Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROSEDUR UMUM LABORATORIUM dan PROSEDUR


PENANGANAN BAHAN KIMIA

DOSEN PENGAMPU :
Uswatun Hasanah S, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Teddy Hardiansyah
NPM. 71200517003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

T.A. 2022-2022
BAB I
PEMBAHASAN

A. Prosedur Umum Laboratorium


Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya,
terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-
buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium
kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti
seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar
kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.
Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit
maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat
bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan
dan keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada
kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan
kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang lain
serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam keselamatan
kerja yang memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan. Selain itu,
disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam
keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor manusianya,
yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan di dalam laboratorium.
Guna menghindari kecelakaan kerja dan terjaga keselamatan dan kesehatan
saat anda bekerja di laboratorium, perlu ditaati peraturan dasarnya. Berikut ini uraian
aturan dasar bekerja di laboratorium khususnya laboratorium kimia.
1. Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya.
Sebagai contoh, merkuri (Hg) merupakan cairan kimia dengan titik didih rendah
dan sangat beracun. Jika terjadi tumpahan merkuri (Hg), taburi belerang atau
Chemizorb® Hg yang merupakan produk MERCK. Chemizorb® Hg berfungsi
untuk menyerap merkuri atau bisa digunakan Chemizorb® serbuk atau butiran
jika yang tumpahannya adalah cairan kimia.
2. Dilarang makan maupun minum saat berada di ruang laboratorium.
3. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium.
4. Jangan berlarian di dalam ruang laboratorium.
5. Jangan meletakkan tas dan barang lainnya di lantai laboratorium dan di tempat
berjalan.
6. Pakai peralatan pelindung diri selama di laboratorium antara lain :
 Kacamata/goggles keselamatan yang estetis dipakai dan bertangkai. Pilih dan
pastikan optik gelas pada kacamata dalam kondisi baik.
 Jas laboratorium.
 Gunakan pelindung muka pada waktu bekerja untuk bahan yang mudah
meledak dan sangat berbahaya. Pakai celana panjang.
 Pakai sepatu tertutup sampai mata kaki
 Masker atau dengan Respirators yang bisa digunakan saat bekerja dengan gas
yang
 korosif dan beracun.
 Sarung tangan/Gloves:
1. Cek bahan dan ketebalannya.
2. Semakin tebal bahan, semakin aman bagi sarung tangan.
3. Sering mengganti sarung tangan, makin baik.
4. Jangan memegang/menyentuh gagang pintu, pena telepon saat masih
menggunakan sarung tangan)
7. Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak langsung dengan mulut.
8. Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan makanan/minuman untuk
menyimpan bahan kimia.
9. Selalu memberi label/keterangan pada tempat penyimpanan bahan kimia.
10. Jangan bereksperimen diluar Standard Operating Procedure (SOP).
11. Selalu menggunakan indikator aliran ketika menggunakan air pendingin.
12. Jika listrik padam, air pendingin dan aliran listrik cadangan harus dipastikan
tersedia.
13. Selalu isi buret di bawah level mata
14. Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai.
B. Prosedur Penanganan Bahan Kimia
Pengelolaan bahan kimia di laboratorium berarti bagaimana cara mengambil,
menggunakan, menyimpan bahan kimia. Penanganan bahan harus memperhatikan
sifat-sifat bahan kimia tersebut. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan
hati-hati karena sifatnya yang berbahaya atau sangat beracun. Selain itu, bahaya yang
ditimbulkan bahan kimia yang reaksyif biasanya terjadi karena mengabaikan factor
kimia fisikanya, yaitu pengaruh kinetika kimia. Bahan kimia atau pereaksi dapat
berwujud padat, gas atau cair. Bermacammacam merk bahan kimia tersedia di pasaran
seperti Merck (Jerman Barat), Baker Chem. (Amerika Serikat), Fluka (Swiss) dan
sebagainya. Setiap merk mempunyai ciri khas tersendiri mengenai bahan baku, harga
dan sebagainya. Pada umumnya kualitas zat kimia dapat dibedakan menjadi 3 tingkat
yaitu:
1. Teknis
Zat kimia ini agak kasar, masih mengandung sedikit zat-zat kimia lain yang
dianggap mencemari zat asli (bahan baku), dan biasanya digunakan untuk percobaan
yang tidak memerlukan ketelitian tinggi
2. Purified
Zat kimia ini lebih sempurna dari zat kimia teknis dan dapat digunakan untuk
beberapa jenis percobaan serta analisis.
3. Extrapure, pro analysa ('p.a")
Zat kimia ini sangat sempurna dan dapat atau harus digunakan untuk analisis
yang memerlukan ketelitian tinggi.
Penanganan bahan-bahan kimia dalam laboratorium cukup banyak. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya reagen kimia yang dapat dipakai, meskipun
penggunaannya kaadangkala relatif sedikit dibandingkan dengan industri. Suatu
bahan kimia dapat dikatakan berbahaya jika beracun, korosif, karsinogen, mudah
terbakar, mudah meledak atau bersifat radioaktif. Untuk itu perlu pengetahuan
berbagai hal tentang zat kimia diantaranya tipe bahaya yang ditimbulkan oleh bahan
