PENDAHULUAN
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
pendidikan secara langsung pada lahan praktik.
b. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan keterampilan sebagai tenaga
Analis Kesehatan.
1
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat lebih terampil dan profesional dalam melakukan
persiapan, pengambilan, dan pengolahan sampel maupun spesimen.
b. Mahasiswa dapat melaksanakan pemeriksaan terhadap sampel maupun
spesimen seperti darah, urine, feses, sputum, dan cairan tubuh lainnya.
c. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang mendukung keterampilan
dan menggunakan sarana dan prasarana yang belum didapatkan selama
pendidikan.
D. Waktu
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama lebih kurang dua
bulan,terhitung sejak tanggal 02 Maret 2020 sampai dengan 11 April 2020, namun
dikarenakan adanya pandemi Covid-19 maka sejak 16 Maret 2020 s.d. 11 April
2020 PKL dilanjutkan secara daring.
E. Pembimbing
Pembimbing lahan praktik kerja lapangan (PKL)yaitu Ria Andriyani,S.ST.
F. Peserta
Peserta praktik kerja lapangan (PKL) di Rumah Sakit Urip Sumoharjo adalah 5
orang mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan, yaitu :
No. NamaMahasiswa NIM
1. DillaSinansari 1613353008
2. NadiyahNurfatin 1613353015
3. MonafiaSyahNurSakinah 1613353025
4. DheaFriyunisaAnanda 1613353039
5. Rima Afriana 1613353018
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
Di tengah ketatnya kompetitif di antara rumah sakit di Bandar lampung, dimana
saat ini sudah terdapat 7 Rumah Sakit Swasta yaitu RS Advent, RS Imanuel, RS
Bumi Waras, RS Urip Sumoharjo, RS Graha Husada, RS P. Bintang Amin
Husada, RS Medika Keluarga, 1 Rumah Sakit Pemerintah yaitu, RS Dr. H. Abdul
Moeloek, Rumah Sakit TK.IV. 02.07.04, RS Kota dan RS Bhayangkara di
samping Puskesmas dan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin, maka Rumah
Sakit Urip Sumoharjo dituntut untuk bekerja profesional dengan meningkatkan
kualitas pelayanan.
Untuk lebih meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan dalam
mengantisipasi era globalisasi serta merespon kebijakan pemerintah, maka
pengelolaan Rumah Sakit diserahkan kepada Rumah Sakit Urip Sumoharjo yang
dalam hal ini kegiatannya dijalankan oleh seorang Direktur.
Dalam pengelolaan Rumah Sakit Urip Sumoharjo diawasi dan dibimbing oleh
seorang direktur utama dan dewan komisaris serta dinas pemerintah yang terkait.
Saat ini rumah sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung beroperasi berdasarkan
legalitas :
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.07.06/III/1459/08
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/menkes/SK/V/2008 Tentang
penetapan kelas rumah sakit Urip Sumoharjo dengan kelas B Non
Pendidikan
3. Serta rumah sakit Urip Sumoharjo telah mendapatkan status akreditas
PARIPURNA berdasarkan Inpres No: 12 Tahun 2016.
B. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Urip Sumoharjo
Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang dinamis, sebab
struktur organisasi menggambarkan hubungan kerja sama dan keterkaitan antar
anggota dari keseluruhan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawabdengan
jelas. Susunan menejemen Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung terdiri
dari direktur, kepala bagian umum, kepala bagian medis, adapun para kepala
bagian dibantu oleh para staffnya. Struktur Rumah Sakit Urip Sumoharjo
dilampirkan dalam lembar lampiran. Tugas dan tanggung jawab pada bagian-
4
bagian dari struktur organisasi tersebut adalah yang berhubungan dengan yang
sedang dibahas antara lain :
a. Dewan Komisaris
1) Mengarahkan direktur dalam melaksanakan visi dan misi rumah sakit
dengan memperlihatkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
2) Melaksanakan pengawasan terhadap pengolahan sumber daya rumah sakit.
b. Direktur
1) Mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengawasi semua kegiatan
rumah sakit.
2) Mengkoordinasikan dan mengendalikan secara teknis medis melalui
kepala dinas kesehatan.
3) Mengangkat serta menunjuk pegawai-pegawai rumah sakit dalam jabatan
tertentu di lingkungan rumah sakit.
4) Mengadakan hubungan kerja sama dengan instansi baik pemerintah
maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.
5) Melaksanakan program kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
6) Mengawasi pelaksanaan tugas di rumah sakit sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Komite Medis / Diklat
1) Menyusuri jadwal kerja tenaga medis dan supervisor keperawatan.
2) Menyusun jadwal dokter konsulen dan dokter jaga.
3) Mengkoordinir penyusunan prosedur pelayanan medis
4) Bersama komite medis meyusun prosedur pelayanan medis.
5) Merencanakan kebutuhan dan mengkoordinir keadaan diklat karyawan
6) Menampung dan menindaklanjuti keluhan-keluhan penerimaan jasa
pelayanan.
7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebaskan oleh atasan.
d. Bagian Umum
1) Membantu direktur untuk rekruitmen karyawan baru dan membuat
perempatan kerja karyawan.
2) Mengatur jadwal kerja dan shiff kerja karyawan.
3) Menyusun tata tertib kerja karyawan.
4) Mengatur ketertiban rumah sakit.
5
5) Mengatur tata tertib kunjungan pada pasien yang sedang dirawat.
e. Bagian Keuangan
1) Mengatur dan meyusun anggaran pengeluaran dan penerimaan rumah
sakit.
2) Menetapkan peraturan tentang gaji pegawai, tarif kamar, jasa dokter,
termasuk sewa ambulans, dan lain-lain.
3) Memantau pelaksanaan kegiatan bendahara pengeluaran dan penerimaan.
4) Membuat laporan keuangan rumah sakit untuk diserahkan ke dokter.
6
1.1Tabel Penjelasan Bagian Organisasi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
7
No Jabatan Kualifikasi Fungsi dan Tanggung Jawab
1 Kepala Dokter Spesialis 1. Menyusun rencana kerja dan
Instalasi Patologi Klinik kebijakan teknis laboratorium
2. Menentukan pola dan tata kerja
3. Memimpin pelaksana kegiatan
teknis laboratorium
4. Melaksanakan pengawasan,
pengendalian dan evaluasi kegiatan
lab
5. Merencanakan, melaksanakan, dan
mengawasi kegiatan pemantapan
mutu
6. Memberikan pendapat terhadap
hasil pemeriksaan laboratorium
7. Memberi konsultasi atas dasar hasil
laboratorium
8. Memberikaan masukan kepada
manajemen laboratorium mengenai
pelaksanaan keiatan laboratorium
9. Bertanggung jawab
mengembangkan, menerapkan, dan
menjaga terlaksananya kebijakan
prosedur
10. Mengawasi berjalannya proses
administrasi
11. Merekomendasikan pelayanan di
luar laboratorium
12. Memonitor dan mereview semua
pelayanan laboratorium
8
pelayanan dan sistem pelaporan
hasil pemeriksaan laboratorium II
3 Wakil Kepala D3 Anallis 1. Memimpin, membimbing,
Ruangan Kesehatan Senior mengarahkan, megawasi, menilai
dan membina staf dalam rangka
melaksanakan tugas.
2. Memberikann masukan mengenai
perencanaan lab yang bersifat rutin
dan pengenbangan kepada kepala
instalasi
3. Bertanggung jawab atas
kelancaran pelayanan laboratorium
secara administratif maupun teknis
medis
4. Membuat perencanaan kebutuhan
pelayanan laboratorium
5. Mengkoordinasi koordinator
peralatan dann pengadaan, Dots
TB dan arsip
6. Bertanggung jawab atas
kelancaran sistem administratif
pelayanan dan sistem pelaporan
hasil pemeriksaan laboratorium I
9
7. Melaksanakan tugas analis
pelaksana
6 Koordinator D3 Analis 1. Melaksanakan pemeriksaan
peralatan dan Kesehatan jumlah stock bahan habis pakai,
pengadaan alat perkantoran, dan reagensia
setiap akhir minggu
2. Menyusun secara berkala/setiap
akhir minggu rencana kebutuan
bahan habis pakai, alat
perkantoran, dan reagensia
3. Membuat laporan pemakaian
bahan habis pakai, alat
perkantoran dan reagensia setiap
bulan
4. Membuat laporan jika terjadi
kerusakan peralatan laboratorium
5. Khusus untuk laboratorium Cito:
koordinasi dengan koordinator
bagian dalam hal peraawatan dan
kalibrasi alat, kontrol kualitas,
penyusunan rencana kebutuhan
secara berkala
6. Melaksanakan tugas analis
pelaksana
7 Koordinator D3 Analis 1. Bertanggung jawab atas
Dots TB Kesehatan kelancaran pelaksanaan
pemeriksaan BTA
2. Membuat laporan TB 04 setiap
bulan
3. Bertanggungg jawab atas
kelengkapan slide TB
4. Melaksanakan tugas analis
pelaksana
8 Koordinator D3 Analis 1. Bertanggung jawab atas
Rujukan Kesehatan kelancaran pelaksanaan
pemeriksaan rujukan
2. Berkoordinasi dengan
laboratorium rujukan dalam hal
ketepatan waktu hasil pemeriksaan
3. Mengevaluasi pelaksanaan proses
administrasi sampel rujukan
4. Melaksanakan tugas analis
kesehatan
9 Kepala Tim D3 Analis 1. Bertanggung jawab atas
kesehatan kelancaran pelayanan kesehatan
pada tim kerja
2. Menetapkan penyelesaian
kesulitan/masalah
10
3. Bertanggung jawab atas penilaian
kontrol kualitas dan melakukan
evaluasi
4. Melaksanakan tugas rutin analis
pelaksana
10 Analis D3 Analis 1. Melaksanakan tugas pemeriksaan,
Pelaksana Kesehatan administrasi dan input hasil
pemeriksaan sesuai penugasan
kepala ruangan
2. Melaksanakan sampling rawat
inap dan rawat jalan sesuai jadwal
tugas
3. Menyiapkan
peralatan/perlengkapan sampling
4. Melaksanakan kegiatan
pemantapan mutu internal
5. Melaksanakan dan menjaga
keselamatan laboratorium
6. Melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan dokter spesialis
patologi klinik
7. Membantu kelancaran dan
ketertiban administrasi
laboratorium, penanganan sampel
rujukan
11 Petugas D3 Komputer 1. Melaksanakan
Administrasi tugaskesekretariatan/administrasi
perkantoran
2. Membuat laporan bulanan dan
tahunan tentang jumlah pasien dan
jumlah jenis pemeriksaan
3. Bertanggung jawab atas arsip
kesekretariatan
4. Membuat daftar inventaris alat
5. Bertanggung jawab atas
penyusuna penyimpanan dokumen
dan arsip laboratorium
6. Membuat laporan penyimpanan
arsip dan dokumen laboratorium
C. Kepegawaian
11
1. Kepegawaian Rumah Sakit Urip Sumoharjo
Karyawan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo berjumlah 1.578 orang
denganperincian sebagai berikut:
Tabel Kepegawaian RS. Urip Sumoharjo
5 Farmasi :
Apoteker Swasta 4 1 5
Asisten Swasta 25 - 5
apoteker Swasta 31 - 31
Non Medis
6 Laboratorium :
12
Analis Swasta 30 - 30
kesehatan
Non Medis Swasta 1 - 1
7 Radiologi :
Ahli radiologi Swasta 13 - 13
Non Medis - 2 - 2
8 Gizi/ dapur
Ahli gizi Swasta 4 - 4
Non Medis Swasta 35 - 35
9 Medical Record
Rekam medis Swasta 2 - 2
Perawat Swasta 4 - 4
Non Medis Swasta 11 - 11
10 Laundry Swasta
11 Bengkel/ IPSRS Swasta 8 - 8
12 Sanitasi
Ahli sanitasi Swasta 1 - 1
Non Medis Swasta 1 - 1
13 Keuangan dan Swasta 76 - 76
administrasi
lainnya
14 Satpam Swasta 28 1 29
15 Sopir Swasta 5 - 5
JUMLAH 735 56 789
13
Amd.AK
12 Delia Nika Tianida, 1010896 III Pelaksana D3
Amd.AK
13 Nicken Pujiastuti, S.ST 1101948 III Pelaksana D4
14 Ika Fitriana, Amd.AK 1101949 III Pelaksana D3
15 Clysia F. Ayu, Amd.AK 1102953 III Pelaksana D3
16 Juliana Putriani, 11081029 III Pelaksana D3
Amd.AK
17 Septi Rianti Ningsih, 12031125 III Pelaksana D3
Amd.AK
18 Nevi Listiani, Amd.AK 12031124 III Pelaksana D3
19 Indah Qurniawati, 12031121 III Pelaksana D3
Amd.AK
20 Syafiudin, Amd.AK 12111180 III Pelaksana D3
21 Desta Dwi Pratiwi, 12111181 III Pelaksana D3
Amd.AK
22 Royana, Amd.AK 12111179 III Pelaksana D3
23 Mira Septia, Amd.AK 13091322 III Pelaksana D3
24 Mia Aprina, Amd.AK 14051402 III Pelaksana D3
25 Ayu Fajarwati, Amd.AK 14121500 III Pelaksana D3
26 Tiara Anugrahi Bartha, 15011571 III Pelaksana D3
Amd.AK
27 Deny Agung Putra, III Pelaksana D3
Amd.Ak
28 Andi Yusuf Darmawan, - III Pelaksana D3
Amd.Ak
29 Fauzi Alaik Rahmatullah, - III Pelaksana D3
Amd.Ak
30 Intan Pramaika, Amd.Ak - III Pelaksana D3
31 Eka Rohmadina 15041597 - User D3
32 Komariansyah - - User D3
14
7. Poli Bedah Anak
8. Poli Syaraf
9. Poli Mata
10. Poli Anak
11. Poli THT
12. Poli Penyakit Dalam
13. Poli Kebidanan Dan Kandungan
14. Poli Urologi
15. Poli Onkologi
16. Poli Ahli Gizi
17. Poli Paru-Paru
18. Poli Kulit & Kelamin
19. Poli Umum
20. Poli Gigi
21. General Check-Up
22. Visum Et Repertum (VER)
Pelayanan Intensive :
1. Kamar Operasi
2. High Care Unit (HCU)
3. Intensive Care Unit (ICU)
15
11. ENMG-BERA (Untuk Mengetahui Kerusakan Syaraf Tepi, Derajat
Kelumpuhan Syaraf Wajah, Gangguan Syaraf Pendengaran, Dll)
12. Phaco (Operasi Katarak Dengan Laser)
13. Thermal Welding (Operasi Amandel Lebih Cepat, Tanpa Rasa Sakit Dan
Perdarahan )
14. USG 4D
15. Endoscopy
16. Fisioterapi
17. Tumbuh Kembang Anak
18. Farmasi 24 Jam
19. Konsultasi Gizi
20. Pemulasaraan Jenazah
21. Bimbingan Rohani Islam (Karyawan & Pasien)
Rumah sakit Urip Sumoharjo mempunyai tempat tidur sebanyak 367 buah
denganrincian jumlah kamar sebagai berikut:
1.5 Tabel Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap RS. Urip Sumoharjo
16
1. Melakukan upaya pelayanan medis
2. Melaksanakan upaya perawatan
3. Melaksanakan upaya rehabilitasi medis
4. Pelaksanaan upaya diklat
5. Melaksanakan usaha pencegahan akibat penyakit dan peningkatan serta
pemulihan rumah sakit
6. Sebagai tempat penelitian
F. Visi, Misi, Tujuan, Falsafah, dan Nilai Rumah Sakit Urip Sumoharjo
Tujuan serta fungsi dari suatu organisasi dapat terlihat pada visi, misi yang telah
ditetapkan oleh organisasi itu sendiri. Adapun visi, misi, tujuan, falsafah, dan nilai
rumah sakit Urip Sumoharjo adalah sebagai berikut:
Visi :
Rumah sakit Urip Sumoharjo menjadi rumah sakit rujukan di Sumatera
BagianSelatan.
Misi :
1. Menyelengarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, ramah,dan profesional.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat, dan informative.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berorientasi pada perkembangan
teknologi.
4. Turut serta memelihara dan meningkatkan taraf kesehatan seluruh lapisan
masyarakat dengan biaya terjangkau.
5. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia yang
berkesinambungan sehingga mampu bersaing ditingkat nasional.
17
G. Prosedur Pelayanan
1. Prosedur Penanganan Sampel
Pengambilan sampel dan pasien untuk pemeriksaan laboratorium merupakan salah
satu cara didapatkannya hasil pemeriksaan yang akurat sehingga mampu
membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit.
2. Ketentuan Administrasi
a. Admistrasi Formulir Pemeriksaan
Permintaan pemeriksaan dari dokter dilakukan secara tertulis dan ditandatangani
dengan menggunakan formulir permintaan yang tercatat secara jelas:
1)Pasien Umum
a) Identitas pasien meliputi : nomor MR (Medical Record), nama, umur, jenis
kelamin, dan alamat.
18
b) Nama dokter pengirim dan tanda tangan dokter pengirim.
c) Tanggal permintaan pemeriksaan.
d) Jenis pemeriksaan.
e) Apabila ada permintaan khusus ditulis asal sampel.
f) Sampel yang langsung diambil oleh dokter pengirim ditulis tanggal dan jam
pengambilan sampel.
b. Prosedur Administrasi
Prosedur administrasi penerimaan pasien dibedakan antar pasien rawat jalan dan
pasien rawat inap atau UGD yaitu:
1) Pasien Rawat Jalan
Proses administrasi penerimaan pasien dilaksanakan terlebih dahulu, kemudian
dilaksanakan pengambilan sampel.
