Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG MASALAH


Pada abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakinmemahami dunia fisika
dan biologi serta kemampuan kita untukmemanipulasinya. Sebagian besar benda yang
kita gunakan dalamkehidupan modern ini melibatkan proses kimia sintetik atau alami,
danpekerjaan yang dilakukan di laboratorium kimia di seluruh penjuru duniaterus
memungkinkan terwujudnya kemajuan penting di dunia sains danrekayasa.
Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium sudahmenunjukkan sifat yang
mengejutkan dan berbahaya. Di masa lalu, matisebagai martir demi ilmu pengetahuan
masih bisa diterima. Dalampidatonya pada tahun 1890, kimiawan besar, August Kekul,
berkata: JikaAnda ingin menjadi seorang kimiawan, seperti cerita Liebig kepada
sayasaat bekerja di laboratoriumnya, Anda harus mengorbankan kesehatanAnda. Siapa
yang tidak mau mengorbankan kesehatan dalampenelitiannya, maka dia tidak akan
mencapai apa pun dalam bidang Kimia.
Di zaman ini, sikap semacam itu nampaknya sama kunonyadengan alkimia.
Selama bertahun-tahun, telah dikembangkanteknik, prosedur, kendali lingkungan, dan
peralatan khusus untukmenangani dan mengelola bahan kimia secara aman.
Pengembanganbudaya keselamatan telah menghasilkan laboratorium yang aman
danlingkungan yang sehat untuk mengajar, belajar dan bekerja.
Menciptakan budaya keselamatan dan keamanan terletak padakesadaran bahwa
keselamatan masing-masing individu tergantung padakerja sama tim maupun tanggung
jawab pribadi. Budaya ini harus menjadi sikap yang mendarah daging, bukan hanya
sekadar harapan eksternal yang didorongoleh peraturan lembaga.
Laboratotium penelitian dan pengajaran akademik memilikitanggung jawab
khusus untuk menanamkan kesadaran akan pentingnyakeselamatan dan keamanan serta
kehati-hatian dalam melakukan praktiklaboratorium. Pengajaran praktik serupa harus
dijadikanprioritas utama di laboratorium, karena dosen menyiapkan mahasiswa
untukberkarier di laboratorium industri, pemerintahan, akademik, dan ilmukesehatan.
Dengan mendorong keselamatan dan keamanan selama kuliahtingkat sarjana hingga

pascasarjana, dosen tidak hanya memberikan pengaruh kepadamahasiswa, tetapi juga


kepada semua orang yang nantinya akan bekerja bersama mereka.
Budaya keselamatan dan keamanan dalam lembaga membentuk dasar yangkuat
bagi

suksesnya

pembangunan

program

pengelolaan

bahan

kimia

laboratorium.Keberhasilan program keselamatan dan keamanan memerlukan komitmen


harian darisemua pihak dalam lembaga tersebut. Individu di semua tingkatan harus
memahamipentingnya meniadakan risiko terpapar ke bahan berbahaya di laboratorium
dan harusberkerja sama mewujudkannya.
Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk memaparkan makalah mengenai
prosedur keselamatan kerja di laboratorium kimia khususnya kimia fisik baik itu sebelum
penelitian, saat penelitian ataupun setelah selesai penelitian.

1.2.

TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. mengetahui prosedur keselamatan dan persiapan yang harus dilakukan sebelum
penelitian di laboratorium kimia fisik.
2. mengetahui prosedur pengelolaan alat dan bahan selama penelitian di laboratorium
berlangsung di antaranya manajemen bahan kimia; prosedur pengelolaan gas, listrik,
laser, vakum, dan termal; pengelolaan radiasi, dan gawat darurat.
3. mengetahui prosedur yang harus dilakukan setelah penelitian di laboratorium selesai.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

TAHAP PERSIAPAN
1. Prinsip Keselamatan Laboratorium
Prinsip keselamatan kerja di laboratorium meliputi:
-

Pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium

Bekerja dengan bahan kimia berbahaya

Bahaya fisik
paparan gas, larutan, peralatan fisik, laser, medan magnet, dan reaksi bertekanan
tinggi/vakum dan pecahan kaca

Material Safety Data Sheets


Dokumen yang mengandung informasi relevan mengenai bahan kimia, meliputi
penanganan bahan, penyimpanan, pembuangan, sifat fisik dan kimia serta beberapa
info penting lain.

Sistem Klasifikasi NFPA (National Fire Protection Association)


Dirancang untuk menyediakan informasi

tingkat keberbahayaan bahan kimia

terhadap kesehatan, bahaya api, dan bahaya ketidakstabilan.

2. Perlengkapan Pribadi dan Peralatan Perlindungan Diri


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh
seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dapat
berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap, seperti baju yang menutup seluruh
tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang
dikenakan dikala menangani tumpahan bahan kimia yang sangat berbahaya. APD yang
sering dipakai diantaranya:
-

Perlindungan Mata dan Wajah.


Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan
oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi
mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap
kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari kacamata pelindung,

goggle, pelindung wajah, pelindung mata spesial (goggle yang menyatu dengan
masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).
-

Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan
jas laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum
memasuki laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat
pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium, kancing jas
laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas
laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya.
Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh
tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits.
Apron sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif
dan mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat
dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digarisbawahi,
bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan
kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk
dipakai pada kondisi beresiko tinggi (ketika menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari
material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini
haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan
bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.

Pelindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila
terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Tidak hanya melindungi tangan
terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat

memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda
yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.
Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak
dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu,
kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau
terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti
berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani.
Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari
bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.
Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau
alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan
tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung
tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila Anda bekerja dengan Ammonium
hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.
-

Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut.
Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang
lebih dikenal dengan sebutan masker yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai
didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis
perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila
tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus
diganti.

3. Material Safety Data Sheet (MSDS)


-

Suplai Bahan Kimia

Meliputi kegiatan yang dilakukan saat akan memesan bahan kimia. Antara lain
dengan mengetahui jumlah bahan yang diperlukan serta cara cara khusus menangani
bahan kimia yang digunakan
-

Penyimpanan Bahan Kimia


Memisahkan tempat penyimpanan bahan kimia berdasarkan tingkat bahaya dan
sifatnya, wadah yang digunakan untuk menyimpan bahan diberikan label, ruang
penyimpanan didesain secara profesional (sirkulasi baik dan dilengkapi pintu darurat)

Penanganan bahan kimia


Penanganan bahan kimia meliputi berkas MSDS

2.2.

TAHAP PELAKSANAAN
1. Peraturan Umum Kerja di Laboratorium
-

Menghindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya


Pekerjaan di laboratorium banyak melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya sehingga
diperlukan penanganan khusus untuk setiap bakan kimia untuk menghindari paparan
yang ditimbulkan.

Aturan Keselamatan Umum


Pekerjaan di laboratorium tidak jarang dapat menimbulkan kecelakaan kerja,
sehingga untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan beberapa hal diantaranya
mempelajari MDSD setiap bahan, menggunakan alat pelindung diri dan lain
sebagainya.

Pengoperasian Alat
Alat yang digunakan harus sepengetahuan dari penanggungjawab labroratorium dan
diberikan label agar dalam keadaan darurat orang yang mengoperasikan alat tersebut
dapat dihubungi.

Pemberian Tanda dan Label


Tanda dan label diperlukan untuk memberikan informasi bagi bahan-bahan kimia,
lokasi-lokasi keberadaan peralatan untuk keadaan darurat dan hal-hal penting lainnya.

Peralatan Laboratorium
Setiap peralatan laboratorium memiliki penanganan khusus seperti peralatan listrik,
penggunaan laser, penggunaan lampu UV dan lain-lain.

Monitoring Lingkungan
Monitoringlingkungan berupa pengelolaan keselamatan biologis diantaranya:
penggunaan tempat khusus untuk setiap bahan kimia berbahaya; penggunaan alat
pelindung diri dari kontaminan seperti masker dan pelindung mata yang aman
sehingga kontak mata, hidung, atau mulut dari kontaminan dapat dihindari; tidak
menggunakan kembali sarung tangan yang sudah kontak dengan kontaminan;
ketersediaan alat dan bahan pembersih tangan seperti antiseptik, sabun, dan air yang
mengalir; tidak makan, minum, merokok, menggunakan kosmetik, hp, kontak lensa di
area laboratorium.

2. Pengelolaan Keamanan Gas, Listrik, Laser, dan Vakum


-

Pengelolaan Keamanan Gas


Penyimpanan dan penggunaan gas meliputi: tabung tidak boleh ditarik dan didorong,
pastikan tutup tabung terkunci rapat, tabung gas disimpan dalam posisi tegak lurus,
pemberian label tabung gas, area penyimpanan tabung gas harus kering, dingin, dan
berventilasi.

Pengelolaan Keamanan Listrik


Panduan keselamatan kerja dalam penggunan listrik diantaranya: memeriksa
peralatan & kabel sebelum digunakan, menggunakan sarung tangan dan sepatu karet,
mencari tahu tombol arus dan cara mematikan alat, membatasi penggunaan
terminal/kabel tambahan, jika seseorang terpapar arus listrik tinggi maka jangan
sentuh orang dan alat tersebut kemudian matikan sumber arus dan langsung hubungi
nomor telepon darurat.

Pengelolaan Keamanan Laser


Pengelolaan keamanan laser meliputi: gunakan alat pelindung diri, perhatikan label
laser : jenisnya bisa Ar, He-Ne, Dye, selama operasi laser pintu harus tertutupadanya
tanda laser-on misalnya tanda lampu yang dipasang di pintu masuk, serta gunakan
alat bantu khusus seperti kacamata untuk melihat berkas laser kecuali pada daya
rendah (<15 mW).

Pengelolaan Keamanan Vakum

Pengelolaan keamanan vakum meliputi:perlengkapan pelindung diri; bejana harus


stabil terhadap berbagai variasi tekanan dan temperatur;peralatan untuk berbagai suhu
harus diuji terlebih dahulu;pemasangan vakum harus di area yang minim terjadinya
kecelakaan;tidak menambahkan air, pelarut, dan gas yang bersifat korosif ke dalam
sistem vakum;pengisian zat dalam bejana gelas maksimum bagian.
-

Pengelolaan Keamanan Termal


Pengelolaan keamaan termal meliputi: sebelum membuka pintu evaporator pastikan
ruang evaporator pada tekanan atmosfer, kontrol pembukaan dan penutupan katup
(tekanan) serta sumber termal, dan gunakan buku log untuk merekam proses
evaporasi Anda setiap waktu. Lalu sertakan jenis senyawa yang menguap dan tingkat
penguapannya.

3. Pengelolaan Radiasi dan Gawat Darurat


-

Pengelolaan Keselamatan Radiasi


Pengelolaan keselamatan radiasi meliputi: jangan menatap langsung pada output dan
refleksi dari sumber cahaya, pakailah pelindung mata yang tepat terhadap radiasi UV,
karena panas yang dihasilkan pada operasi maka ventilasi yang memadai dipasang di
ruangan agar tidak terlalu panas dan jangan menghalangi kipas sistem ventilasi. Lalu
karena tingginya intensitas sinar UV, kemungkinan oksigen dikonversi menjadi ozon
sehingga perlu adanya ventilasi.

Pengelolaan Keselamatan Gawat Darurat


Alarm Kebakaran
Ketika alarm kebakaran berbunyi, anda harus mengevakuasi diri dari laboratorium
secara langsung melalui pintu keluar terdekat. Padamkan semua api dan matikan
semua peralatan, jika memungkinkan sebelum keluar.
Peralatan Penyelamatan Darurat
Bagan alur prosedur evakuasi; alat pemadam api; eye wash; safety shower; selimut
pemadam api; akses alarm dan telepon
Penanganan Bahan Kimia yang Tumpah
Kenali tumpahan/identifikasi bahan yang tumpah dan mengetahui teknik aman
penanganannya, pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,

pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu), cegah tumpahan meluas
dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman dilakukan, dan tangani (di
tempat) dengan cara yang tepat.
Prosedur penanganan kecelakaan laboratorium
Cara penanggulangan atau tindakan pertama yang perlu kita lakukan saat terjadi
kecelakaan di laboratorium. Jika terkena bahan kimia: jangan panik, mintalah bantuan
rekan anda yang berada didekat anda, lihat data MSDS, bersihkan bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami kontak langsung
tersebut dengan air apabila memungkinkan), bila kulit terkena bahan Kimia,
janganlah digaruk agar tidak tersebar, bawa ketempat yang cukup oksigen, dan
hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit). Sementara itu, jika terjadi
kebakaran yaitu jangan panik, ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin
dipadamkan, beritahu teman anda, hindari mengunakan lift, hindari mengirup asap
secara langsung, tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan
dikunci), pada gedung tinggi gunakan tangga darurat, dan ubungi pemadam
kebakaran.

2.3.

TAHAP PENYELESAIAN
Setelah bekerja di laboratorium, bebarapa hal yang harus dilakukan adalah: melepaskan
sarung tangan kemudian mencuci tangan;membersihkan peralatan yang sudah digunakan;
memilah dan menyimpan limbah kimia di tempat khusus yang tertutup, tidak bocor,
berlabel bahaya, dan disegel sebelum dipindahkan.

BAB III
PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN
Dalam proses penelitian di laboratorium, peneliti harus memiliki kemampuan
mengenai:
1. prosedur keselamatan dan persiapan yang harus dilakukan sebelum penelitian di
laboratorium kimia fisik.
2. prosedur pengelolaan alat dan bahan selama penelitian di laboratorium berlangsung di
antaranya manajemen bahan kimia; prosedur pengelolaan gas, listrik, laser, vakum,
dan termal; pengelolaan radiasi, dan gawat darurat.
3. prosedur yang harus dilakukan setelah penelitian di laboratorium selesai.

3.2.

SARAN
Dari pemaparan makalah ini, hal penting yang harusdiperhatikan adalah
kesadaran diri dari setiap individu terhadap semua prosedur penilitian dan pemeliharaan
alat-alat di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai