Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BIOSAFETY DAN BIOSECURITY

“PENERAPAN BIOSECURITY DAN BIOSAFETY DI LABORATORIUM


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNDANA”

OLEH :

 KATARINA OA JEBE 1609010008


 DEBORA IRENE WEKI 1609010036
 MARIA INOCENSIA TULASI 1609010040

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan bangunan terpisah yang berada dalam fasilitas yang ditujukan
untuk bekerja dengan agen biologi, terdiri dari satu atau lebih laboratorium dan dengan ruang
tambahan seperti air-lock, ruang ganti, ruang alat sterilisasi dan ruang penyimpanan (EBSA,
2007).

Berdasarkan Permenakes no 657 tahun 2009 disebutkan bahwa laboratorium kesehatan


merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian yang
berasal dari bahan manusia, atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan
jenis penyakit, penyebab penyakit, dan kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh
pada kesehatan perorangan atau masyarakat termasuk yang digunakan untuk mendiagnosis
penyebab penyakit new emerging atau re-emerging.

Desain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi dan sirkulasi udara yang
memadai. Selain itu laboratorium juga harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap
bahan kimia berbahaya yang dipakai. Laboratorium yang baik juga harus memiliki dua buah
jalan keluar yang disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin,
tempat penyimpanan desain untuk mengurangi sekecil mugkin resiko oleh bahan-bahan
berhaya dalam jumlah besar, dan harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K).

Biosafety dan biosecurity laboratorium berfungsi untuk mengurangi resiko yang


berbeda, tetapi keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menjaga agen biologi dengan
aman dan selamat di area dimana agen tersebut disimpan dan digunakan. Menurut WHO
(2006) biosecurity menggambarkan perlindungan, kontrol dan tanggung jawab untuk
menjaga agen biologi agar tidak terjadi pencurian, penyalahgunaan, dan lain-lain. Sedangkan
biosafety menggambarkan prinsip containment, teknologi, dan praktik yang
diimplementasikan untuk mencegah pajanan yang tidak diinginkan dari agen biologi dan
toksin atau pelepasan yang tidak sengaja (EBSA, 2007).
Prinsip dari biosafety terdiri dari containment dan risk assessment. Containment terdiri
dari praktik mikrobiologi, peralatan kesehatan, dan fasilitas perlindungan yang dapat
melindungi pekerja laboratorium, lingkungan, dam masyarakat dari pajanan mikroorganisme
infeksius yang ditangani dan disimpan di laboratotium (CDC, 2009). Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan tehadap peralatan dan tata laksana kerja yang mengindikasikan
penanganan biosafety dan biosecurity dari laboratorium fakultas kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui peralatan dan tata laksana
kerja yang mengindikasikan penanganan biosafety dan biosecurity yang terdapat dalam
laboratorium fakultas kesehatan masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Laboratorium Kesehatan


Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya
bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan promotif dan rehabilitative.
Laboratorium kesehatan masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia dan atau bidang lain yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama
untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan Tempat Observasi


Hari/tanggal : Jumat, 8 November 2019
Waktu : Pukul 13.10-selesai
Tempat : Laboratorium fakultas kesehatan masyarakat Undana
3.2 Biodata Narasumber
Nama Narasumber : Ibu Sarcy M. Toy, S.Km, M.Ph
Jabatan : Kepala Laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat
3.3 Hasil Observasi dan wawancara
Berdasarkan hasil wawancara, laboratorium yang terdapat di fakultas kesehatan
masyarakat terdiri atas : laboratorium gizi kesehatan masyarakat, laboratorium epidemiologi,
laboratorium pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku (PKIP), dan laboratorium kesehatan
lingkungan. Disetiap laboratorium memiliki kepala laboratorium sekaligus penanggung
jawab dalam kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan.
Menurut narasumber, laboratorium gizi kesehatan masyarakat yang ada di fakultas
kesehatan masyarakat jarang digunakan oleh mahasiswa. Alasannya karena laboratorium
tersebut hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang praktikum dan hanya dibutuhkan
ketika mahasiswa melakukan praktikum lapangan (tidak didalam ruangan laboratorium).
Alasan lain yang disebutkan juga bahwa laboratorium tersebut juga belum memenuhi standar
sebagai laboratorium yang baik untuk digunakan karena ukuran ruangannya yang sempit.
Sehingga untuk melaksanakan kegiatan praktikum mahasiswa hanya mengambil peralatan
praktikum yang berada di dalam laboratorium dan digunakan di luar laboratorium, seperti
melakukan kegiatan penyuluhan tentang status gizi pada makanan di masyarakat
menggunakan bahan praktikum food model, atau pengukuran berat badan bayi, maka
mahasiswa mengeluarkan timbangan khusus untuk bayi dari laboratorium. Jadi, secara garis
besar kegiatan praktikum dilakukan diluar laboratorium, sehingga untuk terjadi kecelakan
dalam praktikum tidak pernah terjadi. Di dalam laboratorium juga terdapat beberapa bahan
kimia, namun tidak pernah digunakan.
Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa umtuk peralatan dan tata laksana kerja
yang mengindikasikan penanganan biosafety dan biosecurity yang terdapat dalam
laboratorium fakultas kesehatan masyarakat tidak ada, namun disetiap laboratorium memiliki
SOP, sehingga dalam pelaksanaannya harus sesuai peraturan yang berlaku dalam SOP itu
sendiri. Untuk alat pelindung diri tidak ada, karena kegiatan praktikum yang dilakukan lebih
kepada penyuluhan kepada masyarakat.

Gambar 1. Beberapa peralatan praktikum yang tersimpdan di dalam laboratorium gizi


kesehatan masyarakat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa umtuk peralatan dan tata laksana kerja
yang mengindikasikan penanganan biosafety dan biosecurity yang terdapat dalam
laboratorium fakultas kesehatan masyarakat tidak ada, namun disetiap laboratorium
memiliki SOP, sehingga dalam pelaksanaannya harus sesuai peraturan yang berlaku
dalam SOP itu sendiri.
4.2 Saran
Sebaiknya perlu pengadaan gedung laboratorium yang baru dan harus dibuat sesuai
dengan standar yang berlaku dalam undang-undang serta menerapkan biosecurity dan
biosafety yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Centres for Disease Control and Prevention. 2009. Biosafety in microbiologycal and
biomedilcal laboratories. 5th ed. Atlanta
EBSA. 2007. “laboratory biorisk manajemen standar”.
(ftp://ftp.cenorm.be/PUBLIC/CWAs/wokrshop31/CWA15793.pdf, dikakses pada tanggal
08 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai