Anda di halaman 1dari 43

TUGAS MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI


LABORATORIUM KIMIA

MATA KULIAH “MANAJEMEN LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD AKBAR RIDHAWANSA
(G 301 17 015)

DOSEN PENGAMPU :
DR. KHAIRUDDIN, S.Si., M.Si.

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke-hadirat Allah,S.W.T atas segala limpahan Rahmat-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Laboratorium Kimia” ini. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Di dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun. Dan tidak lupa, penulis memohon maaf bila terjadi kesalahan yang
disengaja maupun tidak disengaja. Harapan penulis ialah semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
penulis dapat memperbaiki bentuk maupaun isi makalah ini sehingga ke depannya
dapat menjadi lebih baik.

Palu, 7 Desember 2018

Penulis

Muh. Akbar Ridhawansa


(G 301 17 015)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG ........................................................................................
1.2.RUMUSAN MASALAH ....................................................................................
1.3.TUJUAN .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. KEAMANAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM ..............
2.2. JENIS-JENIS BAHAYA DI LABORATORIUM .............................................
2.3. SIMBOL-SIMBOL BAHAN KIMIA ................................................................
2.4. MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) ....................................................
2.5. PEMBUANGAN LIMBAH YANG BAIK DAN BENAR ...............................
2.6. HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN SAAT TERKENA BAHAN KIMIA ...
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN ..................................................................................................
3.2. SARAN ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak
akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis
bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat
berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang
sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan .
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap
keselamatan dan bahaya kerja dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan
ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka ringan,
maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit kronis
maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas – fasilitas dan peralatan
penunjang praktikum yang sangat mahal harganya. Semua kejadian ataupun
kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi
jika para praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang
aman di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting, sebagai upaya
keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium,
dengan tujuan melindungi pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko
terkena gangguan kesehatan yang ditimbulkan laboratorium.
Pengertian bahan berbahaya dan beracun menurut peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 adalah ” Bahan Berbahaya dan
Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya”. Bentuk dari bahan berbahaya dan
beracun meliputi padat, cair, gas, adapun Bahan berbahaya dan beracun dalam
bentuk padat adalah fiber glass, glass wool, Asbes, phospor, berilium, serbuk
kayu, sedangkan yang cair adalah terpentin, benzen, alkohol, pestisida, dan
yang gas adalah hydrogen, fluoride, sulfur dioxide, phosgene, carbon
monoxide, hydrogen cyanide, and hydrogen sulphide.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengenal kesehatan dan keselamatan kerja ?
2. Apa saja jenis-jenis bahaya di laboratorium ?
3. Apa saja simbol-simbol bahan berbahaya di laboratorium ?
4. Apa isi MSDS bahan laboratorium ?
5. Apa saja cara pembuangan limah yang baik dan benar?
6. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan saat terkena bahan kimia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengenal kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bahaya di laboratorium.
3. Untuk mengetahui simbol-simbol berbahaya di laboratorium.
4. Untuk mengetahui isi MSDS bahan laboratorium.
5. Untuk mengetahui cara pembuangan limbah yang baik dan benar.
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat terkena
bahan kimia.
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium


Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang
digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian
bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan
lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan
penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan
dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada
para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan
pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para
pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,
resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekejaan dikatakan nyaman
jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa nyaman
dan betah, sehingga tidak mudah capek. Keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan
teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para
pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi
menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan
kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan
karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-
orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.
Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan ksenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.
Perkembangan ilmu pengetahuan melalui berbagai penelitian dan
percobaan di laboratorium sudah sedemikian pesat. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang pesat ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Akan tetapi perkembangan yang sedemikian pesat juga dikhawatirkan akan
berpotensi meningkatkan bahaya dalam industri.
Kalau prinsip keseimbangan dan keserasian dipegang teguh oleh para
ilmuwan dan para pengusaha, niscaya kekhawatiran tersebut dapat
diminimalkan. Peningkatan kemampuan dalam membuat alat dengan
teknologi baru haruslah diimbangi dengan penciptaan alat pengendali yang
lebih canggih dan kemampuan tenaga yang makin bertambah. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul
akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain
menyangkut ukuran alat, alat pengendali, kemampuan dan keterampilan
pekerja, alat penanggulangan musibah, dan pengawasan yang dilakukan.
Dari segi ekonomi, pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih
menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan
besar. Dengan demikian, penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada
keuntungan dari segi ekonomi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah
satu langkah pengamanan yang dilakukan dalam rancang bangun adalah
penggunaan safety factor atau over design factor pada perhitungan
perancangan masing-masing alat dengan kisaran 10 – 20 %. Alat pengendali
harus lebih canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang
terkait dengan alat produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus
ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan kesehatan kerja,
biaya untum membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan
tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin.
Kemampuan dan ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui
pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan
agar malapetaka yang diakibatkan oleh penerpan teknologi maju tidak sampai
meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja
harus dilakukan secara teratur dan berkesenambungan.
Keselamatan kerja di laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup
(tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di
laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal
tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan
kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.
Sehingga, perlu adanya alat pelindung diri.
Memakai alat pelindung diri ( APD ) merupakan pengendalian secara
teknis, yaitu pengendalian langsung pada sumbernya untuk memakai alat-alat
pelindung. Macam-macam alat pelindung diri terbagi menjadi beberapa poin,
yaitu :

