KIMIA DASAR 1
KESELAMATAN KERJA
&
KETERAMPILAN LABORATORIUM KIMIA
NURKHAERATI AMIR
H021191066
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium telah menunjukkan sifat dramatis,
berbahaya, bahkan dapat menimbulkan kematian. Selama periode dunia kuno,
keamatiran demi ilmu pengetahuan dapat diterima, menurut sebuah pidato tahun
1890, oleh ahli kimia terkenal August Kekulé: "Jika Anda ingin menjadi seorang ahli
kimia, maka Liebig memberi tahu saya, ketika saya bekerja di laboratoriumnya. Anda
harus merusak kesehatan Anda. Siapa yang tidak merusak kesehatannya dengan
studinya, tidak akan mendapatkan apa-apa dalam Kimia." (seperti dikutip dalam
Purchase, 1994).
Kata Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”. Dalam
perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu “tempat
bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Menurut Decaprio (2013:16)
laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam
kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai
pendekatan antara teori dan praktek dari berbagai macam disiplin ilmu.
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan praktek.
Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Praktek dan percobaan yang dilakukan di
laboratorium menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi
khusus, yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara
yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat pula terjadi karena kelalaian atau kecerobohan
kerja, dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun
petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun
hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan
kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium.
Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja
dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting,
mengetahui cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus
dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan.
Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas
secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di
laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu
khususnya para asisten dapat bertanggungjawab untuk menjaga keselamatan kerja
mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
1. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. bagaimana prosedur keselamatan kerja di laboratorium?
2. bagaimana simbol dan cara penanganan bahan kimia?
3. apa saja alat-alat keselamatan kerja di laboratorium?
4. apa saja peralatan umum yang digunakan di laboratorium kimia dan cara
penggunaannya?
3. Sepatu keselamatan
Melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia berbahaya serta untuk menjaga
kebersihan laboratorium.
4. Pelindung muka (face shield)
Digunakan untuk melindungi muka Anda dari panas, api, dan percikan material
panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat laboratorium yang
dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat peleburan skala
lab, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan autoclave.
5. Masker gas
Digunakan untuk melindungi Anda agar tidak menghirup gas yang berbahaya.
Terbuat dari kain atau dilengkapi material penghisap gas. Masker gas umumnya
digunakan untuk membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus
digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas
berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.
6. Kaos tangan (glove)
Melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang bisa membuat kulit
Anda gatal atau melepuh. Biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena.
7. Pelindung telinga (hear protector).
Melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan tertentu.
Misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan pencuci
alat-alat gelas yang menggunakan ultrasonik.
B. Peralatan Keselamatan Laboratorium
Selain harus menggunakan alat pelindung diri, orang yang bekerja di
laboratorium kimia juga harus mengetahui peralatan keselamatan laboratorium
(laboratory’s safety equipment). Secara prinsip, peralatan tersebut digunakan bila
terjadi situasi gawat darurat. Berikut beberapa contoh standar peralatan tersebut.
8. Pembasuh mata (eye wash)
Berfungsi membasuh mata yang terkena cairan kimia. Cara kerjanya, basuh mata
Anda dengan air yang mengalir dari alat itu untuk beberapa saat. Saat membasuh,
pastikan tangan Anda bersih sehingga tidak mengganggu mata Anda.
9. Fire blanket
Cairan kimia yang tumpah bisa saja menghasilkan api. Untuk memadamkannya,
Anda bisa menggunakan selimut api (fire blanket). Pastikan Anda menggunakan
kaos tangan saat menggunakan atau membersihkan alat tersebut.
10. Safety shower
Apa yang harus dilakukan jika badan Anda terkena tumpahan cairan kimia
dengan jumlah relatif banyak? Segeralah menuju safety shower dan guyur badan
Anda dengan air dari alat tersebut. Ini untuk membersihkan badan Anda dari
larutan kimia sehingga badan Anda terhindar dari cedera parah.
11. Spill neutralizers
Jika ini terjadi, spill neutralizers digunakan untuk menetralkan cairan kimia
tumpah ke lantai. Perlengkapan keselematan laboratorium ini dilengkapi material
asam dan basa.
12. First aid kits
Kotak obat untuk pertolongan pertama (first aid kits) berguna bila terjadi
kecelakaan ringan, misalnya tangan tergores oleh suatu benda tajam. Kotak ini
biasanya berisi obat luka, gunting, perban, dan alkohol.
13. Alat pemadam api (fire extinguishers)
Berguna untuk memadamkan api ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja atau
sumber lain.
14. Pintu keluar darurat
Untuk mengantisipasi keadaan darurat, misalnya gempa bumi dan kebakaran.
Pintu tersebut dilengkapi juga dengan alarm sehingga bila dibuka akan
menghasilkan bunyi khusus.
15. Ruang asam (fume hood)
Digunakan untuk mengambil larutan kimia yang memiliki gas berbahaya (aseton,
asam sulfat, asam klorida, dsb.) atau mereaksikan larutan-larutan tersebut.
Ruangan khusus ini dilengkapi dengan penghisap sehingga gas berbahaya yang
dikeluarkan larutan kimia akan dihisap dan dinetralkan sebelum dibuang ke
lingkungan.
2.1.2 Bahaya dalam laboratorium
Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan
dalam:
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak.
2. Bahan beracun,korosif, dan kaustik.
3. Bahaya radiasi.
4. Luka bakar.
5. Syok akibat aliran listrik.
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam.
7. Bahaya infeksi kuman, virus, dan parasit.
Corrosive
4.1. Hasil
Hasil praktikum pengenalan alat-alat laboratprium dapat di lihat pada table di
bawah ini:
Tabel Hasil praktikum pengenalan alat-alat laboratorium.
Gelas Ukur
Tabung reaksi
Labu Erlenmeyer
Sebagai penampung cairan. Berukuran
25ml hingga 3L
Gelas Breaker
Spatula
Pipet tetes
Pipet Volume
Untuk menjepit tabung reaksi ketika
dipanaskan.
Gegep
Bunsen
Kawat Kasa
Filler
Botol Semprot
Mengukur suhu.
Termometer
Kertas Saring
Sikat tabung
BAB V
PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
Laboratorium merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan
praktikum,penelitian,serta pengamatan dengan tujuan untuk menghasilkan data yang
akurat dan berdasarkan fakta. Prinsip-prinsip keselamatan kerja merupakan hal wajib
yang harus dilaksanakan agar tercipta keselamatan dan menghindari
kecelakaan/cedera kepada praktikan. Selain itu, pengetahuan dasar tentang
pengenalan alat-alat praktikum beserta fungsinya menjadi langkah awal dalam
melakukan percobaan yang benar dan sesuai prosedur.
5. 2. Saran
5. 2. 1 Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya alat yang sudah rusak tidak digunakan dalam praktikum karena dapat
membahayakan keselamatan praktikan.
KESELAMATAN KERJA
&
KETERAMPILAN LABORATORIUM KIMIA
Nurkhaerati Amir
H021191066