2) Pasien Rawat Inap atau UGD
Pengambilan sampel pasien dilaksanakan terlebih dahulu, kemudian
dilaksanakan proses administrasi.
19
3) Petugas laboratorium melakukan pengambilan sampel di ruangan dan
kemudian membawa sampel tersebut ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan yang diminta.
20
9) Interval acuan biologis
10) Tanggapan hasil
11) Identifikasi petugas yang diberi wewenang mengeluarkan hasil
12) Apabila mungkin, tanda tangan atau otorisasi dari petugas yang memeriksa
atau menerbitkan laporan.
BAB III
KEGIATAN LABORATORIUM
21
A. Sarana Prasarana
Instalasi laboratorium di Rumah Sakit Urip Sumoharjo mempunyai sarana serta
prasarana yang berguna sebagai penunjang pelayanan medis di bidang
laboratorium yaitu :
1. Sarana
Terdapat 2 ruang instalasi laboratorium di Rumah Sakit Urip Sumoharjo,
laboratorium 1 terletak berdampingan dengan ruang UGD. Instalasi laboratorium
2terletak di bagian belakang Rumah Sakit Urip Sumoharjo, berdekatan dengan
Poliklinik 2. Namun saat ini proses renovasi Laboratorium 1 sedang berjalan,
sehingga RSUS saat ini hanya memiliki 1 Laboratorium yang berfungsi. Ruangan
Instalasi Laboratorium terdiri dari ruang pengambilan sampel, ruang administrasi
dengan dilengkapi satu kamar mandi khusus untuk petugas laboratorium, ruang
pemeriksaan sampel, ruang pemeriksaan urinalisa dan mikrobiologi.
2. Prasarana
Prasarana yang terdapat di instalasi laboratorium Rumah Sakit Urip Sumoharjo
guna membantu petugas laboratorium dalam proses mengeluarkan hasil
pemeriksaan yang akurat adalah sebagai berikut :
a. Laboratorium 2
No Nama Alat Merk Tipe Jumlah
1 Hematologi Analyzer Sysmex XS-800i 1
2 Hematologi Analyzer Sysmex XN-550 1
2 Hematologi Analyzer Diatron Abacus 380 1
3 Hematologi Analyzer Diatron Abacus 3 1
2 Centrifuge Makro HETTICH Ratofix 32 A 2
3 Mikroskop Olympus CX 21 FS 1 2
4 Roller Mixer Nesco Multifunctional Mixer 1
5 Elektrolit Analyzer ABL 80 Flex 2
Easy Lite + Na,K,Cl 1
6 Rotator K Series VRN 360 2
7 Haemocytometer Asissten 1
8 Rak LED 2
9 Pipet Klinik 5 Human 1
10 Pipet Klinik 10 Humapet 1
11 Pipet Klinik 20 Human 1
12 Pipet Klinik 50 Transpipet 1
22
13 Pipet Klinik 100 Transpipet 2
14 Pipet Klinik 1000 Socorex 1
15 Klinik Analyzer Tokyo Boeki TRX-7010 2
16 Urine Anlyzer Uriscan Optima 1
17 Alat Koagulase Stago 1
18 Serologi NycoCard 1
19 Glukosa Accu Check 4
C. Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan yang terdapat di instalasi Laboratorium Rumah Sakit Urip
Sumoharjo meliputi beberapa pemeriksaan, yaitu sebagai berikut :
No Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan
1. Hematologi a. Darah Lengkap
b. Clothing Time (CT)
c. Bleeding Time (BT)
d. Golongan Darah
e. GDT
f. PT
g. APTT
h. INR
i. Malaria mikroskopik
j. BMP
2. Kimia Klinik a. Gula Darah (GDS, GDN, GDPP)
b. Bilirubin Total, Direct, Indirect
c. SGOT
d. SGPT
e. Alkali Phospatase
f. Gamma GT
g. Ureum
h. Kreatinin
i. Elektrolit lengkap(Na,K,Cl,Ca)
j. Protein
k. Albumin
l. Globulin
m. Asam Urat
23
n. HDL
o. LDL
p. Kolesterol
q. Trigliserida
r. CK-NAC
s. CKMB
t. Hba1c
u. AGD
v. Analisa LCS
w. Analisa Pleura
x. Analisa Sperma
Immunologi a. Widal
b. HbsAg, anti HBs
c. D-Dimer
d. Anti HCV
e. Malaria serologi
f. Anti TB
g. Salmonella Typhi
h. Troponin
i. Anti HAV IgM
j. Anti HIV
k. Dengue NS1
l. Dengue Blood
4 Mikrobiologi a. Bakteri Tahan Asam (BTA)
b. Pemeriksaan Gram
c. Kultur
d. Jamur
e. Mikroskopis Candida
5 Urinalisa a. Urine Narkoba
b. Urine Lengkap
c. PP test
6 Pemeriksaan Feses a. Makroskopis
b. Darah Samar
c. Parasit
d. Feses Lengkap
D. Persiapan Kerja
24
Persiapan kerja yang dilakukan pada instalasi laboratorium Rumah Sakit Urip
Sumoharjo sebelum melakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Peralatan
Sebelum melakukan pemeriksaan sampel, maka dipersiapkan terlebih dahulu
peralatan yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Menyalakan alat
b. Melakukan pemeriksaan control pada tiap-tiap alat (pemeriksaan stock air,
alkali, asam, diluent, dan reagen dalam alat)
c. Menyiapkan baki sampel yang berisi alkohol swab, handsaplast, spuit 1 ml dan
3 ml, kertas status, autoclick, tourniquet, tabung clot activator with seperated
gel, tabung EDTA, tabung Citrat, heparin, alat Accu-check (alat pemeriksaan
GDS), dan strip GDS.
d. Menyiapkan blue tip, yellow tip, dan kuvet guna melakukan pemeriksaan
sampel.
2. Persiapan Reagen
Persiapan reagen ini dilakukan langsung sebelum pemeriksaan, sesuai dengan
petunjuk pemakaian. Reagen ini dikeluarkan dari dalam refrigerator ke suhu
kamar.
3. Persiapan Sampel
Persiapan sampel ini biasanya mulai dari tahap pengambilan sampel sampai
dengan pengolahan sampel. Persiapan pengambilan sampel ini dilakukan untuk
pemeriksaan profil lipid (cholesterol, trigliserid, asam urat, HDL, LDL, gula darah
puasa) yang mana pasien dianjurkan untuk puasa terlebih dahulu selama 8-10 jam.
Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh diet. Hal yang
sama juga dilakukan pada pemeriksaan Gula Darah 2 jam setelah makan, dimana
pasien harus puasa selama 2 jam setelah makan, hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui nilai gula darah 2 jam setelah makan. Persiapan pengolahan sampel
dilakukan dengan mendiamkan terlebih dahulu darah dalam tabung centrifuge
sebelum darah tersebut di centrifuge untuk mendapatkan serum pemeriksaan.
E. Prosedur Kerja
25
1. Pengambilan Darah Vena
Dengan spuit
a. Disiapkan wadah atau tabung reaksi
b. Kulit dibersihkan pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol
swab dan dibiarkan sebentar hingga kering.
c. Lengan bagian atas dibendung dengan tourniquet
d. Kulit di atas vena yang akan diambil darahnya ditegangkan dengan jari-jari
tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak.
e. Bagian vena ditusuk dengan lubang jarum spuit menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan 150, lepas torniquet lalu biarkan darah mengalir dalam spuit
sambil torak spuit ditarik.
f. Setelah volume darah dianggap cukup, diletakkan kapas pada bekas tusukkan
jarum tadi, lalu spuit ditarik dari lengan.
g. Bekas tusukan ditekan beberapa saat.
i. Dilepas jarum dari spuit dan darah dialirkan dalam tabung yang telah disediakan
melalui dinding tabung.
Dengan vacutainer
26
dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah
lengan.
j. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
k. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior
tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung.
Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung,
setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu
seterusnya.
l. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume
darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan
untuk pemeriksaan.
m. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.
2. Pembuatan Serum
a.Darah yang telah dimasukkan ke dalam tabung didiamkan terlebih dahulu
selama 15 menit, kemudian dicentrifuge selama kurang lebih 15 menit dengan
kecepatan 4000 rpm.
b.Dipisahkan serum dengan sel-sel darah, sampel siap diperiksa.
27
Alat : - Sysmex XS-800i
- SysmexXN-505
- ABACUS 3
- ABACUS 380
Pemeriksaan Control :
a) Cek lampu ready pada alat menyala hijau.
b) Klik icon [manual].
c) Klik icon [QC], maka akan tampil menu select QC file.
d) Pilih QC file yang akan dijalankan berdasarkan control level dan nomor lot
yang akan dijalankan.