A. Pakaian kerja
 Untuk panas radiasi, harus dilapisi dengan bahan yang bisa
merefleksi panas, misalnya alumunium.
 Pakaian kerja untuk panas konveksi, terbuat dari katun yang
mudah menyerap keringat.
 Pakaian kerja untuk radiasi.
 Mengion harus dilapisi dengan timbal.
 Pakaian kerja tahan bahan kimia, terbuat dari karet atau plastik.
 Pakaian yang bersifat sebagai isolasi terhadap panas misalnya
wool, katun, asbes (tahan sampai 500oC).

B. Alat Pelindung Kepala


 Safety Helmet : dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya
kejatuhan, terbentur dan terpukul benda keras dan tajam. Bahan :
plastik, bakelite.
 Hood (Tutup Kepala) dipakai untuk melindungi kepala dari bahan
kimia, panas radiasi terbuat dari asbes atau kain yang dilapisi
alumunium.
 Hat/Cap Topi yang dipakai untuk melindungi kepala dari kotoran.

2.2 Jenis-Jenis Bahaya di Laboratorium

2.2.1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau
toksik, seperti amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan
sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan
kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun
tertelan ,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di
laboratorium harus lah menggunakan pelindung pernafasan ( masker),
pelindung mata ( kaca mata khusus), pelindung tangan ( sarung tangan)
dan pelindung tubuh ( jas Lab).

2.2.2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti
H2SO4, HCI, natrium. hidroksida, gas Cl2, dan sebagainya. Iritasi
dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan
mata.

2.2.3. Kebakaran dan Luka Bakar


Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam
menangani pelarutpelarut organik yang mudah terbakar seperti eter,
aseton, alkohol sbb. Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api,
panas atau loncatan listrik clan dengan adanya oksigen serta bahan
bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan
pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis
kebakaran nya. Kebakaran di lab dapat di kelompokkan menjadi :
1. Kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di
atasi dengan menggunakan air yang berfungsi sebagai pcndingin
dan untuk menyelimuti bahan dari oksigen.
2. Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat
padamkan dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas
dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi bahan dari
oksigen.
3. Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan
menggunakan gas CO2 dan halon (CF3Br).
4. Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat
di atasi dengan menggunakan bubuk kering campuran natrium
karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat.
Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2
dan halon.

2.2.4. Merusak Kulit


Bahan- bahan yang merusak kulit :


Asam – asam kuat :H2SO4, HCl, dan HF.

Basa- basa kuat : NaOH , KOH.

Asam dan basa lemah : CH3COOH , NH4OH .

Lain- lain : H2, O2 pekat, brom cair, dan lain-lain

Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan
kimia ini. Pada saat mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai
ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat tidak boleh di
hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap
2.2.5. Bahaya-Bahaya Lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan
pencemaran lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung
banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat di
kendalikan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Suatu contoh, bahan
bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang
sangat besar.

2.3. Simbol-Simbol Bahan Kimia

2.3.1. Irritant Symbol

Nama :
Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2.
2.3.2. Harmful Symbol

Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.

2.3.3. Toxic Symbol

Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung
dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
2.3.4. Very Toxic Symbol

Nama : Very Toxic


Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis
bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogensulfida, Nitrobenzene dan Atripin.
Corrosive Symbol.

2.3.5. Corrosive Symbol

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari
dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%).

2.3.6. Flammable Symbol

Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan Bungan api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan
api.
Contoh : Minyak.

