PENDAHULUAN
1.1.
suksesnya
pembangunan
program
pengelolaan
bahan
kimia
1.2.
TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. mengetahui prosedur keselamatan dan persiapan yang harus dilakukan sebelum
penelitian di laboratorium kimia fisik.
2. mengetahui prosedur pengelolaan alat dan bahan selama penelitian di laboratorium
berlangsung di antaranya manajemen bahan kimia; prosedur pengelolaan gas, listrik,
laser, vakum, dan termal; pengelolaan radiasi, dan gawat darurat.
3. mengetahui prosedur yang harus dilakukan setelah penelitian di laboratorium selesai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
TAHAP PERSIAPAN
1. Prinsip Keselamatan Laboratorium
Prinsip keselamatan kerja di laboratorium meliputi:
-
Bahaya fisik
paparan gas, larutan, peralatan fisik, laser, medan magnet, dan reaksi bertekanan
tinggi/vakum dan pecahan kaca
goggle, pelindung wajah, pelindung mata spesial (goggle yang menyatu dengan
masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).
-
Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan
jas laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum
memasuki laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat
pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium, kancing jas
laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas
laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya.
Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh
tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits.
Apron sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif
dan mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat
dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digarisbawahi,
bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan
kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk
dipakai pada kondisi beresiko tinggi (ketika menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari
material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini
haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan
bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.
Pelindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila
terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Tidak hanya melindungi tangan
terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat
memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda
yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.
Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak
dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu,
kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau
terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti
berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani.
Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari
bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.
Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau
alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan
tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung
tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila Anda bekerja dengan Ammonium
hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.
-
Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut.
Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang
lebih dikenal dengan sebutan masker yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai
didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis
perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila
tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus
diganti.
Meliputi kegiatan yang dilakukan saat akan memesan bahan kimia. Antara lain
dengan mengetahui jumlah bahan yang diperlukan serta cara cara khusus menangani
bahan kimia yang digunakan
-
2.2.
TAHAP PELAKSANAAN
1. Peraturan Umum Kerja di Laboratorium
-
Pengoperasian Alat
Alat yang digunakan harus sepengetahuan dari penanggungjawab labroratorium dan
diberikan label agar dalam keadaan darurat orang yang mengoperasikan alat tersebut
dapat dihubungi.
Peralatan Laboratorium
Setiap peralatan laboratorium memiliki penanganan khusus seperti peralatan listrik,
penggunaan laser, penggunaan lampu UV dan lain-lain.
Monitoring Lingkungan
Monitoringlingkungan berupa pengelolaan keselamatan biologis diantaranya:
penggunaan tempat khusus untuk setiap bahan kimia berbahaya; penggunaan alat
pelindung diri dari kontaminan seperti masker dan pelindung mata yang aman
sehingga kontak mata, hidung, atau mulut dari kontaminan dapat dihindari; tidak
menggunakan kembali sarung tangan yang sudah kontak dengan kontaminan;
ketersediaan alat dan bahan pembersih tangan seperti antiseptik, sabun, dan air yang
mengalir; tidak makan, minum, merokok, menggunakan kosmetik, hp, kontak lensa di
area laboratorium.
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu), cegah tumpahan meluas
dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman dilakukan, dan tangani (di
tempat) dengan cara yang tepat.
Prosedur penanganan kecelakaan laboratorium
Cara penanggulangan atau tindakan pertama yang perlu kita lakukan saat terjadi
kecelakaan di laboratorium. Jika terkena bahan kimia: jangan panik, mintalah bantuan
rekan anda yang berada didekat anda, lihat data MSDS, bersihkan bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami kontak langsung
tersebut dengan air apabila memungkinkan), bila kulit terkena bahan Kimia,
janganlah digaruk agar tidak tersebar, bawa ketempat yang cukup oksigen, dan
hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit). Sementara itu, jika terjadi
kebakaran yaitu jangan panik, ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin
dipadamkan, beritahu teman anda, hindari mengunakan lift, hindari mengirup asap
secara langsung, tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan
dikunci), pada gedung tinggi gunakan tangga darurat, dan ubungi pemadam
kebakaran.
2.3.
TAHAP PENYELESAIAN
Setelah bekerja di laboratorium, bebarapa hal yang harus dilakukan adalah: melepaskan
sarung tangan kemudian mencuci tangan;membersihkan peralatan yang sudah digunakan;
memilah dan menyimpan limbah kimia di tempat khusus yang tertutup, tidak bocor,
berlabel bahaya, dan disegel sebelum dipindahkan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dalam proses penelitian di laboratorium, peneliti harus memiliki kemampuan
mengenai:
1. prosedur keselamatan dan persiapan yang harus dilakukan sebelum penelitian di
laboratorium kimia fisik.
2. prosedur pengelolaan alat dan bahan selama penelitian di laboratorium berlangsung di
antaranya manajemen bahan kimia; prosedur pengelolaan gas, listrik, laser, vakum,
dan termal; pengelolaan radiasi, dan gawat darurat.
3. prosedur yang harus dilakukan setelah penelitian di laboratorium selesai.
3.2.
SARAN
Dari pemaparan makalah ini, hal penting yang harusdiperhatikan adalah
kesadaran diri dari setiap individu terhadap semua prosedur penilitian dan pemeliharaan
alat-alat di laboratorium.