Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENGANTAR LAB MEDIK

REAKSI NETRALISASI ASAM BASA

OLEH

KELOMPOK IV

1. NUR FARA LUSTI


2. YULIANTI RISA TONAPA
3. MINARTI LAAMI
4. SRI WAHYUNINGSI P
5. NURDIANTI RUSTI
6. ASMITA LINSARI

DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan suatu percobaan titrasi, praktikan harus mampu
mencampurkan 2 zat atau lebih yang berbeda serta mampu menentukan
banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat
habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis. Sehingga dalam
menganalisis suatu larutan kita harus menggunakan titrasi. Titrasi merupakan
suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan
sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau
konsentrasinya, sedangkan apabila salah satu larutannya diketahui
konsentrasinya, larutan ini disebut larutan standar. Ada 4 macam reaksi yang
digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-basa, reaksi redoks, reaksi
pengendapan, dan reaksi pembentikan kompleks.
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati
perubahan pH, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan
terjadi perubahan warna dari indikator. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Dalam proses titrasi suatu larutan
ditambahkan sedikit demi sediki pada larutan yang volumenya telah diketahui,
sampai tercapai titik ekuivalen (jumlah stoikhiometri (perbandingan mol) dari
kedua peraksi. yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator
disebut titik ekuivalen.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mengatahui konsentrasi larutan NaOH yang diperlukan
untuk bereaksi dengan larutan HCl yang tertentu volumenya dan
konsentrasinya?
C. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi larutan
NaOH dengan cara mengukur volumenya, yang di perlukan untuk bereaksi
dengan larutan HCl yang tertentu volume dan konsentrasinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi
ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada
prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :

H+ + OH- H2O

Dalam menganalisis sampel yang bersifat basa, maka kita dapat menggunakan
larutan standar asam (metode asidimetri), sedangkan jika kita menentukan sampel
yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar basa (metode alkalimetri).
Ada 2 cara mengetahui titik ekuivalen pada titrasi asam-basa yaitu memakai pH
meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan dan memakai
indikator asam-basa. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat
perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah
yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda.Pada titrasi asam dengan
basa maka indikator yang digunakan adalah asam yang lebih lemah dan konsentrasi
indikator berada pada tingkat kecil. Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam
lemah) akan bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi
(bereaksi) dengan basa sebagai penitrasi.
Cara melakukan titrasi adalah sebagai berikut :
1. Kita harus menyiapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan.
2. Kita harus menyiapkan larutan baku, yaitu larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya.
3. Larutan baku yang telah diketahui biasanya ditempatkan di dalam buret yang
disebut dengan larutan penitrasi. Konsentrasi larutan penitrasi harus
diketahui.
4. Selanjutnya, ke dalam larutan yang akan dititrasi diteteskan indikator asam-
basa.
5. Teteskan larutan penitrasi perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan
dititrasi. Penetesan akan dihentikan jika sudah tercapai titik akhir titrasi, titik
titrasi diketahui dari perubahan warna indikator.
Perhitungan hasil titrasi dapat dilakukan dengan cara :
 Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-
ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:

Mol-ekuivalen asam = Mol ekuivalen basa

 Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan
volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:

N asam x V asam = N basa x V basa

 Normalitas diperoleh dari hasil kali molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa

Setelah titrasi selesai, kita memperoleh data tambahan berupa volume larutan
penitrasi. Sebelumnya kita telah mengetahui konsentrasi penitrasi dan volume larutan
yang dititrasi. Dengan demikian, kita dapat menghitung konsentrasi larutan yang
dititrasi. (maju lubos,2015)
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan tempat


Hari/tanggal : kamis/ 14 Desember 2017
Pukul : 13.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia STIKES MEGA REZKY
MAKASSAR
B. Alat dan bahan
1. Alat
a. Buret
b. bulb
c. erlenmeyer

2. Bahan
a.Larutan NaOH 0,2 M
b. Larutan HCl 0,1 M
c. Indikator Phenolftalien
d. Aquades

C. Prosedur kerja

Diisi buret dengan larutan NaOH 0,2 M

Dimasukkan 10 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam labu erlenmeyer

Diukur pH

Ditambahkan 3 tetes phenoftalien


Dicatat keadaan awal skala dari buret

Diteteskan 1 ml larutan NaOH dari buret kedalam HCl

Diukur pH larutan

Diteteskan 4,9 ml larutan NaOH dari buret kedalam HCl

Diukur pH larutan

Diteteskan 5 ml larutan NaOH dari buret kedalam larutan HCl

Diukur pH larutan

Diteteskan 6 ml larutan NaOH dari buret kedalam larutan HCl

Dicatat keadaan akhir dan volume NaOH yang terpakai


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1 2 3
pH larutan sebelum penambahan NaOH 0,2 3
PH saat penambahan 1 mL NaOH 0,2 M 3,5
pH saat pencapai titik ekivalen 4
pH saat pelawati titik ekivalen 8
PH saat penambahan 4,9 mL NaOH 0,2 4