28
e) Homogenisasikan control E-Check lalu tempatkan pada aspiration probe dan
tekan START.
f) Hasil analisa akan tampil pada layar monitor.
g) Bila nilai berwarna kuning atau merah maka hasil QC keluar dari batas.
h) Untuk mengulangi tekan cancel, lalu ulangi langkah ke 4.
i) Bila QC masuk, tekan Accept.
j) Hasil kontrol plot ke tabel westgard
29
2) ABACUS 3
Pengertian : Alat hematologi Abacus 3 merupakan automatic cell counter untuk
menghitung sel darah yang melewati aperture serta mengukur kadar
hemoglobin dari sel darah.
Persiapan :
a) Bersihkan permukaan alat dengan tissue basah.
b) Periksa kondisi reagen apakah masih cukup untuk melakukan pengukuran
(diluents, lyse, cleaner).
c) Periksa apakah wadah limbah masih kosong.
d) Keluarkan control dari kulkas, diamkan 15 menit untuk mencapai suhu ruang.
Menyalakan Alat :
a) Nyalakan UPS tunggu ± 1 menit.
b) Nyalakan printer.
c) Nyalakan alat, biarkan alat melakukan start up, tunggu ± 5 menit agar alat
mencapai temperatur optimal sebelum alat dipakai running. Inisialisasi alat
akan dijalankan secara otomatis ketika masuk ke menu pengukuran.
Persiapan Reagen :
a) Jika reagen habis lakukan penggantian reagen dan reset nilai volume reagen.
b) Klik pemeliharaan reagen status tekan tombol fungsi.
Pengukuran Blanko :
a) Pengukuran blanko dilakukan secara otomatis ketika alat pertama kali
dinyalakan dengan menekan tombol pengukuran.
b) Jika ingin mengulang pengukuran blanko tekan tombol pengukuran blanko.
Pengukuran Kontrol :
a) Klik menu Quality control.
b) Pilih pengukuran.
c) Masukkan kontrol ke adapter sampel.
d) Kemudian tekan tombol START.
e) Tekan cek list untuk menerima hasil dan menyimpan di database QC.
30
f) Pilih QC database untuk melihat data QC yang tersimpan pada alat.
g) Hasil kontrol plot ke tabel westgard
Pengukuran Sampel :
a) Homogenkan tabung sampel yang telah terisi darah dengan antikoagulan
dengan rotator. Jangan dikocok, sebab akan muncul gelembung udara yang
dapat menyebabkan eror.
b) Buka tutup dari tabung sampel.
c) Atur posisi tabung sampel pada sampel rotor.
d) Tekan tombol START.
e) Sampel rotor akan berputar ke sisi dalam alat dan jarum akan menghisap 25 µl
sampel darah dalam tabung sampel.
f) Jarum ditarik kembali, dan bagian luarnya secara otomatis dicuci dengan
diluent.
g) Setelah beberapa detik, sampel rotor akan berputar kembali ke luar dan tabung
sampel dapat dipindahkan dari adapter sampel rotor.
Mematikan Alat :
Untuk mematikan alat, dilakukan prosedur sebagai berikut
Klik Menu
Shutdown
Menutup
Ok
Klik tombol untuk menutup setelah terdengar bunyi ‘beep’ tombol power
dapat dimatikan.
3) ABACUS 380
Pengertian : Abacus 380 merupakan Hematology analyzer otomatis yang
menggunakan metode Impedence untuk mengukur WBC, RBC,
PLT. Hemoglobin diukur dengan menggunakan metode
fotometer dan untuk membedakan limfosit, monosit, neutrofil,
eosinofil, dan basofil menggunakan metode optikal.
Persiapan Alat :
a) Bersihkan permukaan alat dengan tissue basah.
31
b) Periksa kondisi reagen apakah masih cukup untuk melakukan pengukuran
(Diatro Dil-5P, Diatro lyse-5P, Diatro diff-5P).
c) Periksa apakah selang limbah dalam kondisi kosong.
d) Keluarkan bahan control dari kulkas, diamkan 15 menit untuk mencapai suhu
ruang.
Menghidupkan Alat :
a) Nyalakan UPS tunggu ± 1 menit.
b) Nyalakan alat, biarkan melakukan start up, tunggu ± 5 menit agar alat
mencapai temperatur optimal sebelum alat dipakai running. Inisialisasi alat
akan dijalankan secara otomatis ketika masuk ke menu ‘Measure’.
Persiapan Reagen :
a) Jika reagen habis lakukan penggantian reagen dan reset nilai volume reagen.
b) Menu Maintenance Reagen status tekan tombol ‘Reset’.
Pengukuran Blanko :
a) Blanko digunakan secara otomatis ketika alat pertama kali dinyalakan dengan
menekan tombol “Measure”.
b) Jika ingin mengulang pengukuran blanko : “Measure Mode (pilih blank)
Start”.
Pengukuran QC :
a) Pilih Maintenance QC Pilih Lot Start
b) Jika hasil yang dikeluarkan berwarna merah menandakan Out of Control.
c) Jika hasil OK, accept lanjut pemeriksaan.
d) Hasil kontrol plot ke tabel westgard.
Pengukuran Sampel :
a) Pilih menu Measure.
b) Pilih mode (Human, Male, Female).
c) Masukkan data pasien.
d) Homogenkan sampel.
e) Masukkan sampel ke adapter sampel.
f) Kemudian tekan tombol START.
32
g) Hasil pengukuran akan tercetak pada printer.
Mematikan Alat :
a) Klik icon EXIT pada Menu utama.
b) Akan muncul panel shuting down analyzer.
c) Klik ok.
d) Tekan tombol power kearah OFF setelah keluar dari program.
Kalibrasi :
Proses Kalibrasi dilakukan oleh teknisi alat.
4) XN-L Series
Menghidupkan Alat XS-800i :
a) Nyalakan IPU
b) Log on IPU. Logon Name : Lab Password (dikosongkan)
c) Rubah tombol padaon/off pada alat dalam posisi on
d) Alat akan melakukan pengecekan secara otomatis selama 10 menit
Pemeriksaan Control :
a) Keluarkan material QC dari dalam kulkas.
b) Diamkan pada suhu kamar kurang lebih 10-15 menit.
c) Homogenkan material dengan baik.
d) Cek status indicator LED pada alat dan sampler dalam kondisi READY (hijau).
e) Pastikan sudah memilih mode yang tepat misal WB.
f) Klik menu QC lalu pilih QC Analysis.
g) Pilih QC Files. Sesuaikan dengan level QC yang akan dijalankan klik OK.
h) Letakkan material QC pada aspiration pippete.
i) Tekan tombol start.
j) Jika hasil OK, accept lanjut pemeriksaan.
k) Hasil kontrol plot ke tabel westgard
33
a) Tekan Manual Analysis Button pada Kontrol menu.
b) Masukkan nomor sampel (Maks 15 digit), pilih discrete(CBC atau CBC +
DIFF, RET), dan Capillary mode. Patient ID boleh diiisi atau tidak diisi.
c) Klik OK setelah selesai di set.
d) Homogenkan samel.
e) Jangan buka penutup sampel
f) Masukkan ke dalam aspiration port, kemudian tekan tombol start.
34
tabung terbentuk plasma, tingginya plasma yang terbentuk itulah
yang dibaca sebagai nilai Laju Endap Darah dengan satuan
mm/jam.
Reagen : Na.citrat 3,8%
Sampel : Darah Vena
Peralatan : - Tabung Westergreen
- Rak Westergreen
- Stopwatch
Cara Kerja :
1) Darah vena yang telah dicampur dengan antikoagulan EDTA, dipipet 4 bagian
darah vena + EDTA 1 bagian Na Citrat lalu dikocok atau dihomogenkan.
2) Kemudian dipipet darah tersebut dengan menggunakan pipet westergreen
sampai tanda 0 mm.
3) Pipet westergreen diletakkan pada rak westergreen pada posisi tegak lurus dan
didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang.
4) Setelah 1 jam dilihat tingginya plasma yang terbentuk dan baca sebagai nilai
Laju Endap Darah dengan satuan mm/jam.
Nilai normal :
Laki-laki : 0-10 mm/jam
Perempuan : 0-20 mm/jam
c. Pemeriksaan Malaria
Metode : Apusan
Prinsip : Parasit malaria (Plasmodium sp) yang ada di dalam sel eritrosit
akan terwarnai oleh zat warna Giemsa dan dapat dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran objektif 100x
Reagen : Methanol dan Cat Giemsa
Peralatan : - Objeck glass
- Rak pengecatan
- Mikroskop
Cara Kerja :
1) Objeck glass disiapkan yang bersih dan bebas lemak
2) Diteteskan satu tetes darah vena atau arteri di ujung objeck glass
35
3) Digunakan ujung objeck glass lain untuk menyentuh tetesan darah
tersebut, kemudian ditarik ke belakang dengan membentuk sudut 30°
4) Selanjutnya didorong ke depan sehingga terbentuk apusan darah yang tipis
5) Apusan dikeringkan pada udara terbuka
6) Apusan difiksasi dengan methanol selama 2-5 menit
7) Apusan yang telah difiksasi tersebut dicat dengan cat warna giemsa selama
5 menit
8) Cat warna giemsa dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan di udara
terbuka
9) Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
dengan ditambahkan minyak emersi (anisol)
10) Diperiksa adanya Plasmodium sp. dari berbagai stadium.
