Anda di halaman 1dari 16

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan dan keamanan kerja atau laboratorium safety (K3) memerlukan


perhatian khusus, karena penelitian telah menunjukan telah terjadi kecelakaan kerja
dengan intensitas yang mengkhawatirkan.Oleh karena itu K3 sangat melekat pada
pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.

Laboratorium kimia sendiri merupakan tempat yang aman bagi para


pekerjanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan.Hanya dalam laboratorium yang aman,bebas dari rasa khawatir
akan kecelakaan dan keracunan,seseorang dapat bekerja dengan aman,produktif dan
efisien.Keadaan aman dalam laboratorium,dapat diciptakan apabila ada kemauan dari
setiap pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri.

Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada dirinya sendiri


maupun pada orang lain serta lingkungan.Ini adalah tanggung jawab moral dalam
keselamatan kerja,yang memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan.

Selain itu disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil
besar dalam keselamatan kerja.Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor
manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan dalam
laboratorium.

Sebab-sebab kecelakaan

Berdasarkan pengalaman baik didalam laboratorium maupun dalam industry


kimia,penyebab kecelakaan atau sakit akibat kerja berturut-turut adalah sikap dan
tingkah laku para pekerja,keadaan yang tidak aman, dan kurangnya pengawasan dari
pengawas. (supervisor).

Sikap dan tingkah laku para pekerja

Sikap dan tingkah laku para pekerja yang lalai menganggap remeh setiap
kemungkinan bahaya dan enggan memakai alat pelindung diri,menempati urutan
pertama sebagai penyebab kecelakaan.sikap dan tingkah laku demikian yang
sering dimiliki oleh para pekerja yang belum memiliki banyak pengalaman di
laboratorium.

Dalam dunia pendidikan,hal demikian sering terjadi pada praktikum-


praktikum mahasiswa tingkat pertama dan kedua bahkan mungkin pada tingkat
yang lebih tinggi.
Keadaan yang tidak aman

Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan,alat dan


teknik.Bekerja dengan gas hidorgen sulfida,asam sianida atau metil isosianat adalah
contoh keadaan yang tidak aman karena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat
menimbulkan pencemaran ruang kerja atau lingkungan.

Keadaan menjadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan,almari


asam atau sistem pengaman gas (scrubber) tidak bekerja dengan baik.Kesalahan
teknik juga merupakan suatu yang tidak aman.Seperti pemanasan eter atau aseton
dengan api terbuka atau melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.

Pengawas (Supervisor)

Pengawas juga memegang peranan penting.Prosedur dan cara kerja perlu


diberikan oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikerjakan oleh para
pelaksana. Juga sangat penting pengatahuan pengawas untuk mengetahui setiap
kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang timbul dari suatu bahan dan pecobaan
kimia.

Kadang kala seorang pekerja tau akan bahaya dan tau pula keharusan memakai alat
pelindung diri,tetapi sangat sering dirasakan bahwa memakai alat pelindung banyak
menghalangi keleluasaan bergerak sehingga cenderung tidak memakainya.

Kalau hal itu tidak mendapat perhatian dari pihak pengawas,dapat pula menimbulkan
kecelakaan atau gangguan kesehatan.

Jenis Bahaya dan Kecelakaan dalam Laboratorium

Jenis-jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia


adalah:

Keracunan

Keracunan,sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau


toksik,seperti amonia,karbon monoksida,benzena,kloform,dan sebagainya.Keracunan
dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan.Yang terakhir adalah yang sering
terjadi yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Pengaruh
jangka panjang seperti pada penyakit hati,kanker dan asbestosis adalah akibat
akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
Iritasi

Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti asam sulfat,
asam klorida,natrium hidroksida,gas klor, dan sebagainya.Iritasi dapat berupa luka
atau peradangan pada kulit,saluran pernapasan dan mata.

Kebakaran dan Luka bakar

Kebakaran dan luka bakar dapat terjadi akibat kurang hati-hati dalam
menangani pelarut-pelarut organic yang mudah terbakar.Seperti aseton,eter,alkohol
dan sebagainya.Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif
seperti peroksida dan perklorat.

Luka Kulit

Luka kulit, sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca.Luka sering terjadi
pada tangan atau mata karena pecahan kaca.

Lain-lain Bahaya

Seperti sengatan listrik,keterpaan pada radiasi sinar tertentu dan pencemaran


lingkungan.

Jadi jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya,tetapi


potensi bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan
kerugian.Suatu contoh,bahan bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya
kebakaran yang amat besar.

