Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

Oleh:

IKE PUSPITA SARI


M1A121056

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan baik.
Untuk menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada guru bidang studi.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu penulis berharap
kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Terimakasih.
Kendari, 14 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
.................................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Persebaran Flora di Indonesia..................................................................................
3...............................................................................................................................
B. Faktor Penyebab Adanya Perbedaan Flora di Indonesia.........................................
.................................................................................................................................4
C. Persebaran Fauna di Indonesia................................................................................
8...............................................................................................................................
D. Faktor Penyebab Adanya Perbedaan Fauna di Indonesia........................................
.................................................................................................................................11
E. Upaya Pencegahan Punahnya Flora dan Fauna di Indonesia..................................
.................................................................................................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................
14
B. Saran.......................................................................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
15

i
ii

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
melimpah baik flora maupun fauna. Keanekaragaman flora dan fauna di
Indonesia tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah Indonesia itu
sendiri. Ada tumbuhan dan hewan yang hanya dapat hidup di daerah yang
beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang
hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin, lembab ataupun kering. Proses
migrasi pada tumbuhan dan hewan di pengaruhi oleh kemampuanya
berevolusi, kemampuannya dalam menyesuaiakan dirinya untuk
mempertahankan hidupnya, faktor lingkungannya baik itu biotik maupun
abiotik, dan juga faktor geologis.
Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi, satu spesies dengan
spesies lainya senantiasa terjdi suatu interksi baik secara langsung maaupun
tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau
kelompok suatu kehidupan. Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi
keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan tumbuh-
tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah atau
bioma tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan
daerah tersebut untuk memberi makan.
Keberagaman flora fauna ini senantiasa memberikan keuntungan besar
bagi masyarakat terutama dalam bidang ekonomi. Pemanfaatan sumber daya
hayati yang teradi secara terus menerus dan terkadang tidak diimbangi
dengan adanya pelestarian mengakibatkan jumlah populasi flora fauna
semakin berkurang tiap tahunnya, bahkan mendekati punah. Oleh karena itu
dalam makalah ini selain akan membahas tentang persebaran flora fauna juga
faktor perebaran tersebut, juga akan dibahas bagaimana menjaga flora fauna
itu untuk tetap lestari hingga anak cucu kita nanti juga masih dapat
menikmatinya.

i
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persebaran flora di Indonesia ?
2. Apa faktor penyebab terjadinya persebaran flora di Indonesia ?
3. Bagaimana persebaran fauna di Indonesia ?
4. Apa faktor penyebab terjadinya persebaran fauna di Indonesia ?
5. Bagaimana upaya untuk mencegah kepunahan flora fauna di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana persebaran flora di Indonesia.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya persebaran flora di Indonesia.
3. Mengetahui bagaimana persebaran fauna di Indonesia.
4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya persebaran fauna di Indonesia.
5. Mengetahui upaya untuk mencegah kepunahan flora fauna di Indonesia

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persebaran Flora di Indonesia