Pembcaan buret Erlenmeyer 1 Erlenmeyer Erlenmeyer III


(mI) (ml) (mI)

NaOH akhir 12
NaOH akhir 6,8
Volume NaOH
Volume NaOH
Rata rata

B. Analisis Data (Reaksi dan Perhitungan

a. Reaksi

HCl + NaOH → NaCl + H2O

b. Perhitungan

[ H+ ] pada penambahan 0 ml NaOH


[ H+ ] = 0,1 M x 10 ml

= 1 mmol

pH = 1

• [ H+ ] pada penambahan 1 ml NaOH • mol [OH-] = 0,2 M x 1 ml

= 0,2 mmol

0,8 mmol
mol H+ OH- [H+] =
11 ml

mula-mula 1 mmol 0,2 mmol = 0,073 M

reaksi 0,2 mmol 0,2 mmol pH = -log [0,073]

seimbang 0,8 mmol - = 1,137

• pada penambahan 4,9 ml NaOH • mol [OH-] = 0,2 M x 4,9 ml

= 0,98 mmol

0,02 mmol
mol H+ OH- [H+] =
14,9 ml

mula-mula 1 mmol 0,98 mmol = 0,001 M

reaksi 0,98 mmol 0,98 mmol pH = -log [10-3]

seimbang 0,02 mmol - =3

• pada penambahan 5 ml NaOH • mol [OH-] = 0,2 M x 5 ml

= 1 mmol

mol H+ OH- [H+] . [OH-] = Kw

mula-mula 1 mmol 1 mmol H+ . OH- => 10-14

reaksi 1 mmol 1 mmol [H+]2 = 10-14

seimbang - - [H+] = 10-7


pH =7

• pada penambahan 6 ml NaOH • mol [OH-] = 0,2 M x 6 ml

= 1,2 mmol

0,2 mmol
mol H+ OH- [OH-] =
16 ml

mula-mula 1 mmol 1,2 mmol = 0,0125 M

reaksi 1 mmol 1 mmol pOH = -log [0,0125]

seimbang - 0,2 mmol = 1,903

pH = 14 – pOH

= 14 – 1,903

= 12,097

C. Pembahasan
Pada saat praktikum hasil yang didapatkan pH larutan HCI sebelum
penambahan NaOH 0,2 M percobaan pertama 3, pH saat penambahan 1 ml
NaOH 0,2 yaitu 3,5, pH saat penambahan 4,9 ml NaOH 0,2 M yaitu 4, pH
saat penambahan 5 ml NaOH 0,2 M yaitu 4, dan pH saat penambahan 6 ml
NaOH 0,2 M yaitu 8. Tetapi hasil yang didapatkan menurut teoritis pH larutan
HCl sebelum penambahan NaOH 0,2 M yaitu 1, pH saat penambahan 1 ml
NaOH 0,2 yaitu 1,137, pH saat penambahan 4,9 ml NaOH 0,2 M yaitu 3, pH
saat penambahan 5 ml NaOH 0,2 M yaitu 7, dan pH saat penambahan 6 ml
NaOH 0,2 M yaitu 12,097. Menurut teoritis titik ekivalen berada pada saat
penambahan 5 ml NaOH 0,2 M tetapi hasil yang didapatkan saat praktikum
pada penambahan 5 ml NaOH 0,2 M belum mencapai titik ekivalen. Hal ini
disebabkan kesalahan pada saat pembuatan larutan dan indikator pH yang
digunakan pada saat praktikum kurang akurat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan
volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.
2. Titik ekivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat
habis bereaksi dengan jumlah mol basa.
3. Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna indikator.
4. Perubahan PH dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.
5. Jika asam ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan
basa ditetesi asam maka PH larutan akan turun.
6. Ada 4 macam reaksi yang digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-
basa, reaksi redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan
kompleks.

B. Saran
Ada beberapa saran dalam melakukan praktikum yaitu :
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-hati dalam
menggunakan larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan
praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur
dan menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/

http://titrasi-isro.blogspot.com/

http://catatankimia.com/catatan/titrasi-asam-basa.html

http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0909466/titrasi_asam_basa.html

Penuntun Praktikum Kimia.Fakultas Pertanian.2013.Bengkulu:UNIB

Anda mungkin juga menyukai