36
Nilai normal :
GDS : < 200 mg/dl
GDN : 70 – 120 mg/dl
GDPP : < 120 mg/dl
37
2) Blanko
Masuk menu display Calib, lalu dilakukan prosedur seperti dibawah:
a) Centang (√) pada kolom BLK ODR parameter yang ingin diperiksa
b) Setelah order blanko selesai, konfirmasi dengan meng-klik UPDATE
kemudian kembali ke menu utama klik EXIT
3) Kontrol
Ganti try dengan tray call
a) Klik ORDER pada Menu Utama akan muncul tampilan Order Screen
b) Input “C1” ke dalam kolom Sample No. Lalu tekan ENTER
c) Klik Patient maka akan muncul tampilan Patient Information Screen
d) Input nama control pada kolom ID dan Name, klik Upload untuk menyimpan,
lalu klik EXIT untuk keluar
e) Pilih nama test lalu klik Order
f) Klik EXIT untuk kembali ke Menu Utama
Susun kontrol pada tray dan klik START untuk memulai running kontrol. Jika
pengerjaan kontrol menggunakan tray sampel (C7.C8 dst) klik Control bukan
START.
g) Kosongkan posisi kontrol yang sudah digunakan jika akan mengerjakan
kontrol berikutnya di posisi lain
4) Pasien
Ganti tray dengan tray pemeriksaan (try 1,2,3,..dst)
a) Klik ORDER pada Menu Utama
b) Isi kolom Sample No. sesuai nomor sampel pada sampel tray lalu tekan
ENTER
c) Klik Patient akan muncul tampilan Patient Information Screen
d) Masukkan data pasien (nama pasien, ID, dst), klik Upload lalu klik Exit untuk
kembali ke menu Order Entry
e) Pilih nama test lalu klik Order
f) Lanjutkan order sampel berikutnya
g) Setelah selesai, klik EXIT untuk kembali ke Menu Utama
h) Susun pada tray lalu klik START untuk memulai running pasien
38
i) Setelah sampling untuk semua test selesai akan terdengar suara “SAMPLING
HAS BEEN COMPLETED” dan akan muncul pesan SAMPLING STOP
j) Klik OK untuk menghilangkan pesan
k) SAMPLING STOP artinya proses pengambilan sampel sudah selesai dan dapat
dilakukan penggantian rak sampel
l) Setelah semua test selesai terdengar pesan suara “ANALYSIS HAS BEEN
COMPLETED” muncul pesan END OF RUN
m) Klik OK untuk menghilangkan pesan
n) Rak sampel 1 dan 2 disediakan, sedangkan tray 3-10 dibuat dengan
menempelkan stiker pada position ID setter dibagian bawah tary pasien
5) Sampel Stat
a) Klik ORDER pada Menu Utama, muncul tampilan Order Entry
b) Input “E1” ke dalam kolom Sample No. lalu tekan ENTER
c) Klik Patient akan muncul tampilan Patient Information Screen, masukkan data
pasien, klik Upload lalu Exit, layar akan kembali ke tampilan Order Entry,
Pilih nama test lalu klik Order
d) Lanjutkan order sampel berikutnya (misal E2, E3, dst)
e) Setelah selesai, klik EXIT untuk kembali ke Menu Utama, susun sampel pada
posisi E1, E2, E3, dst
f) Klik STAT akan muncul tampilan STAT SCREEN
g) Masukkan posisi sampel STAT pertama pada kolom Start No dan posisi
terakhir pada kolom Stop No (misalnya mulai dari E1 sampai E5), lalu klik
Start STAT
h) Sampel STAT akan didahulukan pengerjaannya dari sampel lainnya
39
7) Mematikan TRX 7010
a) Klik EXIT pada Menu Utama akan muncul tampilan Exit Screen
b) Klik OK, akan muncul pesan [TRX 7010 System processing] diikuti pesan
[System shutdown Compacting database file...]
c) Hindari mematikan Power TRX 7010 sebelum keluar dari program, karena
dapat menyebabkan data crash/kerusakan software
d) Setelah compacting database selesai, matikan komputer dengan meng-klik
START pada Windows, kemudian klik Shutdown lalu OK
e) Setelah komputer mati, matikan System Power di samping depan. Karena
reagen disimpan di dalam TRX 7010 maka Main Power biarkan tetap menyala
agar pendingin tetap berfungsi.
40
Pengukuran Sampel :
a) Pada layar akan tampil ***STANDBY*** lalu ditekan tombol YES
b) Layar akan menampilkan “ANALYZER BLOOD” lalu tekan tombol YES
c) Pada layar akan tampil “ID patien” tekan YES, gunakan tombol YES untuk
memindahkan kursor dan tekan tombol NO untuk memindahkan angka, setelah
selesai tekan YES
d) Pada layar akan tampil menu correct tekan YES
e) Pada layar akan tampil menu Probe In Blood tekan YES
f) Sampel serum dimasukkan ke jarum alat lalu tekan YES
g) Alat dibiarkan melakukan pemeriksaan dan dibaca hasil pada layar
Prosedur Mematikan Alat :
Cari menu STANDBY MODE tekan YES, dan dibiarkan selama 1 menit
2) Alat ABL 80
Tujuan : Untuk mengetahui kadar elektrolit lengkap dan Analisa Gas
Darah
Cara Kerja :
Menghidupkan Alat dan Melakukan QC :
a) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
b) Melakukan QC dengan menekan tombol manual QC, pilih HCT
c) Sesuaikan level bahan kontrol dan suhu pada alat
d) Aspirasi bahan kontrol dengan menekan tombol Aspirasi, hasil tidak sesuai
ditunjukkan dengan tanda panah ke atas atau ke bawah pada hasil QC.
e) Hasil kontrol plot ke tabel wetgard
Pengukuran Sampel :
Matikan alat dalam kondisi Ready dan symbol lampu traffic light berwarna hijau.
Tekan tombol analysis dari main menu yang terdapat di tengah monitor.
a) Angkat inlet probe disebelah sensor cassette, apabila sampel menggunakan
Syringe, posisi inlet probe pada posisi ± 450,Apabila sampel menggunkan
capillary, posisi inlet pada posisi ± 900.
b) Masukkan sampel pada inlet probe, dan tekan Aspirate.
c) Lepaskan sampel juka terdengar bunyi “beep dua kali” dan di layar mucul:
- Remove sampling device
41
- Wipe sample inlet probe
- Lower sample inlet flap to begin analysis
d) Bersihkan inlet probe dengan tissue, dan tutup kembali inlet probe. Isi identitas
pasien jika diperlukan, pada menu enter Patient identification.
e) Tunggu beberapa menit selama proses pengukuran.
f) Hasil akan otomatis keluar pada layar dan print out. Atau tekan icon printer
untuk cetak hasil, tekan icon close untuk kembali ke Main menu, atau tekan
icon analysis untuk melakukan pengukuran selanjutnya.
Nilai Normal Komponen Elekrolit Nilai Normal Komponen AGD
Natrium 136 - 142 mmol/L PH 7,35-7,45
Kalium 3,8 - 5 mmol/L PaO2 80-100 mmHg
Clorida 94 - 111 mEq/L PaCO2 35-45 mmHg
Kalsium 2,30 -2,58 mmol/L HCO3 22-26 meq/L
Tekan Accept untuk menerima semua data (data pasien, mode pengukuran,
parameter yang dipilih, tata letak, dll.).
(d) Ingatlah untuk mengambil tanda terima pendaftaran yang dicetak pada
printer penganalisa.
(e) Ulangi langkah 1-4 untuk sampel lain.
(f) Pengukuran dimulai. Nama pasien dan waktu yang tersisa hingga hasilnya
siap ditampilkan pada layar Siap.Jika pengeditan lebih lanjut dari data
42
pasien harus dilakukan, tekan . tombol pada layar Ready untuk
kembali ke Sample Registration layar
(g) Ketika hasilnya siap, itu akan secara otomatis dikirim ke tujuan (sistem
RADIANCE atau LIS/HIS)
(2) Pemeriksaan Batch dengan Baki Sampel FLEX
(a) Pastikan indikator slot berwarna hijau dan siap menerima sampel.
(b) Tempatkan sampel dalam slot baki sampel FLEXQ yang kosong. Bunyi
bip pendek menunjukkan bahwa barcode telah diterima.
