Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BIOGEOGRAFI

Di Susun Oleh:
Debora A.M / F1241181001
Misniarti / F1241181003
Nurzanah /F1241181006
Astia Juriasih / F1241181007
Rumanti / F1241181022
Elma Salsabila Putri / F1241181033
Seravina /F1241181037

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biogeografi
tentang Persebaran Flora & Fauna di Indonesia, yaitu Daerah Asiatis.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan segala analisis dan referensi
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu Putri Tipa Anasi, M.Pd selaku dosen pengampu
2. Teman-Teman Pendidikan Geografi, FKIP UNTAN yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan
pelajaran dari makalah ini.

Sintang, 21 April 2020

(Penulis)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................
C. Manfaat Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A. Pembagian persebaran Flora Fauna Di Indonesia...............................................
B. Identitas Flora Fauna Di Indonesia.....................................................................
C. Persebaran Flora Fauna Asiatis...........................................................................
D. Persebaran Flora Di Daerah Asiatis....................................................................
E. Persebaran Fauna Di Daerah Asiatis...................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
biogeografi, tugas ini disusun dengan mempelajari sebaran-sebaran flora dan fauna
yaitu di indonesia terutama dibagian Asiatis.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
melimpah baik flora maupun fauna. keanekaragaman flora dan fauna tidak terlepas
dari dukungan kondisi di wilayah itu sendiri. Ada tumbuhan dan hewan yang dapat
hidup di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan, dan sinar
matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh didaerah dingin, lembab, ataupun
kering. Terutama didaerah asiatis.
Keberagaman Flora dan Fauna ini senantiasa memberikan keuntungan besar bagi
masyarakat terutama dalam bidang ekonomi.
Seperti yang diketahui Garis walace Flora dan fauna di Indonesia
dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu daerah asia (asiatis), daerah peralihan dan
daerah yang mendapatkan pengaruh dari Australia (australis) antara Asiatis dengan
peralihan dibatasi garis Wallace.Pemanfaatan sumber daya hayati yang terjadi secara
terus menerus dan terkadang tidak diimbangi dengan adanya pelestarian
mengakibatkan jumlah populasi flora fauna semakin berkurang tiap hatunnya,
bahkan mendekati punah, oleh karena itu maklah ini dibuat agar kita mengetahui
betapa indahnya sumber daya hayati yang kita punya agar kita dapat melestarikan
dan menjaganya.

B. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan pada penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui berbagai macam Flora & Fauna di Asiatis
2. Untuk menambah wawasan
3. Serta melatih ilmu pengetahuan kita dan bisa dituangkan pada tulisan/laporan
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan menambah
wawasan berbagai macam flora & Fauna yang ada diindonesia terutama dibagian
Asiatis. dengan begitu dapat menjaga kelestarian flora & Fauna yang ada.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persebaran flora Fauna di Indonesia

A Peta Persebaran flora dan fauna di Indonesia

Flora dan fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu


daerah asia (asiatis), daerah peralihan dan daerah yang mendapatkan
pengaaruh dari Australia (australis) antara Asiatis dengan peralihan dibatasi
garis Wallace, sedangkan antara peralihan dengan australis dipisahkan dengan
garis Webber.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora Fauna


Indonesia

Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
yaitu:

1. Tekanan Populasi, semakin banyak / bertambahnya populasi akan


menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin
sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
2. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan
wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong
terjadinya migrasi ke daerah lain
3. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat
menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan
tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah
asal.

Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman


sumber daya alam hati baik yang terdapat di darat, laut maupun udara.
Keanekaragaman flora dan fauna tersebut mendorong pada peneliti dan
pecinta alam yang datang ke Indonesia untuk meneliti flora dan fauna.
Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia. Tumbuh-tumbuhan yang
hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. lora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di
dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
sebagai berikut : Iklim, Jenis tanah, Relief atau tinggi rendah permukaan
bumi. Biotik (pengaruh makhluk hidup).

Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekaragaman


jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama
suhu udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki
hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau
Sumatera dan Kalimantan

Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki


hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tumbuhi
semak belukar dengan padang rumput yang luas.. Suhu udara juga
mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah
membuat zonasi (pembatasan wilayah) adapun tumbuh - tumbuhan di
Indonesia sebagai berikut;

1. Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah
kelapa, padi, jagung, tebu, karet.
2. Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.
3. Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah teh, sayuran, kina, pinus.
4. Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya.

1. Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai
berikut : Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di indonesia :

a. Hutan hujan tropis


Terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan
dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar
matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi.. Di
Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua.

b. Sabana
Terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang
rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
c. Steppa
Adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah
hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara
Timur, baik untuk peternakan.
d. Hutan Bakau atau Mangrove
Adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak
terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Selatan.

2. Persebaran Fauna (dunia hewan) di Indonesia


Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan
alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia
digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred
Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Secara ringkas tiga kelompok
fauna di Indonesia adalah sebagai berikut :

B. Identitas Flora dan Fauna Indonesia


Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam hayati
yang tinggi dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kekayaan sumber daya
alam hayati menjadi tumpuan baru bagi pembangunan nasional selain
penggunaan sumber daya alam tak terbarukan seperti minyak bumi dan gas
alam.
Upaya pemanfaatan kekayaan sumberdaya alam hayati tidak dapat
terlepas dari UUD 1945, khususnya Pasal 33 Ayat (3) yang berbunyi "Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran Rakyat". Pengertian
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat tidak berarti pemanfaatannya dilakukan dengan semena- mena namun
juga harus memperhatikan aspek-aspek keserasian, keselarasan,
keseimbangan, keadilan yang merata dan berkelanjutan, baik bagi generasi
masa kini maupun yang akan dating.
Sumberdaya alam hayati yang meliputi keanekaragaman flora dan
fauna mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan
hidup yang kehadirannya tidak dapat diganti. Mengingat sifatnya yang tidak
dapat diganti dan memiliki kedudukan serta berperan penting bagi kehidupan
manusia, maka upaya konservasi sumberdaya alam hayati flora dan fauna
menjadi kewajiban mutlak bagi setiap generasi.
Upaya-upaya konservasi tidak akan mendapatkan hasil seperti yang
diharapkan tanpa dukungan dan peran serta aktif dari segenap lapisan
masyarakat. Oleh karena itu salah satu upaya yang dianggap strategis dan
efektif oleh Pemerintah adalah dengan menetapkan berbagai macam kekayaan
sumberdaya alam hayati tersebut ke dalam bentuk Identitas Flora dan Fauna
Daerah. Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah merupakan upaya nyata
yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun
1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Dengan ditetapkannya Flora dan
Fauna Identitas Daerah Tingkat I ini dapat dilanjutkan pula dengan pemilihan
Flora dan Fauna di Tingkat II, Kecamatan dan Desa. Diharapkan dengan
demikian akan dapat mendorong upaya-upaya perlindungan, pengawetan,
serta pemanfaatan secara berkelanjutan sumberdaya alam hayati flora dan
fauna baik oleh aparat Pemerintah di Daerah maupun masyarakat secara
keseluruhan sampai dengan ke Tingkat II bahkan Kecamatan dan Pedesaan.

C. Persebaran Flora dan Fauna Asiatis


Berdasarkan hasil pengamatan seorang ahli biogeografi bernama
Alfred Russel Wallace, ia berpendapat bahwa Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan
Bali dulunya pernah menjadi bagian dari Benua Asia. Hal ini dapat dibuktikan
melalui perairan dangkal yang dulu diperkirakan merupakan Dangkalan Sunda
yang memiliki peran dalam proses persebaran flora dan fauna. Flora dan fauna
di wilayah ini disebut sebagai flora dan fauna tipe Asiatis.

D. Flora Asiatis
Kata Flora berasal dari bahasa latin yakni Flora, yang mana bisa
diartikan sebagai alam tumbuhan atau nabatah yang mana menyangkut semua
aspek yang mengenai macam jenis tumbuhan dan tanaman. Biasanya dalam
penggunaanya akan selalu di beri imbuhan dengan nama geografis, misalnya
saja nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Eropa. kesimpulan nya berarti
Flora ialah sebagai alam tumbuhan yang mana menyangkut semua aspek
mengenai macam jenis tumbuhan dan tanaman.
Flora Asiatis adalah jenis flora khas yang ada di wilayah Indonesia
bagian barat yang meliputi Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Mengapa
dinamakan flora Asiatis? Hal ini karena flora khas yang tumbuh di wilayah ini
mendapat pengaruh dari benua Asia atau mirip- mirip dengan yang tumbuh di
Benua Asia. Maka dari itulah nama flora maupun fauna di wilayah ini
dinamakan Asiatis, karena diambil dari wilayah yang menjadi asalnya.
Indonesia dibagi menjadi tiga daerah persebaran flora dan fauna. Dalam setiap
daerah dibatasi oleh suatu garis khayal. Garis khayal yang membatasi wilayah
bagian barat (zona Asiatis) dengan wilayah bagian tengah (zona peralihan)
dinamakan Garis Wallace.

Ciri- Ciri Flora Asiatis


Flora daerah barat yang bersifat khas atau flora Asiatis memiliki sifat
yang tidak sama dengan flora bagian tengah maupun bagian timur. Tentunya
flora di masing- masing wilayah memiliki ciri khasnya masing- masing yang
akan membedakannya dengan flora di daerah lain. Adapun ciri- ciri flora
Asiatis antara lain sebagai berikut:
1. Flora Berupa Hutan Tropis
Ada beberapa macam tumbuhan atau flora Asiatis. Flota Asiatis
biasanya tumbuh di hutan tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman
atau pohon. Pepohonan yang tumbuh di hutan tropis Indonesia bagian
barat biasanya lebat dan lembab.
Adapun beberapa jenis tumbuhan yang menjadi khasnya tanaman atau
flora Asiatis adalah tumbuhan kamper, keruing, kayu meranti dan juga
kayu mahoni. Tumbuhan khas Asiatis ini memiliki kayu yang banyak
digunakan oleh manusia.

2. Dibatasi Oleh Garis Khayal Wallace


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa antar wilayah yang
membatasi zona persebaran flora dan fauna dibatasi oleh garis- garis
khayal. Garis khayal yang membatasi antara zona Asiatis dan zona
peralihan adalah garis Wallace. Sementara yang membatasi antara zona
peralihan dengan zona Australis adalah garis Weber.

3. Memiliki Daun Yang Lebat


Salah satu ciri yang dapat terlihat dari flora Asiatis adalah memiliki
daun yang lebat. Jumlah daun di pohon flora Asiatis bisa dikaotakan
banyak dan rimbun. Oleh karena flora- flora ini tumbuh di hutan, maka di
wilayah Indonesia bagian barat seringkali dijumpai hutan hujan tropis
yang selalu hijau dan lembab sepanjang tahun karena daun- daun
membentuk kanopi sehingga sinar matahari tidak dapat ditembus.
4. Berukuran Besar
Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh flora Asiatis lainnya daalah
ukurannya yang raksasa. Ukuran flora Asiatis ini memang lebih jumbo
daripada jenis tanaman lainnya. Adapun beberapa tanaman atau flora
Asiatis yang berukuran besar seperti bunga Rafflesia Arnoldi, Bunga
Bangkai, dan daun Sang.
Contoh Fauna Asiatis :

Berikut ini terdapat beberapa contoh fauna asiatis beserta gambar, terdiri
atas:

1. Pohon Kamper

Pohon kamper yang memiliki nama ilmiah Cinnamomum camphora.


merupakan penghasil kayu kamper. Pohon ini dapat tumbuh besar
mencapai ketinggian 20 sampai 30 meter.

Daun pohon kamper memiliki bentuk yang sekilas tampak biasa seperti
daun pada pohon-pohon lainnya. Namun jika diamati, daun kamper
memiliki tampilan yang cukup mengkilat dan melilin. Selain itu, daun
kamper menghasilkan bau dengan aroma kapur barus apabila dilumat.
Pada saat musim semi, pohon kamper akan menghasilkan daun
berwarna hijau terang disertai dengan bunga putih kecil. Kamper juga
menghasilkan gugusan buah hitam yang menyerupai beri dan memiliki
diameter 1 cm. Kulit kayu pohon kamper memiliki ciri pucat dan
teksturnya sangat kasar, serta memiliki retakan yang berbentuk
vertikal.

Kamper tidak hanya dikenal di Indonesia, beberapa negara lain juga


mengenal dan memanfaatkan pohon kamper. Misalnya di negara
Taiwan, Korea, Vietnam, dan Jepang, meskipun pohon kamper sendiri
berasal dari Tiongkok, tepatnya dari bagian selatan Sungai Yangtze.

2. Pohon Meranti

Meranti adalah anggota dari suku Dipterocarpaceae (meranti-


merantian) yang terdiri dari pohon-pohon besar yang menjadi penyusun
utama sebagian besar hutan tropika basah pada kawasan dataran rendah
tropis Asia. Penelitian di Kalimantan mendapati adanya 9 marga
(genus), 268 jenis (spesies), dan 27 anak jenis meranti.

3. Pohon Keruing
Pohon Keruing adalah jenis pohon berukuran tinggi besar dan batang
pohonnya sering dimanfaatkan untuk bidang perkayuan dan konstruksi.
Kayu keruing dari Indonesia sangat terkenal hingga ke mancanegara dan
banyak diekspor karena memiliki harga jual tinggi. Namun karena
banyaknya permintaan kayu keruing, keberadaannya kian
mengkhawatirkan bahkan terancam punah. Kayu keruing sebenarnya
juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan selain dalam bidang
pertukangan

4. Bunga Raffelsia Arnoldi

Padma raksasa (bahasa Latin: Rafflesia arnoldii) adalah tumbuhan parasit obligat


yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan
bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat
(liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.
Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali
pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatra) di suatu tempat dekat Sungai
Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal
sebagai Bumi Rafflesia.

5. Daun Sang

Tanaman unik berdaun raksasa dari Sumatra bukan hanya Raflesia


arnoldii. Pulau di Indonesia Barat tersebut juga punya satu lagi
tanaman yang tak kalah unik, daun sang. Daun sang dikenal sebagai
flora endemik Sumatra dengan sejumlah keunikan. Meski potensinya
belum banyak tergali, tumbuhan ini diketahui bermanfaat. Sayangnya,
status daun sang saat ini termasuk tumbuhan terlindungi yang mulai
langka.Untuk itu, keberadaan daun sang perlu diketahui dan dikenali
agar dapat dilestarikan.

Keunikan utama daun sang terlihat dari cirinya. Daunnya berukuran


raksasa sepanjang nyaris 6 meter dengan lebar mencapai satu meter.
Bentuknya melebar di tengah serta meruncing di bagian pangkal dan
ujung. Karena ukurannya tersebut, daun itu juga disebut sebagai daun
payung atau daun raksasa.
6. Bunga Anggrek

Anggrek merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota


jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah
hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya
ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup
sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di
daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi
sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. 

7. Kantong semar

Kantong semar adalah nama tumbuhan yang masuk


genus Nepenthes (Inggris: tropical pitcher plant). Ia termasuk dalam
famili monotipik. Beberapa spesies Nepenthes termasuk yang hibrida
atau buatan. Nepenthes merupakan tumbuhan karnivora di kawasan
tropis yang meliputi Indonesia , China selatan, Indochina, Malaysia,
Filipina, Madagaskar bagian barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India,
Sri Lanka, dan Australia. Di Indonesia setidaknya terdapat 85 spesies
kantong semar. Habitat dengan spesies terbanyak di Kalimantan dan
Sumatra
E. Fauna Asiatis
Fauna Asiatis adalah Fauna tipe Asiatis disebut juga fauna dataran
sunda. Penyebaran Fauna Asiatis terdapat sebelah barat yang meliputi
Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Jenis Fauna Asiatis atau contoh hewan
asiatis antara lain adalah: Gajah, Harimau, Badak Bercula Dua, Badak Bercula
Satu, Orang Utan, Kancil, Beruang Madu, Beo, Bekantan atau Kera.
Ciri-Ciri Fauna Asiatis
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri fauna asiatis, terdiri atas:
1. Mamalia ukuran besar (hariamau, gajah, tapir).
2. Berbagai jenis kera.
3. Berbagai jenis ikan air tawar.
4. Sedikit burung berwarna (burung enggang) namun banyak yang
bersuara merdu dengan ukuran kecil sampai sedang (burung parkit).
5. Berbagai jenis reptil.
6. Fauna endemik (badak bercula satu, burung merak, jalak bali, orang
utan).
7. Tidak ada binatang berkantung.

