Dosen Pengampu :
Nailil Inayah, M.Pd
Disusun Oleh :
Rizka Amalia Oksanda (06041021057)
Nur Hamimah (06041021054)
Azza Ilma Khoirunnabila (06031021040)
Mariyatul Qibtiyyah (06041021048)
2022
I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan baik dan lancar. Tak lupa pula
sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang
yakni agama islam.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas laporan
praktikum lapangan pada mata kuliah Keanekaragaman Makhluk Hidup. Dalam penulisan
laporan ini, penulis menyajikan hal-hal yang merujuk pada pembahasan mengenai
keanekaragaman vegetasi di hutan Coban Rais Malang. Dengan judul Analisa Vegetasi di
Hutan Coban Rais Malang.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Nailil Inayah, M.Pd yang telah
membimbing penulis untuk segera menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik dan
tepat waktu. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyusunan laporan ini baik secara moral dan materi sehingga laporan ini dapat selesai
tepat waktu. Penulis juga berharap laporan ini dapat memberikan prospektif baru bagi
pembaca.
Penulis menyadari bahwa laporan yang ditulis ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan, tata bahasa, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan penulis.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
III
BAB I
PENDAHULUAN
IV
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
V
Berdasarkan habitatnya, penyebaran tersebut selain di kawasan budidaya
sebagian besar terdapat di dalam kawasan hutan. Untuk tumbuhan obat misalnya,
sekitar 42% terdapat di hutan hujan tropika dataran rendah, 18% di hutan musim,
4% di hutan pantai dan 3% di hutan mangrove. Untuk jenis paku-pakuan, tercatat
penyebarannya di Sumatera sebanyak 500 spesies, Kalimantan 1.000 spesies,
Jawa-Bali/NTB/NTT 500 spesies, Sulawesi 500 spesies, Kepulauan Maluku 690
spesies dan Papua 2.000 spesies. Perkiraan jumlah spesies di setiap wilayah
penyebaran tersebut boleh jadi ada tumpang tindih antara satu pulau dengan
lainnya, namun ada juga spesies endemik (Kato dalam Santosa 1996).
VI
adanya tekanan-tekanan oleh manusia (Odum 1998). Berikut cara menghitung
indeks keanekargaman menurut Shannon-Wienner
H’ = - pi ln (pi) ; pi = ni / N
Dimana :
H’ Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener ni : Jumlah individu
spesies ke-i
N Jumlah total individu
Indeks kekayaan jenis adalah untuk mengetahui jumlah jenis (spesies) dalam
komunitas, semakin banyak jumlah jenis yang ditemukan dalam komunitas, maka
semakin tinggi pula indeks kekayaan jenisnya (Marguran, 1988). Apabila nilai
indeks keanekaragaman termasuk kategori rendah maka indeks kekayaan jenisnya
juga akan rendah. Hal tersebut karena keanekaragaman jenis berbanding lurus
dengan nilai kekayaan jenisnya (Marguran, 1988). Berikut cara menghitung indeks
kekayaan jenis
R1 = ( S−1)
¿¿
Dimana :
R1 Indeks kekayaan jenis
S Jumlah jenis yang ditemukan
N Jumlah total individu
H'
E=
ln S
Dimana :
E Indeks kemerataan
H’ Indeks keanekaragaman
S Jumlah spesies yang ditemukan
VII
BAB III
BAHAN DAN PROSEDUR
3.1 Tempat dan Waktu
VIII
b. Metode yang dilakukan adalah gabungan antara metode garis dan petakan.