2.3.7. Highly Flammable Symbol

Nama : Highly Flammable


Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta
hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

2.3.8. Extremely Flammable Symbol

Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara
yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietileter (cairan) dan Propane (gas).
2.3.9. Explosive Symbol

Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

2.3.10. Oxidizing Symbol

Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
2.3.11. Dangerous For the Environment Symbol

Nama : Dangerous For the Environment


Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan :Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.
2.3.12. Flammable Solid Symbol

Nama : Flammable Solid


Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor,
serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

2.3.13. Flammable Liquid Symbol

Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.
2.3.14. Flammable Gas Symbol

Nama : Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan
material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.

2.3.15. Spontaneously Combustible Substances Symbol

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau sumber
api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.
2.3.16.Dangerous When Wet Symbol

Nama : Dangerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak
lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

2.3.17. Oxidizer Symbol

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak dengan
material lain yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium
dichromate.
2.3.18. Organic Peroxide Symbol

Nama : Organic Peroxide


Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam
transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide,
Dicetyl perdicarbonate.

2.3.19. Non Flammable Gas Symbol

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.
2.3.20. Poison Symbol

Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum
tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.

2.3.21. Poison Gas Symbol

Nama : Poison Gas


Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.
2.3.22. Inhalation Hazard Symbol

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung
dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung
dengan kulit.
Contoh :Etilenglikol, Diklorometan

2.3.23. Infectious Substance Symbol

Nama : Infectious Substance


Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.
2.3.24. Radioactive Symbol

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

2.3.25. Marine Pollutant Symbol

Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang
mengalir ke laut.

2.4. MSDS (Material Safety Data Sheet)


MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan
kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan,
penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia
tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS, maka dokumen tersebut sebenarnya
harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan
bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan
pembuangan bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya
terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Berikut isi MSDS Bahan
Laboratorium :