Menurut Kusmana dan Hikmat, (2015:187) menjelaskan istilah flora
diartikan sebagai samua jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah
tertentu. Apabila istilah flora ini dikaitkan dengan life-form (bentuk
hidup/habitus) tumbuhan, maka akan muncul berbagai istilah seperti flora
pohon (flora berbentuk pohon), flora semak belukar, flora rumput, dsb.
Apabila istilah flora ini dikaitkan dengan nama tempat, maka akan muncul
istilah-istilah seperti Flora Jawa, Flora Gunung Halimun, dan sebagainya.
Sesuai dengan kondisi lingkungannya, flora di suatu tempat dapat terdiri dari
beragam jenis yang masing-masing dapat terdiri dari beragam variasi gen
yang hidup di beberapa tipe habitat (tempat hidup). Oleh karena itu,
muncullah istilah keanekaragaman flora yang mencakup makna
keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik dari jenis, dan
keanekaragaman habitat dimana jenis-jenis flora tersebut tumbuh.
Menurut Kusmana dan Hikmat, (2015:187) menjelaskan pola persebaran
flora di Indonesia sama dengan pola persebaran faunanya yang berpangkal
pada sejarah pembentukan daratan kepulauan Indonesia pada masa zaman es.
Pada awal masa zaman es, wilayah bagian barat Indonesia (Dataran Sunda:
Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan) menyatu dengan benua Asia,
sedangkan wilayah bagian timur Indonesia (Dataran Sahul) menyatu dengan
benua Australia. Dengan demikian, wilayah Indonesia merupakan daerah
migrasi fauna dan flora antar kedua benua tersebut. Selanjutnya, pada akhir
zaman es, dimana suhu permukaan bumi meningkat, permukaan air lautpun
naik kembali, sehingga Pulau Jawa terpisah dari benua Asia, Kalimantan, dan
Sumatera. Begitu pula pulau-pulau lainnya saling terpisah satu sama lain.
Hasil penelitian biogeografi hewan oleh Wallace menunjukkan bahwa jenis-
jenis hewan yang hidup di wilayah bagian barat Indonesia berbeda dengan
jenis-jenis hewan di wilayah bagian timur Indonesia, batasnya kira-kira dari

i
Selat Lombok ke Selat Makassar. Garis batas ini dikenal dengan Garis
Wallace.
Menurut Kusmana dan Hikmat, (2015:188) Selain Wallace, peneliti
berkebangsaan Jerman, Weber, mengadakan penelitian tentang biogeografi
fauna di Indonesia, yang hasilnya mencetuskan Garis Weber yang
menetapkan batas penyebaran hewan dari benua Australia ke wilayah bagian
timur Indonesia. Berdasarkan hasil proses pembentukan daratan wilayah
Indonesia serta hasil penelitian Wallace dan Weber, maka secara geologis,
persebaran flora (begitu pula fauna) di Indonesia dibagi ke dalam 3 wilayah,
yaitu:
1. Flora Dataran Sunda yang meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan
Bali. Flora di pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh flora Asia
karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri flora benua Asia disebut juga
flora Asiatis yang didominasi oleh jenis tumbuhan berhabitus pohon dari
suku Dipterocarpaceae.
2. Flora Dataran Sahul yang meliputi Papua dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Flora di pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh
benua Australia, biasa disebut flora Australis yang didominasi oleh jenis-
jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku Araucariaceae dan
Myrtaceae.
3. Flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace) yang meliputi Sulawesi,
Maluku, dan Nusa Tenggara yang berada di bawah pengaruh benua Asia
dan Australia, yang mana jenis tumbuhan berhabitus pohonnya
didominasi oleh jenis dari suku Araucariaceae, Myrtaceae, dan
Verbenaceae. Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia
merupakan bagian dari flora Malesiana. Ditinjau dari wilayah
biogeografi, setidaknya terdapat tujuh wilayah biogeografi utama
Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran berbagai spesies tumbuhan,
yaitu Sumatra, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawesi,
Maluku dan Irian Jaya.

i
B. Faktor Penyebab Adanya Perbedaan Flora di Indonesia
Menurut Rara, (2014: 158) menjelaskan persebaran makhluk hidup
dipermukaan bumi tidak merata, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran flora dan fauna adalah :
1. Faktor Abiotik
Faktor abiotik terdiri dari faktor klimatik (iklim), faktor edafik
(tanah), dan faktor fisiografi (ketinggian tempat dan bentuk lahan).
Menurut Rara, (2014: 159) menjelaskan faktor klimatik/iklim, yang
mempengaruhi kehidupan antara lain yaitu suhu, kelembapan, angin, dan
curah hujan. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang
mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan
pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup
salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat
menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu,
persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik
dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan
wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor
iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di
permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan
tingkat curah hujan.
a. Suhu Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi
matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap
wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis,
menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak
jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi
lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat
intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang
sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari
permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan, dan
kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari
menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi. Kondisi suhu udara