Tetapi dengan penanganan dan pengendalian yang baik,transportasi jutaan ton


tiap hari adalah hal yang biasa.Demikian pula dalam produksi dan penggunaan
pestisida yang mempunyai potensi racun, hanya menimbulkan malapetaka apabila
salah penanganan atau karena kecerobohan.

Sumber-Sumber Bahaya dalam Laboratorium Kimia

Secara garis besar,sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimiadapat


dikelompokkan menjadi 3,yakni:

1) Bahan bahan kimia yang berbahaya,yang perlu kita kenal jenis,sifat cara
penanganan dan penyimpanannya.Contohnya: bahan kimia beracun,mudah
terbakar dan eksplosif dan sebagainya.
2) Teknik percobaan, yang meliputi bahan distilasi,ekstrasi,reaksi kimia dan
sebagainya.
3) Sarana laboratorium yakni, gas,air,listrik,dan sebagainya.

Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan tetapi praktis potensi bahaya
terletak pada keunikan sifat bahan kimia yang digunakan.Masing-masing sumber
beserta keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap
kemungkinan bahaya yang mungkin terjadi sehingga mampu mencegah atau
menghindarinya.Selain itu, perlu pula dipahami tentang alat pelindung diri serta cara
penagulangannya bila terjadi kecelakaan.

Tujuan dari mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium,yakni:

 Kesehatan,keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium


 Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang
menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
 Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun.
 Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke
udara,sehingga tidak berdampak negative ke lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai
berikut:

1) Orang-orang yang tidak berkepntingan dilarang masuk laboratorium,untuk


mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
2) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia,alat alat dan cara pemakaiannya.
3) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4) Harus tau cara pemakaian alat emergensi: pemadam kebakaran,eye
shower,respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
5) Setiap laboran atau pekerja harus tau meberi pertolongan darurat (P3K).
6) Latihan keselamatan kerja harus dipratekkan secara periodic bukan hanya
dihafalkan.
7) Dilarang makan,minum dan merokok di laboratorium, hal ini berlaku juga
untuk laboran dan kepala laboratorium.
8) Jauhkan alat-alat yang tidak digunakan seperti: tas,hp,dan benda lain dari atas
meja kerja.
Adapun hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam keselamatan kerja:

Pakaian di Laboratorium

Pekerja laboratorium harus menaati etika berbusana di laboratorium.Busana


yang dikenakan di laboratorium berbda dengan busana yang dikenakan sehari-hari.

Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut:

1) Dilarang memakai perhiasan yang dapat dirusak oleh bahan kimia,sepatu


safety terbuka,sepatu licin atau hak tinggi.Harus menggunakan sepatu safety
yang memenuhi standar.Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety
khusus wanita.
2) Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat,rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan.Karena dapat tersangkut
pada alat yang berputar.
3) Pakai jas praktikum,sarung tangan pelindung yang lain dengan baik
meskipun,penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tindakan yang
nyaman.
4) Bekerja dengan bahan kimia, bila bekerja dengan bahan kimia maka
diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya.

Adapun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Hindari kontak langsung dengan bahan kimia


2) Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
3) Dilarang mencicipi atau menicum bahan kimia kecuali ada perintah khusus
(cukup dengan mengkibaskan kearah hidung)
4) Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi pedih
dan gatal.

Memindahkan bahan kimia

Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada


setiap kerjanya.

Ketia melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

1) Baca label bahan sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan


dalam pengambilan bahan misalnya antara: asam sitrat dan asam nitrat.
2) Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan.
3) Tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
4) Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi,meskipun dalam hal ini kadang terasa boros
memindahkan bahan kimia cair.Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran
memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair.

Hal yang harus diperhatikan adalah:

1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak
tangan memegang dengan botol tersebut.
2) Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh
kotoran yang ada diatas meja.
3) Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
4) Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume sehingga lebih muda.

Memindahkan bahan kimia padat

Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut:

 Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam
 Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan
 Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi.Hindari satu sendok
untuk macam keperluan.

Peralatan dan Cara kerja

Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan


kerja,oleh karena itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
2) Banyak peralatan terbuat dari gelas, hati - hati kena pecahan kaca.
3) Memasukkan gelas pada prop - karet gunakan sarung tangan sebagai
pelindung.
4) Saat menggunakan pembakar spritus hati - hati jangan sampai tumpah di meja
karena mudah terbakar.
5) Menggunakan bunsen harus diamati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
6) Berhati-hati bila mengencerkan asam sulfat pekat,asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air,bukan sebaliknya.

