KECELAKAAN DI LABORATORIUM
Oleh :
KELOMPOK 1 KELAS 1C
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya hingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kecelakaan Kerja di Laboratorium Kimia.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah K3 dan Patient safety. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai bagaimana menjaga keselamatan
kerja di laboratorium kimia sehingga tidak terjadi kecelakaan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami kerjakan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1/ 1C
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan Praktikan,
tentu saja hal ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan dapat
mencelakai orang yang berada disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium
merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan,
1
keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, dan ini berlaku dalam semua aspek
pekerjaan.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja
yang sangat ingin kita hindari. Walaupun petunjuk keselamatan dan kesehatan
kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan
kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium. Berbagai peristiwa yang pernah
terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di
laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia terutama
bahan kimia yang mudah bereaksi, atau yang dapat menyebabkan bahaya lain
seperti kebakaran, iritan, keracunan, atau penyebab bahaya penyakit dalam
lainnya.
Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis – jenis bahan kimia
agar siapapu yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati
dalam penggunaannya dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya
jika sampai terjadi kecelakaan akibat kesalahan penggunaan bahan tersebut.
Selain itu yang harus diperhatikan juga adalah limbah bekas bahan kimia sisa
percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi
pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan yang umum digunakan dalam
laboratorium juga sangat perlu untuk diketahui oleh para Praktikan baik petunjuk
praktis maupun petunjuk khususnya untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin
akan terjadi ketika bekerja di Laboratorium.
2
4. Bagaimana pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.2 Sumber terjadinya kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja mengakibtkan kerugian baik bagi pekerja dan pihak yang
memperkerjakan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kecelakaan kerja
guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Melalui identifikasi bahaya
mka akan meminimalkan bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya
kerja yang dilakukan sesuai hasil analisa indentifkasi bahaya kerja. Agar tidak
lanjut penanganan dan hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan
juga suatu penilaian risiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam
melihat aktivitas kerja, memikirkann apa yang dapat menjadi buruk, dan
memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan
atau cidera di tempat kerja.
5
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang
melakukan kegiatan labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan
dan perlengkapan perlindungan kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya
harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan
atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
1. Terpeleset ,
Biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan
kerja yang dapat terjadi di laboratorium.
- Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan
licin) atau tidak rata konstruksinya.
2. Mengangkat beban
6
Pencegahan : - Beban jangan terlalu berat
Akibat : - Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai
berat bahkan kematian.
7
Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.
8
penerapan K3 dalam proses mengajar dilaboratorium harus dilakukan dengan
baik. Dimana fungsi dari keselamatan kerja yaitu antisipasi, identifikasi dan
evaluasi kondisi dari praktek berbahaya (Indriyani, 2014).
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
1. Jas laboratorium (labjas) untuk mencegah kotornya pakaian. Pakaian
pelindung harus nyaman dipakai dan mudah untuk dilepaskan bila terjadi
kecelakaan atau pengotoran oleh bahan kimia.
2. Pelindung lengan, tangan, dan jari. Sarung tangan yang mudah
dikenakan dan dilepas merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari
dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain. Sarung tangan karet diperlukan
untuk menangani bahan-bahan korosif seperti asam dan alkali. Sarung
tangan kulit digunakan untuk melindungi tangan dan jari dari benda-benda
tajam seperti pada saat bekerja di bengkel. Sarung tangan asbes diperlukan
untuk menangani bahan-bahan Sarung tangan karet perlu disimpan
dengan baik dan perlu ditaburi talk agar tidak lengket saat disimpan.
3. Pelindung Kaca mata pelindung digunakan untuk mencegah mata
dari percikan bahan kimia dan di laboratorium perlu disediakan paling
sedikit sepasang. Ideal setiap siswa memilikinya. Kacamata pelindung harus
nyaman dipakai dan cukup ringan. Kacamata pelindung perlu dipakai bila
bekerja dengan asam, bromin, amonia atau bila bekerja dibengkel seperti
memotong logam natrium, menumbuk, menggergaji, menggerinda dan
pekerjaan sejenis yang memungkinkan terjadinya percikan ke mata.
4. Respirator dan lemari uap. Respirator sebaagai pelindung terhadapap gas,
uap dan debu yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Bila bekerja
dengan gas-gas beracun walaupun dengan jumlah sedikit, seperti khlorin,
bromine dan nitrogen dioksida maka perlu dilakukan dilemari uap dan pelu
ventilasi yang baik untuk melindungi dari keracunan. Kecelakaan sering
terjadi karena meninggalkan kran gas dalam keadaan terbuka. Kran
pengeluaran gas di dalam lemari uap harus selalu ditutup bila tidak
digunakan.
9
5. Sepatu pengaman. Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya
yang padat harus dipakai saat bekerja dilaboratorium atau bengkel. Jangan
menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan
tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
6. Layar pelindung. Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari
bahan kimia dan alat-alat hampa udara.
Adapun langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di
laboratorium:
1. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah
digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai
contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut
organik seperti etanol, aseton, kloroform dan dietil eter dikumpulkan di
dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan di
2. Sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-
reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu
berupa sisa bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga
akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
3. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metode pembuangan langsung
ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air.
Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui
bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru
bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat
dan beracun seperti Pb, Hg, Cd dan sebagainya, endapannya harus
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.
4. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat
diterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan
tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat
yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
10
5. Pembakaran dalam Metoda pembakaran dalam insenerator dapat
diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka
akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
6. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes
ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif
dan beracun.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
(http://repository.unimus.ac.id/2713/6/BAB%20II.pdf)
13