i
sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan,
karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan
hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di
antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di
kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih
tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam
jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
b. Kelembapan udara selain suhu dalam Rara (2014: 159) menjelaskan,
faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di
muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya
uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan
udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di
muka bumi.
c. Angin di dalam siklus hidrologi, angin dalam Rara (2014: 162)
berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air
atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini
menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi
distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara
alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan
angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses
penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
d. Curah hujan air dalam Rara (2014: 162) merupakan salah satu
kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak
mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi.Bagi
makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama
untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui
curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan
berlangsung secara berkelanjutan.
e. Faktor tanah/ edafik, faktor tanah dalam Rara (2014: 162) disebut
pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah
atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik
berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan

i
menumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain tekstur, struktur,
dan keasaman tanah.
f. Faktor topografi dalam Rara (2014: 162) meliputi ketinggian dan
kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan
perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan
kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang
berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula
karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat
adaptasi yang berlainan.
2. Faktor Biotik
Menurut Rara, (2014: 165) menjelaskan Faktor Biotik yang sangat
berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu manusia. manusia
dapat membudidayakan beberapa jenis flora dan fauna.
3. Faktor Sejarah Geologi
Menurut Rara, (2014: 165) menjelaskan Diperkirakan 200 juta tahun
yang lalu, di bumi ini hanya terdapat satu benua saja, kemudian benua itu
mengalami keretakan dan bergeser. Pergeseran itu berlangsung secara
lambat dan akhirnya terjadilah lima benua seperti yang kita alami
sekarang ini yang berlangsung kira-kira dalam waktu 135 juta tahun. Jadi
pergeseran dimulai pada zaman Mesozoikum sampai awal Kenozoikum
hingga bentuknya yang sekarang. Pada zaman itu bumi telah dihuni oleh
berbagai jenis ikan, reptile, burung sampai binatang-binatang menyusui
serta hewan atau tumbuhan didaratan. Pergeseran menjadi anak benua
itu, mengakibatkan makhluk hidup yang dibawanya mengalami
perubahan lingkungan hidup, misalnya iklim yang berbeda menyebabkan
hanya makhluk hidup yang tahan terhadap kondisi ini akan tetap bertahan
hidup dan menyesuaikan diri, sehingga tidak musnah. Jadi, sejarah
geologi ikut menentukan geografi kehidupan di bumi baik ditinjau dari
persamaan maupun perbedaan makhluk hidup.

i
C. Penyebaran Fauna di Indonesia
Secara geografis, persebaran fauna di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi tiga wilayah, yaitu; wilayah fauna Indonesia Barat (bercorak Asia),
wilayah fauna Indonesia Tengah dan wilayah fauna Indonesia Timur
(bercorak Australia). Di Indonesia terdapat tidak kurang dari 254 jenis amfibi,
624 jenis reptil dan 650 jenis binatang menyusui. Persebaran fauna Indonesia
Barat dibatasi oleh garis Wallace, persebaran fauna Indonesia Timur dibatasi
oleh garis Weber. Dengan demikian, persebaran fauna Indonesia Tengah
terletak di antara kedua garis tersebut (Susilawati, 2011:11).

