rendah. Contoh: Di daerah
tropis banyak terdapat hutan lebat, pohon yang tinggi, dan daunnya
hijau sepanjang tahun. Sedangkan di daerah gurun, keanekaragaman
flora dan faunanya lebih sedikit.

4. Tinggi Rendahnya Permukaan Bumi


Ketinggian suatu tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut. Daerah dengan ketinggian yang berbeda akan
memiliki kondisi fisik yang berbeda. Semakin tinggi suatu daerah,
semakin rendah suhu di daerah tersebut. Setiap naik 10 meter suhu
udara rata- rata turun sekitar 0,5°C. Jadi, semakin rendah suatu daerah,
semakin panas suhunya, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah,
semakin dingin daerah tersebut. Perbedaan ketinggian ini
menyebabkan keanekaragaman persebaran hewan atau tumbuhan
yang ada di suatu wilayah.

Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah dipengaruhi oleh


kondisi wilayah. Kondisi tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi
nonfisik. Pengaruh kondisi fisik pada persebaran flora dan fauna telah
dipelajari pada materi di atas. Bagaimanakah pengaruh kondisi nonfisik
terhadap persebaran flora dan fauna? Pengaruh kondisi nonfisik
meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan terhadap persebaran flora dan
fauna.

4
2.2 Keanekaragaman Fauna di Dunia
Persebaran fauna di dunia, Umumnya hewan terbesar secara
terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai penghalang atau
karena sejarah pada zaman dahulu. Umumnya yang menjadi
penghalang dan permisahan persebaran hewan adalah faktor-faktor
fisik yang berhubungan dengan keadaan bumi.

Wilayah pesebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater


(1858), selanjutnya dikembangkan oleh Huxley (1868) dan oleh
Wallace (1876). Menurut Alfret Russel Wallace, persebaran fauna di
dunia di kelompokan menjadi enam wilayah, yaitu Neartik, Australis,
Oriental, Paleartik, dan Etiopian.

a. Wilayah Neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan
seluruh daerah Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas
hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput,
dan Amerika Utara bagian Utara terdiri atas Hutan Konifer yang luas.

Lingkungan Greenland sangat menarik, terutama lingkungan fisiknya


yang tertutup salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan. Hewan
yang terdapat di wilayah Neartik antara lain antelop bertanduk cabang
tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara ( prairie dog ), kalkun, burung
biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).

b. Wilayah Neotropik
Wilayah ini meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian
selatan dan tengah. Di wilayah ini sebagian beriklim tropis dan di zona
selatan beriklim sedang.

Hewan yang terdapat di wilayah ini antara lain : kukang, armadillo,


alpaka, kelelawar pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling,
menjangan, sejenis babi, kuda, tapir ( yang berbeda dengan tapir Asia )
dan kera.

c. Wilayah Australis
Yang meliputi Australis, Selandia Baru, Irian, dan Malukuserta pulau-
pulau disekitarnya.

Hewan yang hidup di wilayah ini antara lain kangguru, trenggiling,


koala, kasuari, cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua,burung
penghisap madu dan burung emu.

5
d. Wilayah Oriental
Wilayah Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang
dekat, diantaranya Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka,
dan Filipina. Sebagian besar wilayah ini beriklim tropis.

Hewan spesifik di wilayah ini antara lain harimau, gajah, gibon,


orang utan, dan badak bercula satu.

e. Wilayah Paleartik
Wilayah Pleartik meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan
beberapa daerah tertentu, anatar lain Himalaya, Afganistan, Afrika
Ingris dan Jepang

Hewan yang hidup antara lain bison, landak, kucing kutub, dan
menjangan kutub

f. Wilayah Etiopian
Wilayah Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika,
Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan. Dibagian utara terdapat
Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia.

Hewan-hewan yang terdapat diwilayah ini antara lain Gorila,


simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra, dan jerapah.

2.3 Penyebab menghilangnya keanekaragaman Fauna


Menghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat
disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

1. Hilangnya Habitat
Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of
Nature) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan
manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi
penyebab terbesar hilangnya keanekaragaman hayati.
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin bertambah
pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk
kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan
untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai
lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.

2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air


Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan
dari aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah,

6
dan udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen
dan sulfur oksida yang dihasilkan dan kendaraan bermotor jika
bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak
ekosistem. Penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan
menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya
intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan
menyebabkan banyak masalah, antara lain berkurangnya biomassa
fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan rantai makanan organisme.