Terkena bahan kimia

Kecelakaan kerja bisa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati-
hati.Bila hal itu terjadi maka perlu di perhatikan hal-hal berikut:

1) Jangan panik
2) Minta bantuan tehadap rekan yang ada di sekitar, oleh karena itu dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
3) Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersebut
bila memungkinkan bilas sampai bersih,bila kena kulit jangan digaruk,supaya
tidak merata.
4) Bawalah keluar ruangan agar korban dapat menghirup udara oksigen.
5) Bilakeadaan korban mengkhawatirkan maka segera hubungi paramedic atau
dibawa ke rumah sakit terdekat secepatnya.

Terjadi kebakaran juga bisa saja terjadi dilaboratorium,karena di dalamnya


banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar.

Bila terjadi kebakaran maka:

1) Jangan panik
2) Segera bunyikan alarm tanda bahaya
3) Identifikasi bahan yang terbakar (contoh: kebakaran kelas B: bensin,minyak
tanah dan air tidak boleh disiram dengan air.
4) Hindari menghirup asam secara langsung,gunakan masker atau tutup dengan
hidung dan sapu tangan.
5) Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
6) Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karena itu No Telp. Pemadam
Kebakaran harus ada di Lab.

Kombinasi bahan yang harus di hindari

Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja oleh karena
itu, kombinasinya harus dihindari:

 Natrium atau Kalium dengan air


 Amonium nitrat, serbuk seng dan air
 Kalium nitrat dengan natrium asetat
 Nitrat dengan ester
 Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium
 Benzena atau alkohol dengan api

Gas Berbahaya

Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. gas - gas

tersebut adalah :

1) Bersifat Iritasi gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida (cermati
baunya yang menyengat)
2) Karbon monoksida sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas
tersebut dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau;
3) Hidrogen sianida berbau seperti almond Hidrogen sulfida dikenali dari baunya
Hidrogen selenida (H2Se) gas yg sangat beracun.

Selain yang dijelaskan di atas ada hal-hal lain yang perlu diketahui oleh para
pekerja atau praktikan di laboratorium tentang keselamatan kerja di
laboratorium,misalnya:

 Mengenal spesifikasi Chemically


 Mengenal MSDS (Material Safety Data Sheet)
 Mengenal B3 (Bahan bahaya dan Beracun)
 Mengenal lambang bahaya chemically
 Teknik Pelarutan dan Pengenceran
 Mengenal alat laboratorium yang sederhana (nama,fungsi dan cara
menggunakan dengan benar)
 Model penggunaan alat Lab
 Mengenal Instrumen analisis
 Peraturan keselamatan kerja di Lab.Kimia
1. 1 Spesifikasi Chemically

Laboran,analis,peneliti harus mengetahui sifat tau spesifikasi (reagen) yang


digunakan Tingkat kemurnian. Berdasarkan tingkat kemurnian,
chemically dikelompokkan menjadi 4 tingkat:

o Kriteria spesifikasi chemically

Tingkat teknik (Technical grade)

 Tingkat Komersial
Digunakan untuk kebutuhan indutri,jarang untuk tujuan analisis kimia
kecuali:
a. Untuk larutan pembersih/pencuci
b. Untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstrative)
 Tingkat Farmasi
Tingkat kemurnian memenuhi pembakuan USP (United States
Pharmacopeia). Biasa digunakan untuk kebutuhan bidang farmasi dan
kedoktean, sebagai pereaksi kimia di laboratorium kecuali untuk analisis
kimia
 Tingkat Murni
General purpose reagent,GPR
1) Kemurniannya jauh diatas tingkat farmasi
2) Tidak ada ketentuan khusus aturan kebakuan kemurnian, tergantung
pabrik pembuatnya
3) Umumnya digunakan untuk analisis kimia
 Tingkat Pereaksi
Pro Analysis,p.aa.; Analar Reagent,AR; Guaranteed Reagent,GR
1) Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan ACS (The American
Chemical Society Commmittee on Analytical Reagents.Pabrik
pembuatnya selalu mencamtumkan pernyataan pada label
pereaksi:’conforms to ACS Specifications”
2) Memenuhi persyaratan analisis

1. 2 MSDS (Material Safety Data Sheet)

Examples:

o MSDS Logam kalsium


o MSDS Kalsium hidroksida
1. 3 Pengenalan B3 (Bahan bahaya dan beracun)
 Peraturan pemerintah RI No.74 Tahun 2001:

Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah


bahan yang karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.