(c) Pastikan sampel Anda siap diproses. Jika tidak, periksa koneksi analisa
ke FLEXLINK.
(d) Lanjutkan dengan sampel berikutnya dengan cara yang sama seperti yang
dijelaskan di atas.
(3) Quality Control
(a) Memegang ampul antara dua jari sebagai ditampilkan ,
kocok kuat selama setidaknya 15 detik.
(b) Tekan bagian atas ampul sampai semua larutan
mengumpulkan di bagian bawah.
(c) Tempatkan ampul di pembuka ampul dan buka penutup
ampul.
(d) Tempatkan ampul sepenuhnya ke H700
Adapter.
(4) Mematikan Alat
(a) Masuk ke program.
(b) Tekan Konfirmasi Shutdown untuk melanjutkan. Tekan Tutup untuk
membatalkan.
(c) Ikuti instruksi pada layar untuk menyelesaikan pematian sementara.
43
5. Pemeriksaan Urine Lengkap
a. Pemeriksaan Warna dan Kekeruhan Urine
Sampel : Urine
Alat : Cup Urine
Cara Kerja : Urine yang ditampung dalam cup urine langsung dilihat
warna dan kekeruhannya
Warna Normal : Warna antara kuning muda sampai kuning tua
Kekeruhan : Dilaporkan apakah keruh atau jernih saja
Cara Kerja :
Menghidupkan Alat :
1) Nyalakan tombol power ON yang terdapat pada bagian belakang alat.
2) Kemudian alat akan mengecek semua system secara otomatis.
Kalibrasi :
1) Pada posisi siaga, tekan tombo <esc> dua kali untuk menampilkan
pengaturan system.
2) Pindahkan kalibrasi dengan menggunakan tombol (atas bawah) dan pilih Yes
dengan menggunakan tombol ◄► (kiri, kanan).
3) Tekan tombol Esc dua kali.
4) Taruh strip kalibrasi ke dalam posisi pertama dari tempat strip dan kemudian
tekan <Enter>.
5) Prosedur mengecek kalibrasi dapat berhenti dengan menekan tombol <Esc>.
6) Setelah proses kalibrasi selesai, hasil kalibrasi di print.
44
Pemeriksaan Sampel :
1) Tekan tombol Esc, maka alat akan kembali ke posisi siaga.
2) Setelah strip pertama dicelupkan ke dalam urine tempatkan pada piringan,
tekan tombol start.
3) Taruh strip yang kedua sampai ke sepuluh (paling banyak) satu persatu dari
strip yang telah dicelupkan satu persatu ke dalam urine.
4) Setelah sejumlah reagen strip ditempatkan, tekan tombol Enter.
5) Alat akan menunggu inkubasi strip pertama, setelah waktu inkubasi strip
pertama selesai, maka alat akan mulai melakukan peembacaan hasil dari
strip pada piringan secara satu persatu.
6) Hasil test akan di print.
7) Tekan tombol Esc dan alat akan kembali ke menu utama.
Pemeriksaan urine lengkap yang dibaca dengan alat ini :
- Leukosit - Blood
- Nitrit - Berat Jenis
- Urobilinogen - Keton
- Protein - Bilirubin
- pH - Glukosa
- Density
45
Cara Kerja Kontrol :
a. Kuvet dan steelball dimasukkan ke dalam kolom inkubasi, inkubasi selama 3
menit.
b. Tekan menu 1 (Test Mode), pilih PT lalu masukkan jumlah test dan dan
no.ID pasien.
c. Pipetkan 50 µl bahan kontrol ke dalam kuvet pada kolom inkubasi.
d. Tekan timer inkubasi selama 60 detik (alarm berbunyi pada detik ke 50).
e. Siapkan dalam pipet 100 µl neoplastin Cl Plus (start reagen).
f. Pada detik ke 50, pindahkan kuvet ke kolom pengukuran.
g. Tekan tombol pipet pada detik ke 60 bersamaan dengan dimasukkannya start
reagen ke dalam kuvet.
h. Catat hasil PT.
46
b. CaCl2 dalam aliquot ditempatkan pada tempat inkubasi vial reagen di
samping tempat pipet (untuk mencegah kontaminasi).
c. Tekan menu 1 (Test Mode).
d. Pilih aPTT lalu masukkan jumlah test dan no.ID pasien.
e. Pipetkan 50 µl bahan kontrol + 50 µl CK prest ke dalam kuvet pada kolom
inkubasi.
f. Tekan timer inkubasi selama 180 detik (alarm berbunyi pada detik ke 170).
g. Siapkan dalam pipet 50 µl CaCl2 (start reagen).
h. Pada detik ke 170, pindahkan kuvet ke kolom pengukuran.
i. Tekan tombol pipet pada detik ke 180 bersamaan dengan dimasukkannya
start reagen ke dalam kuvet.
j. Catat hasil aPTT.
47
b. Pemeriksaan Anti HBs
Metode : Strip
Prinsip : Adanya antibody hepatitis B dalam serum akan bereaksi
dengan reagensia HBsAg dalam strip membentuk garis
yang berwarna merah.
Alat : Strip Test
Sampel : Serum atau plasma
Cara Kerja :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
2) Dikeluarkan strip test dari pembungkusnya dan diletakkan diatas meja.
3) Teteskan sampel sebanyak 100 µl ke dalam lubang sampel yang terdapat pada
test strip.
4) Bacalah hasil antara 5-30 menit.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja.
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
48
3) Bacalah hasil antara 5-30 menit setelah teteskan buffer.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja.
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
49
Alat : HIV strip test.
Sampel : Serum/plasma.
Cara Kerja :
1) Teteskan 1 tetes serum/plasma (±3 µl) ke lubang sampel (S), kemudian
teteskan 1 tetes buffer.
2) Bacalah hasil antara 5-30 menit setelah teteskan buffer.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja.
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
50
Prinsip : Antibody IgG dan IgM Dengue dalam sampel akan
bereaksi dengan antigen membentuk garis merah padatest.
Alat : Strip Test.
Cara Kerja :
1) Teteskan 10 µl serum ke dalam lubang sampel yang telah diberi tanda “S”.
2) Tambahkan 3 tetes Diluent buffer, tunggu selama 5-10 menit.
3) Amati hasil pengetesan selama 10-20 menit.
4) Hasil reaksi IgG dapat dilihat selama ±5-10 menit, untuk IgM hasil yang
didapat dapat dilihat ±20 menit karena rendahnya titer antibody IgM.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja.
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
51
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
j. Pemeriksaan Widal
Metode : Slide
Prinsip : adanya antibody yang spesifik dalam serum seseorang
akan bereaksi dengan antigen Salmonella sp dalam
reagensia.
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya dan mengukur titer
antibody dalam serum yang diperiksa.
52
- Rotator.
Reagensia : - Salmonella typhi O. - Salmonella typhi H.
- Salmonella typhi AO. - Salmonella typhi AH.
- Salmonella typhi BO. - Salmonella typhi BH.
- Salmonella typhi CO. - Salmonella typhi CH.
Sampel : Serum/Plasma.
Cara Kerja :
1) Teteskan masing-masing 1 tetes reagen O, AO, BO, CO, H, AH, BH, CH.
2) Tambahkan masing-masing 40 µl sampel, aduk sampai homogen.
3) Putar menggunakan rotator selama 3 menit, amati adanya aglutinasi. Jika
terdapat aglutinasi maka titer widal 1/40.
4) Untuk hasil yang menunjukkan aglutinasi, lanjutkan ke titer yang lebih tinggi
yaitu :
Dengan sampel 20 µl titer widal 1/80.
Dengan sampel 10 µl titer widal 1/160.
Dengan sampel 5 µl titer widal 1/320.
53
Negatif : Terdapat satu garis warna merah pada area control
saja.
Invalid : Jika tidak muncul garis merah pada daerah control.
l. Pemeriksaan HCV
Metode : One step Rapid Imunocromatografic Test
Prinsip : Adanya antigen hepatitis C surface dalam serum akan
bereaksi dengan reagensia HCV dalam strip membentuk
garis warna merah.
Alat : HCV Strip Test.
Sampel : Serum/Plasma.
Cara Kerja :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
2) Dikeluarkan strip test dari pembungkusnya dan diletakkan diatas meja.
3) Diteteskan 1 tetes serum ke dalam sumur kemudian 1 tetes buffer dimasukkan
ke dalam sumur strip test.
4) Bacalah hasil antara 15-30 menit.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja.
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
m. Pemeriksaan Troponin I
Metode : One step Rapid Imunocromatografic Test
Prinsip : Troponin I merupakan tes in vitro berdasarkan
imunokromatografi. Tes ini digunakan untuk mendeteksi
secara kualitatif cardiac troponin I dalam serum atau
plasma manusia.
Alat : Troponin I Strip Test.
Sampel : Serum/Plasma.
54
Cara Kerja :
1) Teteskan 2 tetes sampel (±50 µl) tegak lurus ke lubang sampel.
