PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Jas Laboratorium
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari
percikan bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali
pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya
digunakan di laboratorium bilogi dan hewan, sementara jas lab berkali-kali
pakai digunakan di laboratorium kimia. Jas lab kimia bisa berupa:
a. Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material
tahan api. Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja
dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas, misalnya
peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan tanur bersuhu
tinggi, dan reaksi kimia yang mengeluarkan panas.
b. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan
di laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab
ini diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua tahun.
Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak karena
pengaruh bahan kimia asam.
c. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester
atau campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab
ini digunakan di laboratorium kimia umum
4. Pelindung Muka
Pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi muka
dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat
mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi,
melebur sampel tanah di alat peleburan skala laboratorium, dan
mengambil peralatan yang dipanaskan dengan autoclave.
5. Masker Gas
7. Pelindung Telinga
a) Kondisi Ruangan
Ruangan laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses
keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke
dalam ruangan. Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik
sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya
rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat
dikesampingkan begitu saja (Rahmantiyoko, et al., 2019).
b) Susunan Ruangan
Ruangan laboratorium sebaiknya diatur dengan rapi. Disetiap
ruangan wajib disediakan denah yang menjelaskan mengenai tempat-
tempat penyimpanan bahan kimia. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam pencarian(Rahmantiyoko, et al., 2019).
c) Kelengkapan Peralatan Keselamatan
Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan alat
keselamatan kerja, termasuk kotak P3K dan pemadam kebakaran
(Rahmantiyoko, et al., 2019).
d) Nomor Telfon Penting
Nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran dan petugas
medis dengan midah dapat diakses, supaya saat terjadi kece lakaan yang
cukup parah dapat ditangani dengan segera (Rahmantiyoko, et al., 2019).
a. Klasifikasi Limbah B3
Klasifikasi limbah Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun
2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Limbah B3 berdasarkan sumbernya dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Limbah dari sumber spesifik
Limbah B3 ini merupakan sisa proses suatu industri kegiatan
tertentu.
2. Limbah dari sumber yang tidak spesifik
Untuk limbah B3 ini berasal bukan dari proesutamanya, misalnya
dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor, korosi,
pelarut perak, pengemasan dan lain-lain.
3. Limbah B3 dari bahan kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Limbah jenis ini tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau
tidak dapat dimanfaatkan kembali, sehingga memerlukan
pengelolaan seperti limbah B3 lainnya.
b. Karakteristik Limbah B3
Limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut
(Padmaningrum, 2010) :
1. Mudah terbakar (Flamable)
Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber api, percikan,
gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama
pengangkutan, penyimpanan atau pembuangan. Contoh jenis ini
buangan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau buangan pelarut
(benzena, toluen, aseton).
4. Buangan pengoksidasi
Buangan yang dapat menyebabkan kebakaran karena melepaskan
oksigen atau buangan peroksida (organik) yang tidak stabil dalam
suhu tinggi. Contoh: magnesium, perklorat dan metil etil
ketonperoksida.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
lingkungan hidup bahkan membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain.
Karakteristik yang dihasilkan dari tiap laboratorium terdiri
dari limbah flammable, limbah harmful, limbah korosif, limbah
toksik, limbah eksplosif, limbah oxidizing, dan bahan kadaluarsa.
3.2 Saran
Didalam sebuah laboratorium sebaiknya memiliki petugas
yang mengerti dan memiliki kemampuan khusus mengenai
pengelolaan limbah B3 yang baik dan benar agar apabila terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan bisa segera ditangani dengan orang
yang tepat. Selain itu, laboratorium sebaiknya melakukan
inventarisasi bahan – bahan yang digunakan. Setiap penerimaan
bahan kimia dan pertama kali bahan kimia dibuka harus tercatat
sehingga bahan kimia yang lama diutamakan penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/peristiwa/ui-sebut-ledakan-laboratorium-
kecelakaan-kerja-mahasiswalalai.html.17 Maret 2015
Rahmantiyoko, A., Sunarmi, S., Rahmah, F. K., Sopet, S., & Slamet,
S. 2019. Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium. IPTEK Journal
of Proceedings Series, (4), 36-38.