Anda di halaman 1dari 18

Cara Kerja di Lab

Kesehatan
Oleh:
Endah Ratnasari Mulatasih, M.Si.
Laboratorium kesehatan
Laboratorium
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan
K3 digunakan untuk meminimalisir risiko individu dari
cedera atau untuk membantu dalam keadaan tanggap
darurat.
Untuk bekerja di laboratorium perlu memperhatikan
keamanan kerja di laboratorium
Bahaya di laboratorium antara lain zat yang termasuk racun;
zat penginfeksi; bahan yang mudah terbakar, mudah
meledak, atau radioaktif; mesin bergerak; suhu ekstrim;
laser, medan magnet kuat atau tegangan tinggi.
Cara Bekerja yang baik dan benar di
laboratorium
1. Mengetahui bahaya yang akan dihadapi di
Laboratorium
2. Memperhatikan tempat penyimpanan alat dan
bahan di laboratorium
3. Memperhatikan cara penyimpanan alat dan
bahan di laboratorium
4. Mengetahui sifat masing-masing bahan
1. Mengetahui bahaya yang akan
dihadapi di Laboratorium
a. Bahaya kebakaran dan ledakan akibat dari zat /
bahan yang mudah terbakar atau meledak.
b. Bahan beracun, korosif dan kaustik
c. Bahaya radiasi
d. Luka bakar
e. Syok akibat aliran listrik
f. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda
tajam
g. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Kebakaran di laboratorium
2. Memperhatikan tempat penyimpanan
alat dan bahan di laboratorium
a. Aman
Alat-alat yang disimpan harus pada tempat yang aman dari
pencuri dan aman dari kerusakan, yang bisa menyebabkan
rusaknya atau kurangnya fungsi alat tersebut.
b. Mudah dicari
Untuk memudahkan pencarian, maka perlu adanya pemberian
tanda atau label pada setiap tempat penyimpanannya.
c. Mudah diambil
Penyimpanan alat harus pada tempat yang mudah diambil,
seperti lemari, laci atau rak dengan ukuran yang sesuai dengan
alat atau bahan yang akan digunakan.
3. Perhatikan cara penyimpanan alat dan
bahan di laboratorium

Cara penyimpanan alat dan bahan dalam


laboratorium juga harus diperhatikan, guna
mendukung keselamatan kerja. Penyimpanan ini
dapat dikelompokkan sesuai jenis dan golongan
alat dan bahan tersebut.
4. Mengetahui sifat masing-masing bahan
a. Bahan Kimia Beracun (Toxic), harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk, tempat dengan peredaran hawa yang
lancar, jauh dari bahaya kebakaran dan jauh dari bahan yang
inkompatibel (tidak dapat dicampur).

Bahaya terhadap kesehatan bergantung pada jumlah zat yang masuk ke


dalam tubuh

CCl4 dan benzena: menimbulkan kerusakan hati


Merkuri: kelainan pada genetik atau keturunan
Nikel dan krom: karsinogenik

Gangguan tersebut tergantung pada kondisi kesehatan seseorang, badan yg


sehat dan makanan yang bergizi akan mudah mengganti kerusakan sel-sel
akibat keracunan, kurangnya gizi rawan terkena keracunan
b. Bahan Kimia Korosif (Corrosive), harus disimpan dalam ruangan
yang sejuk dengan ventilasi yang cukup agar mencegah terjadinya
pengumpulan uap. Dan semua logam disekelilingnya harus dicat dan
diperiksa kondisinya apakah ada kerusakan yang disebabkan oleh
korosi atau tidak.

 Zat Korosif dapat merusak peralatan dari logam, contoh: asam sulfat, asam nitrat,
asam klorida
 Bila terkena kulit dapat menyebabkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan
kulit
 Selain kulit, bagian tubuh yang lembab atau berlendir seperti mata dan saluran
pernafasan merupakan bagian tubuh yang rawan

Efek yang ditimbulkan dapat berupa :


1) efek setempat (primer), asam sulfat menimbulkan luka setempat
2) efek sistemik (sekunder), asam sulfida menimbulkan peradangan pada saluran
pernafasan juga pada paru-paru

Bahan kimia korosif dapat dikelompokkan sesuai dengan wujud zat yakni cair, padat
c. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable), harus disimpan pada
tempat yang cukup dingin, peredaran hawa yang cukup, dijauhkan dari
daerah yang ada bahaya kebakarannya, harus terpisah dari bahan
oksidator kuat, bahan yang mudah panas dengan sendirinya dan bahan
yang dapat bereaksi dengan udara atau uap air, disimpan pada tempat
yang dekat dengan alat-alat pemadam api dan mudah dicapai serta
dipasangkan sambungan tanah/arde yang dilengkapi dengan alat deteksi
asap atau api otomatis dan juga harus diperiksa secara periodik.

Jenis bahan kimia mudah terbakar:


1. Padat: belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam alkali
2. Cair: eter, alkohol, metanol, n-heksana, benzena, aseton
3. Gas: hidrogen asetilen

 Gas lebih mudah terbakar dibanding zat cair dan zat padat
 Zat cair lebih mudah terbakar dari zat padat kecuali bila zat padat
berupa serbuk halus
d. Bahan Kimia Peledak (Explosive), harus pada tempat atau
bangunan yang kokoh dan tahan api dengan lantai yang terbuat
dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, serta memiliki
sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan juga
tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.

Peledakan terjadi karena terjadi reaksi amat cepat yang


menghasilkan panas dan gas dalam jumlah besar

Faktor yang menyebabkan eksplosif:


1. Suhu penyimpanan
2. Benturan dan gesekan mekanik
3. Kelembapan
4. Listrik
5. Pengaruh bahan kimia lain
e. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation), harus diusahakan
agar suhunya tetap dingin, dengan peredaran hawa lancar, dan
gedungnya harus tahan api. Dan bahan ini harus jauh dari
bahan bakar, dan bahan yang mudah terbakar juga bahan yang
memiliki titik api rendah.

Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat


menghasilkan oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan
senyawa lain. Bahan tersebut juga bersifat reaktif dan eksplosif
serta sering menimbulkan kebakaran yang susah dipadamkan
karena mampu menghasilkan oksigen sendiri.
Bahan kimia oksidator dibedakan menjadi:
1. Oksidator anorganik: permanganat, perklorat, hidrogen
peroksida,
2. Oksidator organik: benzilperoksida, eteroksida, asam parasetat
Keamanan Kerja dalam laboratorium
Hanya dalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa
khawatir akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat
bekerja secara aman, produktif dan efisien.
Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila
ada kemauan dari pekerja laboratorium untuk menjaga atau
melindungi diri.
Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat
pada dirinya ataupun orang lain (hal penting dalam
pencegahan kecelakaan) dan disiplin setiap individu
terhadap peraturan merupakan hal penting yang tergantung
pada faktor manusianya yang merupakan sumber
kecelakaan terbesar di laboratorium.
Alat Pelindung Diri (APD)
Pelindung mata
Sarung tangan
Jas lab
Masker/Respirator
Pelindung kaki

Anda mungkin juga menyukai