Contoh Fauna Asiatis :

Berikut ini terdapat beberapa contoh fauna asiatis beserta gambar, terdiri
atas:

1. Mamalia
Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 381. Dari jumlah itu,
173 di antaranya merupakan spesies endemik daerah ini. Sebagian
besar dari spesies-spesies ini terancam keberadaannya. Dua spesies
orangutan, Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan Pongo abelii
(orangutan Sumatra) termasuk dalam daftar merah IUCN. Mamalia
terkenal lain, seperti kera berhidung panjang Kalimantan (Nasalis
larvatus), badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), dan Badak Jawa
(Rhinoceros sondaicus) juga sangat terancam jumlah populasinya.
a. Badak Bercula Satu

Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil adalah anggota famili


Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini
masih termasuk ke dalam genus yang sama dengan badak india dan
memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini
memiliki panjang 3,1-3,2 m dan tinggi 1,4-1,7 m.

b. Badak Bercula Dua

Badak sumatra, juga dikenal sebagai badak berambut atau badak Asia
bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis), merupakan spesies langka dari
famili Rhinocerotidae dan termasuk salah satu dari lima spesies badak
yang masih lestari. Badak sumatra merupakan satu-satunya spesies
yang tersisa dari genus Dicerorhinus.

Spesies ini merupakan jenis badak terkecil, meskipun masih tergolong


hewan mamalia yang besar. Tingginya 112-145 cm sampai pundak,
dengan panjang keseluruhan tubuh dan kepala 2,36-3,18 m, serta
panjang ekor 35–70 cm. Beratnya dilaporkan berkisar antara 500
sampai 1.000 kg, dengan rata-rata 700–800 kg, meskipun sebuah
catatan melaporkan mengenai seekor spesimen dengan berat 2.000 kg.
c. Gajah Sumatera

Gajah sumatra adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat
di Pulau Sumatra. Gajah sumatra berpostur lebih kecil daripada
subspesies gajah india. Populasinya semakin menurun dan menjadi
spesies yang sangat terancam.

d. Orang Utan

Orang utan adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan
berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropika
Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan
Sumatra.

e. Harimau Sumatera

Harimau sumatra adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di


pulau Sumatra, dan merupakan satu dari enam subspesies harimau yang
masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi
satwa kritis yang terancam punah dalam daftar merah spesies terancam
yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

2. Burung

Menurut Konservasi International, sebanyak 771 spesies unggas


terdapat di paparan Sunda. Sebanyak 146 spesies merupakan endemik
daerah ini. Pulau Jawa dan Bali memiliki paling sedikit 20 spesies
endemik, termasuk Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dan Cerek Jawa
(Charadrius javanicus). Berdasarkan data dari Burung Indonesia,
jumlah jenis burung di Indonesia sebanyak 1598 jenis . Dengan ini
membawa Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang
memiliki jumlah jenis burung terbanyak se-Asia. Sejak tahun 2007,
Burung Indonesia secara berkala memantau status keterancaman dari
burung-burung terancam punah yang berada di Indonesia berdasarkan
data dari BirdLife International. Tahun 2007-2009 terjadi penurunan
status keterancaman burung secara berturut-turut mulai dari 119 jenis
(2007), 118 jenis (2008), dan 117 jenis (2009).

a. Burung Enggang

Enggang, Rangkong, Julang, Kangkareng adalah sejenis burung yang


mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran.
Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya “Buceros”
merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti “tanduk sapi” dalam
Bahasa Yunani.
b. Burung Parkit

Parkit adalah salah satu dari banyak spesies nuri kecil hingga sedang,
dalam banyak genera, yang umumnya memiliki bulu ekor panjang.
Ejaan yang lebih tua yang terkadang masih ditemui adalah parket atau
parket.