No. Nama Bahan Bentuk Bahaya Aspek K3


1. Biphenyl-4 Cairan Mengiritasi kulit Setelah terhirup :
toksik bagi hirup udara bersih.
organisme Konsultasi dengan
akuatik, dapat dokter jika merasa
menyebabkan tak enak Setelah
adanya efek kontak pada kulit:
jangka panjang cuci dengan air yang
yang merugikan cukup. Lepaskan
pada linkungan pakaian yang
terkontam inasi
Setelah kontak
dengan mata : bilas
dengan air yang
cukup dengan
kelopak mata
terbuka lebar.
Panggil
ophtamologis
Setelah tertelan : beri
korban minum air
yang cukup,
usahakan muntah,
panggil dokter
2. Toluena Cairan Mudah terbakar, Terhirup: pindahkan
iritasi bila terkena ke tempat yang
mata dan kulit, berudara segar, jika
bahaya bila tidak bernafas beri
terhirup dan pernafasan buatan,
tertelan bila kesulitan
bernafas beri
oksigen. Segera beri
tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan
air yang banyak,
segera beri tindakan
medis. Tertelan:
segera hubungi
dokter. Jangan
paksakan muntah
kecuali tim medis
yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar
3. 4- Kristal Mengiritasi mata Setelah terhirup :
bromopyridini dan kulit hirup udara segar.
um chloride Setelah kontak
dengan kulit : cuci
denga nair yang
cukup, lepaskan
pakaian yang
terkontaminasi.
Setelah kontak
dengan mata : bilas
dengan air yang
cukup dengan
kelopak mata
terbuka. Panggil
ophtamologis.
Setelah tertelan :
berikan korban
minum air yang
cukup, usahakan
muntah, panggil
dokter
4. n-heksan Cairan Sangat mudah Terhirup: pindahkan
terbakar dalam ke tempat yang
bentuk cairan berudara segar, jika
maupun uap, tidak bernafas beri
menyebabka n pernafasan buatan,
iritasi bila terkena bila kesulitan
mata dan kulit, bernafas beri
juga saluran oksigen. Segera beri
pernafasan, tindakan medis.
bahaya bagi Terkena mata:
lingkungan segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis. -
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan
air yang banyak,
segera beri tindakan
medis. - Tertelan:
segera hubungi
dokter. Jangan
paksakan muntah
kecuali tim medis
yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar.
5. Kloroform Cairan Iritasi bila terkena Terhirup: pindahkan
mata dan kulit, ke tempat yang
bahaya bila berudara segar, jika
tertelan dan tidak bernafas beri
terhirup pernafasan buatan,
bila kesulitan
bernafas beri
oksigen. Segera beri
tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis. -
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan
air yang banyak,
segera beri tindakan
medis. - Tertelan:
segera hubungi
dokter. Jangan
paksakan muntah
kecuali tim medis
yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar
6. Ammonia Cairan Mengakibatk an Setelah terhirup :
solution rasa terbakar, hirup udara segar.
concentrated sangat toksik bagi Panggil dokter
26% Reag. Ph organisme akuatik Setelah kontak
Eur dengan kulit : cuci
denga nair. Olesi
dengan polyethylene
glycol 4 00.
Langsung lepaskan
pakaian yang
terkontaminasi.
Setelah kontak
dengan mata : bilas
dengan airselama
sekurangnya 10
menit dengan
kelopak mata
terbuka lebar,
secepatnya panggil
dokter mata. Setelah
tertelan: berikan
korban minum air
yang banyak (jika
mungkin beberapa
liter), hindari
muntah (resiko
perforasi).
Secepatnya panggil
dokter. Jangan
mencoba
menetralisir
7. 2- propanol Cairan Iritasi bila terkena Terhirup: pindahkan
kulit, bahaya bila ke tempat yang
terhirup, tertelan, berudara segar, jika
atau terkena mata, tidak bernafas beri
mudah terbakar pernafasan buatan
(jangan melalui
mulut ke mulut), bila
kesulitan bernafas
beri oksigen. Segera
beri tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: cuci
dengan sabun dan
air. Tutup kulit yang
iritasi dengan
emollient. Segera
beri tindakan medis.
Tertelan: segera
hubungi dokter.
Jangan paksakan
muntah kecuali tim
medis yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar
8. Barium Padatan Meledak jika Setelah menghirup :
perchlorate dicampur dengan hirup udara segar.
anhydrous GR bahan yang Setelah kontak pada
mudah terbakar kulit: cuci dengan air
(combustible), yang banyak.
berbahaya melalui Lepaskan pakaian
penghirupan dan yang terkontaminasi.
jika tertelan Setelah kontak
dengan mata : bilas
dengan air yang
banyak dengan
kelopak mata
terbuka lebar.
Hubungi dokter
mata. Setelah
tertelan : buat korban
minum air yang
banyak, rangsang
agar muntah,
hubungi dokter.
Sesudah itu berikan :
Sodium sulfate (1
sendok makan/1/4 L
air). Jika napas
terhenti :segera
berikan pern apasan
buatan secara
mekanik, jika
diperlukan berikan
oksigen. Jika korban
tidak sadar :
baringkan ke arah
samping
9. Metanol Cairan Mudah terbakar, Terhirup: pindahkan
berbahaya bila ke tempat yang
tertelan, terhirup, berudara segar, jika
atau terserap tidak bernafas beri
melalui kulit, pernafasan buatan,
iritasi bila terkena bila kesulitan
mata dan kulit, bernafas beri
beracun oksigen. Segera beri
tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan
air yang banyak,
segera beri tindakan
medis. Tertelan:
segera hubungi
dokter. Jangan
paksakan muntah
kecuali tim medis
yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar.
10. n-butanol Cairan Mudah terbakar, Terhirup: pindahkan
iritasi bila terkena ke tempat yang
kulit, bahaya bila berudara segar, jika
terhirup, tertelan, tidak bernafas beri
atau terkena mata pernafasan buatan,
bila kesulitan
bernafas beri
oksigen. Segera beri
tindakan medis. -
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis. -
Terkena kulit: cuci
dengan sabun dan
air. Segera beri
tindakan medis bila
iritasi berlangsung
lama. Tertelan: beri
2 gelas air bila
korban sadar. Jangan
paksakan muntah.
Jika korban tidak
sadar jangan beri
apapun melalu
mulut. Segera
panggil dokter
11. Sikloheksan Cairan Mudah terbakar, Terhirup: pindahkan
iritasi bila terkena ke tempat yang
mata dan kulit, berudara segar, jika
bahaya bila tidak bernafas beri
terhirup dan pernafasan buatan,
tertelan bila kesulitan
bernafas beri
oksigen. Segera beri
tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis. -
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan
air yang banyak,
segera beri tindakan
medis. Tertelan:
segera hubungi
dokter. Jangan
paksakan muntah
kecuali tim medis
yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar
12. Pyrocatechol Padat Mengiritasi kulit Setelah menghirup :
monoethyl dan mata hirup udara segar.
ether Setelah kontak
dengan kulit : cuci
dengan air yang
banyak. Lepaskan
pakaian yang
terkontaminasi.
Setelah kontak
dengan mata : bilas
dengan air yang
banyak dengan
kelopak mata
terbuka lebar.
Hubungi dokter.
Setelah menelan:
segera beri korban
air minumyang
banyak.Hubungi
dokter
13. Benzena Cairan Mudah terbakar, Terhirup: pindahkan
iritasi bila terkena ke tempat yang
mata dan kulit, berudara segar, jika
bahaya bila tidak bernafas beri
terhiru dan pernafasan buatan,
tertelan bila kesulitan
bernafas beri
oksigen. Segera beri
tindakan medis. -
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
basuh kulit dengan
air yang banyak,
segera beri tindakan
medis. Tertelan:
segera hubungi
dokter. Jangan
paksakan muntah
kecuali tim medis
yang mengarahkan,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar
14. Etanol Cairan Mudah terbakar Terhirup: pindahkan
baik dalam liquid ke tempat yang
maupun uap, berudara segar, jika
iritasi bila terkena tidak bernafas beri
mata dan kulit, pernafasan buatan
bahaya bila (jangan meleui
terhirup dan mulut ke mulut), bila
tertelan kesulitan bernafas
beri oksigen. Segera
beri tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
basuh dengan air
yang banyak min 15
menit, segera beri
tindakan medis.
Bilas dengan sabun
dan air. Tertelan:
jangan paksakan
muntah. Bila korban
sadar, beri 2-4
cangkir susu/air.
Jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar.
Segera beri tindakan
medis.
15. Karbon Cairan Iritasi bila terkena Terhirup: pindahkan
tetraklorida mata dan kulit, ke tempat yang
bahaya bila berudara segar, jika
tertelan dan tidak bernafas beri
terhirup pernafasan buatan,
bila kesulitan
bernafas beri
oksigen. Segera beri
tindakan medis.
Terkena mata:
segera basuh dengan
air yang banyak min
15 menit. Beri
tindakan medis.
Terkena kulit: segera
cuci dengan sabun
dan air min 15
menit, segera beri
tindakan medis jika
diperlukan. -
Tertelan: segera
hubungi dokter.
Jangan paksakan
muntah kecuali tim
medis yang
mengarahkannya,
jangan beri apapun
melalui mulut jika
korban tidak sadar.

2.5. Penanganan Limbah secara Baik dan Benar


Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu
perlu penanganan khusus :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang
ditempat khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
6. Pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dalam air dan beracun dikumpulkan pada
botol dan diberi label yg jelas.

2.6. Hal-Hal yang diperhatikan saat Terkena Bahan Kimia


Kecelakaan kerja biasa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati.
Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Jangan panik .
2. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan
bahan tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
4. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
5. Bawa keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
6. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya. Terjadi Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di
laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan bahan yang mudah
terbakar.

Bila terjadi kebakaran maka :


1. Jangan Panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan
dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin,
minyak tanah dll tidak boleh disiram dengan air)
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau
tutup hidung dengan sapu tangan.
5. Gunakan sepatu safety yang tahan minyak.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
7. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No Telpon Pemadam
Kebakaran haru ada di laboratorium.
BAB III
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu
diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan karena kecerobohan
dan keteledoran tentu saja dapat mengundang segala resiko yang
mungkin bisa saja terjadi.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi
pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja.
3. Simbol bahan kimia terdiri dari berbagai macam, bergantung dari arti
yang memberikan penjelasan terhadap masing-masing simbol tersebut.
4. MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan
kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan,
penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan
kimia tersebut.
5. Pembuangan limbah laboratorium harus tidak boleh dilakukan secara
sembarangan, harus melalui prosedur-prosedur tertentu, terhadap limbah
cair, padat, dan lain-lain.
6. Hal-hal yang diperhatikan saat terkena bahan kimia juga harus
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, tetapi dalam penanganan
bahan kimia tersebut, keadaan tidak boleh dalam panik.
5.2. Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama, maka sebelum bekerja
didalam laboratorium kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan K3L
dan B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta hal –hal apa saja yang perlu
dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa
saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan
dilaksanakan dengan baik, hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan –
kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi. Dan dengan kehati -
hatian serta pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah
tempat yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

https://materikimia.com/26-simbol-bahan-kimia-beserta-arti-dan-contohnya/
https://www.slideshare.net/puujipuuuj/ldb-ko-1?from_action=save
https://www.safetyshoe.com/tag/makalah-keamanan-dan-keselamatan-kerja-
di-laboratorium-kimia/
http://coklatline.blogspot.com/2015/06/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html

Anda mungkin juga menyukai