Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH K3 DAN PATIENT SAFETY

KECELAKAAN DI LABORATORIUM

Dosen Pembimbing : Neiny P. Foekh, M.Biomed

Oleh :

1. Ade Lestin R.Tanggela 6. Carina Anggraeni


2. Aida Arman 7. Diana Uru Emu
3. Agustina Winda Moruk 8. Donatus Beda
4. Anasthasya N. Mero 9. Enjeli Indasari Pellu
5. Asty Aprilita Mauk

KELOMPOK 1 KELAS 1C

PRODI TEKNIK LABORATORIUM MEDIK POLTEKKES KEMENKES


KUPANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya hingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kecelakaan Kerja di Laboratorium Kimia.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah K3 dan Patient safety. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai bagaimana menjaga keselamatan
kerja di laboratorium kimia sehingga tidak terjadi kecelakaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Neiny P. Foekh, M.Biomed


selaku dosen pembimbing kelompok satu mata kuliah k3 dan patient safety yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami kerjakan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 16 Oktober 2021

Kelompok 1/ 1C

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………............ i


KATA PENGANTAR …………………………………………............... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….............. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………............. 1
1.3. Rumusan Masalah ………………………………………............... 2
1.4. Tujuan Penelitian …………………………………………............... 3
1.6. Manfaat Penelitian ………………………………………................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.Definisi dan Tujuan Keselamatan Kerja
Di Laboratorium.................................................................................. 4
2.2. Sumber Terjadinya
Kecelakaan Kerja ……………………………………………........... 5
2.3. Kasus Kecelakaan Kerja
Di Laboratorium.................................................................................. 6
2.4. Pengendalian Kecelakaan
Kerja di Laboratorium........................................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 12
3.2 Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen,


dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas
dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik
yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya.

Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat


mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang
melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat
yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran
terhadap keselamatan dan bahaya kerja di laboratorium.Telah banyak terjadi
kecelakaan ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka ringan,
maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit kronis
maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas – fasilitas dan peralatan penunjang
Praktikum yang sangat mahal harganya.

Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat


dihindari dan diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti
prosedur kerja yang aman di laboratorium. Suatu Percobaan yang dilakukan
sering kali menggunakan berbagai bahan kimia baik yang berbahaya maupun
yang tidak berbahaya, peralatan gelas yang mudah pecah, dan instrumen khusus
yang kesemuanya itu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja bila
dilakukan dengan cara yang tidak tepat ataupun terjadi kesalahan pada saat
peracikan bahan yang akan digunakan.

Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan Praktikan,
tentu saja hal ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan dapat
mencelakai orang yang berada disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium
merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan,

1
keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, dan ini berlaku dalam semua aspek
pekerjaan.

Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja
yang sangat ingin kita hindari. Walaupun petunjuk keselamatan dan kesehatan
kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan
kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium. Berbagai peristiwa yang pernah
terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di
laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia terutama
bahan kimia yang mudah bereaksi, atau yang dapat menyebabkan bahaya lain
seperti kebakaran, iritan, keracunan, atau penyebab bahaya penyakit dalam
lainnya.

Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis – jenis bahan kimia
agar siapapu yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati
dalam penggunaannya dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya
jika sampai terjadi kecelakaan akibat kesalahan penggunaan bahan tersebut.
Selain itu yang harus diperhatikan juga adalah limbah bekas bahan kimia sisa
percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi
pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan yang umum digunakan dalam
laboratorium juga sangat perlu untuk diketahui oleh para Praktikan baik petunjuk
praktis maupun petunjuk khususnya untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin
akan terjadi ketika bekerja di Laboratorium.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam  makalah ini adalah:

1. Apa definisi dan tujuan dari keselamatan kerja?


2. Apakah sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di
laboratorium?
3. Bagaimana contoh kasus kecelakaan kerja di laboratorium?

2
4. Bagaimana pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium?
1.3  Tujuan Masalah
 Adapun tujuan masalah dalam  makalah ini adalah:

1. Mengetahui definisi dan tujuan dari keselamatan kerja.


2. Mengetahui sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di
laboratorium.
3. Mengetahui contoh kasus kecelakaan kerja di laboratorium.
4. Mengetahui pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium.

 
1.4  Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:

1. Menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa khususnya didalam bidang


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. Memberikan alternatif supaya dapat mengantisipasi dan menghindari
kecelakaan di laboratorium.
3. Memberikan informasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
yang sangat bermanfaat didalam dunia kerja.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan


keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja atau buruh dengan
cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi (Menkes, 2007).
Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja memiliki sifat yaitu
sasarannya lingkungan kerja dan bersifat teknik.

Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental


dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya (Rejeki, 2016).

Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masaalah kesehatan


lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan
eeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan
dapat secara langsung aupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu
diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat
pekerjaannya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan
peralatan kerja di lingkungan laboratorium. Dalam laboratorium harus ada
manajemen K3 yang berguna untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, dan
harus di dukung dengan enabling factor atau faktor pendukung (lingkunagn fisik
dan ketersediaan fasilitas dari alat pendukung diri) dan rein forcing factor atau
faktor pendorong ( dukungan sosial) dengan kecelakaan kerja yang terjadi di
laboratorium (Wulandari, 2011)

4
2.2 Sumber terjadinya kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja mengakibtkan kerugian baik bagi pekerja dan pihak yang
memperkerjakan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kecelakaan kerja
guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Melalui identifikasi bahaya
mka akan meminimalkan bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya
kerja yang dilakukan sesuai hasil analisa indentifkasi bahaya kerja. Agar tidak
lanjut penanganan dan hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan
juga suatu penilaian risiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam
melihat aktivitas kerja, memikirkann apa yang dapat menjadi buruk, dan
memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan
atau cidera di tempat kerja.

Sumber-sumber kecelakaan dalam laboratorium dari Bahan kimia berbahaya


(bahan beracun & korosif, mudah terbakar, reaktif dan eksplosif), Teknik
percobaan (suhu tinggi/pemanasan, interaksi antar bahan, reaksi tekanan tinggi,
penggunaan radiasi), Ketidak hati-hatian pekerja (tergesa-gesa, meremehkan
bahaya, tidak disiplin), dan dari Fasilitas Laboratorium (air, gas, listrik).

Selain didalam laboratorium, sumber kecelakaan kerja bisa berasal dari


Gudang penyimpanan reagen kimia. Oleh sebab itu penyimpanan reagen harus
dipisahkan sesuai dengan sifat-sifat dari reagen tersebut. Jangan menyimpan
reagen berdasarkan urutan abjad tetapi berdasarkan pemisahan bahan yang
inkompatibel. Sifat-sifat bahan bisa dilihat didalam MSDS atau Lembar Data
Keselamatan Bahan.

Terjadinya kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh beberapa hal,


tetapi analisis terjadinya kecelakaan kerja menunjukan bahwa hal-hal berikut
adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium :

1. kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan kimia dan proses-


proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan

5
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang
melakukan kegiatan labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan
dan perlengkapan perlindungan kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya
harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan
atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

2.3 Kasus Kecelakaan Kerja di Laboratorium

1. Terpeleset ,

Biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan
kerja yang dapat terjadi di laboratorium.

Akibat : -. Ringan : memar

-. Berat : fraktura, dislokasi, memar otak, dll.

Pencegahan : - Pakai sepatu anti slip

- Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar

- Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan
licin) atau tidak rata konstruksinya.

- Pemeliharaan lantai dan tangga

2. Mengangkat beban

Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila


mengabaikan kaidah ergonomi.

Akibat :- cedera pada punggung

6
Pencegahan : - Beban jangan terlalu berat

- Jangan berdiri terlalu jauh dari beban - Jangan mengangkat


beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah tungkai
bawah sambil berjongkok

- Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan


terhambat.

3. Resiko terjadi kebakaran

(sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah


menyala (flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur
bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.

Akibat : - Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai
berat bahkan kematian.

- Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.

Pencegahan : - Konstruksi bangunan yang tahan api

- Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang


mudah terbakar

- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran

Sistem tanda kebakaran:

 Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya


dengan segera
 Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis

Jalan untuk menyelamatkan diri

 Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.

7
 Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

2.4 Pengendalian Kecelakaan Kerja di Laboratorium

Hal-hal yang penting  dalam mengantisipasi pengendalian kecelakan kerja


dilboratorium adalah untuk mengetahui aturan-aturan yang aman, bahaya-bahaya
yang mungkin dapat terjadi dan hal-hal yang perlu dilakukan jika terjadi suatu
kecelakaan. Menurut (Fathimahhayati, 2015) kecelakaan didalam laboaratorium
dapat dianalisis potensi bahayanya dengan Metode Job Safety Analysis (JSA)
sebagai upaya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di dalam laboratorium.
Berikut adalah aturan umum yang berkaitan dengan keamanan dilaboratorium:

1. Penataan ruangan yang baik sangatlah penting untuk keamanan kerja di


laboratorium. Ruangan perlu ditata dengan rapi, berikan tempat untuk jalan
lewat dan tempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
2. Setiap orang harus cukup akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat
seperti kotak P3K, pemadam kebakaran, botol cuci mata dan lain-lain.
3. Gunakan perlengkapan keamanan bila sedang melakukan eksperimen.
4. Sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan
terjadi   dan ambil tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut.
5. Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan, reaksi atau keadaan
tertentu.
6. Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang dan bekerja sendirian di
laboratorium  juga perlu dicegah.
7. Gunakan tempat sampah yang sesuai untuk sisa pelarut, pecahan gelas,
kertas dan lain-lain.
8. Semua percikan dan kebocoran harus segera dibersihkan.
Melaui kerja dengan berbagai bahan kimia korosif dan bahan dengan zat
warna, maka pengetahuan mengenai metode perlindungan pribadi dalam hal ini
sangatlah penting (Ramli, 2012). Sedangkan tujuan utama adalah untuk mencegah
kecelakaan, penting untuk menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi
sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Kajian

