DOSEN PENGAMPU:
Diana Zulyetti M.Pd
DISUSUN OLEH:
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Keanekaragaman Makhluk Hidup” tepat pada waktunya. Selesainya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Diana Zulyetti, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kealamiahan
Dasar dan Lingkungan Hidup.
2. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis rincikan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik dari pembaca yang dapat membangun tentunya sangat penulis
harapkan agar ada kemajuan bagi penulis di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Persebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup................................ 2
B. Fenomena Evolusi.................................................................................................. 9
C. Adanya Evolusi Diperkuat Dengan Bukti-Bukti................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membedakan jenis-jenis dari makhluk hidup yang sangat banyak sekali,
maka perlulah menemukan cara untuk membedakan berbagai makhluk hidup tersebut,
baik itu makhluk hidup yang jauh sekali bedanya hingga makhluk hidup yang memiliki
kemiripan yang hampir sama, sebagai bentuk pengidentifikasian berbagai makhluk hidup
di muka bumi ini. Maka inilah yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi
dalam banyaknya keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini.
Pun juga dapat disadari bahwa, tiap-tiap daerah di muka bumi ini memiliki
keanekaragaman hayati yang memiliki ciri-ciri khas sesuai dengan tempatnya tinggal,
seperti penguin yang hidup di kutub utara, onta yang hidup di gurun pasir, ayam yang
hidup di daratan, eceng gondok yang hidup di air, kurma yang hidup padang pasir. Di sini
lah pula peran pembahasan mengenai persebaran makhluk hidup di dunia ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Persebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
2. Bagaimana Fenomena Evolusi
3. Bagaimana Adanya Evolusi Diperkuat Dengan Bukti-Bukti
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
manusia) memiliki cara masing-masing dalam memanfaatkan lingkungan untuk
mempertahankan hidupnya yang disebut adaptasi.
a. Persebaran Flora
Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah
semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu.
Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih
tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan
dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin. Persebaran flora di
Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
1. Flora di Daerah Paparan Sahul Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di
daerahIrian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.
Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
Hutan hujan tropic.
Jenis Pemetia Pinnata (motea).
2) Flora di Daerah Peralihan Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang
berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku,
Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat
pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis
tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan. Flora Sulawesi
menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur.
Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah
kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di
Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
3) Flora di Daerah Paparan Sunda Flora di daerah paparan Sunda adalah flora
diwilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi
Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya
meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan
rotan.
3
4) Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan
hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.
b. Persebaran Fauna
Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan
yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna
Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada
hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan
dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang
meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah
menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulau-pulaudi
sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah,
Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan
Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun
Australia.
Berikut ini pembagian persebaran fauna di Indonesiaa.
a) Pembagian fauna menurut wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan
mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan
bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga
bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua
Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina,
melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis
Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan
sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan
daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia. Wallace
mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat
Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan
menyusui yang besar seperti:
tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
4
banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
orang hutan terdapat di Sumatra Utara dan Kalimantan,
beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
badak terdapat di Sumatra dan Jawa ,
gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),
siamang terdapat di Sumatra,
kijang terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau
kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,
kancil terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali,
dan
jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk
(terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di
Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba terdapat di Kalimantan.
2. Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan
pulau- pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera,
binatangmenyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-
hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan
tipe Australia, antara lainsebagai berikut.
Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
Berbagai jenis serangga.
Berbagai jenis ikan.
5
Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua),
opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
6
Evolusi terjadi ketika perbedaan- perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu
seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang
menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang
merugikan menjadi lebih berkurang.
Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih
berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi
selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa
generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara
terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat
suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan
diwariskan ketika suatu individu bertahanhidup dan bereproduksi.
Sejarah Kehidupan Bumi
1) Azoikum : belum ada kehidupan, bumi masih panas.
2) Archeozoikum : bumi dingin, ada daratan dan lautan.
3) Proterozoikum : zaman kehidupan protozoa bersel satu.
a. Asal manusia
Ada dua teori tentang asal dan penyebaran manusia di dunia
1. Teori pertama, menyatakan bahwa antara 100 ribu dan 200 ribu tahun yang
lalu, manusia modern (Homo sapiens) muncul dari Africka. Berkemang biak
secara lambat menggantikan spesies manusia yang sudah ada sebelumnya.
Teori ini disebut “ Out of Africa”. Sejak lama para ilmuan yakin bahwa
Etiopia dan Tanzania merupakan asal tempat tinggal nenek moyang manusia
modern. Dengan adanya bukti DNA terbaru African Eve yang diperkirakan
adalah nenek moyang manusia berumur 150 ribu tahun lalu besar
kemungkinan pernah hidup disana. Studi genetik menunjukan bahwa
manusia tertua berdasarkan DNA nya berasal dari Afrika Timur. Termasuk
populasi tertua seperti Sandawe, Burunge, Gorwwa, dan orang-orang Dattog
yang hidup di Tanzania. Penemuan para peneliti menjadi bukti bahwa
7
terdapat variasi genetik yang tinggi atau terjadi keanekaragaman genetik
antara mitochondrial DNAdari individu berbeda dalam populasi tersebut.
Mitochondrial DNA tersebut diturunkan melalui garis keturunan
ibu.Menurut pakar genetika Dr. Spencer Wells, Afrika Timur merupakan
rumah asal manusia. Adapun menurut Profesor Ult Gullensten (pakar
biologi molekul-Universitas Uppsala Swedia), agar para saintis tidak
gegabah mengklaim silsilah DNA tertua berasal dari Afrika Timur.Tishkoff
telah mngumpulkan 1.000 sampel mitochondria DNA manusia Tanzania
ternyata etnik Burunge dan Gorawwa bermigrasi dari Etiopia ke Tanzania
dalam kurun waktu 500 tahun terakhir. Sehingga menurut Tishkoff, Etiopia
bisa jadi menjadi wilayah manusia modern. Fosil tengkorak yang ditemukan
di desa Herto, sekitar 170 km dari Adddis Ababa- Etiopia tidak sama persis
dengan tengkorak manusia yang hidup saat ini. Ukuran meraka lebih besar,
lebih panjang, dan tulang alisnya tebal. Hal ini menunjukan kalau mereka
manusia modern pertama yang hidup berdampingan dengan Neandertal.
Neandertal adalah manusia yang tinggal di gua lebih dari 130 ribu tahun
lalu. Dengan demikian, Neandertal berbeda dengan Edaltus yang hidup 160
ribu tahun lalu.
8
Masa ini merupakan masa kedua, di mana manusia yang semula hidup
dengan berburu, mencari ikan, lama kelamaan manusia mengerti bahwa
binatang yang diburu ada yang dapat dipeliharan dan dapat berkembang biak.
Dengan cara memelihara/berternak ,maka tidak harus selalu berburu, bila
membutuhkan daging hewan. Masa ini disebut dengan masa berternak.
3. Masa Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam merupakan masa ketiga, dimana manusia
menanan tanamandari biji/buah yang diambil dari hutan. Manusia mengetahui
bahwa tanaman yangdimakan dan diberikan pada hewan piaraan dapat
dibudidayakan. Pada masa ini manusia mulai bertempat tinggal dengan
membuat rumah dari daun-daun, kulit pohon, kulit binatang. Sejak masa ini
manusia memiliki peradaban dan akhirnyadapat membuat rumah dari kayu
yang diambil dari alam sekitarnya.
4. Masa Kerajinan
Setelah manusia berpengalaman pada masa ketiga, yatu berocok tanam,
maka manusia melakukan pengolahan tanah untuk ditanami. Akhirnya
muncul dalam pikirannya untuk mebuat alat pertanian, seperti cangkul, sabit,
bajak, gergaji, pisau, dan lain-lain. Dengan munculnya mebuat peralatan,
maka disebut masa kerajinan.
5. Masa Industri
Masa industri merupakan masa kelima, dimana manusia dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari memerlukan barang-barang dari hasil
industri, baik dari industri kecil, menengah maupun besar.
6. Masa Komputer dan Telekomunikasi
Pada saat ini sudah masuk masa komputer dan informasi. Aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi telah banyak dilakukan pada dunia
bisnis, perusahana, perbankan, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan lain-
lain. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha
menerapkan teknologi informasi di lingkungan kerja masing-masing.
7. Prose Penyebaran
9
Dari Afrika Homo sapiens Edaltus berpencar ke Eropa dan Asia,
kemudian ke benua Amerika. Disana komunitas tersebut berkembang dan
bertambah. Eda ltu berarti orang tua (bahasa Afar). Mereka unik, yaitu
memiliki kedekatan dengan manusia modern
B. Fenomena Evolusi
Evolusi pada akhirnya adalah suatu proses penciptaan keanekaragaman makhluk
hidup. Seperti halnya dikemukakan Vyrba guru besar Paleontologi dan Biologi Yale
University, bahwa bukti terbaik untuk evolusi adalah adanya keanekaragaman organisme
hidup, penyebaran karakteristik di antara spesies, dan pola hirarki keanekaragaman. Dari
waktu ke waktu, spesies baru berkembang dari spesies yang ada melalui spesiasi, dan
spesies lain punah, menghasilkan perubahan yang terus menerus dalam dunia biologi yang
dicerminkan dalam rekaman fosil.
Teori evolusi menjelaskan bagaimana terjadinya proses perubahan pada makhluk
hidup yang menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak dan beraneka ragam
sehingga kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Pertama, makhluk hidup
yang berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan istilah
evolusi progresif.
Seleksi alam berkaitan erat dengan teori evolusi, yakni makhluk hidup yang tidak
mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan maka akan punah. Makhluk hidup yang
menghuni bumi saat ini ialah makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan berbagai
kondisi lingkungan sesuai habitatnya dan mampu bersaing serta mampu mempertahankan
hidupnya. Secara etimologi, seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyeleksi
organisme yang hidup di dalamnya. Organisme yang berhasil melalui proses filter alam
hanyalah organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan, proses atau
mekanisme ini terjadi selama berjuta-juta tahun secara bertahap.