Gambar 1 Peta Persebaran Fauna di Indonesia


Pada ketiga wilayah persebaran fauna di Indonesia masing-masing
memiliki ciri khasnya. Menurut Susilawati (2011:12), jika diidentifikasi
masing-masing perbedaannya maka fauna di Indonesia Barat umumnya
terdiri dari binatang menyusui yang berukuran besar seperti gajah, orangutan,
badak, banteng, dll. berbagai jenis kera banyak terdapat di sini. Demikian
halnya dengan berbagai jenis ikan air tawar. Sedangkan untuk fauna di
Indonesia Timur umumnya terdiri dari binatang menyusui berukuran kecil,
binatang berkantung, dan berbagai jenis burung yang beraneka warna
Tabel 1 Perbedaan Jenis Fauna pada Tiga Wilayah di Indonesia
Kelas Indonesia Bagian Indonesia Bagian Indonesia Bagian
Barat Tengah Timur
Mamalia Gajah, badak Anoa, babi rusa, Kangguru, wallabi,
bercula satu, tapir,

i
rusa, ikan beruang, landak,
banteng, kukang, duyung, kuskus, oposum layang,
monyet, orangutan, monyet hitam, kuskus, kelelawar.
macan, beruang, beruang,
kijang, kancil, tarsius, kuda, sapi,
landak banteng
Reptil Buaya, kura-kura, Biawak, Buaya, biawak, ular,
kadal, ular, tokek, komodo,kurakura, kadal, kura-kura
biawak, bunglon buaya, ular
Amfibi Katak pohon, katak Katak pohon, katak
terbang, katak air terbang, katak air
Burung Burung hantu, Burung dewata, Nuri, raja udang,
elang, maleo, cendrawasih,
jalak, merak, nuri, mandar, raja kasuari,
kutilang udang, kakatua, namudur
merpati, angsa,
rangkong
Ikan Air Pesut
Tawar

D. Faktor Penyebab Adanya Perbedaan Fauna di Indonesia


Keanekaragaman fauna menjadi aset utama dalam pendayagunaan fauna.
Bila kekhasan dan kekhususan masing-masing komponennya dapat
diungkapkan, pendayagunaan ini akan mencapai keefektifan yang tinggi.
Keanekaragaman spesies fauna terjadi karena beberapa faktor, sehingga
terbentuk keanekaragaman yang terpolakan dalam distribusinya, yang
tergolong dalam dua aspek, yaitu spatial (berdasarkan ruangan/tempat), yang
disebabkan oleh faktor geografi dan/atau oleh faktor ekologi, serta temporal,
dengan dimensi waktu). Faktor-faktor ini terserap ke dalam setiap spesies dan
terkembang untuk membentuk ciri dan sifat masing-masing spesies
(Adisoemarto, 2005:88-91).
1. Pola Distribusi Spatial Geografi
Kondisi geografi Indonesia memungkinkan tingginya tingkat
keanekaragaman spesies fauna di negara ini. Dengan bentangan dari sisi

i
timur Benua Asia sampai sisi barat Benua Australia Indonesia memiliki
tiga kawasan fauna yang masingmasing mengandung kekhasannya.
Region Oriental di sebelah barat, Region Australian di timur dan
Kawasan Wallacea diantaranya telah membentuk keanekaragaman fauna
yang tinggi tarafnya dan unik susunannya. Keberadaan ketiga kawasan
ini juga merupakan keunikan, karena tiada satu pun negara di dunia yang
memiliki lebih dari satu kawasan fauna, bahkan beberapa negara terletak
di dalam satu kawasan. Perbedaan faktor dalam ekosistem di masing-
masing region menyebabkan terjadinya keanekaragaman spesies yang
menghuninya. Faktor-faktor yang telah diidentifikasi di antaranya adalah
kendala lingkungan untuk mengkoloni suatu kawasan (Acevedo et al.
2005), hukum pulau yang menentukan ukuran tubuh (Lomolino 2005),
gradasi ketinggian seperti yang terdapat pada artropoda tanah (Jing et al.
2005), dan pengaruh faktor abiotik (Pidwirny, 2001), yang meliputi
kolonisasi dan pemapanan termasuk kepunahan lokal, serta uraian klasik
mengenai distribusi geo-grafi biota (Smith 2005). Secara lengkap faktor-
faktor yang mempengaruhi kehidupan binatang terdapat di ketiga
kawasan tersebut, termasuk penggabungan faktor-faktor dari daratan
Asia dan dari daratan Australia. Itulah sebabnya keanekaragaman
binatang di ketiga kawasan tersebut sangat tinggi.
2. Keanekaragaman sebaran temporal
Berbagai faktor dapat mendorong terjadinya keanekaragaman
spesies dengan dimensi waktu/tempo. Dinamika populasi suatu spesies
adalah salah satu ciri dalam keanekaragaman sebaran temporal
(Korpimäki 2005). Dalam konteks dimensi tempo, spesies mem-punyai
kemampuan dalam hal :
a. Mengatasi pengaruh musuh alami dan ketersediaan pakan sebagai
faktor pengatur fluktuasi.
b. Mengatasi invasi pemangsa asing dan kembalinya pemangsa puncak.
c. Bervariasi secara alami dan tanggapan terhadap perubahan yang
disebabkan oleh ulah manusia dalam ekosistem hutan dan ekosistem
pertanian.