8
penerapan K3 dalam proses mengajar dilaboratorium harus dilakukan dengan
baik. Dimana fungsi dari keselamatan kerja yaitu antisipasi, identifikasi dan 
evaluasi kondisi dari praktek berbahaya (Indriyani, 2014).
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
1. Jas laboratorium (labjas) untuk mencegah kotornya pakaian. Pakaian
pelindung harus nyaman dipakai dan mudah untuk dilepaskan bila terjadi
kecelakaan atau pengotoran oleh bahan kimia.
2. Pelindung lengan, tangan, dan jari. Sarung  tangan   yang   mudah   
dikenakan   dan dilepas merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari
dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain. Sarung tangan karet diperlukan
untuk menangani bahan-bahan korosif seperti asam dan alkali. Sarung
tangan kulit digunakan untuk melindungi tangan dan jari dari benda-benda
tajam seperti pada saat bekerja di bengkel. Sarung tangan asbes diperlukan
untuk menangani bahan-bahan   Sarung   tangan   karet   perlu   disimpan  
dengan   baik   dan perlu ditaburi talk agar tidak lengket saat disimpan.
3. Pelindung Kaca  mata pelindung   digunakan   untuk   mencegah   mata
dari percikan bahan kimia dan di laboratorium perlu disediakan   paling
sedikit sepasang. Ideal setiap siswa memilikinya. Kacamata pelindung harus
nyaman dipakai dan cukup ringan. Kacamata pelindung perlu dipakai bila
bekerja dengan asam, bromin, amonia atau bila bekerja dibengkel seperti  
memotong logam natrium, menumbuk, menggergaji, menggerinda dan
pekerjaan sejenis yang memungkinkan terjadinya percikan ke mata.
4. Respirator dan lemari uap. Respirator sebaagai pelindung terhadapap gas,
uap dan debu yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Bila bekerja
dengan gas-gas beracun walaupun dengan jumlah sedikit, seperti khlorin,
bromine dan nitrogen dioksida maka perlu dilakukan dilemari uap dan pelu
ventilasi yang baik untuk melindungi dari keracunan. Kecelakaan sering
terjadi karena meninggalkan kran gas dalam keadaan terbuka. Kran
pengeluaran gas di dalam lemari uap harus selalu ditutup bila tidak
digunakan.

9
5. Sepatu pengaman. Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya
yang padat harus dipakai saat bekerja dilaboratorium atau bengkel. Jangan
menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan
tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
6. Layar pelindung. Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari
bahan kimia dan alat-alat hampa udara.
Adapun langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di
laboratorium:
1. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah
digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai
contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut
organik seperti etanol, aseton, kloroform dan dietil eter dikumpulkan di
dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan di
2. Sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-
reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu
berupa sisa bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga
akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
3. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metode pembuangan langsung
ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air.
Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui
bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru
bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat
dan beracun seperti Pb, Hg, Cd dan sebagainya, endapannya harus
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.
4. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat
diterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan
tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat
yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

10
5. Pembakaran dalam Metoda pembakaran dalam insenerator dapat
diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka
akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
6. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes
ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif
dan beracun.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbulnya kecelakaan


kerja.Kecelakaan kerja dibagi menjadi dua yaitu kecelakaan kerja dan kecelakaan
medis.Kecelakaan kerja didalam laboratorium kimia umumnya disebabkan oleh
zat-zat kimia yang terhirup, tertelan atau masuk kedalam tubuh melalui kulit.
Masing-masing dari kecelakaan tersebut mempunyai penanganan yang berbeda-
beda. Selain karena bahan-bahan kimia, kecelakaan kerja didalam laboratorium
juga bisa disebabkan oleh alat-alat gelas yang terjatuh.

3.2 Saran

Saat memasuki laboratorium kimia sebaiknya menggunakan alat-alat


pelindung diri agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan didalam
laboratorium. Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikan didampingi
dengan dosen pembimbing. Apabila terjadi kecelakaan kerja sebaiknya langsung
melakukan pertolongan pertama pada korban

12
DAFTAR PUSTAKA

Suriansyah. 2016. Pengantar Kecelakaan Kerja di Laboratorium (Online),


(http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-pengantar-
kecelakaan-kerja-di-laboratorium/, Diakses16 Oktober 2021)

Dr. Osha. 2020. Kecelakaan Kerja di Laboratorium (Online),


(https://www.safetyshoe.com/kecelakaan-kerja-di-laboratorium-dan-
penanganannya-cara-mengatasinya/, diakses 16 Oktober 2021)

(http://repository.unimus.ac.id/2713/6/BAB%20II.pdf)

13

Anda mungkin juga menyukai