BIOKIMIA
Simbol berbahaya
Toxic (sangat Bahan ini dapat menyebabkan
beracun) kematian atau sakit serius bila
Huruf kode: T+ masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, pencernaan atau
melalui kulit
Corrosive(korosif)
Bahan ini dapat merusak jaringan
Huruf kode: C hidup, menyebabkan iritasi kulit,
dan gatal.
Explosive (bersifat
mudah meledak) Bahan ini mudah meledak dengan
Huruf kode: E adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan.
Oxidizing
(pengoksidasi) Bahan ini dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan ini menghasilkan
Huruf kode: O
panas jika kontak dengan bahan
organik dan reduktor.
flammable (sangat
mudah terbakar) Bahan ini memiliki titik nyala
rendah dan bahan yang bereaksi
Huruf kode: F
dengan air untuk menghasilkan
gas yang mudah terbakar.
Harmful
(berbahaya) Bahan ini menyebabkan luka bakar
Huruf kode: Xn
pada kulit, berlendir dan
mengganggu pernapasan.
PERCOBAAN 1
UJI SENYAWA KARBOHIDRAT
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi senyawa golongan karbohidrat
2. Membedakan gula pereduksi dan nonpereduksi pada senyawa karbohidrat
3. Mengidentifikasi hasil reaksi hidrolisis polisakarida
B. DASAR TEORI
Karbohidrat adalah kelompok senyawa organik yang merupakan polihidroksil-
aldehida atau polihidroksil-keton. Klasifikasi senyawa golongan ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Berdasarkan monomernya, maka dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang
dikandungnya (triosa (3-C), tetrosa (4-C), pentosa (5-C), heksosa (6-C), dan heptosa
(7-C)) dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian
bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa. Disakarida merupakan
molekul yang terdiri atas dua molekul monosakarida, Misalnya maltosa, sukrosa, dan
laktosa. Polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Umunya berupa
senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis
dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Misalnya amilum, glikogen, selulosa, dan lain-
lain.
Karbohidrat yang dapat mereduksi Fehling atau Benedict disebut gula pereduksi.
Semua monosakarida baik aldose maupun ketosa, merupakan gula pereduksi.
Kebanyakan disakarida juga merupakan gula pereduksi, kecuali sukrosa. Untuk
mengetahui sifat gula pereduksi pada karbohidrat, dapat digunakan pereaksi Fehling
dan Benedict atau Tollens. Uji positif Benedict ditandai dengan reduksi Cu 2+ menjadi
Cu2O (endapan merah bata).
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Iodium
a. Sebanyak 2 ml larutan uji (amilum, glukosa dan sukrosa) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
b. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes larutan iodium.
c. Kemudian warna spesifik yang tebentuk diamati dan dicatat pada tabel
pengamatan
2. Uji Benedict
a. Sebanyak 1 mL larutan uji (glukosa dan fruktosa) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 mL pereaksi benedict.
Campurlah dengan baik.
b. Campuran larutan dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama
5 menit.
c. Setelah 5 menit, campuran larutan tersebut didinginkan perlahan-lahan.
d. warna atau endapan yang terbentuk diamati dan dicatat pada tabel
pengamatan
1 Amilum
2 Glukosa
3 Sukrosa
2. Uji Benedict
Gula
No Sampel Hasil pengamatan pereduksi
(+/-)
1 Glukosa
2 Fruktosa
3. Hidrolisis Pati
Hidrolisis
No Hasil Uji Iodium Hasil Senyawa
(menit ke-)
1 3
2 6
3 9
4 12
F. PEMBAHASAN
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN 2
UJI SENYAWA PROTEIN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal reaksi umum protein
2. Mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam protein/asam amino
3. Mengidentifikasi pengaruh logam berat dan pemanasan terhadap protein
B. DASAR TEORI
Protein adalah komponen yang terdapat di berbagai jaringan manusia,
hewan, tanaman, dan di dalam sel-sel mikroorganisme. Protein memiliki fungsi
sebagai arsitektur sel, katalis, pengendali metabolisme, proses kontraktil, dan
senyawa yang penting dalam sistim imun dan regenerasi sel. Dengan demikian,
protein berkaitan erat dengan hampir semua aktivitas fisiologis makhluk hidup.