c. Burung Jalak Bali

Jalak Bali adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan


panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali
sebagai Curik Ketimbang Jalak. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan
bagian barat Pulau Bali dan merupakan hewan endemik Indonesia.

d. Burung Beo
Indonesia memiliki beragam flora dan fauna. Salah satu fauna yang
cukup unik yaitu Burung Beo. Keunikan beo ini terlihat dari suaranya
yang bisa menirukan suara yang didengarnya. Burung beo lebih
dikenal sebagai burung yang sangat ahli dalam menirukan suara
manusia dan apapun yang ada di sekitarnya, hal ini dikarenakan beo
memiliki struktur yang berbeda jika dibandingkan dengan jenis burung
penyanyi lainnya.
3. Reptil dan Amfibia

Sebanyak 449 spesies dari 125 genus reptil diperkirakan hidup di


paparan Sunda. Sebanyak 249 spesies dan 24 genus di antaranya adalah
endemik. Tiga famili reptil juga merupakan endemik di wilayah ini:
Anomochilidae, Xenophidiidae and Lanthanotidae. Famili
Lanthanotidae diwakili oleh earless monitor (Lanthanotus borneensis),
kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui.
Sekitar 242 spesies amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini.
Sebanyak 172 spesies, termasuk Caecilian dan enam genus adalah
endemik.

a. Kadal Coklat Kalimantan

Kadal pohon kalimantan atau bengkarung pohon kalimantan (Dasia


vittata) adalah jenis kadal pohon yang endemik dari pulau Kalimantan.
Dalam bahasa Inggris disebut Striped Bornean Tree Skink atau Striped
Tree Skink.

4. Ikan

Sebanyak hampir 200 spesies baru ditemukan di daerah ini dalam


sepuluh tahun terakhir. Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup di
dalam sungai, danau, dan rawa-rawa di paparan Sunda. Kalimantan
mempunyai sekitar 430 spesies, dan sekitar 164 di antaranya diduga
endemik. Sumatra memiliki 270 spesies, sebanyak 42 di antaranya
endemik. Ikan arwana emas (Scleropages formosus) yang cukup
terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini.

a. Ikan Arwana Emas

Arwana Asia, atau Siluk Merah adalah salah satu spesies ikan air tawar
dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur
terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki
warna keperak-perakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak jenis flora dan fauna yang ada ada bumi ini, terutama yang ada di Indonesia,
terutama Daerah Asiatis. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persebaran floran dan
fauna adalah, faktor abiotik, faktor biotik, dan faktor sejarah geologi. Dan seperti
yang kita tau bahwa flora dan fauna yang ada diindonesia ada yang hampir punah,
maka dari itu kita harus meningkatkan kesadraan untuk menjaga dan melestarikannya.
Pada Penyusunan makalah ini juga tentunya kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik yang membangun dari para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan maanfaat bagi kita semua.

B. Saran
Cara untuk meminimalisir punahnya flora dan fauna diindonesia dapat dimulai dari
anak anak dimana mereka diberi pengetahuan melalui flora dan fauna langka yang ada
diindonesia melalui pendidikan. Disamping itu perlu adanya penyuluhan tentang
pelestarian satwa oleh lembaga-lembaga tertentu seperti lembaga pemerintah, dinas
kehutanan, dan sebagainya. Kemudian masyarakat juga perlu meningkatkan
kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian flora dan fauna bagi ekosistem
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.papermakalah.com/2017/10/makalah-flora-dan-fauna.html?m=1 (Di akses


pada tanggal 26 April 2020 pukul 15.00)

https://www.academia.edu/28775283/MAKALAH_GEOGRAFI_PERSEBARAN_FLO
RA_DAN_FAUNA_DI_INDONESIA_KELOMPOK_EVA_RUTIA_SILAEN_FRANS_
MANURUNG_XI_PMIA_3 (Di akses pada tanggal 26 April 2020 pukul 15.30)

Sudarmadji. 1991. Flora dan Fauna. Yogyakarta: Kursus Pendalaman Materi

Geografi, Fakultas Geografi, UGM.

Anda mungkin juga menyukai