Transek dilakukan mulai dari awal jalan hingga ke tengah kawasan hutan
mengikuti jalan yang sudah ditetapkan.
c. Membuat satu petak berukuran 5 x 5 meter untuk pengukuran spesies
pancang (ukuran diameter 10-25 cm)
d. Membuat satu petak di dalam petak tersebut berukuran 2 x 2 meter untuk
pengukuran spesies herba atau semai (ukuran diameter < 10 cm)
e. Penyisiran dilakukan oleh banyak kelompok sehingga petakan-petakan yang
dibuat dapat menjadi representasi dari hutan
f. Menghitungan terhadap berbagai species dan tabulasikan jenis dan jumlah
masing-masing, kemudian tentukan nilai indeks keanekaragaman, indeks
kekayaan jenis dan indeks kemerataan jenis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah dilakukan analisa vegetasi di Hutan Coban Rais Malang, maka didapatkan
data sebagai berikut
Lokasi : Hutan Coban Rais Malang
Kelembaban tanah : Wet +
Pencahayaan : Low
Suhu tanah : 23 0C
Lain-lain : ph 4,5
Petak 1 (Plot 5x5)
IX
2 Sintrong Crassocepha
lum 1 1/289 -
crepidioides 0.003 0.000009 -5.809 0.017
3 Tapak Elephantopu -
21 21/289
Liman s scaber 0.073 0.005 -2.617 0.191
4 Putri Mimosa -
5 5/289
Malu pudica 0.017 0.0002 -4.075 0.069
5 Laportea Laportea 4 4/289
-
0.014 0.0001 -4.269 0.059
6 Rumput Hedyotis
Lidah diffusa 11 11/289 -
Ular 0.038 0.001 -3.270 0.124
7 Pecut Stachytarph
Kuda eta 5 5/289 -
jamaicensis 0.017 0.0002 -4.075 0.069
8 Rumput Cyperus -
43 43/289
Teki rotundus 0.149 0.022 -1.904 0.283
9 Walangi Eryngium -
6 6/289
foetidum 0.021 0.0004 -3.863 0.081
10 Rumput Commelina
aur-aur diffusa Burm 29 29/289 -
F. 0.100 0.01 -2.303 0.230
11 Rumput Pennisetum -
128 128/289
Gajah purpureum 0.443 0.196 -0.814 0.361
12 Asiatic Commelina -
3 3/289
dayflower communis 0.010 0.0001 -4.605 0.046
13 Trembesi Samanea -
1 1/289
saman 0.003 0.000009 -5.809 0.017
JUMLAH 289 1
-
1 0.247 -45.611 1.791
X
8 Rumput Pennisetum -
50 50/116
Gajah purpureum 0.431 0.186 -0.842 0.363
9 Asiatic Commelina -
3 3/116
dayflower communis 0.026 0.0007 -3.649 0.095
10 Trembesi Samanea -
1 1/116
saman 0.009 0.00008 -4.711 0.042
Jumlah 116 1
-
1 0.253 30.282 1.704
Indeks Kemerataan
H'
E=
ln S
Petak 1 (Plot 5x5) Petak 2 (Plot 2x2)
1.791 1.704
E = E =
ln 13 ln 10
1.791 1.704
E = E =
2,565 2,303
E = 0,698 E = 0,739
4.2 Pembahasan
Hasil perhitungan dari data yang telah didapatkan, nilai indeks
keanekaragaman dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman jenis
Shannon-Wienner. Indeks Shannon-Winlner menunjukkan tingkat
XI
keanekaragaman dalam suatu komunitas. Pada petak 1 (plot 5x5) didapati bahwa
nilai H’= 1.791 sedangkan pada petak 2 (plot 2x2) H’= 1.704. Kedua petak tersebut
memiliki nilai 1,0≤ H’ ≤ 3,322 hal ini menunjukkan bahwa kedua petak tersebut
memiliki keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup
seimbang, serta tekanan ekologis sedang. Seperti diketahui bahwa semakin tinggi
tingkat dominansi maka semakin sedikit keanekaragamannya, sehingga
memudahkan untuk mengetahui dan mengidentifikasi keanekaragaman jenis
dalam suatu komunitas. Hal tersebut menunjukan bahwa indeks keanekaragam
jenis dalam plot disusun oleh jumlah spesies yang sedang.
Analisis Indeks Kemerataan dihitung menggunakan Indeks Kemerataan
Evenness (E) menurut Shannon-Weinner. Berdasarkan hasil perhitungan nilai
indeks kemerataan/keseragaman pada petak 1 (plot 5x5) didapati bahwa nilai E=
0,698 sedangkan pada petak 2 (plot 2x2) E= 0,739. Sehingga menurut tolak ukur
indeks kemerataan petak 1 memiliki kemerataan sedang karena 0,3 ≤E ≤ 0,6
sedangkan petak 2 memiliki kemerataan tinggi karena E > 0,6. Apabila setiap jenis
mempunyai jumlah individu yang sama, maka kemerataan jenis pada komunitas
tersebut dapat dikatakan maksimum. Namun apabila suatu komunitas terdapat
dominasi suatu spesies maka nilai kemerataan jenisnya akan rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kekayaan jenis diketahui bahwa
pada petak 1 nilai R1=2,118 sedangkan pada petak 2 nilai R1=1,893. Sehingga
menurut nilai tolak ukur indeks kekayaan jenis, kekayaan jenis pada petak 1 dan 2
termasuk ke dalam kategori rendah karena R1< 3,5. Indeks kekayaan jenis ini
digunakan untuk mengetahui jumlah jenis (spesies) dalam komunitas, semakin
banyak jumlah jenis yang ditemukan dalam komunitas, maka semakin tinggi pula
indeks kekayaan jenisnya.
XII
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang terdapat di lapangan dapat
ditarik kesimpulan bahwa Pada petak 1 (plot 5x5) didapati bahwa nilai H’= 1.791
sedangkan pada petak 2 (plot 2x2) H’= 1.704. Kedua petak tersebut memiliki nilai 1,0 ≤
H’ ≤ 3,322 hal ini menunjukkan bahwa kedua petak tersebut memiliki keanekaragaman
sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, serta tekanan
ekologis sedang. Seperti diketahui bahwa semakin tinggi tingkat dominansi maka
semakin sedikit keanekaragamannya, sehingga memudahkan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas. Untuk indeks
kemerataan/keseragaman pada petak 1 (plot 5x5) didapati bahwa nilai E= 0,698
sedangkan pada petak 2 (plot 2x2) E= 0,739. Sehingga menurut tolak ukur indeks
kemerataan petak 1 memiliki kemerataan sedang karena 0,3 ≤E ≤ 0,6 sedangkan petak
2 memiliki kemerataan tinggi karena E > 0,6. Sedangkan indeks kekayaan jenis
diketahui bahwa pada petak 1 nilai R 1=2,118 sedangkan pada petak 2 nilai R1=1,893.
Sehingga menurut nilai tolak ukur indeks kekayaan jenis, kekayaan jenis pada petak 1
dan 2 termasuk ke dalam kategori rendah karena R1< 3,5.
5.2 Saran
XIII
Perlu dilakukan penelitian kembali secara lebih detail karena seharusnya apabila nilai
indeks keanekaragaman termasuk kategori rendah maka indeks kekayaan jenisnya
juga akan rendah. Hal tersebut karena keanekaragaman jenis berbanding lurus dengan
nilai kekayaan jenisnya. Namun pada hasil yang diperoleh dari penelitian ini indeks
keanekaragaman tidak berbanding lurus dengan nilai kekayaan jenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jht/article/viewFile/7285/5667
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/10962/8446
https://eprints.umm.ac.id/41118/3/BAB%20II.pdf
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/view/9445/5325
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/biotik/article/download/3019/2159
http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/viewFile/
1176/1360
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/BIOEDUSAINS/article/view/1241
XIV
LAMPIRAN
XV
Tapak Liman (Elephantopus scaber)
Laportea (Laportea)
XVI
Rumput Lidah Ular (Hedyotis diffusa)
XVII
Walangi (Eryngium foetidum)
XVIII
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
XIX
XX