2) Bacalah hasil antara 10-30 menit setelah meneteskan sampel.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja.
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test.
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test.
55
B, dan AB.
Rhesus Positif : Aglutinasi pada anti rhesus D.
Rhesus Negatif : Tidak terjadi aglutinasi pada anti rhesus D.
o. Pemeriksaan Kehamilan
Metode : Rapid Test
Alat : Strip Test
Sampel : Urine
Cara Kerja :
1) Celupkan test strip ke dalam sampel urine sampai tanda batas garis
maksimum di bawah tanda panah.
2) Biarkan urine mengalir membasahi seluruh membran, kemudian letakkan
strip pada permukaan datar tunggu 2 meneit utnuk pembacaan hasil.
Interpretasi hasil :
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan test
56
Negatif : Terdapat satu garis warna merah di area control
saja
Positif : Terdapat dua garis warna merah di area control dan area
test
Invalid : Jika garis warna merah tidak terdapat pada area control
dan tes
2) Pembuatan Preparat
- Dibuka wadah dengan hati-hati, karena bakteri mikrobakterium TBC mudah
sekali menular lewat udara.
- Dibuat sediaan hapus dengan cara panaskan ose di atas nyala api, sampai merah
dan biarkan sampai dingin.
- Diambil sedikit dahak dari bagian kental, kuning kehijauan, denganose yang
-telah steril.
- Dioleskan dahak secara merata pada permukaan objek glass.
- Selanjutnya dibakar ose sampai pijar agar bakteri yang ada mati.
- Setelah sediaan kering, difiksasi di atas api bunsen.
57
3) Pewarnaan sediaan dengan metode Ziehl Neelsen
Peralatan : - Rak Pengecatan
- Lampu Spirtus
- Pipet Tetes
Reagensia : - Carbol Fukhsin 0,3%
- Asam Alkohol 3%
- Methilen Blue 0,3%
Cara Kerja :
a) Diletakkan sediaan yang telah difiksasi pada rak pengecatan.
b) Teteskan larutan karbol fuksin 0,3% pada hapusan sampai menutupi seluruh
permukaan sediaan.
c) Dipanaskan dengan nyala api sampai keluar uap sampai 3-5 menit.
d) Diamkan sejenak agar sediaan menjadi dingin.
e) Bilas sediaan dengan air mengalir hingga bersih.
f) Selanjutnya tetes sediaan dengan asam alkohol 3% sampai menutupi seluruh
permukaan sediaan, diamkan selama 1 menit.
g) Bilas dengan air mengalir, keringkan di udara.
4) Pembacaan sediaan
a) Cari terlebih dahulu lapangan pandang dengan lensa objektif perbesaran
40x.
b) Diteteskan minyak emersi di atas sediaan untuk memudahkan pemeriksaan.
c) Diperiksa dengan perbesaran objektif 100x.
d) Carilah kuman BTA yang berbentuk batang berwarna merah
e) Pembacaan hasil dengan menggunakan skala IUALTD sebagai berikut :
Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100LP
Positif (+) : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 LP
Positif (++) : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 LP
Positif (+++) : Ditemukan 1-10 BTA dalm 1 LP
Positif (++++) : Ditemukan > 10 BTA dalam 1 LP
58
Prinsip : Pada pewarnaan gram kuman yang mempunya dinding yang
mengandung peptidoglikan akan mengikat zat warna karbol gentian
violet lebih kuat, sehingga pada pengolahan dengan alkohol zat
warna tersebut tidak luntur sehingga tidak mengambil zat warna
kedua dan berwarna ungu atau violet disebut gram positif,
sedangkan kuman yang dindingnya tidak mengandung
peptidoglikan akan melepaskan zat warna pertama pada
pengolahan menggunakan alkohol an dapat diwarnai dengan
pewarnaan kedua (fuchsin) sehingga berwarna merah dan disebut
gram negatif.
Peralatan : - Rak Tabung
- Lampu Spirtus
- Pipet Tetes
Reagen : - Gentin Violet
- Lugol
- Fuchsin
Cara Kerja :
1) Buat preparat dari bahan yang akan diperiksa
2) Keringkan di atas nyala api
3) Teteskan reagen pertama tunggu sampai 30 detik
4) Bilas dengan air mengalir
5) Tiriskan, kemudianteteskan reagen kedua, diamkan 30 detik
6) Bilas dengan air mengalir
7) Tiriskan, kemudian bilas dengan alkohol 70% sampai warna tidak luntur lagi
8) Bilas dengan air mengalir
9) Tiriskan, kemudian teteskan reagen 3 diamkan selama 60 detik
10) Bilas dengan air mengalir
11) Tiriskan dan keringkan di udara
12) Periksa preparat dengan mikroskop dengan perbesaran 100x
Interpretasi Hasil :
- Gram (+) : berwarna violet
-Gram (-) : Berwarna Merah
59
11. Pemeriksaan Sperma
a. Makroskopis
1) Volume
Tujuan : Menentukan volume sperma
Sampel : Sperma
Peralatan : Gelas Ukur
Cara Kerja :
a) Dituangkan seluruh cairan sperma dari wadah ke dalam gelas ukur.
b) Dicatat volumenya.
2) Viskositas
Prinsip : Cairan sperma apabila didiamkan dalam waktu tertentu akan
mencair, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh cairan sperma untuk
mencair inilah yang dinamakan viskositas.
Tujuan : Untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukancairan
sperma untuk mencair.
Sampel : Sperma
Cara Kerja :
a) Digunakan pipet tetes yang bersih dan kering.
b) Dipipet cairan sperma, teteskan diatas obyek glass, dan catat waktu jatuhnya
sperma.
b. Mikroskopis
1) Jumlah spermatozoa
Prinsip : Cairan sperma mengandung spermatozoa yang dapatdihitung
dengan menggunakan kamar hitung dengan perml sperma.
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah spermatozoa per ml cairansperma.
Sampel : Sperma
Alat : - Kamar Hitung
- Pipet Lekosit
- Mikroskop
- Deck glass
Cara Kerja :
60
a) Untuk menghitung jumlah spermatozoa dilakukan 1 jam setelah cairan
sperma dikeluarkan.
b) Dengan menggunakan pipet lekosit dihisap sperma sampai volume 0,5.
c) Dihisap juga larutan pengencer sampai tanda 11.
d) Homogenkan dengan cara mengocoknya perlahan-lahan.
e) Dibuang beberapa tetes pertama, kemudian teteskan satu tetes pada kamar
hitung.
f) Tutup dengan deck glass dan spermatozoa dihitung pada satu bidang sedang
di tengah dengan perbesaran objektif 40x.
Perhitungan :
Jumalah spermatozoa = N x P x V 1000
= N x 20 x 10 x 1000
= N x 200 000
Keterangan :N = Jumlah Spermatozoa ; P = Pengenceran
c. Mikrobiologi
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk-bentuk normal dan abnormal
dari spermatozoa.
Sampel : Sperma
Alat : - Objek glass
- Mikroskop
- Centrifuge
Cara Kerja :
1) Dengan menggunakan pipet tetes diambil satu tetes sampel dan diteteskan di
atas objek glass, kemudian ditutup dengan deck glass.
2) Diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran objektif 40x.
3) Diperiksa bentuk normal dan abnormal spermatozoa, yaitu bentuk :
- Bicephalus
- Microcephalus
- Macrocephalus
- Ekor Bercabang
Perhitungan : Jumlah spermatozoa yang normal maupun abnormaldikalikan
100%.
61
F. Pemantapan Mutu Laboratorium
1. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu adalah Mutu Pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data
hasil uji analisa laboratorium. Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data
hasil uji laboratorium tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan
memperhatikan aspek-aspek teknis seperti precision dan accuracy atau ketepatan
dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian
tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu
mulai dari perencanaan, pengambilan contoh uji, penanganan, pengujian sampai
pemberian laporan hasil uji laboratorium ke pelanggan. Mutu suatu produk atau
jasa bukan hanya penting bagi pemakai namun juga bagi pemasok.
Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil pemeriksaan
pada akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan pengerjaan
ulang dan klaim dari jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya kompensasi
yang berasal dari rendahnya mutu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut
diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.
2. Mutu di Laboratorium
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benas secara langsung setiap saat dan tepat
waktu, menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam
semua tahap proses, mulai dari penerimaan smpel hingga pelaporan hasil uji.
Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau pencegahan
kesalahan semaksimal mungkin mulai dar kesalahan pra analitik, analitik, dan
pasca analitik.
3. Manajemen Mutu
Mutu suatu output laboratorium bergantung dari berbagai faktor. Yang paling
mendasar adalah pelaksanaan dan pemeliharaan sistem Manajemen Mutu didalam
suatu laboratorium. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem Manajemen
62
Mutu yang terdapat dalam suatu laboratorium disebut sebagai Praktek
Laboratorium yang Benar (GLP = Good Laboratory Practise).