i
d. Seleksi habitat, pilihan diet dan mobilitas pemangsa.
e. Keputusan reproduktif dalam lingkungan yang bermacam-macam.
f. Mengatasi imuno kompentensi, parasit dan status kesehatan.
g. Pentingnya visi ultraviolet dalam mencari pakan dan berkomunikasi.
Pola-pola distribusi spatial dan distribusi temporal hanya dapat dikenal
berdasarkan informasi taksonomi yang dikumpulkan dari spesies-spesies yang
terlibat dalam pembentukan pola distribusi. Spesies-spesies penentu pola
yang terbentuk mencerminkan kekhasan dan kekhususan keaneka-ragaman
hayati di masing-masing pola keanekaragaman, yang pada taraf spesies terdiri
atas tiga tingkatan, yaitu alpha, atau keanekaragaman spesies dalam satu
habitat, beta,keanekaragaman spesies dalam dua habitat atau lebih, gamma,
keanekaragaman spesies yang ada dalam suatu region yang lebih luas
(beberapa kawasan), dan global untuk seluruh dunia (Lecture 10, 2001 dalam
Hartoto, 2006:91)
Keanekaragaman dunia hewan cukup menarik berbagai para ahli.
Indonesia, telah banyak ahli melakukan penelitian terhadap dunia hewan
antara lain Alfred Russel Wallace (Inggris) yang telah melakukan
penyelidikan mengenai flora dan fauna, Weber (Jerman) menyelidiki jenis
ikan tawar, Sarasin (Swiss) menyelidiki hewan di Sulawesi, dan Dammerman
(Belanda) menyelidiki jenis-jenis hewan di Pulau Jawa. Dari hasil
penyelidika tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penyebaran fauna di Indonesia, antara lain (Banowati,
2012:135-137) :
1. Pengaruh Perubahan Geologis
Perubahan gelgis yang terjadi pada masa lampau menyebabkan
perubahan daratan dan laut telah banyak mempengaruhi persebaran jenis
fauna tertentu. Laut merupakan penghambat persebaran fauna darat, ikan
airtawar, serta jenis-jenis burung tertentu. Pada masa daratan Indonesia
bagian barat masih bergabung menjadi satu dengan Benua Asia serta
Indonesia bagian timur bergabung dengan Benua Australia (zaman
pleistosen), banyak fauna dari kedua benua tersebut yang menyebar di
Indonesia. Fauna yang berasal dari Asia menyebar di Indonesia bagian