 Klasifikasi B3
1) Mudah meledak (explosive)
2) Pengoksidasi (Oxdizing)
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
4) Sangat mudah menyala (highly flammable)
5) Mudah menyala (flammable)
6) Amat sangat beracun ( extremely toxic)
7) Sangat beracun (highly toxic)
8) Beracun ( moderately toxic)
9) Berbahaya (harmful)
10) Korosif (corrosive)
11) Bersifat iritasi (irritant)
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
13) Karsigenik (carcinogenic)
14) Teratogenik (teratogenic)
15) Mutagenik (mutagenic)

1. 4 Lambang bahaya chemically


1) Lambang E (explosive): berarti bahan kimia bersifat dapat meledak.
2) Lambang F (highly flammable) : berarti bahan kimia bersifat mudah
menyala/terbakar.
3) Lambang F+ (extremely flammable): berarti bahan kimia bersifat sangat
mudah terbakar.
4) Lambang O (oxidant substance): berarti bahan kimia bersifat
pengoksidasi.
5) Lambang T (toxic): berate bahan kimia bersifat beracun.
6) Lambang T+ (very toxic): berarti bahan kimia bersifat racun kuat.
7) Lambang C (corrosive): berate bahan kimia bersifat korosif,atau dapat
merusak jaringan hidup.
8) Lambang Xi (irritant): berarti bahan kimia dapat menyebabkan iritasi
terhadap jaringan ataau organ tubuh.
9) Lambang Xn (harmful): berarti bahan kimia dapat melukai jaringan atau
organ tubuh.
10) Lambang N (dangerous for the environment): berarti bahan kimia bersifat
berbahayaa bagi satu atau beebrapa komponen dalam lingkungan
kehidupan.

1. 5 Penanganan sampah laboratorium


o Sampah/limbah laboratorium:
-sampah kimia
-sampah biologi
-sampah plastik
-sampah yang lain

 Sampah Kimia

Aturan pembuangan sampah kimia

1) Tidak boleh dibuang disaluran pembuangan air:


-pelarut-pelarut organic
-logam berat
-sianida,sufida
-bahan-bahan padat
2) Sampah-sampah kimia yang berbahaya yang harus ditempatkan pada wadah
yang diberi label.
3) Sampah radioaktif harus mendapat penanganan khusus, demikian juga bahan
bersifat karsinogenik.

Sampah-sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah


(dioksidasi,direduksi, dinetralisasi,dll) menjadi bahan yang kurang berbahaya
sebelum ditempatkan dalam wadah-wadah pembuangan.

o Bahan Karsinogenik

Bahaya: beresiko tumor dan kanker pada seseorang.

Penyimpanan:

-Bahan tsb dipesan sebanyak yang diperlukan saja

-Wadah penyimpanan harus aman


-Semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dalam almari yang aman
berventilasi.

Penanganan:

-Bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus segera dicuci dengan air
dingin selama 5menit.

Pembuangan:

-Limbah karsinogenik dibuang dalam wadah berlabel dan tertutup serta terpidah
dari bahan kimia lainnya.

-Bahan karsinogenik cair ditempatkan maksimal separo dari kapasitas volume


tempat pembuangan.

o Limbah Biologi
1) Membakar sampah botani dan zoology merupakan jalan terbaik utnuk
meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tsb tidak resiko
membahayakan kesehatan.
2) Preparat biologi,stains,fixative dan clearing agents kemungkinan besar
toksik sebagai tidak boleh dibuang ke sistem drainase umum.
3) Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan diberi label.
4) Sampah yang mengandung mikrooganisme harus di autoclave terlebih
dahulu.
5) Sampah biologi dan mikrobiologi dalam jumlah besar sebaiknya
dimusnahkan dalam incinerator.
o Sampah Plastik
1) Jangan dibakar,kecuali dalam alat pembakar khusus.
2) Sampah plastik jangan dikubur,sebaiknya dibuang pada wadah khusus
pembuangan plastik.
o Sampah-sampah lain
1) Sampah kertas dibuang dalam wadah khusus untuk kertas dan sebaiknya
dibakar dalam satu tepat pembakaran.
2) Sampah-sampah yang tajam (mata pisau,syringe,jarum)harus ditempatkan
dalam kotak khusus dan tidak boleh docampur dengan sampah yang
lainnya.
1. 6 Teknik Pelarutan & Pengenceran
A. Teknik Pelarutan