GLP adalah ungkapan yang diberikan kepada sistem mutu laboratorium yang
mencakup proses organisasi dan kondisi-kondisi laboratorium guna menjamin
agar tugas – tugas analisis direncanakan, dilakukan, dimonitor, direkam,
disimpan, dan dilaporkan dengan benar.
4. Mempertahankan Mutu
Hal-hal yang perlu dilakukan agar mutu suatu laboratorium tetap baik dengan cara
mempertahankan mutu itu agar tidak bergeser atau berubah. Untuk itu maka perlu
dilakukah hal-hal sebagi berikut:
a. Mengerjakan proses / prosedur sesuai standar yang telah ditentukan
b. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC
c. Preventive maintenance dilakukan secara konsisten dan terjadwal
d. Kalibrasi alat / analyzer mengacu pada standar internasional
63
secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini
mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra analitik, analitik, pasca analitik.
Pemantauan mutu internal adalah suatu sistem dalam arti luas yang mencakup
tanggung jawab dalam memantapkan semua kegiatan yang berkaitan dengan
pemeriksaan untuk mencegah dan mendeteksi adanya suatu kesalahan serta
memperbaikinya.
64
keluar dari kontrol,1 kontrol berada diatas +2S dan lainnya dibawah -2S secara
berurutan.
65
7. Pemantapan Mutu Eksternal
Laboratorium Patologi Klinik secara rutin mengikuti program Pemantapan Mutu
Eksternal. PME sendiri adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselengarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium di bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
internasional dan diikuti oleh semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun
swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan
laboratorium kesehatan swasta.
PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang bisa dilakukan
oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan reagen/peralatan/metode
yang biasa digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium tersebut yang sebenarnya.
Setiap nilai yang dapat diperoleh dari penyelenggara harus dicat dan dievaluasi
untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang
diperlukan untuk peningkatan mutu pemeriksaan
a. Tahap Pre-analitik
Tahap pre-analitik adalah tahap yang perlu dilakukan sebelum sampel dianalisis,
meliputi persiapan pasien, spesiment dan uji reagensia. Persiapan pasien misalnya
66
untuk pemeriksaan glukosa puasa, lipid profil, asam urat maka pasien
diinformasikan untuk melakukan puasa 10-12 jam. Pengumpulan spesiemen perlu
memperhartikan identitas pasien pada spesimen, cara pengambilan spesimen, alat
pengambilan dan penampungan, jumlah specimen, serta transportasi dan distribusi
spesimen. Uji kualitas reagen dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan dengan
memperhatikan tanggal kadaluarsa dan kondisi reagen (tidak beku dan tidak
terkontaminasi)
b. Tahap Analitik
Tahap analitik adalah tahapan dalam pengelolaan sampel, kalibrasi alat, rentang
nilai rujukan, uji presisi dan akurasi serta pemeriksaan spesimen. Pengelolaan
sampel dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam pengelolaan sampel seperti
adanya hemolisis, kontaminasi, darah menggumpal, spesiment rusak, tertukar,
hilang dan tidak teridentifikasi. Untuk itu dilakukan pemberian identitas specimen
dimasing – masing ruang pemeriksaan.
67
9. Pelaporan Hasil Kritis
Nilai laboratorium kritis adalah nilai yang merupakan varian dari orang normal
untuk menggambarkan suatu keadaan patofisiologis yang membahayakan
kehidupan kecuali jika diambil beberapa tindakan dalam waktu yang singkat dan
dalam keadaan tersebut tindakan yang tepat dimungkinkan.
Contoh Kasus :
Salah satu pasien rawat inap di Rumah sakit urip sumoharjo melakukan
pemeriksaan Darah Lengkap,pada saat hasil diverifikasi ternyata pemeriksaan
menunjukkan hasil Hemoglobin kurang dari 5mg/dl pada pasien tersebut sehingga
masuk nilai kritis, petugas laboratorium melakukan pemeriksaan ulang (duplo)
serta melihat gejala klinis pasien. Setelah melakukan pengecekan ulang tidak
terjaadi kesalahan apapun baik dari pre-analitik,analitik dan post analitik maka
petugas labaratorium klinik melaporkan hasil kritis kepetugas ruangan segera
setelah hasil divalidasi melalui aiphone.Kemudian petugas laboratorium klinik
mencatat nama perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dari petugas
laboratorium klinik dibuku register.perawat ruangan tersebut bertanggung jawab
untuk melaporkan hasil kritis ke dokter pemeriksa.
68
Sistem informasi laboratorium terdiri dari Input (sub input); Proses (sub proses);
dan Output (sub output)
H. Penanganan Limbah
Rumah sakit merupakan penghasil limbah klinis terbesar. Berbagai jenis limbah
yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan medis bisa membahayakan
dan menimbulkan berbagai kesehatan bagi siapa saja yang berada di rumah sakit
tersebut, terutama petugas yang berhubungan langsung dengan limbah tersebut.
Penanganan limbah di instalasi laboratorium rumah sakit Urip Sumoharjo dibagi
menjadi dua yaitu, penanganan limbah padat yang terdiri dari limbah medis dan
non medis, dan penanganan limbah cair yang berasal dari rumah sakit.
Untuk limbah medis dibuang pada tempat khusus misalnya untuk jarum spuit,
lancet, dan bahan-bahan medis lain setelah digunakan untuk pemeriksaan untuk
kemudian dibawa ke piha ke-3 untuk proses pembakaran dengan menggunakan
incenerator.
69
Penanganan limbah non medis misalnya seperti kapas alkohol, hansaplast, tissue,
dan lain sebagainya dibuang pada tempat sampah non medis untuk kemudian
dikumpulkan dan dibawa oleh Dinas Kebersihan Kota ke tempat pembuangan
akhir sampah.
Untuk limbah cair yang berasal dari rumah sakit yang dialirkan melalui kamar
mandi atau wastafel rumah sakit, penanganannya secara khusus dialirkan ke
sebuah kolam yang letaknya berdekatan dengan parkir mobil di belakang rumah
sakit melalui beberapa tahapan yaitu pengolahan tahap pertama yaitu sedimentasi,
pengolahan tahap kedua yaitu secara aerobik dan pengolahan tahap ketiga yaitu
dengan klorinasi.
BAB IV
A. Data Pasien
70
Grafik Jumlah dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Urip Sumoharjo
Bandar Lampung Maret-April 2020
9000
8000
7000
6000
5000
8225
4000
3000 5076
2000
1000 733 870 1105
80 49 177 6
0
i sa i es
og ) GD ol
it
TA
) og al isa es
to l
TRX u ko A t r (B r ol in a
a at Gl Ele
k gi Se r F
He
m
(Al - olo U
ik -
bi
klin - ik ro
ia M
m
Ki
Maret-April
71
3. Kesulitan dalam pengambilan darah arteri pada pasien.
4. Kesulitan dalam menginterpretasi hasil terhadap kondisi pasien.
C. Pembahasan
Dalam Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Analis
Kesehatan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo pada tanggal 02 Maret 2020 sampai
dengan 11 April 2020, telah dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan
kimia darah, darah lengkap, malaria, widal, dengue blood, BTA, dan lain
sebagainya. Pada prinsipnya seluruh pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium
Patologi Klinik Rumah Sakit Urip Sumoharjo sesuai dengan prosedur. Dibuktikan
dengan kesesuain pemeriksaan dilapangan dengan teori yang ada dan dapat
dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa PKL.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Urip
Sumoharjo (RSUS) dari tanggal 02 Maret2020s.d16 Maret2020 yang selanjutnya
dilakukan secara daring hingga 11 April 2020, dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa sudah lebih terampil dan profesional dalam melakukan
pengambilan, dan pengolahan sampel atau spesimen
2. Mahasiswa dapat melaksanakan pemeriksaan terhadap sampel maupun
spesimen seperti darah, urine, feses, sputum, dan cairan tubuh lainnya.
3. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang mendukung keterampilan
dan menggunakan sarana dan prasarana yang sebelumnya belum
didapatkan selama pendidikan.
B. Saran
Sehubungan dengan berkembangnya proses pengolahan data aplikasiberbasis web
terkait dengan sistem informasi laboratorium (SIL) sebaiknya RSUSmenerapkan
sistem informasi laboratorium (SIL) sehingga menciptakan suatu wadah
komunikasi yang efisien dalam menangani penerimaan, pemrosesan dan
penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis dan
menjamin ke akuratan data yang diinput, selain itu RSUS adalah rumah sakit tipe
B yang memiliki petugas laboratorium yang cukup banyak sehingga kami
73
menyarankan ditambahnya ruangan laboratorium seperti ruang makan atau pantry,
ruang sholat, serta ruangan sampling rawat jalan, agar petugas laboratirum dapat
bekerja dengan nyaman dan pasien pun merasakan nyaman.
74