i
barat, sedang fauna yang berasal dari Australia menyebar di Indonesia
bagian Timur. Setelah berakhirnya zama es (holosen) maka sebagian
daerah dangkalan Sunda dan Sahul digenangi air dan menjadi laut. Sejak
peristiwa ini, penyebaran fauna juga terhenti kecuali fauna tertentu.
2. Pengaruh Keadaan Iklim suatu Daerah
Curah hujandan temperatur, sangat berpengaruh terhadap dunia
tumbuh-tumbuhan. Keadaan ini secara tidak langsung mempengaruhi
jenis-jenis fauna tertentu. Oleh sebab itu, baik secara langsung maupun
tidak langsung, keadaan iklim suatu daerah berpengaruh terhadap
persebaran fauna, perkembangan, serta kelangsungan hidup hewan sangat
tergantung pada tersedianya jenis pakan yang diperlukan, hal ini sangat
tergantung pada kondisi lingkungan di daerah setempat, terutama
keadaan curah hujan dan temperatur.
3. Pengaruh Kegiatan Manusia
Kegiatan manusia berperan dalam penyebaran fauna, baik melalui
pembuatan keadaan lingkungan yang sesuai maupun dengan cara-cara
lainnya. Makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi makin
tampak sekali pengaruh tersebut. Misalnya dengan mendatangkan ternak
ataupun unggas yang dipandang produktif dari negara lain untuk
dikembangbiakkan di Indonesia, sehingga dapat diperoleh jenis-jenis
unggul. Upaya bersifat untuk pembibitan, penyilangan, maupun lainnya.
Kegiatan manusia yang dimaksud pada paragraf di atas adalah
kegiatan yang bersifat positif. Selain itu, ada pula kegiatan manusia yang
berpengaruh negatif, misalnya perburuan terhadap jenis fauna tertentu,
baik karena dianggap merugikan kehidupan manusia maupun ada sebab
lain. Akibat dar kegiatan semacam ini menyebabkan perubahan
penyebaran secara alamiah, dapat pula berakibat semakin berkurangnya
jumlah (populasi) jenis fauna tertentu. Adanya usaha-usaha untuk
melestarikan jenis fauna tertentu , terutama yang telah dianggap langka,
merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan hidup yang
makin lama tampak semakin rusak.

i
E. Upaya Pencegahan Punahnya Flora dan Fauna di Indonesia
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat
hidupnya dirusak manusia misalnya untuk dijadikan lahan pertanian,
perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat
terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah
semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini
berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
2. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran
bagi hewan hewan tertentu, seperti :
a. Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di
Sumatera.
b. Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
c. Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
3. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan
lingkungannya.
4. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti : soa-
soa (biawak), komodo, landak semut Irian, kanguru pohon, bekantan,
orang utan (Mawas), kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, siamang,
macan kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, pesut, ikan
duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan,
sarudung, owa, sing puar, peusing.
5. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
a. Mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
b. Perbaikan kondisi lingkungan hutan.
c. Menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
d. Sistem tebang pilih.
6. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain :

i
a. Melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
b. Mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
c. Mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
7. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain :
a. Mencegah perusakan wilayah perairan.
b. Melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan
biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
c. Melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa
telah diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320
tempat untuk Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera,
Irian Jaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan
lindung mempunyai fungsi sebagai:
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan.
2. Pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
3. Pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.
Tabel 2 Beberapa Taman Nasional, Suaka Alam, Dan Margasatwa di Indonesia.
No
Nama Propinsi Keterangan
.
1 Gunung Leuser DI Aceh Taman Nasional*
2 Ujung Kulon Jawa Barat Taman Nasional*
3 Gedung Pangrango Jawa Barat Taman Nasional*
4 Baluran Jawa Timur Taman Nasional*
5 Pulau Komodo NTT Taman Nasional*
6 Kerinci Seblat Sumatera Taman Nasional*
Bukit Barisan
7 Sumatera Taman Nasional*
Selatan
8 Pulau Seribu Jakarta (Lepas Pantai) Taman Nasional**
9 Bali Barat Bali Taman Nasional**
10 Tanjung Puting Kalimantan Taman Nasional**
11 Kutai Kalimantan Timur Taman Nasional**
12 Lore Sulawesi Taman Nasional**

i
13 Dumoga Sulawesi Taman Nasional**
Manu Selawang
14 Maluku Taman Nasional**
Nua/Waymual
Bromo - Semeru -
15 Jawa Timur Taman Nasional**
Tengger
16 Meru Betiri Jawa Timur Taman Nasional**
17 Langkat Barat Sumatera Utara Suaka Margasatwa
18 Langkat Selatan Sumatera Utara Suaka Margasatwa
19 Kerumutan Riau Suaka Margasatwa
20 Berbak Jambi Suaka Margasatwa
21 Way Kambas Lampung Suaka Margasatwa
22 Pangandaran Jawa Barat Suaka Margasatwa
23 Gunung Rinjani NTB Suaka Margasatwa
24 Beringin Sati Sumatera Barat Cagar Alam
25 Panaitan Jawa Barat Cagar Alam
26 Gunung Palung Kalimantan Barat Cagar Alam
Kota
27 Kalimantan Tengah Cagar Alam
Waringin/Sampit
28 Gunung Lorens Irian Jaya Cagar Alam
Keterangan :
* : Ditetapkan sejak tahun 1980
** : Ditetapkan sejak tahun 1982

i
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara geologis, persebaran flora (begitu pula fauna) di Indonesia dibagi
ke dalam 3 wilayah, antara lain flora Dataran Sunda, flora Dataran Sahul ,
dan flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace). Faktor-faktor yang
mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah : faktor abiotik, faktor
biotik, dan faktor sejarah geologi. Persebaran fauna Indonesia Barat dibatasi
oleh garis Wallace, persebaran fauna Indonesia Timur dibatasi oleh garis
Weber. Keanekaragaman spesies fauna terjadi karena beberapa faktor,
sehingga terbentuk keanekaragaman yang terpolakan dalam distribusinya,
yaitu aspek spatial. Faktor yang mempengaruhi penyebaran fauna di
Indonesia, yaitu pengaruh perubahan geologis, pengaruh keadaan iklim suatu
daerah, dan pengaruh kegiatan manusia. Untuk mencegah semakin punahnya
flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya, antara lain dengan
ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu, membangun beberapa pusat
rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan hewan tertentu,
pembangunan berwawasan lingkungan, menetapkan beberapa jenis binatang
yang perlu dilindungi, melakukan usaha pelestarian hutan, melakukan usaha
pelestarian hewan, dan melakukan usaha pelestarian biota perairan.

B. Saran
Cara untuk meminimalisir punahnya flora dan fauna di Indonesia dapat
dimulai dari anak-anak dimana mereka diberi pengetahuan melalui flora dan
fauna langka di Indonesia melalui pendidikan. Di samping itu, perlu diadakan
penyuluhan tentang pelestarian satwa oleh lembaga-lembaga tertentu seperti
lembaga pemerintah, dinas kehutanan, dan sebagainya. Kemudian,
masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya flora dan
fauna bagi ekosistem kehidupan.

i
DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, Soenartono. 2005. Penerapan dan Pemanfaatan Taksonomi untuk


Mendayagunakan Fauna Daerah: Zoo Indonesia Vol. 15(2): 87 – 100.

Banowati, Eva. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Christanto, Indrayanti.2013. Flora dan Fauna. Diakses pada hari Jumat, 31 Maret
2017 pukul 12.32 di www.geografikoe.com

Kusmana,Cecep dan Hikmat, Agus. 2015. Keanekaragaman Hayati Flora Di


Indonesia. Bogor: diakses pada www.journal.ipb.ac.id tanggal 03 April
2017.

Rara, Miede Emirilda. 2014. Materi Biosfer. Lampung: diakses pada


www.digilib.unila.ac.id tanggal 03 April 2017.

Susilawati. Regional Indonesia : Kondisi Fisik Wilayah Indonesia. Diakses pada


hari Rabu, 29 Maret 2017 pukul 19.08 WIB di www.file.upi.edu.com

Anda mungkin juga menyukai