3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara
oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca.
Menurut Raven (1995), efek rumah kaca meningkatkan suhu udara
1-3°C dalam kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut
menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air
laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan
fungsi ekosistem lautan.

4. Eksploitasi Tanaman dan Hewan


Eksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya
dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi,
misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan
ikan tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati
oleh pecinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat
menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak
diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.

5. Adanya Spesies Pendatang


Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak
spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan
langka di daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat
menjadi spesies invasif yang menguasai eksosistem. Contohnya ikan
pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies endemik
Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena
dimangsa oleh ikan mas (Cyprinus Carpio) yang dibawa dari Jepang
dan menjadi spesies invasif di danau tersebut.

6. Industrialisasi Pertanian dan Hutan


Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara
hewan yang bersifat unggul dan menguntungkan sedangkan
tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang
menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian

7
atau hutan industri umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman
(monokultur), misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat
menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.

2.4 Cara Melestarikan Keanekaragaman Fauna


Adanya eksploitasi hutan hujan tropis menjadi lahan pertanian dan
penggundulan hutan, berdampak besar pada proses hilangnya sumber
daya alam hayati. Indonesia memiliki daftar terpanjang jenis tumbuhan
dan hewan yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada
126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21 jenis hewan melata
yang dinyatakan terancam punah.

Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara


melakukan pelestarian (konversi) keanekaragaman hayati. Konversi
keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara In situ dan Ek
situ.

1. Pelestarian In situ yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam


hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan karekteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat
membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat
lainnya.
Contonya sebagai berikut.
a) Suaka margastawa untuk komodo di Taman Nasional Komodo
Pulau Komodo.
b) Suaka margastawa untuk badak bercula satu di Taman Nasional
Ujung Kulon Jawa Barat.
c) Pelestarian bunga rafflesia di Taman Nasional Bengkulu
d) Pelestarian terumbu karang di bunaken.

2. Pelestarian ek situ yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan


dengan memindahkan ketempat lain yang lebih cocok bagi
perkembangan kehidupannya. Contohnya sebagai berikut.
a) Kebun Raya dan kebun koleksi untuk menyeleksi berbagai
tumbuhan langka dalam rangka melestarikan plasna nuftah.
b) Penangkaran jalak bali di kebun binatang wonokromo.

Adapun konversi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan,


diantaranya:
 Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga
kehidupan.

8
 Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan
habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali.
 Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung
pengembangan dan budidaya kultivar-kultivar tanaman pangan,
obat-obatan, maupun hewan ternak.

Konversi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5


tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun
1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan tiga azas, yaitu
tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh
kondisi fisik maupun nonfisik yang ada di suatu wilayah. Yang termasuk
faktor fisik (abiotik) adalah iklim, air, tanah, dan ketinggian tempat.

Persebaran fauna di dunia, Umumnya hewan terbesar secara terbatas


pada daerah tertentu karena adanya berbagai penghalang atau karena
sejarah pada zaman dahulu. persebaran fauna di dunia di kelompokan
menjadi enam wilayah, yaitu Neartik, Australis, Oriental, Paleartik, dan
Etiopian.

Menghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat


disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

a) Hilangnya Habitat
b) Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
c) Perubahan iklim
d) Eksploitasi Tanaman dan Hewan
e) Adanaya spesies pendatang
f) Industrialisasi Pertanian dan Hutan

Cara melakukan pelestarian (konversi) keanekaragaman hayati. Konversi


keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara In situ dan Ek situ.
1. Pelestarian In situ yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati
di habitat atau tempat aslinya. Contonya sebagai berikut.
e) Suaka margastawa untuk komodo di Taman Nasional Komodo Pulau
Komodo.
f) Suaka margastawa untuk badak bercula satu di Taman Nasional Ujung
Kulon Jawa Barat.
g) Pelestarian bunga rafflesia di Taman Nasional Bengkulu
h) Pelestarian terumbu karang di bunaken.

2. Pelestarian ek situ yaitu suatu upaya pelestarian upaya yang dilakukan


dengan memindahkan ketempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan
kehidupannya. Contohnya sebagai berikut.
a) Kebun Raya dan kebun koleksi untuk menyeleksi berbagai tumbuhan
langka dalam rangka melestarikan plasna nuftah.
b) Penangkaran jalak bali di kebun binatang wonokromo.

10
DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Anshori, Moch & Djoko Martono. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Anjayani, Eni & Tri Haryanto. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Departemen pendidikan nasional.

http://melaticanti.blogspot.com/2013/11/persebaran-flora-dan-fauna-di-
dunia.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai