Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

IMPLEMENTASI SILA KE – 4

Disusun oleh :

Citra Nadia Salsabila 2111050121


Mutiara Dwi Septiana 2111050123
Muhammad Abdullah A 2111050147
Salma Ashifa 2111050059
Hamna Fathia Zahra 2111050129
Nefsa Izza Umar 2111050122
Armeta Yunisanti Lesbaya 2111050124
Thariqi Mushthafa Faza 2111050149
Dewi Gita Cahyani 2111050153
Aisyah 2111050156
Afina Maharani 2111050080
Nur Khikmah 2111050157

PROGAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila Implementasi ke-
4 dengan tepat waktu. Tak lupa juga kami panjatkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW., semoga kita mendapat syafaatnya di hari
akhir kelak.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang implementasi sila ke-4 bagi
para pembaca dan juga penulis.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Elly Hasan Sadeli selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah membantu kami dalam penyusunan makalahini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 29 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 5

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam pembukaan
UUD 1945, bangsa Indonesia dewasa ini giat melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak
setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa
adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak
partisipasi masyarakat. Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam
setiap penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan sehingga setiap orang
tidak dibenarkan untuk mengambil tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang
dapat mengganggu kebebasan orang lain. Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi
HAM.
Keberhasilan pembangunan akan meningkatkan taraf kehidupan sosial
ekonomi masyarakat untuk hidup sehat dan mendapat pelayanan kesehatan
yang makin baik. Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratorium
terhadap spesimen yang diuji. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang semakin meningkat, baik jumlah maupun
mutunya, maka peranan laboratorium kesehatan baik dalam bentuk rujukan
kesehatan maupun bentuk lainnya perlu dikembangkan dan ditingkatkan.
Dalam era pasar bebas, tuntutan standarisasi mutu pelayanan
laboratorium tidak dapat dielakkan lagi. Peraturan perundang undangan sudah
mulai diarahkan pada kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong
hal tersebut. Analis Kesehatan Indonesia harus bersaing dengan ahli-ahli

1
teknologi laboratorium dari Negara lain yang lebih maju. Tenaga kerja
merupakan aset nasional serta elemen utama bagi pertumbuhan ekonomi, tapi
sampai saat ini masih banyak tenaga kerja Indonesia yang belum menempati
posisi kerja yang tepat.
Banyak sekali orang tidak mengerti mengenai analis kesehatan. Definisi
analis kesehatan atau pranata laboratorium ialah petugas yang bekerja di
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang
diagnosa dokter demi membantu seseorang mencapai keadaan jasmani, dan
jiwa yang sejahtera. Diagnosa seorang dokter sangat dipengaruhi oleh sampel
yang diteliti oleh pranata laboratorium atau analis kesehatan. Jika terjadi
kesalahan dalam meneliti sampel maka yang patut disalahkan adalah analis
kesehatan yang tidak terampil dan bertanggungjawab atas sampel tersebut.
Diagnosa mencakup identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam
medis, ilmu pengetahuan, teknik, dan bisnis. Sampel adalah bagian dari
populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap
populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Dalam hal ini sesuai dengan sila
ke-4, sudah sepatutnya seorang analis bekerja sama dengan dokter dalam
membantu mendiagnosa suatu penyakit. Dengan demikian sudah sangat jelas
bahwa analis kesehatan adalah contoh dari salah satu profesi yang sangat
menunjang dalam dunia kedokteran. Berdasarkan hal tersebut seperti yang
diketahui jurusan analis kesehatan masih sangat langka di Indonesia.
Peluang kerja yang menjanjikan bagi lulusannya membuat jurusan ini
banyak dicari, karena lulusan program studi analis kesehatan makin
dibutuhkan. Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan merupakan satu dari
sekitar 20 jenis pendidikan bertipe vokasional yang dikembangkan Departemen
Kesehatan. Mengacu pada Kurikulum Diploma III Analis Kesehatan tahun
2002, Pendidikan Program Diploma III Analis Kesehatan berorientasi kepada
pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan
masyarakat secara umum yang di dalamnya terkait dengan pelayanan medis.
Profesi ini berperan menegakkan diagnosa klinis melalui pemeriksaan

2
laboratorium. Bahkan bisa menggeser peran seorang dokter untuk memastikan
jenis penyakit, sampel darah pasien diperiksa di labaratorium. Hal
laboratorium, selalu tertuju pada sebuah profesi analis kesehatan. Sebagai
operator laboratarium, analis kesehatan menjadi ujung tombak untuk
mendiagnosa beragam penyakit. Dahulu dokter dianggap sebagai satu-satunya
tenaga medis yang berwenang menentukan derajat kesehatan pasien.
Uji klinis seperti sampel darah, urine dan kandungan lain dalam tubuh
sangat penting, untuk memastikan jenis serta stadium penyakit yang diderita
pasien. Analis kesehatan makin laku, hal tersebut merujuk pada dua faktor.
Pertama, munculnya paradigma kesetaraan di antara tenaga medis. Kesan masa
lalu perawat, analis, serta tenaga medis lainnya hanya sekadar pembantu dokter
Alasan kedua, masyarakat makin menyadari pentingnya tenaga analis dan
laboratorium kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan setiap Pusat
Kesehatan Masyarakat (puskesmas) harus memiliki sekurangnya satu tenaga
analis kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana immplementasi sila ke-4 dalam profesi laboran
b. Tantangan sila ke-4
c. Upaya menyelesaikan tantangan sila ke-4

C. TUJUAN PENELITIAN
a.Tujuan umum
Mengetahui gambaran implementasi hubungan sila ke-4 yaitu kerjasama
antara profesi laboran yang dengan dokter dalam membantu menganalisa
penyakit.
b.Tujuan Khusus
i. Mengetahui pentingnya profesi ATLM atau Analis Kesehatan
yang sangat dibutuhkan disetiap Instansi Rumah Sakit.

3
ii. Mengetahui bahwa peran analis kesehatan atau laboran tidak kalah
penting dari dokter dalam membantu menganalisa penyakit.
Karena analis dari dokter tidak selalu benar.
iii. Mengetahui pentingnya peran laboran untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat di lapangan kerja.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Implementasi Sila ke 4 dalam Laboran

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah


rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap tepat.
Pancasila sebagai dasar negara mesti dijiwai dan diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya dan pada pekerjaan sebagai
laboran pada khususnya. Sebagai laboran, interaksi dan komunikasi antar
pekerja harus berjalan dengan baik. Disinilah sila ke-4 bisa diwujudkan, karena
sila ini memiliki hubungan yang erat dengan hubungan sosial antara sesama
manusia terutama dalam hal pengambilan keputusan secara bersama-sama dan
menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Seorang
laboran medis (analis kesehatan) harus menanamkan nilai ini dalam diri agar
dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan dan dalam mengambil keputusan
seorang laboran tidak mengutamakan kepentingan individu melainkan
mengutamakan kepentingan bersama.
Berbicara mengenai perwujudan pancasila. Berikut merupakan Butir-
butir sila ke-4 Pancasila menurut TAP MPR Nomor. I/MPR/2003 yaitu:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5
Sebagai tenaga kesehatan, kita mesti menerapakan nilai-nilai pancasila
dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat. Nilai nilai yang terkandung
dalam pancasila memberikan pengertian, pengamalan dan pembelajaran apa
yang seharusnya dapat diambil dalam pelayanan kesehatan. Pancasila yang
memiliki nilai ketuhanan, kemanusian ,persatuan, kerakyatan dan keadilan
yang bersifat universal dan objektif memiliki arti bahwa nilai-nilai pancasila itu
mencakup segala aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan sebagai laboran.
Pancasila melekat pada pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri
yaitu masyarakat, bangsa,dan negara indonesia. Jadi jelas bahwa jika tenaga
kesehatan dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam melaksanakan
pelayanan masyarakat maka akan tercapai tingkat kesehatan nasional
Indonesia.
Makna yang dapat kita ambil sebagai tenaga kesehatan dan sebagai warga
indonesia dari nilai-nilai pancasila sila ke 4 yang berbunyi “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksaana dalam permusyawaratan/ perwakilan” yaitu
menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam mengambil
keputusan dan penanganan, serta kejujuran bersama.
Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
1. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
2. Profesionalisme (mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
dilakukan) terhadap profesi
3. Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi,
menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.

Kewajiban Profesi Analis Kesehatan dan langkah menuju profesional


a) Kewajiban Terhadap Pekerjaan
- Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
- Amanah serta penuh integritas
- Penuh semangat dan pengabdian
- Melayani dengan penuh kerendahan hati.
- Berkolaborasi dalam memenuhi tujuan bersama, yaitu untuk
membantu peyembuhan pasien
b) Kewajiban Terhadap Rekan Kewajiban Terhadap Rekan
- Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas normal
yang berlaku
- Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati
dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan
utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.
- Membuat keputusan bersama dalam menghadapi berbagai situasi
demi mendapatkan hasil yang terbaik

6
c) Kewajiban Terhadap Pasien
- Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara
profesional.
- Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak
yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
d) Kewajiban Terhadap Masyarakat
- Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan
upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
Dari uraian-uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih
spesifik. Syaratsyarat untuk menjadi seorang laboran yang baik adalah:
1. Tagibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil
pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri
sendiri
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu (daya tanggap), yaitu tanggap
dalam memberi dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap
pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
4. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat
dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya
atau keragu-raguan
5. Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien,
klinisi, dan profes en, klinisi, dan profesi lain).

2. Tantangan Sila ke-4


Dalam sila ke – 4 kita diminta untuk menjunjung tinggi kehormatan dan
keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia. Namun praktiknya masih ada dari
mereka yang merendahkan orang lain, berlaku tidak adil, tidak jujur, dan masih
suka menipu sesamanya.
Sila ke – 4 mengamanatkan bahwa dalam nilai-nilai yang dikandungnya
tersebut melarang setiap individu untuk memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain karena pada dasarnya setiap individu mempunyai kedudukan yang
sama. Jadi tidak dibenarkan adanya tindakan yang semena-mena karena
misalnya disebabkan oleh posisi kedudukan yang lebih tinggi dari yang lainnya.
Hal semacam ini masih sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat kita.
Sila ke – 4 juga menyatakan bahwa di dalam mengambil suatu
keputusan hendaknya mengutamakan musyawarah untuk kepentingan bersama.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa masih ada di antara pengambil

7
keputusan yang karena punya wewenang akhirnya mengambil suatu keputusan
yang tidak pro rakyat tapi hanya demi memenuhi kepentingan golongan
tertentu. Ini mengindikasikan bahwa masih ada terjadi penyalahgunaan
wewenang yang cenderung korup, yang pada akhirnya akan merugikan banyak
pihak.
Sila ke – 4 mengingatkan pula agar semua pihak untuk menghormati
dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah. Jadi tidak dibenarkan adanya kesewenang-wenangan pihak
tertentu terhadap pihak lain yang cenderung mengabaikan keputusan yang telah
ditetapkan.

3. Upaya dalam menyelesaikantantangan sila ke 4


Upaya mengatasi kendala dalam mengimplementasikan sila ke empat
di lingkungan sosial ada beberapa cara . Upaya yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kendala implementasikan sila ke empat ini yaitu harus lebih
memahami lagi apa arti maksud tujuan sila ke empat khususnya terkait dalam
hal bermusyawarah menuju mufakat, kita harus dan mampu serta wajib
menerapkan hak dan kewajiban sebagai warga negara, dapat menerima
pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain,
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama, mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat, saling
menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang sudah dicapai,
dapat menerima keputusan dengan ikhlas, mengutamakan kepentingan
bersama, selalu menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin tidak
emosi, keputusan yang dibuat secara bersama mempertangungjawabkan secara
moral kepada Tuhan YME.
Upaya lain yaitu untuk selalu menjadi pribadi yang baik dimana pribadi
yang dapat bijaksana, sikap yang selalu mawas diri, sikap yang selalu dapat
mengabdi untuk orang banyak, sikap yang selalu dapat percaya diri, sikap yang
selalu sopan santun, sikap yang selalu mempunyai sikap menghormati antar
sesama, sikap yang selalu mempunyai semangat kebersamaan, sikap yang
selalu jujur, sikap yang selalu terbuka tidak menutupdiri antar sesama.

8
BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil diskusi belajar kami, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mengetahui gambaran implementasi hubungan sila ke-4


2. Mengetahui pentingnya profesi ATLM atau Analis Kesehatan di dunia
kesehatan
3. Bisa mempertanggung jawabkan nilai implementasi sila ke-4 secara moral
kepada Tuhan yang Maha Esa
4. Bisa dan mampu menjadi peran dalam laboratorium.

9
DAFTAR PUSTAKA

Waode Nursakinah, 2019. Implementasi Pancasila Dalam Profesi AnalisKesehatan.


Kendari : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala.

Erna O, Anwar R, 2019. Implementasi Sila Ke Empat Berlandaskan Pancasila Pada


Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Pontianak : UniversitasPontianak.

10

Anda mungkin juga menyukai