Seleksi alam memiliki dampak besar bagi kelangsungan hidup suatu organisme
makhluk hidup. Bagi organisme yang tidak mampu melewati proses seleksi alam, maka
populasinya akan berkurang dan dapat menyebabkan kepunahan suatu spesies. Seleksi
alam juga memberikan dampak munculnya spesies-spesies baru, karena dengan adanya
adaptasi yang dilakukan makhluk hidup, maka akan menciptakan keanekaragaman
makhluk lainnya.
10
Proses panjang seleksi alam akan mendorong organisme beradaptasi dengan
lingkungannya untuk bertahan hidup. Adaptasi dibagi mejadi 3 macam, yakni: Adaptasi
Morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup sesuai dengan lingkungannya.
Misalnya bentuk paruh dari berbagai jenis burung sesuai dengan makanannya. Adaptasi
Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup. Contohnya enzim
selulase yang dihasilkan oleh hewan memamah biak. Adaptasi Tingkah Laku adalah
penyesuaian atau perubahan tingkah laku makhluk hidup, seperti bunglon yang dapat
menyesuaikan warna kulit sama seperti lingkungannya.
Teori Evolusi Menurut Darwin
Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1859 melalui bukunya yang berjudul
“On The Origin of Species“, menyatakan bahwa proses organisme berubah dari setiap
perkembangan zaman akibat adanya perubahan sifat fisik atau perilaku yang diwariskan
karena faktor seleksi alam.
Teori evolusi oleh Darwin tersebut meliputi:
Tidak ada dua individu yang sama persis
Pertambahan makanan karena selalu terjadi kekurangan bahan makanan
Pertambahan populasi tidak berlangsung terus menerus
Setiap populasi dominan memperbanyak diri seperti deret ukur
Pada bukunya, Darwin berpendapat bahwa seleksi alam dapat menyebabkan
mamalia darat berubah menjadi ikan paus.
11
Charles Darwin melakukan penelitian terhadap burung finch di Kepulauan
13
Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata
menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula,
dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di
antara hewa-hewan sesame vetebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu
nenek moyang.
6. Studi perbandingan biokimia
Bila membandingkan makhluk hidup pada tinggak biokimia, ternyata hasilnya
mendukung teori evolusi. Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse
atau gorilla dari pada dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini
menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla dari
pada dengan anjing atu cacing tanah.
14
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari berbagai makhluk hidup yang banyak jenisnya, para peneliti mengklasifikan
makhluk hidup ini. Adanya klasifikasi makhluk hidup ini dikarenakan adanya persamaan
dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian
makhluk hidup dilakukan bertujuan untuk mempermudah manusia dalam mengenal
berbagai jenis hewan dan tumbuhan, juga mempermudah untuk memberikan
penamaan terhadap suatu individu. Keanekaragam meliputi variasi bentuk, ukuran,
warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup.
Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup yaitu oleh adanya
mekanisme evolusi. Makhluk hidup dari waktu ke waktu terus berkembang dan
tersebar dimana-mana. Kehidupan di bumi ini ada yang berpendapat dimulai sejak
zaman purba (arkeozoikum), yaitu organisme sederhana secara revolusioner mengalami
perubahan yang lebih kompleks/ modern pada masa sekarang. Hampir sekitar 600
juta tahun yang lalu, kehidupan di Bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa,
dan organisme uniseluler lainnya. Sebelum organisme hidup multiseluler muncul, terjadi
ledakan keanekaragaman hayati secara cepat, tetapi secara periodik terjadi pula
kepunahan secara besar akibat aktivitas Bumi, iklim dan luar angkasa Keanekaragaman
makhluk hidup terjadi karena adanya mekanisme evolusi. Evolusi adalah perubahan
secara perlahan dan berlangsung terus.
Pemikiran tentang adanya evolusi kehidupan didasarkan pada temuan adanya
kemiripan antar spesies makhluk hidup. Perbedaan yang sifatnya gradual sangat
mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Oleh karena itu, hanya keturunan yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya yang akan mampu bertahan. Walaupun demikian,
generasi yang telah beradaptasi dengan segala perubahan fisiknya tetap membawa sifat-
sifat pokok dari induknya.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi referensi dan ilmu
pengetahuan baru bagi kita semua. Semoga makalah dapat bermanfaat dalam dunia
pendidikan terutama bagi kita semua.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan A. Supatmo, ILMU ALAMIAH DASAR, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1991.
Mas’ud, Ibnu dan Joko Paryono, ILMU ALAMIAH DASAR (IAD), Bandung, CV. Pustaka Setia,
1998
Soegimo, Dibyo dan Ruswanto, GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta, CV Mefi Caraka,
2009.
16