Secara kimiawi, protein adalah suatu polimer asam amino. Hidrolisis lengkap
protein menghasilkan campuran 20 macam asam amino.
Protein merupakan suatu polimer dari asam amino. Untuk mengetahui
adanya protein, dapat dilakukan uji, menggunakan beberapa metode yaitu:
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Biuret
a. Tambahkan 2 mL larutan putih telur, kemudian tambahkan 5 tetes larutan
CuSO4 dan diikuti 2 mL larutan NaOH 10 M
b. Kocok larutan tersebut dan perhatikan warnanya
2. Uji Ninhidrin
a. Tambahkan 6 tetes larutan ninhidrin kedalam 2 ml larutan putih telur.
b. Panaskan hingga mendidih
c. Amati yang terjadi
E. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Biuret
No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi
2 Penambahan NaOH
2. Uji Ninhidrin
No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi
2 Pemanasan
Penambahan asam
asetat encer
II
Pemanasan
Penambahan
larutan basa
III
Penambahan
akuades
C. PEMBAHASAN
D. KESIMPULAN
E. DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN 3
UJI SENYAWA LIPID
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal reaksi penyabunan
2. Mengenal reaksi gliserol
3. Mengenali adanya asam lemak bebas dalam lemak
B. DASAR TEORI
Lemak merupakan senyawa ester dari asam lemak rantai panjang dengan
gliserol. Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti
aseton, alkohol, kloroform atau benzene. Bila lemak dipanaskan dengan alkali, akan
dibebaskan asam lemak dan gliserol. Proses ini dikenal dengan saponifikasi
(penyabunan).
Kelebihan alkali, akan bereaksi dengan asam lemak bebas tersebut membentuk
garam yang berupa sabun. Sabun larut dalam air, tetapi dapat diendapkan dengan
larutan NaCl berlebih. Bila senyawa yang tersusun atas gliserol dipanaskan dengan
KHSO4 akan terjadi dehidrasi dan terbentuk suatu aldehid (akrolein) yang berbau
khas.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Asam lemak (asam stearat dan asam oleat)
2. Rak tabung reaksi 2. Minyak goreng (kemasan dan bekas)
3. Gelas ukur 3. n-heksana
4. Pipet tetes 4. KHSO4
5. Gelas beker 5. Indicator PP
6. Pengaduk gelas 6. NaOH alkoholik
7. Krus porcelen 7. HCl pekat
8. NaCl jenuh
9. NaOH encer
10. CaCl2
D. PROSEDUR KERJA
1. Penyabunan Minyak
a. Masukkan 2 mL minyak ke tabung reaksi dan tambahkan larutan
NaOH alkoholik secukupnya sampai minyak/lemak terendam
b. Didihkan tabung reaksi tersebut pada penangas air selama 5 menit
c. Tambahkan 10 mL air dan panaskan lagi beberapa menit,
kemudian dinginkan
d. Gunakan larutan no. 3 tersebut untuk percobaan berikut, sediakan 3
buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 mL larutan pada butir 3
Tabung 1 diasamkan dengan HCl. Apa yang terjadi?
Tabung 2 tambahkan larutan dengan NaCl jenuh dan catat
adanya pemisahan sabun
Tabung 3 tambahkan beberapa tetes larutan CaCl2, amati apa
yang terjadi!
3. Uji Gliserol
a. Ambil sebuah krus porcelen dan letakkan sedikit KHSO4
b. Tambahkan sedikit minyak goreng hingga menutupi KHSO4 (hingga KHSO4
terendam)
c. Panaskan pelan-pelan, dan amati terbentuknya bau khas akrolein
E. HASIL PENGAMATAN
1. Penyabunan Minyak
Tabung Larutan yang
Hasil pengamatan
Reaksi ditambahkan
I HCl
II NaCl Jenuh
III CaCl2
2. Uji Asam Lemak Bebas
Tabung NaOH Indikator Jenis Pegamatan
Reaksi encer PP Minyak
Minyak
II 2 mL 1 tetes goreng
kemasan
Minyak
III 2 mL 1 tetes
goreng bekas
3. Uji Gliserol
No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi
Minyak + KHSO4
1
2 Pemanasan
C. PEMBAHASAN
D. KESIMPULAN
E. DAFTAR PUSTAKA