Hal Langkah
1. Sifat analisis 1 Tetapkan: kualitatif atau
kuantitatif (sesuai tujuan analisis)

2. Kuantitas larutan 2 Tetapkan: sesuai dengan


(volume,konsentrasi) kebutuhan
3. Kuantitas zat padat 3 Tetapkan: rumus zat padat
(rumus,kelarutan,massa) (Kristal),daya larut dan massa
padatan yang akan dilarutkan
(dihitung)
4. Sifat zat padat 4 Tetapkan; stabil,higroskopis atau
bereaksikah dengan air?
5. Alat ukur massa (neraca) 5 Kuantitatif: neraca teknis
Kualitatif: neraca teknis atau
neraca analitik
6. Alat ukur volume 6 Kualitatif: gelas ukur
Kuantitatif: labu takar atau labu
ukur

B. Teknik Pengenceran
o Teknik pengenceran dari cairan pekat

Pra pengenceran:

- Hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur.
- Ukur volume akuades tersebut dan siapkan digelas kimia.

Teknik pengukuran volume cairan pekat:

- Lakukan pengukuran volume diruang asam dan pembacaan volume sesegera


mungkin.
- Sebaiknya gunakan masker jika asam pekatnya berasap.

Pencampuran/pelarutan:

- Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk ke dalam gelas
kimia yang berisi akuades.
- Hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran,tambahkan sesuai dengan
kekurangan akuades.
o Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Cara:

Mengukur akuades (hasil hitung) dengan gelar ukur (berukuran sesuai dengan volume
akhir larutan,Kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya ke dalam gelas ukur tersebut
sampai volumenya mendekati tanda batas, lanjutkan penambahan tetes per tetes
sampai tanda batas volume akhir yang diharapkan.

1. 7 Alat-Alat Laboratorium Sederhana


o Tabung reaksi

Terbuat dari gelas, dapat di panaskan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam
jumlah relative kecil.

o Pengaduk gelas

Terbuat dari kaca panjang berukuran 15cm, salah satu ujung pipih, dipakai
untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia ketika melakukan reaksi, untuk
membantu pada waktu menuang atau mendekati cairan dalam proses penyaringan dan
dapat juga berfungsi sebagai sendok.

o Gelas kimia (gelas beker,gelas piala)

Bukan alat pengukur volume, digunakan sebagai tempat larutan dan juga
dapat untuk memanaskan zat- zat kimia untuk menguapkan pelarut.

o Erlenmeyer

Bukan alat pengukur volume (walaupun mempunyai skala). Dipakai untuk


tempat zat-zat yang di titrasi.

o Gelas ukut

Dipakai untuk mengukur volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian


tinggi.Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.

o Pipet volume (pipet/gondok)

Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volume tertentu larutan sesuai


ukurannya dengan tepat.Ukuran: 5Ml,10mL,25mL.Alat ini cukup teliti dengan
kesalahan (-+0,002%)
Cara penggunaan:

Larutan disedot/ditarik ke dalam pipet sampai melewatu sedikit diatas garis


batas, kemudian diturunkan tepat sampai garis batas dan selanjutnya larutan
dialirkan/dipindahkan.

o Labu takar (labu ukur)

Ada beberapa ukuran volume(50mL,100mL,200mL,250mL,500mL,1000mL).


Terbuat dari gelas,digunakan untuk membuat larutan tertentu dengan volumeyang
setepat-tepatnya.Kadang juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.
Dan jangan dipakai untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.

o Buret

Berfungsi untuk memindahkan larutan dalam berbagai ukuran volume.

o Botol pencuci

Bahan dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk
mencuci atau membantu saat pengenceran.

o Corong

Biasanya dari gelas, tetapi ada juga yang dari plastik. Digunakan untuk
menolong pada waktu memasukan cairan ke dalam wadah dengan mulut sempit.
Contohnya: botol<labu ukur,buret,dsb.

o Kuvet

Bentuk seperti tabung reaksi atau persegi panjang,digunakan sebagai tempat


sampel untuk analisis dengan spektrofotometer. Tidak boleh dipanaskan. terbuay dari
silika (quartz),polistirena,atau polimetaktrilat.

o Rak untuk tempat tabung reaksi

Rak terbuat dari kayu atau logam.Digunakan sebagai tempat meletakkan


tabung reaksi.

o Penjepit

Penjepit logam digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan atau
untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.

Anda mungkin juga menyukai