kimia, rambu-rambu bahan kimia, penangan bahan kimia serta pemusnahan bahan
sisa-sisa. Diperlukan penanganan inventarisasi dan keamanan laboratorium,
mencakup inventarisasi peralatan laboratorium yang ada secara rinci, darimana
sumber alat, lokasi penyimpanan yakni spesifikasi alat mencakup pengamanan
peralatan agar aman dan mudah diakses, Adapun Penangana bahan kimia yang dapat
dilakukan ialah, sebagai berikut:
a. Bahan kimia yang mudah meledak
Bahan kimia yang reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak.
Peledakan terjadi karena reaksi amat cepat serta menghasilkan panas dan gas dalam
jumlah yang besar. Bahan kimia mudah meledak/eksplosif ada yang dibuat sengaja
untuk tujuan ledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluena (TNT), Nitrogliserin,
dan amonium nitrat (NH4N03). Syarat penyimpanan :
• Simpanlah bahan yang mudah meledak di tempat bervendilasi dan dingin.
• Jauhkan dari panas dan api
• Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya
terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau
nyala api.
• Hindari dari tumbukan dan gesekan mekanik.
b. Bahan kimia beracun
Pada dasarnya semua bahan kimia berbahaya, namun ada aksinya lambat dan
ada yang cepat. Bahan kimia di laboratorium pada umumnya aksinya lebih cepat
dibanding dengan yang digunakan dalam industri. Bila memungkinkan penggunaan
bahan kimia beracun diusahakan diganti dengan zat lain yang setara dan tidak beracun
atau sifat toksisitasnya rendah. Contoh benzene diganti dengan toluene, CCl4, atau
CHCl3 diganti dengan CH2Cl2. Syarat penyimpanan:
• Disimpan dalam ruangan yang sejuk dan berventilasi
• Jauhkan dari bahaya kebakaran
• Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka pengamannya di lemari asam
dengan menggunakan masker yang spesifik ( tidak universal).
• Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet, penahan
panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat
kepanasannya.
c. Bahan korosif
Bahan korosif yang berbentuk gas lebih berbahaya daripada yang berbentuk
cairan dan cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan. Bahaya dapat
diproteksi dengan masker, sarung tangan, kacamata dan lemari asam. Bahan ini harus
disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk
mencegah terjadinya pengumpulan uap. Bahan/zat kimia yang bersifat korosif dapat
merusak kemasan/wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun Bahan/zat kimia
korosif antara lain adalah asam sulfat (H2S04), asam nitrat (HNO3), asam klorida
(HCl), natrium hidroksida (NaOH), kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dan gas belerang
dioksida (SO2). Syarat penyimpanan:
• Wadah/kemasan dalam keadaan tertutup dan dipasang label.
• Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Dipisahkan dengan zat yang beracun
• Tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama
bagi pekerja yang terkena bahan tersebut.
d. Bahan yang mudah terbakar
Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan
senyawa organic makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber api dapat
dari peralatan yang digunakan untuk pemanasan termasuk dari instalasi listrik. Contoh
eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api. Logam Natrium, Butil-
Litium bila kontak dengan air akan menimbulkan api (kebakaran). Syarat
penyimpanan:
• Temperatur dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara
rokok
• Tersedia alat pemadam kebakaran
• Tempat penyimpanan juga harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan
yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi
dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
e. Gas bertekanan
Gas bertekanan ini merupakan gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas
yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan. Gas-gas tersebut dapat disimpan dalam silinder dalam bentuk gas tekan
seperti udara, cair dan terlarut. Syarat penyimpanan:
• Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
• Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
• Jauh dari api dan panas
• Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.
• Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
f. Bahan radioaktif
Untuk penyimpanan bahan yang bersifat radioaktif sebaiknya disediakan
tempat khusus. Contoh bahan kimia yang bersifat radioaktif, Uranium, Radium dan
Torium. Syarat penyimpanan:
• Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi,
• Tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan
• Packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang
telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.
BAB II
KESIMPULAN

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Laboratorium kimia boleh jadi
merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang
pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu
dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Untuk menanggulangi hal-hal
yang tidak didinginkan untuk kerja di dalam laboratorium ada 14 aturan dasar (prosedur
umum) dalam bekerja di laboratorium Dan dalam penangana bahan kimia ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan bahan kimia, baik dari penyimpanan atau
pada pembuangan bahan kimia yang telah terpakai
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Moran, Lisa dan Tina Masciangioli. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Kimia: Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. Washington: The
National Academies Press.
Soemanto Imamkhasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai